TAHUN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Agisni
Muhammad
(2014401038)
2. Bagas
Taufiqurrahman
(2014401045)
3. Yeni
purwaningsih
(2014401035)
4. Annisa Regita
Cahyani (2014401041)
5. Annisa
gustiana (
2014401040)
6. Nova
Safitri
(2014401037)
7. Amalia
Husna (
2014401039)
Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proposal
yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1- 4 TAHUN )” disusun untuk memenuhi
tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak dijurusan keperawatan Tanjung Karang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
makalah ini dimasa mendatang.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
Penyusun
BAB I
PENDAHULU
AN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Untuk anak- anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
A. Definisi
B. Fungsi Bermain
C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di
rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide- idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan
1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
F. Klasifikasi Bermain
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar
dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda- benda kecil, anak
akan terampil bermain sepeda.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar- mandir, tersenyum, tertawa,
memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya
anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang
ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak
senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau
ibunya.
2. Ditinjau dari karakter
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada
inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi
anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda
dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan
teman sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak
satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini
dilakukan pada usia toddler.
d. Associative play
pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak
yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan
tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak- masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini,
juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
BAB III
A. Pelaksanaan Kegiatan
3. Penutup (15menit )
1. Leader
Tugas :
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observr
Tugas:
Tugas :
C. Permainan
E. Pengorganisasian
F. Sasaran
G. Media
berwarna 2.Bola
H. Metode
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah
tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 7 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUT
UP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain
pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat
sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak- anak yang sakit. Jadi sebaiknya di
RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi
bagi anak- anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
perawatdanbidan).Jakarta:SalembaMedika