SPINA
DISORDER
Nama
kelompok
Widya Zalsabilah
4517111007
Ferdinan Tandi
Rura
4517111017
Jelita Arung
Palobo
4517111044 Andi Dian
Amelianan
4517111040
SPINE DISORDER
(KELAINAN TULANG
BELAKANG)
Kelainan bentukan tulang
belakang (2)
(Lordosis. Kifosis, skoliosis)
1 Lordosis adalah kondisi di mana lumbal spinalis (tulang belakang
tepat di atas bokong) melengkung kedalam. Tulang belakang
yang normal dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya
pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok
terutama di punggung bagian bawah. Sedikit kelengkungan
lordotik adalah normal. Terlalu banyak kelengkungan lordotik
disebut lordosis.
• Umumnya lordosis idiopatik terjadi pada anak-anak. Hal ini disebut benign
juvenile lordosis. Namun, lordosis dapat terkena pada umur berapapun.
Penyebab lainnya adalah :
o Obesitas
o Osteoporosis
o Discitis (peradangan pada diskus spinal vertebra)
o Postur tubuh yang buruk
o Spondylolisthesis
o - Achondroplasia
2 Kifosis adalah gangguan tulang belakang progresif di mana
punggung atas menunjukkan sebuah kelengkungan ke
depan abnormal, mengakibatkan kelainan tulang yang
kadang – kdang digambarkan sebagai bungkuk. Kifosis
terdiagnosis jika kurvanya lebih dari 50 derajat, menurut
American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS).
Mayo Clinic memberikan batas lebih rendah untuk
diagnosis kifosis yaitu kelengkungan 40 derajat atau lebih.
Pada remaja, penyebab paling umum dari kifosis adalah
penyakit sheurmann. Pada orang tua, penyebab paling
umum kifosis adalah degenerasi diskus vertebralis
Penyebab
Anwar, A. A., Lukas, E., Kedokteran, F., Hasanuddin, U., Fetomaternal, D., & Wahidin, R. (n.d.). Teratoma
Sakrokoksigeus : Kelainan Kongenital yang dapat Dikoreksi Sacrococcygeal Teratoma : Correctable
Congenital Anomaly, 62–68.
Tumor ini sering membesar dengan sangat cepat, ukuran rata-rata yang
dilaporkan adalah 8−10 cm
Insiden 1 per 40.000 kelahiran hidup. Lebih sering pada perempuan dari
pada laki-laki (4:1).
Kebanyakan terjadi pada usia bayi dibandingkan dewasa sangat jarang.
Kasus dewasa sering mewakili tumor yang hadir saat lahir (bawaan),
tetapi tidak terdeteksi sampai dewasa.
• Anwar, A. A., Lukas, E., Kedokteran, F., Hasanuddin, U., Fetomaternal, D., & Wahidin, R. (n.d.). Teratoma Sakrokoksigeus : Kelainan
Kongenital yang dapat Dikoreksi Sacrococcygeal Teratoma : Correctable Congenital Anomaly, 62–68.
• https://rarediseases.org/rare-diseases/sacrococcygeal-teratoma/
SCT telah diklasifikasikan oleh American Academy of Pediatric Surgery
(AAPS) menjadi empat kategori sesuai dengan derajat ekstensinya:
• Tipe I: didominasi tumor eksternal dengan minimal komponen
presakral (47%).
• Tipe II: Massa tumor eksternal tetapi dengan signifikan ekstensi
intrapelvis (35%).
• Tipe III: Massa tumor eksternal dengan predominan komponen panggul
atau perut (8%).
• Tipe IV: Tumor presakral (sepenuhnya di dalam perut) tanpa komponen
eksternal (10%).
Anwar, A. A., Lukas, E., Kedokteran, F., Hasanuddin, U., Fetomaternal, D., & Wahidin, R. (n.d.). Teratoma Sakrokoksigeus : Kelainan Kongenital
yang dapat Dikoreksi Sacrococcygeal Teratoma : Correctable Congenital Anomaly, 62–68.
• Penyebab teratoma Tanda dan gejala
sacrococcygeal tidak diketahui.
• Gejala yang terjadi dengan teratoma
• Teratoma Sacrococcygeal sacrococcygeal sangat bervariasi
diperkirakan muncul dari area di tergantung pada ukuran dan lokasi
bawah tulang ekor yang disebut spesifik tumor.
"Henson's Node". = masa kistik
• Tumor kecil seringkali tidak
ukuran kecil hingga sebesar
menimbulkan gejala apapun
kepala bayi di posterior sakral
(asimptomatik) dan biasanya dapat
yang sering membuat
diangkat melalui pembedahan setelah
misdiagnosis dengan
lahir tanpa kesulitan.
meningokokel sakral anterior.
• tumor sacrococcygeal yang lebih
• Teratoma Sacrococcygeal dapat
besar dapat menyebabkan berbagai
berisi jaringan matang yang
komplikasi sebelum dan sesudah
terlihat seperti jaringan apa pun di
kelahiran.
tubuh, atau jaringan belum
matang yang menyerupai
jaringan embrionik.
https://rarediseases.org/rare-diseases/sacrococcygeal-teratoma/
• Teratoma Sacrococcygeal dapat tumbuh dengan cepat pada janin dan membutuhkan
aliran darah yang sangat tinggi yang mengakibatkan gagal jantung janin, suatu
tubuh, termasuk kulit dan rongga tubuh seperti di sekitar paru-paru (efusi pleura), di
• Jika diabaikan, hidrops juga bisa berbahaya bagi ibu yang mengakibatkan gejala
napas. Selain hidrops, yang dapat terjadi pada sekitar 15% teratoma sacrococcygeal
janin yang sangat besar, tumor ini dapat menyebabkan polihidramnion (terlalu banyak
cairan ketuban),
https://rarediseases.org/rare-diseases/sacrococcygeal-teratoma/
sia dan ruptur dari tumor dengan perdarahan masif dapat
terjadi selama kehamilan.
• Anamnesis di dapatkan adanya nyeri rectum, konstipasi Diagnosis
dan adanya sebuah benjolan
• pada prenatal dapat ditandai dengan meningkatnya
ukuran uterus abnormal atau meningkatnya kadar AFP
pada ibu, ada pula pasien yang mengalami polihidramnion
sebelum melahirkan.
• Pemeriksaan fisik setelah kelahiran ditemukan benjolan
sakrum yang besar atau obstruksi pada kehamilan
• Pada saat postnatal dapat dilakukan dengan pemeriksaan
fisik, terutama dengan rectal toucher/ DRE
• Penunjang : foto polos, ultrasonografi, computer
tomografi (CT) atau MRI.
• Diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan USG (utk
deteksi dini) yang rata – rata terdeteksi di usia kehamilan
24 minggu.
• Pada sebagian besar kasus, teratoma sacrococcygeal
sangat khas sehingga diagnosisnya sangat jelas. Kadang-
kadang,diagnosis tidak begitu jelas dan adanya lesi lain
•
seperti kondroma, fibroma, duplikasi rektal, terutama
https://www.academia.edu/37172520/Full_paper_case_report_teratoma
• mielomeningocele dan tumorTERATOMA
Kusmaheidi, S. F. (2016). KARAKTERISTIK neurogenic presakral, DIharus
SAKROKOKSIGAL
DIVISI BEDAH ANAK RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2013-2016,
prognosis
https://www.intechopen.com/chapters/68205
Spondilolistesis (1)
Spondilolisis (1)
Spondilolistesis
Spondilolisthesis yakni pergeseran vertebra kedepan
terhadap segment yang lebih rendah,yang biasa terjadi
pada lumbal vertebra ke 4 atau ke 5 akibat kelainan pada
pars interartikularis.