SPONDYLOLISTHESIS
Definisi :
spondylolisthesis” berasal dari bahasa yunani “.
Spondylo à vertebra
Listhesis à Pergeseran
A. Tipe I ( Diplastik )
bersifat sekunder akibat kelainan kongenital pada
permukaan sakral superior dan permukaan L5
inferior atau keduanya dengan pergeseran vertebra
L5.
B. Tipe II ( Isthmic atau Spondilolitik )
pergeseren satu vertebra yang lesinya terletak pada bagian isthmus
atau pars interartikularis.
Tipe IIA
Disebut juga lytic atau stress spondilolisthesis akibat mikro fraktiur
rekuren yang disebabkan oleh hipereksetensi.
Sering terjadi pada pria.
Tipe IIB
Terjadi akibat mikro-fraktur pada pars interartikularis
pars interartikularis meregang dimana fraktur mengisinya dengan
tulang baru.
Tipe IIC
Sangat jarang terjadi, dan disebabkan oleh fraktur akut pada bagian
pars interartikularis.
Diperlukan Pencitraan radioisotop diperlukan dalam menegakkan
diagnosis kelainan ini.
C. Tipe III ( degeneratif )
Akibat degenerasi permukaan sendi lumbal.
Perubahan pada permukaan sendi tersebut akan
mengakibatkan pergeseran vertebra ke depan
atau ke belakang.
Tipe spondylolisthesis ini sering dijumpai pada
orang tua.
Tidak terdapatnya defek dan pergeseran
vertebra tidak melebihi 30%.
D. Tipe IV (traumatik )
Berhubungan dengan fraktur akut pada elemen
posterior (pedikel, lamina atau permukaan /
facet) dibandingkan dengan fraktur pada bagian
pars interartikularis
E. Tipe V (patologik )
Terjadi karena kelemahan struktur tulang
sekunder akibat proses penyakit seperti
penyakit Pagets, Giant Cell Tumor, dan tumor
atau penyakit tulang lainnya.
Patofisiologi
• Spondylolisthesis displastik sangat jarang,
akan tetapi cenderung berkembang secara
progresif, dan sering berhubungan dengan
defisit neurologis berat.
• Sangat sulit diterapi karena bagian elemen
posterior dan prosesus transversus cenderung
berkembang kurang baik, meninggalkan area
permukaan kecil untuk fusi pada bagian
posterolateral.
• Spondylolisthesis isthmic (juga disebut dengan
spondylolisthesis spondilolitik) merupakan
kondisi yang paling sering dijumpai dengan angka
prevalensi 5-7%.
• Kebanyakan spondylolisthesis isthmik tidak
bergejala, akan tetapi insidensi timbulnya gejala
tidak diketahui. dengan mempelajari
perkembangan pergeseran tulang vertebra pada
usia pertengahan, mendapatkan banyak yang
mengalami nyeri punggung, akan tetapi
kebanyakan diantaranya tidak mengalami/tanpa
spondylolisthesis isthmik.
Sistem grading Myerding (1932)
• Untuk menilai beratnya pergeseran didasarkan
pada pengukuran jarak dari pinggir posterior dari
korpus vertebra superior hingga pinggir posterior
korpus vertebra inferior yang terletak berdekatan
dengannya pada foto X ray lateral.
• Jarak tersebut kemudian dilaporkan sebagai
panjang korpus vertebra superior total:
- Grade 1 adalah 0-25%
- Grade 2 adalah 26-50%
- Grade 3 adalah 51-75%
- Grade 4 adalah 76-100%
- Grade 5 adalah lebih dari 100%
Manifestasi Klinis
• Terbatasnya pergerakan tulang belakang
• Kekakuan otot hamstring ( otot betis )
• Tidak dapat mengfleksikan panggul dengan lutut
yang berekstensi penuh.
• Hiperlordosis lumbal dan thorakolumbal
• Hiperkifosis lumbosacral junction
• Pemendekan badan jika terjadi pergeseran
komplit (spondiloptosis).
• Kesulitan berjalan
Diagnosis
• Nyeri punggung pada regio yang terkena
merupakan gejala khas
• Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan
tulang belakang merupakan ciri spesifik
• Subluksasio bersifat ringan,Postur normal
Subluksasi berat ,gangguan bentuk postur
Prognosis
☻ Secara umum pasien dengan isthmic spondylolisthesis
grade I dan II à prognosa cukup baik dengan terapi
konservatif
☻ Isthmic spondylolisthesis grade III à lebih mempunyai
prognosis bervariasi dan kadang-kadang disertai dengan
nyeri yang persisten pada tulang belakang. Terapi
pembedahan memberikan perbaikan pada gejala
claudicatio dan radikular
☻ Terapi pembedahan dengan dekompresi memberikan
hasil yang memuaskan untuk mengurangi gejala dari
extremitas bagian bawah.
Pemeriksaan
1. Tes Laseque
2. Tes Bragard
3. Tes Neri
4. Tes Patrick
5. Tes Kontrapatrick