Anda di halaman 1dari 24

REHABILITASI BELL’S PALSY

Pelatihan Layanan KFR untuk Dokter


di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Kompetensi Dokter untuk Penanganan Bell’s
Palsy
• Standar Kompetensi Dokter Indonesia : 3A
– Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan memberikan terapi pendahuluan pada Bell’s
Palsy yang bukan gawat darurat
– Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien Bell’s Palsy
selanjutnya.
– Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan
Bell’s Palsy (ICD 10 : G51.0)
• Kelemahan unilateral yang mendadak (akut)
atau kelumpuhan wajah disebabkan karena
lesi syaraf kranialis VII perifer, dengan
penyebab yang tidak diketahui (idiopatik)
dengan fase pemulihan fungsi dalam 3- 6
bulan.

http/powerofpain.org
Gangguan Fungsi Akibat Bell’s Palsy
• Kode ICF Utama :
– Kode Fungsi Tubuh :
• b215 fungsi struktur yang terkait mata
• b250 fungsi pengecapan
• b320 fungsi artikulasi
• b730 fungsi kekuatan otot
• b735 fungsi tonus otot
• b760 fungsi kontrol gerakan volunter
– Kode Struktur Tubuh :
• s198 struktur sistem saraf, spesifik lain
• s230 struktur di sekitar mata
• s510 struktur glandula salivasi
– Kode Aktivitas dan Partisipasi :
• d330 berbicara
• d550 makan
• d560 minum
• d910 kehidupan komunitas
Definisi
• Upaya pengelolaan medik dan rehabilitasi yang
komprehensif terhadap disabilitas yang
diakibatkan oleh Bell’s Palsy melalui pendekatan
neurorehabilitasi dengan tujuan mengoptimalkan
pemulihan dan atau memodifikasi aktifitas sehari
hari namun tercapainya tujuan penanganan
rehabilitasi tersebut tergantung pada gangguan
neurologis yang ada dan prognosis pemulihan
fungsional pasien.
Faktor Mempengaruhi Pemulihan
• Letak lesi dari syaraf kranialis VII
• ko-morbiditas
• usia pasien
• motivasi dan personalitas pasien
• fase pemulihan pasien saat terapi
• ada tidaknya komplikasi
neuromuskuler dan muskuloskeletal
• ada tidaknya fasilitas dan terapis
yang memadai
Anatomi
Anatomi
Gejala
• Kelemahan satu sisi wajah
• Makanan akan terkumpul antara rahang dan pipi. Bila minum,
air dan saliva akan keluar lewat sisi mulut yang lumpuh
• Tidak mampu untuk mengerutkan dahi, meniup atau mengisap
• Tidak bisa menutup mata, kesulitan berkumur
• Kesulitan untuk berbicara
• Sebagian besar kasus tanpa nyeri, tapi kadang disertai dengan
nyeri telinga dan rahang
• Pendengaran tidak nyaman
• Kehilangan fungsi pengecapan

http/slideshare.net
Komplikasi
1.Mata kering dan kornea ulserasi
2. Kelemahan otot wajah permanen (20 -30 %)
3.Gangguan berbicara, dapat terjadi karena gangguan
otot pada wajah
4. Sinkinetik mata dan mulut
5. Kekakuan otot wajah (facial tightness)
6. Gangguan rasa pengecapan
7. Air mata keluar pada waktu makan (crocodile tears)
Gangguan Fungsional Berdasarkan ICF (1)
Gangguan Fungsional Berdasarkan ICF (1)

• Disease : Bell’s Palsy


• Impairment/ loss of body functions : kelumpuhan pada
satu sisi wajah (hemiparesis wajah )
• Activity limitation : sulit berbicara dan sulit mengunyah
makanan
• Participation restriction : tidak bisa ikut pengajian/arisan
bersama
• Environmental Factor : -
• Personal Factor : tidak mempunyai percaya diri / malu
bersosialisasi
Rehabilitasi Bell’s Palsy Fase Akut
• Medikamentosa : (Steroid oral) Prednison
• Perawatan mata : Salep mata /Tetes mata/proteksi
mata
• Perawatan oral ( membersihkan mulut)
• Program Rehabilitasi :
1. Modalitas : pemberian modalitas superfisial ( infra
red ) untuk mengurangi muscle tightness dan
inflamasi
2. Exercise
3. Memijat otot wajah
Algoritma Tatalaksana Bell’s Palsy
Gangguan pada Bell’s Palsy (1)
A. Gangguan Komunikasi
• Kemampuan berbahasa dan berbicara.
• Disartria = gangguan mengekspresikan bahasa verbal
akibat kelemahan, dan atau gangguan koordinasi pada
organ bicara dan artikulasi.
• Respirasi, artikulasi, resonansi dan prosodi.
• Program rehabilitasi :
- latihan pernapasan
- meningkatkan kelenturan dan penguatan organ bicara
- artikulasi termasuk otot wajah, otot leher,otot
pernapasan
Gangguan pada Bell’s Palsy (2)
B. Gangguan Menelan ( disfagia)
• Gangguan terjadi pada fase oral,gangguan
pada lip closure , akan pulih dalam 2 minggu,
sisanya akan pulih dalam bulan-bulan
berikutnya sesuai dengan perbaikan otot
fasialis.
Gangguan pada Bell’s Palsy (2)
Mendeteksi disfagia :
• Pasien duduk tegak.
• Berikan satu sendok teh (5 ml) air dingin,
minta pasien untuk menelan dengan kepala
sedikit menunduk.
• Perhatikan apakah pasien mampu menutup
bibir saat mencoba menelan.
PPK 1 REHABILITASI BELL’S PALSY

Pengenalan Tatalaksana
GANGGUAN adanya Rujuk ke PPK sederhana
KOMUNIKASI gangguan II sesuai intruksi
bicara PPK II
Kriteria Rujukan
• Gangguan fungsi belum ada perbaikan setelah
onset 2 minggu
• Bell’s Palsy dengan komplikasi misalnya
disartria berat, nyeri telinga hebat, sulit
makan, keluar air mata yang berlebihan .
Edukasi
• Kompres hangat daerah sisi wajah yang sakit 15
sampai 20 menit
• Massage wajah yang sakit kearah atas.
• Melatih sisi yang lemah dengan berkumur kumur,
menekan lidah kearah pipi yang lesi
• Perawatan mata
– Beri obat tetes mata ( untuk memberikan golongan air mata
buatan)
– Memakai kacamata gelap sewaktu bepergian siang hari
– Biasakan menutup kelopak mata secara pasif sebelum tidur
Mirror terapi
• Px di instruksikan untuk melihat pada sisi
wajah yang sehat pada sebuah cermin dan
diminta untuk melakukan gerakan pada sisi
yang sehat sampai px merasa lelah atau
tercapai suatu gerakan pada sisi lesi
• Keuntungan untuk mencegah atropi , iritasi
mata
Exercise Bell’s Palsy
DAFTAR PUSTAKA
1. Eviston TJ, Croxson GR, Kennedy PGE, Hadlock T, Krishnan
AV.,2015 . Bell’s Palsy : aetiology, clinical features and
multidisciplinary care. J Neurol Neuro Surg Psychiatry; 86
( 21) :1-6.
2. Tiemstra JD and Khatkhate N., 2007. Bell’s Palsy : Diagnosis
and Management in Am Fam Physician 76 (7): 997-1002 .
3. Shafshak TS ., 2006: The Treatment of facial palsy from the
point of view of physical and rehabilitation medicine. Eura
Medicophys; 42(1) :41-7
4. Murthy JM and Saxena AB.,2011: Bell”s palsy :Treatment
and guideline. Ann Indian Acad Neurol. 14(Suppl 1):S70-2
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai