Anda di halaman 1dari 26

Oleh: Lastri Ronauli Sitompul

04101001094
Pembimbing: dr.Haidar Nasution

Spondilosis
lumbalis
perubahan
pada sendi
tulang
belakang

dengan
ciri khas

diikuti

bertambah
nya
degenerasi
discus
interverteb
ralis

perubahan
pada
tulang dan
jaringan
lunak

atau dapat
berarti
pertumbuhan
berlebihan dari
tulang
(osteofit)
terutama
terletak di
aspek anterior,
lateral, dan
kadang-kadang
posterior dari
tepi superior
dan inferior
vertebra
centralis
(corpus).

Sekitar 85,5% orang berusia 45-64


tahun
Rata-rata orang yang terkena
spondilosis adalah mereka yang
melakukan aktivitas fisik lebih

skor Indeks Massa Tubuh (IMT)


yang tinggi

Laki-laki lebih banyak dan lebih


berat keparahannya
4

Usia

Aktivitas dan
pekerjaan

Proses penuaan degenerasi tulang


vertebrae
degenerasi diskus terjadi sekitar 16%
pada usia 20 tahun dan sekitar 98%
pada usia 70 tahun

insiden trauma pada lumbar


indeks massa tubuh
beban pada lumbal (twisting, mengangkat,
membungkuk, postur jelek yang terus
menerus)
vibrasi seluruh tubuh (seperti berkendaraan)

Herediter

Adaptasi
fungsional

sekitar (47 66%) spondylosis


berkaitan dengan faktor genetik dan
lingkungan, sedangkan hanya 2 10%
berkaitan dengan beban fisik dan
resistance training

Osteofit dapat terbentuk akibat adanya


adaptasi fungsional terhadap
instabilitas atau perubahan tuntutan
pada vertebra lumbar

efek awal pada


mikrotrauma berulang
robekan di sekeliling
lapisan luar
Robekan bersatu
robekan radial lebih
mudah protusi
Kapasitas diskus
diskus kering dan
memendek

Fase I (fase
disfungsi)

Fase II (fase
unstable)
hilangnya integritas mekanik
perubahan progresif pada
resorpsi pada diskus
gangguan internal
robekan tambahan pada
annulus
degenerasi facet
subluksasi +

penyempitan ruang
diskus dan fibrosis
terjadi bersamaan
dengan pembentukan
osteofit dan
transdical bridging

Fase III (fase


stabil)

ketidakstabilan

Osteofit adalah terbentuknya suatu tulang baru yang sebenarnya


ditujukan untuk memperbaiki kerusakan akibat penipisan tulang rawan
sendi, tetapi gagal untuk mengatasi kerusakan tersebut dan membuat
keadaan tulang semakin parah
7

Spondilosis lumbalis biasanya tidak


menimbulkan gejala
Ketika terdapat keluhan nyeri punggung atau
nyeri skiatika, spondilosis lumbalis biasanya
merupakan temuan yang tidak ada
hubungannya

anamnesis

yang akurat
pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan
tes provokatif yang sesuai
Radiografi: film polos, CT, CT myelogram,
atau MRI, dapat memberikan bukti konfirmasi
yang berguna untuk mendukung temuan
pemeriksaan dan melokalisasi lesi
degeneratif atau bidang kompresi saraf
Gejala kompresi saraf juga dapat
dikonfirmasi oleh pemeriksaan
elektromiografi (EMG) untuk mengetahui
konduksi saraf motorik dan sensorik distal
10

Terapi Fisik
Terapi Latihan
latihan aerobik, penguatan otot, dan latihan
peregangan
TENS
untuk mengurangi nyeri
Penyokong Lumbal (Korset)
didesain untuk membatasi gerakan tulang
belakang, menstabilkannya, mengoreksi
deformitas, dan mengurangi kekuatan mekanik
Traksi
untuk menangani sendi yang hipomobilitas,
jaringan ikat yang berkontraksi, adhesi,
pertumbukan sendi apofisis, dan spasme otot
11

Farmakoterapi
OAINS: efek analgesik dan anti-inflamasi
Opioid: kontrol nyeri yang buruk pada manajemen
NSAID
Relaksan Otot: antispasmodik atau antispastik

Terapi Injeksi
Injeksi Epidural Steroid
Injeksi Facet
Tindakan Pembedahan
Fusi tulang belakang atau operasi dekompresi tulang
belakang
12

Spondilosis lumbalis pada kebanyakan kasus


tidak menyebabkan morbiditas nyata. Pada
beberapa penderita, terdapat penyempitan
kanal akar saraf atau kanal tulang belakang
yang menyebabkan gejala serius, dan bahkan
pada beberapa kasus bisa sampai paralisis
atau masalah pada sistem BAB dan BAK.

13

Oleh: Lastri Ronauli Sitompul


04101001094
Pembimbing: dr.Haidar Nasution

14

Spondilolistesis adalah
subluksasi ke depan dari
satu korpus vertebrae
terhadap korpus vertebrae
lain dibawahnya
Terjadi karena adanya
defek antara sendi pacet
superior dan inferior (pars
interartikularis)
Spondilolistesis dapat
terjadi pada semua
tingkat vertebrae, tapi
yang paling sering terjadi
pada vertebrae lumbal
bagian bawah
15

Spondilolistesis

berasal dari bahasa Yunani,


yakni spondylo (vertebrata) dan olisthesis
(slip), jadi secara harfiah berarti vertebrae
yang bergeser
Deskripsi kelainan ini pertama kali ditulis
pada tahun 1782 oleh Herbiniaux seorang ahli
obstetri dari Belgia, yang mencatat suatu
keadaan dislokasi lumbal kedepan terhadap
sakrum yang menghambat proses persalinan

16

Curvatura

normal dari tulang belakang


menjaga keseimbangan berat badan dengan
mempertahankan pusat gravitasi pada kaki.
Bentuk abnormal dari curvatura tulang
belakang berhubungan erat dengan
spondilolistesis.
Gerakan fleksi, ekstensi tidak terlalu
bermakna dalam menimbulkan
spondilolistesis. Diduga bahwa gerakan
puntiran (torsinal) menjadi penyebab
rusaknya pars interartikularis sehingga
terjadi spondilolistesis
17

Dua metode klinis untuk mengukur derajat slip pada


spondilolistesis:

Metode Meyerding
permukaan
superior sakrum
dibagi empat
bagian sepanjang
diameter anterior
posterior. Derajat
slip dihitung
sesuai dengan
pembagian
tersebut

Normal

Meyerding
grade III

Meyerding
grade I

Meyerding
grade II

Meyerding
grade IV

Meyerding grade V
(Spondyloptosis)
18

Dua metode klinis untuk mengukur derajat slip pada


spondilolistesis:

Metode Taillard:
derajat slip
dihitung dalam
persentase,
seberapa lebar
pergeserannya
dalam diameter
anterior
posterior

Grade I: 1-24%
Grade II: 25-49%
Grade III: 50-74%
Grade IV: 75%-99% slip.
Grade V: Complete slip (100%), known
as spondyloptosis

19

Dysplastic

kelainan kongenital pada sakrum


bagian atas
Permukaan sakrum superior
biasanya bulat (rounded) dan
kadang disertai dengan spina bifida

disebabkan oleh karena adanya lesi pada pars


interartikularis

Isthmic

Lytic: ditemukan pemisahan (separation) dari pars,


terjadi karena fatique fracture dan paling
sering ditemukan pada usia dibawah 50 thn
Elongated pars interarticularis: terjadi oleh karena
mikro fraktur dan tanpa pemisahan pars
Acute pars fracture: terjadi setelah suatu trauma
yang hebat
20

Degenerative

Secara patologis dijumpai proses


degenerasi
Lebih sering terjadi pada level L4-L5
daripada L5-S1
Ditemukan pada usia sesudah 40 tahun

Traumatic

sekunder terhadap suatu proses trauma


pada vertebrae yang menyebabkan fraktur
pada sebagian pars interartikularis
Tipe ini terjadi sesudah periode satu
minggu atau lebih dari trauma
Acute pars fracture tidak termasuk tipe ini

Pathologis

terjadi penipisan atau destruksi pada


pars interartikularis, pedikel, pacet dan
terjadi pergeseran vertebrae

21

Etiologi

spondilolistesis sampai saat ini belum


diketahui dengan pasti. Konsep umum masih
terfokus pada faktor predisposisi yakni
konginetal dan trauma

22

Low

back pain adalah gejala yang umum


ditemukan pada spondilolistesis
Dapat juga ditemukan sciatic pain dari
bokong ke bagian posterior kaki
Hal ini diikuti dengan terbatasnya gerakan
kaki.

23

Non

operative

pengurangan berat badan, stretching exercise,


pemakaian brace, pemakain obat anti inflamasi

Operative

24

25

26

Anda mungkin juga menyukai