Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN AN. F DENGAN DX. MEDIS DISLOKASI HIP


DI RSUD DR.H. ABDUL MOELOK RUANGAN BEDAH ANAK

Oleh:
KELOMPOK 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


STR KEPERAWATAN TK 3 REG 2
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Laporan Pendahuluan
 Konsep dislokasi
 Definisi
 Etiologi
 Tanda dan gejala
 Klasifikasi
 Pemeriksaan penunjang
 Penatalaksanaan
 Asuhan keperawatan
Definisi

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang


yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara
anatomis . Atau dislokasi adalah suatu keadaan
keluarnya kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan
pertolongan segera. Dislokasi ini dapat hanya komponen
tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya
Etiologi
• Cedera olahraga
Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta
olahraga yang beresiko jatuh
• Trauma
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
• Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.

• Tanda dan gejala


– Dislokasi posterior
» nyeri di panggul, bokong, dan tungkai bawah bagian posterior
» hilangnya sensasi di tungkai bawah dan kaki
» hilangnya kemampuan dorsoflexi atau pantarflexi
» hilangnya deep tendon reflex di pergelangan kaki hematoma lokal

•  
– Dislokasi anterior
» paresis di ekstremitas bawah
» rasa nyeri tumpul di ekstremitas bawah
» reflek patella melemah atau hilang
» ekstremitas bawah tampak pucat dan dingin
» parestesia di ekstremitas bawah
» Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan abduksi
» Tak ada pemendekan tungkai
» Benjolan di depan daerah inguinal dimana kaput femur dapat diraba dengan
mudah
» Sendi panggul sulit digerakkan

•  
– Dislokasi panggul central / obturator
» Terdapat luka lecet atau memar pada paha, namun kaki terletak pada posisi
normal.
» Trochanter dan daerah panggul terasa nyeri.
» Gerakan minimal masih dapat di lakukan
» Posisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet di bagian lateral
» Gerakan sendi panggul terbatas
Klasifikasi
• dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Dislokasi congenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
• Dislokasi patologik : akibat penyakit sendi dan jaringan sekitar sendi
• Dislokasi traumatic : terjadi karna trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dan jaringan disekelilingnya. Kebanyakan terjadi pada
orang dewasa.

Pemeriksaan penunjang 
• Dislokasi posterior
Salah satu bagian pemeriksaan adalah memeriksa kemampuan sensorik
dan motorik extremitas bawah dari bagian bawah hingga ke panggul yang
mengalami dislokasi, karena kurangnya kepekaan saraf pada panggul
merupakan suatu komplikasi masalah yang tidak lazim pada kasus dislokasi
panggul. Pemeriksaan penunjang dengan pembuatan X – ray foto, umumnya
dengan proyeksi AP.
• Dislokasi anterior
Pada foto anteroposterior, dislokasi biasanya jelas, tetapi
kadang- kadang caput hampir berada di depan posisi
normalnya sehingga jika meragukan dapat dilakukan foto
lateral.
• Dislokasi panggul central / obturator
Pada foto anteroposterior, caput femoris tampak bergeser ke
medial dan lantai acetabulum mengalami fraktur.
Penatalaksanaan
• Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi secara hati-
hati, dan
permukaan sendi diluruskan atau dikembalikan kembali ke rongga
sendi.
• Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan
menggunakan anastesi
jika dislokasi berat.
• Pembedahan terbuka mungkin diperlukan, khususnya kalau
jaringan lunak
terjepit diantara permukaan sendi.
• Persendian tersebut dimobilisasi dengan pembebatan, atau
pemasangan gips, atau juga dengan traksi dan dijaga agar tetap
dalam posisi stabil. Misalnya pada sendi pinggul, untuk memberikan
kesembuhan pada ligamentum yang teregang.Fisioterapi harus
segera dimulai untuk mempertahankan fungsi otot dan latihan
•  
Pengkajian
ASKEP
post operasi
A. Identitas :
» Nama : An.F
» Umur : 6 Thn
» Nama ayah : Tn. S
» Nama ibu : Ny. N
» Pekerjaan ayah : Petani
» Pekeraan ibu : Petani
» Alamat : Kotalerja lusui
» Suku : Lampung
» Agama : Islam
» Pendidikan : TK
B. Keluhan utama

Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi:


P : luka post operasi
Q : nyeri seperti ditusuk tusuk dan rasa nyeri hilang timbul
R : nyeri menyebar ke pinggul belakang
S : skala nyeri 5
T : rasa nyeri bertambah saat bergerak dan berkurang saat
beristirahat
C. Riwayat kehamilan dan kelahiran
• Prenatal
Ibu klien mengatakan rutin periksa kehamilan dibidan lingkungan sekitar 1
bulan sekali, saat hamil An.F tidak terdapat kelainan.
• Natal
AN. F lahir dengan cara normal dan tanpa kendala apapun.
• Post natal
An. F menerima imunisasi Hb 0 , setelah lahir, bayi sehat dan menangis
D. Riwayat kesehatan masa lampau
1. Penyakit waktu kecil
Keluarga klien mengatakan An.F tidak pernah sakit parah selama atau
semenjak kecil
2. Riwayat dirawat di rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan An. F tidak pernah masuk rumah sakit
3. Obat-obat yang digunakan
An.F tidak mengkonsumsi obat apapun
4. Tindakan (operasi)
An.F tidak pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya
5. Alergi
Keluarga klien mengatakan An.F tidak memiliki alergi pada obat-obatan
ataupun makanan
6. Kecelakaan
Keluarga klien mengatakan An.F tidak memiliki riwayat kecelakaan (misalnya :
jatuh, ketabrak,dsb) akan tetapi keluarganya mengatakan penyakit sekarang
dikarenakan sebelumnya pasien pernah dibuly oleh teman-temannya
7. Imunisasi
Keluarga klien mengatakan An.F sudah diimunisasi lengkap
E. Riwayat keluarga
Genogram
F. Riwayat sosial
1. Yang mengasuh : An.F diasuh oleh orangtuanya sendiri
2. Hubungan dengan anggota keluarga : pasien
merupakan anak kandung dan hubungan antara
keluarga baik
3. Hubungan dengan teman sebaya : hubungan An.F
dengan teman-temannya kurang baik dikarenakan
An.F sering dibuly
4. Pembawaan secara umum : tidak terkaji
5. Lingkungan rumah : Lingkungan rumah nyaman,
hubungan dengan tetangga juga baik
G. Kebutuhan Dasar
1. Makanan
a) Makanan yang disukai: Keluarga mengatakan An.F
paling menyukai makanan ikan goreng
b) Selera : Selera makan An.F bagus
c) Alat makan yang dipakai : piring, sendok,
mangkok, gelas
d) Pola makan/jam: An.F makan 3x sehari pada pagi
hari, siang dan juga malam hari
G. Kebutuhan Dasar
2. Pola tidur
a) Kebiasaan sebelum tidur : keluarga An.F
mengatakan untuk kebiasaan sebelum tidur An.F
selalu mendengarkan dongeng dari orang tuanya
b) Tidur siang: An.F selalu tidur siang, selama 2 jam
dan dan selalu tidur malam 10 jam saat di rumah,
akan tetapi setelah operasi An.F mengatakan ada
sedikit gangguan dalam pola tidurnya karena rasa
nyeri yang dia rasakan
G. Kebutuhan Dasar
3. Kebersihan diri/mandi : Keluarga klien
mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien
selalu mandi dua kali sehari
4. Aktivitas bermain: keluarga pasien mengatakan
aktivitas bermain An.F biasanya main bola
5. Eliminasi : Keluarga pasien mengatakan
aktivitas BAB dan BAK pasien lancar tanpa
hambatan
H. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa Medis : Dislokasi Hip
2. Tindakan operasi : Post rekonstruksi Hip
3. Status cairan : kebutuhan cairan/hari
1700ml/hari
4. Status nutrisi : klien makan 3 kali sehari dengan
porsi makan 4 sehat 5 sempurna
5. Obat-obatan : ceftriaxone 750mg tiap 8 jam,
ketorolac 30mg tiap 6 jam, omeprazole 1cc tiap
12 jam, cefadoxil 250mg 2 kali
6. Aktivitas : aktivitas An.F dirumah yaitu sekolah, mengaji dan bermain
7. Hasil Laboratorium
- Hb : 12,0 - MCV : 78 - Batang : 0
- leukosit : 8.300 - MCH : 24 - Segmen : 66
- eritrosit : 4,9 - MCHC : 52 - Limfosit : 27
- hematokrit : 38 - Basofil : 0- Monosit :7
- trombosit : 302.000 - Eosinofil : 0
8. Foto Rontgen
- terpasang nail pada proksimal os femur kiri
- dislokasi hip joint kiri dengan displacement or femur superolateral
- deformitas pada acetabalun kiri
9. Hasil Pemeriksaan Penunjang Lain
Tidak terkaji
I.Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Baik
• Tanda-tanda Vital :
a. RR : 22x/M
b. HR : 100x/M
c. TD : -
d. Suhu : 36,8’C
• TB/BB : 110/20Kg
• Lingkar kepala : bentuk kepala simetris, tidak terdapat lesi,tidak terdapat
benjolan
• Mata : mata simetris , konjungtiva anemis, terlihat adanya lingkaran hitam di
mata
• Leher : tidak terdapat lesi , tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
• Telinga : bentuk telinga simetris, kondisi telinga bersih
• Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung, bentuk hidung simetris
• Mulut : Kondisi mulut bersih, tidak terdapat sariawan, tidak ada kelainan
• Dada : bentuk dada simetris
• Paru-paru : tidak ada suara tambahan
• Jantung : Bunyi jantung normal, irama regular
• Abdomen : simetris tidak ada pembengkakan
• Punggung : bentuk simetris tidak ada luka
• Genetalia : Tidak ada kelainan pada genetaia, terpasang kateter di
genetalian kien
• Ekstrimitas atas : tidak terdapat odem, tidakada kelainan bentuk.
• Ekstrimitas bawah : tidak ada odem, terpasang gips semen dari pinggul
klien hingga setengah paha klien
J.Pemeriksaan tingkat perkembangan
• Kemandirian dan sosialisasi :
Ibu klien mengatakan An.F sudah dapat melakukan aktifitas harian nya secara
mandiri walaupun Sebagian nya masih ada di bantu oleh orang tua nya.
• Motorik halus
An.F mampu menerima respon yang di berikan dengan baik
• Motorik kasar
An.F dapat berjalan
• Kemampuan bicara dan Bahasa
An.F mampu berbicara dengan baik dan bisa menggunakan Bahasa
indonesia
K. Analisis data
Data objektif/subjektif Masalah Penyebab
Ds : Nyeri akut Agen pencederaan fisik
An.F tanpak mengeluh
nyeri

Do :
P : saat menggerakkan
pinggul
Q : Nyeri seperti di tusuk -
tusuk
R :Pinggul belakang
S:5
T : Hilang timbul
TTV :
a. RR : 22x/M
b. HR : 100x/M
c. TD : -
d. Suhu : 36,8’C
K. Analisis data
Data objektif/subjektif Masalah Penyebab
Ds : gangguan mobilitas fisik Program pembatasan
Keluarga mengatakan An.F gerak d.d terpasang nya
sukit menggerakkan gips semen
ekstrimitas bawah nya

Do :
• Gerakan An.F terbatas
• Terpasang gips semen
di bagian pinggul klien
hingga ke setengah
paha klien
K. Analisis data
Data objektif/subjektif Masalah Penyebab
Ds : gangguan pola tidur Kurang control tidur
Keluarga mengatakan
setelah Tindakan operasi
An.F sering terjaga tidur
nya
Do :
• Klien tampak kelelahan
• Wajah klien tampak
lesu
• Klien terlihat sering
menguap
• Tampak adanya
lingkaran hitam di mata
klien
Diagnos keperawatan
• Nyeri akut b.d agen pencederaan fisik
• Gangguan Mobilitas fisik b.d Program
pembatasan gerak d.d Terpasang nya gips
semen di pinggul klien
• Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur
Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
/waktu Keperawatan

