Anda di halaman 1dari 11

POST TEST BEDAH SARAF

Nama: Febiana Wulansari

NIM: G992003053

Periode: 5-11 April 2021

1. Anda sudah lulus dokter umum dan baru buka praktek umum, kemudian datang ke tempat
praktek anda seorang ibu umur 45 th dengan keluhan sakit punggung sebelah kanan sudah
berlangsung selama 3 th, sudah minum obat penghilang nyeri tidak juga sembuh .

a) Anamnesis apa saja yg perlu anda gali dari ibu trsebut, tolong jelaskan dengan singkat.

b) Kemungkinan apa diagnosanya dan diagnosa bandingannya

c) Saran Olah raga apa yang boleh dikerjakan dan yang tidak boleh dilakukan.

A) Anamnesis:

1. Identitas pasien: Ny. SiapaX, usia 45 tahun


2. Sejak kapan keluhan muncul? Bagaimana kronologi awal munculnya?
3. Seperti apakah deskripsi nyerinya? Apakah terasa seperti ditusuk-tusuk? Panas?
Kebas?
4. Di bagian mana saja merasa nyerinya? Apakah ada penjalaran nyeri atau cukup di
kanan saja? Kalau ada penjalaran nyeri, dirasakan sampai kemana?
5. Nyerinya dirasakan terus-menerus? Atau di waktu tertentu?
6. Semakin nyeri ketika melakukan aktivitas apa saja? Apakah dipicu batuk/gerak
menunduk atau membungkuk?
7. Dapat membaik bila dilakukan apa saja?
8. Diberi obat apa saja dan sudah minum obat berapa kali?
9. Adakah keluhan demam, batuk, pilek, penurunan berat badan signifikan?
10. Adakah keluhan lain seperti kelemahan gerak di tangan atau di kaki pada sisi kanan?
11. Apakah sudah konsultasi ke dokter mana saja?
12. Adakah keluhan serupa sebelumnya?
13. Adakah riwayat hipertensi, diabetes melitus, alergi, asma, keganasan pada pasien
maupun keluarga?
14. Adakah keluhan BAK dan BAB?
15. Riwayat infeksi saluran kencing?
16. Apakah pekerjaan pasien?
17. Apa saja aktivitas sehari-hari pasien?
18. Apakah pernah menjalani operasi dibagian punggung? Kalau pernah operasi apa?
19. Adakah riwayat jatuh dengan posisi duduk? Atau terbentur dibagian punggung? Kalau
ada bagaimana mekanisme cederanya?
20. Apakah sering mengangkat beban berat di punggung? Atau panggul?
21. Bagaimana posisi badan sewaktu mengangkat beban yang hendak diletakkan di
punggung?
22. Riwayat menstruasi
23. Riwayat persalinan maupun kehamilan
24. Riwayat makan dan minum sebelum dan setelah sakit?
25. Riwayat olahraga dan cukup minum air putih
26. Riwayat aktivitas setelah atau selama sakit

B) Diagnosisnya : Hernia nucleus poliposus

Diagnosis banding : ISK bagian atas, Penyakit Batu Ginjal, Pelvic inflammatory disease,

C) Olahraga yang disarankan : berenang, stretching untuk memperkuat dan merelaksasi otot
bagian leher;punggung;paha, yoga, jalan santai, bersepeda santai

Olahraga yang harus dihindari: jogging, bela diri, sit up, squat jump,
JAWABAN POST TEST BEDAH SARAF seri 9
Soal nomor 2

Nama : Nevilia Liestiani

NIM : G992003112

Periode BS : 5-11 April 2021

Soal:

Telah datang penderita anak-anak umur 2 tahun diantar ibunya ketempat praktek anda
sebagai dokter umum, keluhan didapat benjolan di punggung tepat pada garis tengah ( daerah
lumbal), menurut ibunya benjolan itu sudah ada sejak lahir, tidak bertambah besar, penderita
belum bisa jalan & belum bisa bicara,Menurut anda sebagai dokter umum. Apa diagnosa
saudara dan perlu penjelasan apa Kepada Orangtua penderita?

Jawaban:

a) Diagnosa: Spina Bifida Aperta Myelomeningocele dd Meningocele.


Diagnosa pasien dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Pada pasien ini, seorang anak usia 2 tahun didapatkan:
• Keluhan utama muncul benjolan di punggung.
• Sudah ada sejak lahir.
• Benjolan berada tepat pada garis tengah, di daerah lumbal.
• Benjolan tidak membesar.
• Keluhan lain: pasien belum bisa berjalan maupun berbicara

Perlu ditanyakan juga bagaimana riwayat ANC ibu pasien, riwayat kelahiran kemudian
riwayat keluarga dengan keluhan serupa.

Perlu dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien secara head to toe dan pemeriksaan detail
untuk mengetahui lebih lanjut terkait benjolannya:

1. Lokasi benjolan tersebut


2. Apakah terdapat lapisan yang membungkus benjolan tersebut? Bisa berupa kulit
normal/membrane/kulit yang mengalami maserasi? Apakah benjolan tersebut tembus
cahaya?
3. Bagaimana konsistensi dari benjolan tersebut? Apakah keras atau kenyal?
4. Diperhatikan apakah benjolan tersebut dapat mengempis atau menegang, atau terlihat
pulsasi
5. Lakukan pengecekan lingkar kepala, bentuk ubun-ubun pasien → keluhan ini bisa
disertai adanya hidrosefalus
6. Cek ada tidaknya defisit neurologis

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis


adalah pemeriksaan CT scan atau MRI vertebra

Berdasarkan vignette pasien, diagnosa kerja pada pasien ini adalah spina bifida aperta
myelomeningocele dd meningocele.

Diagnosis banding lainnya: teratoma, abses spinal, malformasi tumor tulang

b) Penjelasan kepada orang tua penderita


Penjelasan yang diberikan kepada orang tua penderita meliputi:
• Menjelaskan bahwa anak mereka kemungkinan mengalami penyakit kelainan
yang didapat sejak dari dalam kandungan. Dimana kelainan ini terjadi karena
kegagalan dari penutupan Neural Tube saat di dalam kandungan.
• Penyebab kelainan ini bisa karena kekurangan asam folat selama ibu hamil, bisa
karena masalah genetik, atau konsumsi obat-obatan tertentu.
• Untuk penatalaksanaan yang lebih lanjut, perlu dirujuk ke dokter spesialis bedah
saraf. Prinsip penanganan pasien bertujuan untuk memperbaiki
keadaan umum dan mencegah benjolan yang ada pecah. Tindakan yang dapat
dilakukan umumnya adalah tindakan pembedahan/closure. Disarankan untuk
dilakukan pembedahan dalam 24-48 jam setelah paseien lahir untuk mencegah
risiko infeksi dari benjolan yang terekspos pada dunia luar. Bila terjadi ruptur dari
benjolan tersebut harus dilakukan pembedahan dalam jangka waktu 24 jam. Bila
dinding pelapis benjolan tebal dapat ditunggu 3 bulan. Perlu ditekankan kepada
pasien bahwa penanganan ini untuk penyelamatan kehidupan namun tidak
memulihkan deficit neurologis yang ada.
• Setelah tindakan pembedahan, pasien tetap harus dilatih untuk tetap aktif dan
melakukan rehabilitasi.
POSTEST BEDAH SARAF

Nama: Indra Gunawan


NIM: G992102033
Periode: 5-11 April 2021
3. Anda sebagai dokter muda stase bedah saraf dan bertugas di poliklinik. Datang seorang
wanita umur 40tahun, dengan keluhan sakit kepala hilang dan timbul, pasien juga
mengeluh tidak bisa mencium bau sejak 3 tahun yang lalu, penglihatan menurun (kabur
jika melihat jarak jauh) sejak 3 tahun yang lalu, kadang muntah, tidak kejang. Menurut
keluarga sejak 1 tahun yang lalu menjadi lebih pendiam, sering melamun dan ketika
diajak komunikasi tidak nyambung. Pasien memiliki 2 anak dan yang paling kecil berumur
14 tahun. Riwayat KB suntik sejak 14 tahun yang lalu. Jelaskan, apa perkiraan diagnosa dan
tatalaksananya!
Jawab:
Sebagai dokter muda, untuk menegakkan diagnosis, saya akan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik terlebih dahulu
Anamensis:
RPS
• Keluhan utama: Nyeri kepala
• Lokasi: Menanyakan bagian kepala mana saja yang sakit, apakah sebelah satu
sisi atau kedua sisi
• Onset: sejak kapan nyeri kapala timbul? yaitu 3 tahun yang lali
• Kuantitas: Frekuensi timbulnya nyeri kepala? Terus menerus atau hilang
timbul? ->hilang timbul
• Kualitas: Seberapa nyeri? Apakah sampai mengganggu aktivitas?
• Hal yang memperingan: Apakah berkurang saat istirahat nyerinya?
• Hal yang memperberat: Apakah makin nyeri jika beraktivitas?
• Apakah ada keluhan penyerta? Tidak bisa membau, penglihatan kabur, kadang
muntah ditanyakan bagaimana muntahnya apakah menyemprot?, dan pasien
menjadi lebih pendiam, melamun, tidak nyambung saat diajak komunikasi

RPD
• Tanyakan riwayat menstruasi, apakah regular? Riwayat usia menarche?
Apakah sudah menopause
• Tanyakan apakah ada riwayat benjolan pada tubuhnya, terutama pada deaerah
payudara? Riwayat sesak, sebah, nyeri tulang jika ada riwayat benjolan pada
tubuh?
• Tanyaka riwayat operasi? Apakah pernah operasi sebelumnya? Kapan? Dan
operasi apa?
• Riwayat hipertensi? DM? Keluhan serupa sebelumnya?
• Apakah ada riwayat trauma?
RPK
• Apakah keluarga ada riwayat keluhan serupa? Apakah keluarga ada riwayat
penyakit berupa benjolan di payudara?

Riwayat social ekonomi


• Pekerjaan pasien? Asuransi yang digunakan pasien?

Pemeriksaan fisik
• Lakukan pemeriksaan GCS pada pasien. E4V4M6 (Pasien tidak nyambung
saat diajak bicara)
• Periksa apakah ada tanda-tanda peningkatan TIK -> Jika muntah proyektil,
ada pengelihatan kabur.
• Pemeriksaan fisik dilakukan menyeluruh secara menyeluruh
1. Kulit : dbn
2. Kepala : sakit kepala hilang timbul
3. Mata : Pengelihatan kabur
4. Telinga : dbn
5. Hidung : Tidak dapat mencium bau. Periksa apakah terdapat massa?
6. Mulut : dbn
7. Leher : dbn
8. Thoraks : periksa apakah teraba massa di payudara? Suara napas
abnormal?
9. Jantung : dbn
10. Pulmo : dbn
11. Abdomen : dbn
12. Genitouria : dbn

Diagnosis dan diagnosis banding


SOL regio frontal ec tumor cerebri dd metastasis

Usul pemeriksaan penunjang


• CT Scan kepala atau MRI
• Foto polos thorax

Tatalaksana
Tatalaksana yang diberikan saya berikan adalah simptomatis seperti diberi analgesik
dan antimuntah. Jika terdapat peningkatan TIK maka saya akan memberikan
mannitol. Kemudian saya akan merujuk ke spesialis bedah saraf untuk pemeriksaan
lebih lanjut dan tatalaksana definitifnya
NAMA : ACHMAD FAISOL MUBAROH

NIM : G992102062

PERIODE : 5-11 APRIL 2021

4. Seorang laki-laki 22 tahun datang ke poli Bedah Saraf dengan keluhan lemah ke dua kaki
sejak 2 bln yang lalu.
a) Apakah anamnesis lanjutan dan pemeriksaan fisik yang diperlukan.
b) Apakah kemungkinan diagnosis bandingannya.
c) Pemeriksaan penunjang apa yg diperlukan.
d) Bagaimana kemungkinan penatalaksanaannya.

JAWABAN

a) Pada pasien dapat dilakukan Anamnesis dengan menanyakan:


• Identitas pasien:
1. Nama: Tn. A
2. Umur: 22 tahun
3. Jenis Kelamin: laki-laki
4. Pekerjaan: misalnya kuli bangunan, atlet, atau pekerjaan yang berisiko
terjadinya trauma
5. Alamat: Jl. X No. Xxx
• RPS = Menggunakan prinsip seven sacred question
- Lokasi: kelemahan pada ekstremitas lebih dominan yang sebelah mana?
Apakah simetris kaki kanan dan kiri?
- Kronologi: awal muncul sejak 2 bulan lalu kronologisnya apakah muncul
secara mendadak atau setelah melakukan suatu aktivitas yang berat? Apakah
kelemahan dirasakan semakin memberat atau muncul disuatu sisi terlebih
dahulu? Apakah menjalar dari ujung kaki dan semakin naik keatas?
- Kualitas: Apakah keluhan disertai dengan nyeri? Bila ada kualitas dan
kuantitasnya seperti apa? Apakah pasien masih dapat melakukan aktivitas
sehari-hari?
- Kuantitas: dari skala 1-10 seberapa lemah kaki kiri dan kanan yang dirasa
pasien?
- Faktor memperberat/memperingan: Hilang timbul? Apakah meringan saat
istirahat atau kapan pasien merasa kaki lebih bisa digunakan beraktivitas?
Apakah kelemahan dirasakan memberat saat dipaksa melakukan aktivitas
berat?
- Manifestasi lainnya: Apakah disertai dengan mati rasa/kesemutan/gangguan
sensoris lainnya? Bila ada kualitas dan kuantitasnya seperti apa? Hilang
timbul? Muntah projektil? Gangguan penglihatan, terutama diplopia? Nyeri
kepala? Gangguan perilaku seperti mudah marah atau linglung? Kejang?
Gangguan otonom seperti BAB BAK yang tidak terkontrol, keringat terus
menerus dsb? Keluhan lainnya?
• RPD: sebelumnya apakah pernah sakit serupa? Riwayat kelahiran premature,
cukup bulan, atau lebih? Apakah pernah kecelakaan sebelumnya? Apakah ada
penyakit hipertensi, gula, alergi?
• RPK: keluarga apakah ada riwayat sakit yang mirip? Riwayat hipertensi di
keluarga?
• Riwayat sosial: kebiasaan makan? Merokok atau minum alcohol? Pekerjaan
pasien dan lingkungan kerjanya? (untuk mencari faktor resiko)

Pemeriksaan Fisik Lanjut

• Karena pasien bukan emergensi (poli) dapat dilakukan pemeriksaan keadaan umum,
tanda vital, kesadaran (GCS). Namun bila pasien gawat dapat dilakukan langkah
primary survey ABC.
• Pemeriksaan kemudian dilanjutkan secondary survey dari head-to-toe (Kepala,
Mata, Mulut, Leher, Thoraks, Cor, Pulmo, Abdomen [apakah ada nyeri pada perut,
refleks dinding perut untuk mengetahui apakah sensasi hanya menurun pada tangan
atau hingga ke bawah], dan Ekstremitas) yaitu dengan:
1.Nilai fungsi motorik: kekuatan dan tonus otot
2.Nilai refleks fisiologis: refleks patella dan achilles
3.Nilai refleks patologis: babinski, chaddock, oppenheim, schaffer,
rosulino, mandel bechterew
4.Nilai fungsi otonom: miksi dan defekasi apakah dalam batas normal?
5.Nilai fungsi columna vertebralis: laseque, kontra laseque, pattrick,
kontrapattrick, sicards sign, bragard sign
6.Nilai fungsi sensorik: evaluasi dermatome

b) Diagnosis Banding
Paraparese inferior ec Tumor medulla spinalis ec tumor IDEM dd IDIM dd Guillain
Barre Syndrome (GBS) dd susp. HNP Lumbal dd Degenerative Disc Disease (DDD)

c) Pemeriksaan Penunjang
• Lab Darah Rutin → tanda2 infeksi
• Foto Polos Thorakolumbal AP & Lateral → bila tulang dalam keadaan baik atau
ada penyempitan intervertebral space maka minta :
• Foto dinamik (polos lumbal flexi dan extensi)
• Myelogram
• CT Scan
• MRI => sangat disarankan jika kecurigaan terjadi HNP pada pasien karena mudah
melihat adanya disc bulging maupun HNP tersebut

d) Tatalaksana
Edukasi ke pasien terhadap temuan sementara ini sebelum kemudian merujuk ke
Spesialis Bedah Saraf.
• Bila ada tumor kemungkinan dapat diangkat atau diradioterapi sesuai dengan
ukuran dan letak tumornya nanti.
• Bila mengarah ke GBS (autoimun) dilakukan pengobatan dengan terapi
pemberian imunoglobulin atau plasmapheresis serta terapi sinptomatik.
• Bila HNP dapat dilakukan pemberian obat simptomatik seperti anti nyeri, anti
inflamasi atau dilakukan fisioterapi, dan juga dapat dilakukan tindakan
pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai