DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun “Proposal Terapi
Bermain Mewarnai” ini yang telah ditentukan. Proposal terapi bemain ini diajukan
guna memenuhi tugas praktik klinik yang diberikan pada stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari clinical instructor serta dosen mata kuliah yang
bersangkutan, sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan sarana anak untuk belajar mengenal lingkungan dan merupakan
kebutuhan yang paling penting dan mendasar bagi anak khususnya untuk anak usia
dini, melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh aspek kebutuhan perkembangan
kognitif, afektif, social, emosi, motorik dan bahasa. Bermain mempunyai nilai yang
penting bagi perkembangan fisik, kognitif, bahasa dan social anak, bermain juga
bermanfaat untuk memicu kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik,
melatih empati,mengasah panca indra, terapi dan melakukan penemuan. (Muhktar,
2018).
Kegiatan bermain sangat diminati oleh setiap anak usia dini dan hal ini dapat dilihat
dari sebagian besar waktu yang digunakan oleh anak adalah bermain dan hal ini secara
tidak langsung memberikan pengaruh yang signifikan bagi perkembangan anak.
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak dapat mempengaruhi perkembangan
fisik,dorongan komunikasi, penyaluran energy emosional yang terpendam, penyaluran
bagi kebutuhan dan keinginan, sumberbelajar, ransangan bagi kreativitas,
perkembangan wawasan diri, belajar bermasyarakat, standar moral, belajar bermain
sesuai dengan peren jenis kelamin, perkembangan ciri kepribadian yang dinginkan.
( Myeke, 2021).
Anak yang sakit di rumah sakit umumnya mengalami krisis dikarenakan perubahan
lingkungan yang terjadi pada dirinya. Krisis tersebut dapat dipengaruhi beberapa
faktor seperti usia perkembangan anak, pengalaman masa lalu tentang penyakit dan
ancaman perawatan. stress yang dialami seorang anak dirawat dirumah sakit perlu
mendapatkan perhatian dan pemecahannya agar saat dirawat seorang anak mengetahui
dan kooperatif menghadapi permasalahan yang terjadi saat dirawat. Salah satu cara
untuk menghadapi permasalahan tersebut adalah bermain dengan tujuan mengurangi
rasa sakit akibat tindakan invansif yang diterima. dari pernyataan diatas telah
mendasari kelompok kami untuk membuat proposal tentang terapi bermain yang pada
nantinya akan diberikan pada anak usia 1-3 tahun. Kelompok akan mencoba
menguraikan teori tentang konsep bermain pertumbuhan dan perkembangan pada
anak toddler serta jenis permainan yang dapat diberikan pada anak toddler.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan
b. Untuk mengurangi kecemasan anak pada saat menjalani perawatan
c. Untuk meningkatkan adaptasi etektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
d. Untuk meningkatkan kemampuan dan daya tangkap atau konsentrasi anak
e. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan
f. Untuk menambah pengetahuan kreatfitas
g. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
3. Manfaat Terapi Bermain
a. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
b. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan sebuah sarana atau kegiatan anak untuk belajar mengenal
lingkungan dan merupakan kebutuhan yang paling penting dan mendasar bagi anak
khususnya untuk anak usia dini, melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh aspek
kebutuhan perkembangan kognitif, afektif, social, emosi, motorik dan bahasa. Bermain
mempunyai nilai yang penting bagi perkembangan fisik, kognitif, bahasa dan social
anak, bermain juga bermanfaat untuk memicu kreativitas, mencerdaskan otak,
menanggulangi konflik, melatih empati,mengasah panca indra, terapi dan melakukan
penemuan. (Muhktar, 2018)
Bermain merupakan suatu kegiatanyang menyenangkan yang muncul dari dalam
diri individu baik anak-anak,remaja hingga dewasa. Bermain bagi anak usia dinitidak
hanya suatu kegiatan yang menyenangkan akan tetapi merupakan kegiatan yang yang
memiliki tujuan yaitu untukmengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak.
Melalui kegiatan bermain anak akan belajar banyak hal dan akan mudah menyerap
pengalaman yang didapatkannya pada saat bermain. (Pratiwi, 2017)
Terapi bermain merupakan salah satu bagian perawatan pada anak yang merupakan
salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan sarana bagi anak
untuk mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan dan sekitarnya yang kemudian
hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi anak untuk dapat mengembangkan
kemampuan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya.
B. Bermain Berdasarkan Usia
a. Usia infant.
3) creative material
c. Usia sekolah
1) game, buku bacaan, magic crayon
2) radio atau tape
3) nonton TV dan kemudian mendiskusikannya
C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan
dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak
tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan
lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai
sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu
E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain
yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada
interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
danterencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah
Adolesen.
F. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya
meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
a. Membantu untuk memecahkan permasalahan/problem solving
b. Membantu untuk meningkatkan pemahaman tentang tindakan dibidang
kesehatan secara sederhana
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran
G. Bermain Di Rumah Sakit
1. Tujuan :
- Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
- Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
- Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
- Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
- Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
- Kelompok umur sama
- Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
- Lakukan saat tindakan keperawatan
- Sengaja mencari kesempatan khusus
- Alat bermain
- Tempat bermain
H. Mewarnai
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stress dan kecemasan sera meninakatkan komunikasi pada anak.
Menggambar atau mewarnai suatu permanan yang memberikan kesempatan anak
untuk bebas mengekspresikan perasaan. M enggambar atau mewarnal gambar
berartimemberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi (Whalley & Wong,
2018).
BAB III
RANCANGAN TERAPI BERMAIN (SATUAN ACARA PRAKTIK)
A. Topik : Terapi aktivitas bermain anak pada usia toddler (1-3 tahun)
di Ruang Aster 6
Sub Topik :
a. Stimulasi fungsi kognitif
b. Stimulasi motorik
c. Stimulasi sensorik
Tempat : Ruang Aster 6 RSUD Tidar Kota Magelang
Waktu : Sabtu, 12 November 2022
B. Tujuan
Anak mampu memegang benda kecil yaitu pensil warna dan mengaplikasikan
pada kertas gambar hewan yang sudah disediakan.
c. Segi sensorik
Anak dapat memberikan warna pada gambar hewan yang sudah disediakan.
C. Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Pasien dibimbing untuk melatih kemampuan kognitif, motorik, dan sensori melalui
kegiatan mewarnai gambar hewan.
3. Karakteristik Peserta
Keterangan :
8. Pengorganisasian
Leader : Aprilia Setyowati
Co. Leader : Nasya Ayunindhita
9. Pembagian Tugas
c. Leader
Peran Leader
1) Menjelaskan tujuan bermain
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak
4) Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
d. Co Leader
Peran Co Leader
1) Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
c. Fasilitator
Peran Fasilitator
1) Menyiapkan alat-alat permainan
2) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang
dijelaskan.
3) Mempertahankan kehadiran anak
4) Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.
d. Observer
Peran Observer
1) Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
2) Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
3) Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
D. Strategi Pelaksanaan
Penutup:
● Menyimpulkan
● Mengucapkan salam
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat terapi bermain
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilaksanakan di Ruang Aster 6
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi terapi bermain
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mengitkuti terapi bermain
3. Evaluasi Hasil
Latif Muhktar dkk. 2014.Orentasi baru pendidikan anak usia dini teori dan
aplikasi.Jakarta:Prenadamedia Group
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Pratiwi, W. (2017). Konsep bermain pada anak usia dini. TADBIR: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 5(2), 106-117.
Tedjasaputra Myeke. 2011. Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta:Grasindo
Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition.
Mosby Year