18/10/20 Nyeri akut b.d Agen Setelah dilakukan Observasi - Untuk


22 Pencedera Fisik asuhan - Identifikasi lokasi, mengetahui
keperawatan karakteristik, durasi, nyeri klien
selama 3x24 jam frekuensi, kualitas, - Untuk
diharapkan nyeri intensitas nyeri mengetahui
yang dirasakan - Identifikasi respon nyeri respon nyeri
klien menurun non verbal klien
dengan kriteria - Berikan teknik non - Untuk
hasil: farmakologis untuk membantu
- Keluhan rasa mengurangi rasa nyeri mengurangi
nyeri - Fasilitasi istirahat tidur rasa nyeri klien
menurun Edukasi dan Kolaborasi - Untuk
- Meringis - Ajarkan teknik mengurangi
menurun nonfamakologis untuk rasa nyeri yang
- Gelisah mengurangi rasa nyeri dirasakan
menurun - Kolaborasi pemberian - Agar keluarga
- Kesulitan analgetik, jika perlu paham dan bisa
tidur menanganinnya
menurun secara mandiri.
Tanggal/ Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
waktu Keperawatan
18/10/2022 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Observasi - Untuk
fisik b.d program asuhan keperawatan - Identifikasi adanya mengetahui
pembatasan gerak selama 3x24 jam nyeri atau keluhan adanya nyeri
d.d terpasang gips diharapkan fisik lainnya atau keluhan
semen di pinggul kemampuan klien - Identifikasi toleransi fisik lainnya
klien dalam gerak fisik fisik melakukan - Untuk
meningkat dengan ambulasi terapeutik mengetahui
kriteria hasil: - Fasilitasi aktivitas adanya
- Pergerakan ambulasi dengan lat toleransi
ekstremitas bantu - Untuk
meningkat - Fasilitasi melakukan membantu
- Kaku sendi mobilitas fisik, jika klien
menurun perlu memudahkan
- Libatkan keluarga mobilisasi fisik
untuk membantu - Agar keluarga
pasien dalam dan klien
meningkatkan mengetahui apa
ambulasi itu ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Ajarkan ambulasi
sederhana, yang
harus dilawan.
Tanggal/ Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
waktu Keperawatan
18/10/202 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Observasi: - Untuk
2 b.d kurang kontrol asuhan - Identifikasi pola aktivitas mengetahui
tidur keperawatan tidur pola tidur klien
selama 3x24 jam - Identifikasi faktor dan apa saja
diharapkan kualitas pengganggu tidur yang
tidur klien Terapeutik menganggu
meningkat dengan - Modfikasi lingkungan - Untuk
kriteria hasil: - Batasi waktu tidur siang, membuat
- Keluhan sulit jika perlu lingkungan yang
tidur menurun - Fasilitasi menghilangkan nyaman
- Keluhan stres sebelum tidur - Untuk
istirahat tidak - Jelaskan penting tidur membantu
cukup cukup klien lebih
menurun - Anjurkan menempati mudah tidur di
kebiasaan waktu tidur malam hari
- Agar klien dan
keluraganya
paham akan
pentingnya
tidur.
Implementasi
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
18/10/2022 Nyeri akut b.d Agen - Identifikasi lokasi,
Pencedera Fisik karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi respon nyeri non
verbal
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Ajarkan teknik
nonfamakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Tgl/waktu Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
18/10/2022 Gangguan mobilitas fisik - Identifikasi adanya nyeri
b.d program pembatasan atau keluhan fisik lainnya
gerak d.d terpasang gips - Identifikasi toleransi fisik
semen di pinggul klien melakukan ambulasi
terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan lat bantu
- Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Ajarkan ambulasi
sederhana, yang harus
dilawan
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
18/10/2022 Gangguan pola tidur b.d - Identifikasi pola aktivitas tidur
kurang kontrol tidur - Identifikasi faktor pengganggu
tidur
- Modfikasi lingkungan
- Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
- Jelaskan penting tidur cukup
- Anjurkan menempati kebiasaan
waktu tidur
Evaluasi dan catatan perkembangan
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
18/10/2022 Nyeri akut b.d Agen S:
Pencedera Fisik Tampak klien menangis
kesakitan akibat pasca operasi
TTV :
Temp : 36,7’C
Hr : 100x/M
RR : 22x/M
O:
- Wajah klien meringis
- P : saat menggerakkan
pinggul
- Q : nyeri seperti di tusuk –
tusuk
- R : pinggul belakang
- S:5
- T : Nyeri hilang timbul
A:
Nyeri akut belum teratasi
P:
Intervensi 1-5 di lanjutkan
Tgl/waktu Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
18/10/2022 Gangguan mobilitas fisik S:
b.d program pembatasan Keluarga mengatakan An.F sulit
gerak d.d terpasang gips menggerakkan ekstrimitas
semen di pinggul klien bawah nya
Temp : 36,7’C
Hr : 100x/M
RR : 22x/M
O:
- Gerakan terbatas
- Terlihat An.F terpasang gips
semen di bagian pinggul nya
hingga setengah paha klien
A:
Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
18/10/2022 Gangguan pola tidur b.d S:
kurang kontrol tidur Keluarga mengatakan setelah
Tindakan operasi An.F sering terjaga
tidur nya
O:
• Klien tampak kelelahan
• Wajah klien tampak lesu
• Klien terlihat sering menguap
• Tampak adanya lingkaran hitam
di mata klien
A:
Gangguan pola tidur belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan dengan
memfasilitasi tidur dan lingkungan
yang nyaman kepada klien
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
19/10/2022 Nyeri akut b.d Agen S: keluarga klien mengatakan
Pencedera Fisik an.f terkadang merasakan nyeri
dan kesakitan dibagian operasi.

O: wajah klien tampak meringis.

P: saat menggunakan pinggul.


Q: nyeri seperti ditusuk tusuk.
R: pinggul bagian belakang.
S: 5 wajah meringis.
T : nyeri hilang timbul.
Ttv: hr: 90x/m rr: 22x/m s: 36⁰C.
A: nyeri akut belum teratasi.

P: -identifikasi nyeri lokasi


karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas nyeri dan skala nyeri. -
berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Aroma terapu, bermain,
mendengarkan dongeng). -
kolaborasi pemberian analgetik,
bila perlu.
- intervensi dilanjutkan
Tgl/waktu Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
19/10/2022 Gangguan mobilitas fisik S:
b.d program pembatasan Keluarga mengatakan An.F sulit
gerak d.d terpasang gips menggerakkan ekstrimitas
semen di pinggul klien bawah nya
O:
- Gerakan terbatas
- Terlihat An.F terpasang gips
semen di bagian pinggul nya
hingga setengah paha klien
A:
Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
-identifikasi adanya nyeri akan
keluhan fisik lainnya.
- anjurkan melakukan ambilisi
diri.
- intervensi dilanjutkan.
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
19/10/2022 Gangguan pola tidur b.d S: keluarga mengatakan an.f sudah
kurang kontrol tidur mulai bisa tidur dengan nyenyak.

O: klien sudah tampak lebih bugar


lebih segar.

A: gangguan pola tidur teratasi.

P: intervensi dihentikan
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
20/10/2022 Nyeri akut b.d Agen S: keluarga klien mengatakan
Pencedera Fisik an.f terkadang masih merasakan
sedikit nyeri di bagian operasi
nya
O:
P: saat menggunakan pinggul.
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk.
R: pinggul bagian belakang.
S: 5 wajah meringis.
T : nyeri hilang timbul namun
jarang.
Ttv: hr: 95x/m rr: 22x/m
s: 36,5⁰C.
A: nyeri akut sedikit teratasi.
P: -identifikasi nyeri lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas nyeri dan skala nyeri.
-berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Aroma terapu, bermain,
mendengarkan dongeng).
- kolaborasi pemberian
analgetik, bila perlu.
- In tervensi di lanjutkan
Tgl/waktu Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
20/10/2022 Gangguan mobilitas fisik S:
b.d program pembatasan An.F masih sulit menggerakkan
gerak d.d terpasang gips ekstrimitas bawah nya karena
semen di pinggul klien pembatasan gerak terhadap diri
nya
O:
- Gerakan terbatas
- Terlihat An.F terpasang gips
semen di bagian pinggul nya
hingga setengah paha klien
A:
Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
-identifikasi adanya nyeri akan
keluhan fisik lainnya.
-anjurkan melakukan ambilisi
diri.
- intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai