Oleh:
KELOMPOK 2
•
– Dislokasi anterior
» paresis di ekstremitas bawah
» rasa nyeri tumpul di ekstremitas bawah
» reflek patella melemah atau hilang
» ekstremitas bawah tampak pucat dan dingin
» parestesia di ekstremitas bawah
» Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan abduksi
» Tak ada pemendekan tungkai
» Benjolan di depan daerah inguinal dimana kaput femur dapat diraba dengan
mudah
» Sendi panggul sulit digerakkan
•
– Dislokasi panggul central / obturator
» Terdapat luka lecet atau memar pada paha, namun kaki terletak pada posisi
normal.
» Trochanter dan daerah panggul terasa nyeri.
» Gerakan minimal masih dapat di lakukan
» Posisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet di bagian lateral
» Gerakan sendi panggul terbatas
Klasifikasi
• dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Dislokasi congenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
• Dislokasi patologik : akibat penyakit sendi dan jaringan sekitar sendi
• Dislokasi traumatic : terjadi karna trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dan jaringan disekelilingnya. Kebanyakan terjadi pada
orang dewasa.
Pemeriksaan penunjang
• Dislokasi posterior
Salah satu bagian pemeriksaan adalah memeriksa kemampuan sensorik
dan motorik extremitas bawah dari bagian bawah hingga ke panggul yang
mengalami dislokasi, karena kurangnya kepekaan saraf pada panggul
merupakan suatu komplikasi masalah yang tidak lazim pada kasus dislokasi
panggul. Pemeriksaan penunjang dengan pembuatan X – ray foto, umumnya
dengan proyeksi AP.
• Dislokasi anterior
Pada foto anteroposterior, dislokasi biasanya jelas, tetapi
kadang- kadang caput hampir berada di depan posisi
normalnya sehingga jika meragukan dapat dilakukan foto
lateral.
• Dislokasi panggul central / obturator
Pada foto anteroposterior, caput femoris tampak bergeser ke
medial dan lantai acetabulum mengalami fraktur.
Penatalaksanaan
• Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi secara hati-
hati, dan
permukaan sendi diluruskan atau dikembalikan kembali ke rongga
sendi.
• Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan
menggunakan anastesi
jika dislokasi berat.
• Pembedahan terbuka mungkin diperlukan, khususnya kalau
jaringan lunak
terjepit diantara permukaan sendi.
• Persendian tersebut dimobilisasi dengan pembebatan, atau
pemasangan gips, atau juga dengan traksi dan dijaga agar tetap
dalam posisi stabil. Misalnya pada sendi pinggul, untuk memberikan
kesembuhan pada ligamentum yang teregang.Fisioterapi harus
segera dimulai untuk mempertahankan fungsi otot dan latihan
•
Pengkajian
ASKEP
post operasi
A. Identitas :
» Nama : An.F
» Umur : 6 Thn
» Nama ayah : Tn. S
» Nama ibu : Ny. N
» Pekerjaan ayah : Petani
» Pekeraan ibu : Petani
» Alamat : Kotalerja lusui
» Suku : Lampung
» Agama : Islam
» Pendidikan : TK
B. Keluhan utama
Do :
P : saat menggerakkan
pinggul
Q : Nyeri seperti di tusuk -
tusuk
R :Pinggul belakang
S:5
T : Hilang timbul
TTV :
a. RR : 22x/M
b. HR : 100x/M
c. TD : -
d. Suhu : 36,8’C
K. Analisis data
Data objektif/subjektif Masalah Penyebab
Ds : gangguan mobilitas fisik Program pembatasan
Keluarga mengatakan An.F gerak d.d terpasang nya
sukit menggerakkan gips semen
ekstrimitas bawah nya
Do :
• Gerakan An.F terbatas
• Terpasang gips semen
di bagian pinggul klien
hingga ke setengah
paha klien
K. Analisis data
Data objektif/subjektif Masalah Penyebab
Ds : gangguan pola tidur Kurang control tidur
Keluarga mengatakan
setelah Tindakan operasi
An.F sering terjaga tidur
nya
Do :
• Klien tampak kelelahan
• Wajah klien tampak
lesu
• Klien terlihat sering
menguap
• Tampak adanya
lingkaran hitam di mata
klien
Diagnos keperawatan
• Nyeri akut b.d agen pencederaan fisik
• Gangguan Mobilitas fisik b.d Program
pembatasan gerak d.d Terpasang nya gips
semen di pinggul klien
• Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur
Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
/waktu Keperawatan
P: intervensi dihentikan
Tgl/waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Paraf
20/10/2022 Nyeri akut b.d Agen S: keluarga klien mengatakan
Pencedera Fisik an.f terkadang masih merasakan
sedikit nyeri di bagian operasi
nya
O:
P: saat menggunakan pinggul.
Q: nyeri seperti ditusuk tusuk.
R: pinggul bagian belakang.
S: 5 wajah meringis.
T : nyeri hilang timbul namun
jarang.
Ttv: hr: 95x/m rr: 22x/m
s: 36,5⁰C.
A: nyeri akut sedikit teratasi.
P: -identifikasi nyeri lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas nyeri dan skala nyeri.
-berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Aroma terapu, bermain,
mendengarkan dongeng).
- kolaborasi pemberian
analgetik, bila perlu.
- In tervensi di lanjutkan
Tgl/waktu Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
20/10/2022 Gangguan mobilitas fisik S:
b.d program pembatasan An.F masih sulit menggerakkan
gerak d.d terpasang gips ekstrimitas bawah nya karena
semen di pinggul klien pembatasan gerak terhadap diri
nya
O:
- Gerakan terbatas
- Terlihat An.F terpasang gips
semen di bagian pinggul nya
hingga setengah paha klien
A:
Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
-identifikasi adanya nyeri akan
keluhan fisik lainnya.
-anjurkan melakukan ambilisi
diri.
- intervensi dilanjutkan.