Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 3:

• Friska Monika Sitorus (1562030003)


• Wilfrida Elma (1562030016)
• Chelsea Veranda (1562030025)
• Jesicca S (1562030036)
• Elpinah (1562030046)
Brachialgia adalah rasa tidak nyaman akibat lesi pada fleksus brachialis yang
menyebabkan nyeri disekitar leher, bahu dan menjalar sampai ke lengan dan jari-jari.
• Trauma: penekanan pada pleksus brachialis, membawa beban yang terlalu berat di
bahu, memakai pakaian yang sangat ketat.
• Secondary Symtoms: osteoarthritis, metastasis tumor ke kelenjar glandula di axilla,
spinal meninges.
• Peradangan: peradangan pada persendian bahu, terjadinya fibrositis dari otot ke
saraf
• Brachialgia dapat disebabkan karena kompresi saraf yang termasuk stenosis tulang
belakang, penyakit diskus degenerative, penonjolan atau prolapse disuks
intervertebralis, spurs tulang (osteofit), atau spondilosis.
Saat mengalami degenerasi , diskus mulai menipis karena kemampuannya menyerap air berkurang sehingga
terjadi penurunan kandungan air dan matriks dalam diskus. Degenerasi yang terjadi pada diskus menyebabkan
fungsi diskus sebagai shock absorber menghilang, yang kemudian akan timbul osteofit yang menyebabkan
penekanan pada radiks, medulla spinalis dan liigament yang pada akhirnya timbul nyeri dan menyebabkan
penurunan mobilitas/toleransi jaringan tehadap suatu regangan yang diterima menurun sehingga tekanan
selanjutnya akan diterima oleh facet joint. Degenerasi pada facet joint akan diikuti oleh timbulnya penebalan
subchondral yang kemudian terjadi osteofit yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pada foramen
intervertebralis. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kompresi/penekanan pada isi foramen
intervertebral ketika gerakan ekstensi, sehingga timbul nyeri yang pada akhirnya akan menyebabkan
penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan yang diterima menurun.
Pada uncinate joint yang memang sebagai sendi palsu yang terus mengalami friksi dan iritasi secara terus-
menerus akan timbul osteofit juga yang kemudian akan menekan kanalis spinalis sehingga timbul nyeri dan
menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan
Berkurangnya tinggi diskus akan diikuti dengan pengenduran ligamen yang mengakibatkan fungsinya
berkurang dan instabilitas. Akibatnya nukleuspulposus dapat berpindah kearah posterior, sehingga menekan
ligamentum longitudinal posterior, menimbulkan nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap
suatu regangan.
Spasme otot-otot cervical juga dapat menyebabkan nyeri karena iskemia dari otot tersebut menekan pembuluh
darah sehinggga aliran darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas/toleransi jaringan
terhadap suatu regangan. Dari kesemua faktor diatas akan menimbulkan penurunan lingkup gerak sendi pada
cervical.10
• Rasa nyeri dan kesemutan pada bahu dan tangan
• Nyeri pada saat otot-otot bahu dan lengan pada saat digerakan
• Rasa nyeri dapat unilateral maupun bilateral bergantung daripada lesinya.
• Kekuatan motoric dapat menurun karena terdapat spasme pada bahu
• Reflek fisiologis cenderung menurun dan terdapat gangguan sensibilitas pada kulit
ekstremitas atas.
1. Adanya nyeri yang menyebabkan spasme otot-otot di daerah leher leher atau
cervical sehingga menyebabkan limitasi gerakan fleksi, ekstensi dan lateral fleksi.
2. Penurunan atau keterbatasan dalam melakukan aktifitas fungsional sehingga
penderita cenderung idak mau menggerakan leher nya untuk melakukan aktifitas
sehari-hari karena rasa nyeri yang mengganggu.
3. Kesulitan dalam melakukan aktifitas karena adanya gangguan keterbatasan gerak
pada leher gangguan tersebut antara lain; keterbatasan gerak dan nyeri pada saat
menoleh dan mengangkat bahu, kesulitan berbicara dengan orang lain karena harus
menoleh ke kanan dan ke kiri.
CASE REPORT
• Diagnosa Medis: Brachialgia Dextra
• Catatan Klinis: -
a. Anamnesis (Auto)
1. Identitas
Nama : Tn. T
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Staff Gudang
Alamat : Jalan jalan dulu no 15
2.1. Keluhan Utama: nyeri pada leher menjalar sampai ke lengan.

2.2. Riwayat Penyakit Sekarang:


2 minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri leher menjalar sampai ke lengan
kanan dan rasa kesemutan yang berlebih,pada saat mengangkat beban
berat. pasien hanya mengoleskan balsem tetapi rasa nyeri dan
kesemutannya tidak kunjung hilang . Tanggal 4 November 2017 pasien
datang ke rumah sakit berobat ke dokter saraf dan didiagnosa brachialgia
dextra, pasien di beri obat pereda nyeri. tanggal 7 November 2017 pasien
dirujuk ke poliklinik fisioterapi.
2.3. Riwayat Penyakit Dahulu: pasien pernah jatuh dari motor dengan posisi
kepala dan bahu terlebih dahulu.
2.4. Riwayat Pribadi: tidak ada
2.5. Riwayat Keluarga: tidak ada.

3. Anamnesis Sistem
3.1. Kepala dan Leher :-
3.2. Cardiovascular :-
3.3. Respirasi :-
3.4. Gastrointestinal :-
3.5. Urogenitalis :-
3.6. Muskuloskeletal :-
3.7. Nervorum :-
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital dan Keadaan Umum
1.1 Tekanan Darah : 130/80mmHg
1.2 Denyut Nadi : 86x/menit
1.3 Pernapasan : 20x/menit
1.4 Temperatur : 36,7ºC
1.5 Berat Badan : 55kg
1.6 Tinggi Badan : 162cm
1.7 Tingkat Kesadaran: compos mentis
2. Inspeksi
• Inspeksi statis:
• os tampak pucat,
• wajah pasien terlihat menahan rasa nyeri
• bahu asimetris
• Inspeksi dinamis:
• Ketika akan berjabat tangan pasien terlihat meringis kesakitan.

3. Palpasi:
• Spasme m.trepezeus kanan
• Suhu lokal pada bahu atapun lengan normal
• Nyeri tekan pada m. upper trapezius dengan skala VAS nilai 7 cm.
4. Perkusi: tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
5.1 Gerak Aktif
a. kekuatan otot pada cervical
Nilai MMT

Grup Otot Nilai


Fleksi 3
Ekstensi 4
Lateral Fleksi Dextra 3
Lateral Fleksi Sinistra 4
Rotasi Dextra 4
Rotasi Sinistra 3
b. Lingkup Gerak Sendi
ROM Cervical
Bidang Normal
S 45˚-0˚-40˚ 80˚-0˚-50˚
F 40˚-0˚-35˚ 45˚-0˚-45˚
R 70˚-0˚65˚ 80˚-0˚-80˚
Nyeri dengan VAS

Gerakan Nyeri

Flexi 6

Extensi 5

Side flexi dextra 5

Side flexi sinistra 6


5.2 Gerak Pasif
a. Lingkup Gerak Sendi
ROM
Bidang Nomal
S 50˚-0˚-45˚ 60˚-0˚-50˚
F 45˚-0˚-40˚ 45˚-0˚-45˚
R 75˚-0˚-70˚ 80˚-0˚-80˚
b. Pemeriksaan nyeri gerak pasif
Gerakan Nyeri
Fleksi 7
Ekstensi 6
Side fleksi Dextra 6
Side fleksi sinistra 7

c. Endfeel
Gerakan Endfeel
Fleksi Soft
Ekstensi Hard
Side fleksi dextra Soft
Side fleksi sinistra Soft
Rotasi dextra Soft
Rotasi sinistra Soft
5.3 Gerak Isometrik Melawan Tahanan
pasien mengeluh nyeri
Gerakan Nilai
Fleksi 7
Ekstensi 6
Side fleksi dextra 6
Side fleksi sinistra 7

5.4 Pemeriksaan Khusus


1. Spurling Test (+)
6. Pemeriksaan Fungsi Sensorik
6.1 sensasi dan refleks

Dermatome test
Segment Right Left
C1 2 2
C2 2 2
C3 2 2
C4 1 2
C5 1 2
C6 1 2
C7 1 2
C8 1 2
6.2 perasaan sikap : pasien mengetahui sikap tubuh atau bagian dari tubuh
pasien
6.3 perasaan gerak : pasien mengetahui gerakan yang dilakukan secara aktif
maupun pasif
6.4 koordinasi dan keseimbangan : normal
6.5 postur : bahu terlihat asimetris
6.7 analisa pola jalan : normal
6.8 Anthropometri : tidak dilakukan.
7. Pemeriksaan Fungsi Dasar
8. Pemeriksaan Kelistrikan Saraf
c. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif, Intrapersonal dan Interpersonal
1. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif
Pasien mampu menceritakan kronologi kejadian dengan baik.
2. Pemeriksaan Kemampuan Intrapersonal
Pasien mempunyai semangat yang tinggi untuk sembuh.
3. Pemeriksaan Kemampuan Interpersonal
Pasien mampu bekerja sama dengan terapis.
d. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktifitas
1) Kemampuan fungsional dasar

1
3
2
2
3
3
2
3
3
4
4
3
4
4
4
3
2
3
3
2

58/80
2) Aktifitas fungsional
Pasien mengalami gangguan pada waktu melakukan aktifitas saat
menunduk,menoleh ke kiri dan mengangkat barang.
3) Lingkungan aktifitas
Lingkungan di sekitar os mendukung kesembuhan pasien.
e. Problematik fisioterapi
1. Adanya nyeri pada leher dan menjalar ke lengan
2. Adanya spasme pada M. Trapezeus kanan
3. Adanya keterbatasan ROM
Adanya gangguan aktivitas fungsional kerja (mengangkat barang) karena nyeri pada
leher kanan dan rasa kesemutan sepanjang lengan kanan e.c brachialgia.
a. Tujuan jangka pendek
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan ROM

b. Tujuan jangka panjang


Meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional kerja.
c. Rencana Intervensi Fisioterapi
• Modalitas alternatif:
• TENS
• US
• Massage
• SWD
• MWD
• Neck Calliet exercise
MODALITA RENCANA DOSIS
TUJUAN KET
S F I T T R S
TENS Untuk 3x/minggu 45 Hz Intermiten 15 menit - -
mengurangi
nyeri.

Ultrasound Untuk 3x/minggu 1 continous 7 menit - -


(1 mHz) perbaikan W/cm²
regenerasi
jaringan dan
mencegah
terjadinya
cairan didalam
jaringan
MODALITA RENCANA DOSIS
TUJUAN KET
S F I T T R S
Neck Calliet Untuk 3x/minggu 10 detik Isometric 10 detik 10 x 2 sesi
Exercise mengurangi kontraksi contraction pengulangan
spasme 6 detik
M.upper istirahat.
Trapezeus,
memelihara
dan
meningkatkan
kekuatan otot
leher.
d. Rencana evaluasi fisioterapi
1. Evaluasi sesaat
• vital sign
• Nyeri dengan VAS
2. Evaluasi periodik (setelah 6x terapi)
• Nyeri dengan VAS
• ROM dengan goniometer
3. Evaluasi kumulatif (setelah 12x terapi)
• Nyeri dengan VAS
• ROM dengan goniometer
• Kemampuan fungsional dengan Upper Extremity Functional Scale (UEFS)
e. Prognosis
quo ad functionam : baik
1. TENS
Persiapan alat Persiapan pasien Pelaksanaan Terapi
(1) posisi saklar dalam keadaan nol, (1) Posisi pasien tidur telentang • Letakkan elektrode pada tempat stimulasi
(2) kabel-kabel tidak boleh dengan senyaman mungkin pada area lokal nyeri.
kontak dengan lantai, pasien atau (2) Menjelaskan kepada pasien • Nyalakan unit dan tingkatkan amplitudo untuk
bersilangan satu sama lain. tujuan dan proses dari memperoleh kontraksi otot yang kuat dan
(3) Persiapkan area kerja (peralatan, tindakan terapi secara singkat berirama. Waktu induksi untuk respons opiat
pita perekat, elektrode,dll) dan jelas atau analgesia sekitar 20-30 menit.
(4) Atur parameter pada nilai yang (3) Persiapkan kulit untuk • Untuk awal, simulasi dengan meodel
sesuai untuk Burst Mode (laju burst memastikan konduktivitas konvensional selama 10-20menit kemudian set
rendah dan durasi denyut panjang). sebelum memasang elektrode. ulang parameter ke model frekuensi rendah
Kontrol amplitudo harus berada dalam (4) Instruksikan pasien mengenai untuk 20-40menit berikutnya. Pendekatan ini
posisi mati terapi dan apa yang anda akan memberikan kenyamanan awal melalui
(5) Hubungkan kabel lead ke ingin pasien lakukan. mekanisme analgesik jangka panjang
elektrode
(6) Hubungkan kabel lead ke unit
(7) Pada akhir terapi, matikan unit dan
kembalikan semua parameter ke nilai
nol.
2. ULTRASOUND(1 MHz)

Persiapan alat Persiapan pasien Pelaksanaan Terapi

(1) Periksa peralatan (1) Lakukan tes sensasi kulit pada • Oleskan gel pada kulit yang bersih dengan jumlah
(2) persiapkan gel, handuk pasien yang cukup agar dapat bertahan hingga akhir terapi.
(3) persiapkan transducer (2) Jelaskan kepada pasien tentang • Tentukan dosis yang sudah ditentukan dan segera
yang berukuran 2cm² terai dan tujuannya, beritau tempelkan transduser pada tubuh
(4) Pada akhir terapi pasien rasa gerakan transduser • Tempelkan permukaan transduser dengan kuat tapi
matikan daya, bersihkan adalah hangat dan nyaman jangan menekan.
dan keringkan pasien (3) Tutupi pasien dengan kain demi • Kontak harus dipertahankan selama terapi.Pastikan
dan transduser sebelum kenyamanan dan kesopanan tapi tidak ada celah udara
mengembalikan ke biarkan area yang diterapi • Gunakan gerakan melingkar. Tiap lingkaran harus
tempat semula tetap terbuka mencakup sekitar setengah area dari lingkaran
(4) Posisi pasien duduk dengan posisi sebelumnya
tangan extensi dan internal rotasi • Selama digunakan pertahankan transduser tetap
bergerak pada kulit
3. Neck Callied Exercise
Persiapan Alat Persiapan Pasien Pelaksanaan Terapi
Bad atau kursi, lingkungan 1. Jelaskan tujuan dari terapi 1. Posisi awal kepala tegak, mata lurus ke
yang bersih dan nyaman. yang akan di berikan. depan.
2. Lepaskan/hindarkan pakaian 2. Tundukan kepala dengan pelan tetapi cukup
di daerah yang akan di kuat dan sekaligus bersamaan dengan itu
terapi. kedua tangan pasien harus berusaha
menahan gerakan menunduk tersebut
dengan mendorong dahi ke arah tengadah,
seolah-olah saling dorong mendorong
sehingga hasil akhirnya kepala tetap tegak
3. Tahan 10 detik, istirahat 6 detik dan
diulangi 10x
4. Lakukan juga gerakan tengadah ke
belakang, miring kiri-kanan sambil di tahan.
OBJEK EVALUASI STANDAR PEMERIKSAAN AWAL PEMERIKSAAN AKHIR
PENGUKURAN Tgl: 4-10-17 (12x terapi)
Tgl:

Gerakan Hasil Gerakan Hasil


Flexi 6 Flexi
Extensi 5 Extensi
Nyeri VAS Side flexi 5 Side flexi
dextra dextra
Side flexi 6 Side flexi
sinistra sinistra
ROM Goniometer

Kemampuan fungsional Upper Extremity


Functional Scale (UEFS)

Anda mungkin juga menyukai