Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN

FISIOTERAPI PADA

SKOLIOSIS

DIV Alih Jenjang Fisioterapi


2017
SKOLIOSIS

Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang ditandai oleh lengkungan ke lateral
dengan atau tanpa rotasi tulang belakang.

Scoliosis terbagi menjadi dua yaitu: (1) Non struktural / fungsional scoliosis adalah adanya curve
ke lateral dari spine dan rotasi dari tulang belakang dimana terjadi karena kebiasaan, tanpa
adanya kerusakan struktural; (2) Struktural adalah adanya kurve ke lateral dari spine dan rotasi
dan perubahan anatomi dari tulang belakang.
ETIOLOGI
Sekitar 15 - 20 % dari kasus skoliosis penyebab awalnya tidak
diketahui, serta 80% kasus skoliosis struktural mempunyai
etiologi idiopatik dan biasanya ditemukan pada anak-anak
atau remaja.

Kemungkinan penyebab skoliosis:


1. Genetik
Banyak studi klinis yang mendukung pola pewarisan dominan autosomal, multifaktorial, atau X-linked

2. Abnormalitas anatomi vertebra


Lempeng epifisis pada sisi kurvatura yang cekung menerima tekanan tinggi yang abnormal sehingga
mengurangi pertumbuhan,sementara pada sisi yang cembung menerima tekanan lebih sedikit, yang
dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih cepat.

3. Ketidakseimbangan dari kekuatan dan massa kelompok otot di punggung


Abnormalitas yang ditemukan ialah peningkatan serat otot tipe I pada sisi cembung dan penurunan
jumlah serat otot tipe II pada sisi cekung kurvatura. Selain itu, dari pemeriksaan EMG didapatkan
peningkatan aktivitas pada otot sisi cembung kurvatur.
Tipe – tipe Skoliosis
1. Congenital scoliosis
Skoliosis congenital adalah scoliosis yang dialami sejak lahir. 4. Adult Degenerative Scoliosis
Jenis skoliosis ini terjadi karena tulang belakang tidak berkem Tipe ini terjadi saat seseorang sudah memasuki usia 50 tahun.
bang sepenuhnya di dalam rahim. Kadang-kadang vertebra Tulang belakang mulai menunjukkan keausan karena usia.
ini tidak terbentuk sepenuhnya saat anak tumbuh di dalam Keausan ini dapat menyebabkan kurva meningkat.
rahim.
5. Scheuermann's kyphosis
2. Early onset scoliosis Scheuermann's kyphosis adalah suatu kondisi di mana bagian
Adalah ketika scoliosis muncul pada usia 0 – 10 tahun atau depan tulang belakang tumbuh lebih lambat daripada bagian
sebelum pubertas. Biasanya tipe scoliosis ini penyebabnya belakang selama masa kanak-kanak. Tipe ini terjadi pada usia
10 – 15 tahun dan memberat ketika dewasa.
tidak diketahui. Pada usia dini ini anak laki – laki lebih banyak
terkena daripada anak perempuan.
6. Syndromic scoliosis
3. Adolescent idiopathic scoliosis Syndromic scoliosis berarti bahwa kurva tulang belakang yang
melengkung ke samping merupakan bagian dari sindrom. Sind
Adalah perubahan bentuk tulang belakang selama masa
rom adalah suatu kondisi yang terdiri dari banyak gejala (tanda
pertumbuhan anak yaitu antara usia 10 – 18 tahun. Hal ini -tanda) yang muncul bersama.
menyebabkan tulang melengkung ke samping dan memutar
pada saat yang bersamaan.
Kurva Skoliosis

Kurva Skoliosis biasanya terletak di area cervical, thoracal,


lumbal, atau beberapa area lainnya.

Kurva Skoliosis memiliki 2 bentuk, diantaranya adalah:


1. Kurva C, umumnya di thoracolumbal, tidak terkompensasi
karena posisi asimetri dalam waktu
lama, kelemahan otot, atau sitting balance yang tidak baik.
2. Kurva S, umumnya lebih sering terjadi pada skoliosis
idiophatic dan terletak di thoracal kanan dan lumbal kiri
atau di thoracal kiri dan lumbal kanan.

Terdapat 3 klasifikasi dari derajat kurva


Skoliosis, yaitu:
1. Skoliosis ringan memiliki kurva 11 – 20º.
2. Skoliosis sedang memiliki kurva 21º – 40º.
3. Skoliosis berat memiliki kurva lebih dari 41º.
Pada kebanyakan kasus, pada mulanya penderita
tidak merasakan adanya gangguan, kemudian pada
kondisi yang lebih parah baru dirasakan adanya

TANDA ketidak seimbangan posisi thorax, scapula yang


menonjol pada satu sisi, posisi bahu yang tidak
DAN horizontal, panggul yang tidak simetris, dan kadang

GEJALA - kadang penderita merasakan pegal - pegal pada


daerah punggung (Liklukaningsih, 2009).
LAPORAN STATUS KLINIK
DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT KETERANGAN UMUM PENDERITA
Diagnosis medis : skoliosis Nama : Nn. R
Catatan klinis : Setelah dilakukan pemeriksaan radiologi tgl 6 Sept
Umur : 15 tahun
2018 pasien didiagnosa scoliosis thorakal tipe C dextra.
Medika mentosa :-
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil Lab :- Agama : Islam
Hasil radiologi : Pekerjaan : Pelajar
• Tak tampak soft tissue swelling Alamat : Bantul
• Tampak kelengkungan vertebra thoracalis melengkung ke arah kanan dengan No. CM : 1839136
pengukuran sudut metode cobb ( end plate proximal Vth VI dan end plate distal di
corpus Vth XII, puncak/apex di Vth IX) sudut 30,040 , sudut fergusson 260.
• Pedicle vertebra thoracalis berotasi kearah lateral S
• Trabekulasi tulang baik
• Osifikasi crista iliaca os illi sudah menutup 50%.
• Kesan :
1. Dextroskoliosis thoracalis (sudut cob 30,04 derajat, sudut ferguson 26 derajat)
2. rotasi vertebra thoracalis grade II
3. maturitas skeletal stage 2
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

1. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang


Tanggal Pemeriksaan : 03 Oktober 2018
Keluhan Utama : (03 Oktober 2018) Pasien mengeluhkan
nyeri pada punggung belakang , terasa kaku dan tidak nyaman
bertambah nyeri jika setelah aktivitas duduk lama di sekolah.
Riwayat Penyakit Sekarang : (03 Oktober 2018) Pasien mengaku
2. Riwayat Keluarga Dan Status Sosial
suka menulis dengan posisi miring ke kanan ketika dikelas maupun
di rumah. Pasien sering mengeluh nyeri, tetapi hanya diberikan Tidak terdapat riwayat keluarga yang pernah mengalami
skoliosis.
koyo saja dan tidak kunjung sembuh. Akhirnya pasien memutuska
utk periksa di RSUD bantul, lalu dirujuk ke RSUP dr.Sardjito untuk
3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta
foto radiologi pada tgl 6 September 2018 dan disarankan untuk
rawat jalan di poli fisioterapi s/d sekarang.
Tidak punya riwayat penyakit dahulu ataupun riwayat
penyakit penyerta yang berhubungan dengan skoliosis
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Tanda Vital (03 Oktober 2018) 2. Inspeksi / Observasi (03 Oktober 2018)
(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,  Bahu S lebih tinggi daripada bahu D
temperatur, tinggi badan, berat badan)  Ketika berdiri tegak terlihat terdapat perbedaan ruang antara lengan
dengan tubuh pada sisi D
Tekanan darah: 120/80 mmHg  Tulang panggul terlihat asimetris, lebih tinggi sisi S
Denyut nadi : 70 x/menit  Batas garis lengan baju yang ada di bahu pasien sisi D terlihat lebih
Pernapasan : 18 x/menit jatuh
Tinggi badan : 160 cm  Scapula sisi D terlihat lebih menonjol dibandingkan S
Berat badan : 36 kg  Ketika berjalan bahu pasien juga terlihat tinggi sebelah

3. Palpasi (03 Oktober 2018)


 Spasme sepanjang otot-otot paravertebra sisi
Sinistra
 Teraba SIAS D lebih tinggi dibanding S
 Teraba rib hump pada sisi S
4. Joint Test (03 Oktober 2018)
a. Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik 5. Muscle Test (03 Oktober 2018)
fisiologis)
Gerak aktif : Gerakan Nilai (T1)
Gerakan trunk ROM Nyeri Flexor trunk 3
Flexi Tidak full ROM Tidak nyeri Ekstensor trunk 3
Ekstensi Tidak full ROM Nyeri
Lateral flexi dextra Tidak full ROM Nyeri
Lateral flexi sinistra Tidak full ROM Tidak nyeri
Rotasi Tidak full ROM Nyeri 6. Neurological Test
Gerak pasif :
Tidak dilakukan pada kasus ini. Test D S
c. Pemeriksaan Gerak Pasif Accessory SLR - -
Tidak dilakukan . Bragard - -
Neri - -
7. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas :
menggunakan oswestry disability index
Kriteria Hasil
Intensitas nyeri Nilai 3: nyeri berat
Personal care (washing Nilai 2 ; mampu merawat diri secara normal tetapi ada rasa nyeri
, dressing)
Aktivitas mengangkat Nilai 5 : saya hanya bisa mengangkat beban ringan

Berjalan Nilai 2 : muncul nyeri ketika berjalan sejauh 1 Km


Duduk Nilai 3 : mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 1 jam karena nyeri

Berdiri Nilai 1 : saya mampu berdiri tanpa nyeri


Tidur Nilai 1 : tidur tidak terganggu nyeri
Kehidupan sosial Nilai 2 : kehidupan sosial berlangsung normal, tetapi ada peningkatan
nyeri
Bepergian Nilai 2 : bisa bepergian kemana saja, tapi timbul nyeri
Total nilai Nilai 21 (21x100%= 21% , Moderate disability)
8. Pemeriksaan Spesifik

a. Pemeriksaan nyeri dengan skala VAS b. Pemeriksaan dengan adam’s forward bending
Nyeri Nilai Letak nyeri Ditemukan asimetri ketinggian otot paravertebra D
Nyeri 3 Ketika duduk dan S, lebih tinggi sisi S. Teraba tulang vertebra
diam pada bagian thoracal mengalami cekung bentuk
Nyeri gerak 3 Ketika ekstensi trunk, lateral flexi dextra,
rotasi trunk, berjalan jauh
kurva C ke kanan.
Nyeri tekan 2 Pada spasme paravertebra sinistra

c. Pmx LGS trunk menggunakan midline d. Schobber test

Gerakan trunk Patokan Posisi Posisi LGS


awal akhir Posisi awal (saat berdiri tega) Posisi akhir (saat flexi lumbal)

Flexi trunk Vc7 s/d Vs1 45 cm 47 cm 2 cm


15 cm 17 cm
Ekstensi trunk Vc7 s/d Vs1 45 cm 41 cm 4 cm
Lateral fleksi D Ujung jari 3 – lantai 56 cm 42 cm 14 cm
Lateral fleksi S Ujung jari 3 – lantai 58 cm 40 cm 18 cm
C. UNDERLYING PROCCESS
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

Impairment
1. Nyeri pada sepanjang paravertebra sinistra
2. Keterbatasan LGS trunk saat fleksi, ekstensi atupun lateral fleksi
3. Spasme pada otot-otot paravertebra sinistra
Functional Limitation
1. Adanya gangguan keterbatasan dalam aktivitas fungsional yang dikarenakan
adanya nyeri .
Disability / Participation restriction
1. Merasa minder ketika disekolah karena postur tubuhnya yang terlihat miring
sebelah.
E. PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Panjang
Mengembalikan kenyamanan dalam aktivitas fungsional dengan tanpa nyeri.
2. Tujuan Jangka Pendek
Mengurangi nyeri pada sepanjang paravertebra S
Mengurangi spasme pada sepanjang paravertebra S
Menambah serta memelihara LGS trunk untuk memelihara fleksibilitas trunk

3. Teknologi Intervensi Fisioterapi


Inframerah
Sinar inframerah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7700 s/d
4 juta, yang memberikan efek fisiologis dan efek terapeutik pada area yang nyeri.
Exercise therapy
Metode klapp : untuk peregangan dan penguatan otot-otot punggung.
Metode woodcock : untuk latihan koreksi derotasi dan perbaikan otot intrinsik pungggung.
Edukasi / Home program
Mngulangi latihan yang diajarkan di poli untuk sering dilakukan dirumah.
Positioning : Ketika tidur miring, miringnya kesebelah kiri dengan diganjal bantal pada bagian bawah
dada kiri.
Pemasangan Brace
Penggunaan brace dapat digunakan untuk mengembalikan posisi tulang belakang.
F. RENCANA EVALUASI

o Evaluasi nyeri dengan VAS


o Evaluasi LGS trunk menggunakan midline
o Evaluasi kekuatan otot trunk dengan MMT

G. PROGNOSIS

Quo ad vitam : baik


Quo ad sanam : sedang
Quo ad functionam : baik
Quo ad cosmeticam : sedang
H. PELAKSANAAN TERAPI
Terapi dilakukan sebanyak 3 kali, dengan program yang sama
Inframerah
Persiapan alat : Meliputi kabel, lampu menyala semua, pengaturan timer.
Persiapan pasien : Pasien dalam posisi prone lying.
Pelaksanaan terapi : t = 15 menit, lalu menghidupkan lampu inframerah.
Exercise therapy
1. Metode klapp
- Crawl posture near the ground
Responden dalam posisi merangkak dengan support elbow 90 derajat dan tangan
menempel dilantai, kepala tegak lurus kedepan hip dan knee 90 fleksi derajat sehingga
posisi torakal hiperkyposis, kemudian kontraksikan otot abdomen dan otot vertebra.
- Horizontal slidding
Responden dalam posisi merangkak dengan hip dan knee fleksi 90 derajat dan dalam
posisi ini responden diminta untuk meluruskan tangan dengan menyentuh lantai dan
sejauh mungkin tanpa elbow menyentuh lantai. Dan posisi kepala tegak lurus diantara
kedua tangan.
- Lateral sliding
Responden di minta untuk dalam posisi yang sama seperti horizontal sliding ke
arah samping pada sisi yang punggung yang lebih tinggi (convex) yaitu kearah S.

2. Metode woodcock
Posisi pasien half lying, lalu kedua tangan direntangkan kedepan lurus, lalu melakukan
rotasi ke kanan. Lalu ditahan 8x hitungan. Dan ulangi juga 10x.
a. Evaluasi nyeri dengan skala VAS

Nyeri Nilai Nilai Nilai Letak nyeri


T1 T2 T3
Nyeri 3 2 2 Ketika duduk
diam

EVALUASI
Nyeri 3 2 2 Ketika ekstensi trunk, lateral flexi dextra, rotasi trunk, berjalan
gerak jauh
Nyeri 2 2 2 Pada spasme paravertebra sinistra
tekan

DAN
TINDAK b. Evaluasi Schobber test

LANJUT Posisi awal ( saat


berdiri tegak)
Posisi akhir (saat
flexi lumbal)
T1
Posisi akhir (saat
flexi lumbal)
T2
Posisi akhir (saat
flexi lumbal)
T3

15 cm 17 cm 19 cm 19 cm
c. Evaluasi LGS trunk menggunakan midline

Gerakan trunk Patokan Posisi Posisi LGS Posisi LGS Posisi LGS
awal akhir (T1) akhir (T2) akhir (T3)
(T1) (T2) (T3)
Flexi trunk Vc7 s/d Vs1 45 cm 47 cm 2 cm 48 cm 3 cm 48 cm 3 cm
Ekstensi trunk Vc7 s/d Vs1 45 cm 41 cm 4 cm 42 cm 3 cm 2 cm 3 cm

EVALUASI
Lateral fleksi D Ujung jari 3 – lantai 56 cm 42 cm 8 cm 45 cm 11 cm 45 cm 11 cm
Lateral fleksi S Ujung jari 3 – lantai 58 cm 40 cm 18 cm 43 cm 15 cm 43 cm 15 cm

DAN
TINDAK d. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT

LANJUT Gerakan Nilai (T1) Nilai (T2) Nilai (T3)


Flexor trunk 3 4 4
Ekstensor trunk 3 4 4
Thank you

Anda mungkin juga menyukai