Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

T ABSES MANDIBULA
DI RUANG RAJAWALI 5A RSUP DR. KARIADI SEMARANG

LUKMAN FARID ERNAS


P1337420920037

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. T ABSES MANDIBULA
DI RUANG RAJAWALI 5A RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Hari, Tanggal : Selasa, 31 Mei 2021


Waktu : 12.00 WIB
Ruang/RS : Rajawali 5A RSUP Dr. Kariadi Semarang

1. Pengkajian
1. Data Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 51 Tahun
Alamat : Kaligawe
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Diagnosa Medis : Abses Mandibula
Masuk RS : 23 Mei 2021
No. Register : C859044
2. Data Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Umur : 20 Tahun
Alamat : Kaligawe
Pendidikan : SMA
Hubungan : Anak
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan umum pasien lemah dengan nilai GCS : E4V5M6 (composmentis). Pasien post
drainase abses regio submandibula, discarded covid dengan hasil pemeriksaan
specimen-PCR 2 kali pada tanggal 26/5/2021 negatif dan tanggal 28/05/2021 negatif.
Keadaan sekarang pasien mengatakan sesak nafas dan semalam susah untuk tidur, serta
pasien mengatakan nyeri pada rahang bawah, P : nyeri dirasakan saat aktivitas, Q :
tertusuk - tusuk, R : rahang bawah, S : VAS 3, T : hilang timbul. Tanda-tanda vital TD :
118/85 mmHg, respirasi 28x/menit, nadi 86x/menit, terpasang oksigen dengan NRM 10
lpm. Pasien mendapatkan terapi cairan NaCl 0,9 % 60 cc/jam, injeksi lansoprazol 30 mg
/ 24jam IV, obat oral asam folat 1 mg / 24jam, bicnat 3x500 mg serta tambahan terapi
lanjut injeksi ampisilin sulbactam 1,5 mg / 12 jam IV, Inj metronidazole 500 mg / 8 jam
IV, Inj. Ketorolax 30 mg / 8 jam IV dan Inj. Dexsametason 5 mg / 8 jam IV.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat seperti ini sebelumnya. Keluhan ini
baru dirasakan setelah masuk rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami sakit yang sama
dengan pasien. Keluarga juga mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi.
4. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat-
obatan
5. Genogram

: Laki-laki : Tinggal Serumah

: Perempuan : Pasien
: Garis Keturunan : Meninggal
4. Pola Fungsional Gordon
1. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Saat sakit pasien berusaha untuk
mendatangi tempat pelayanan kesehatan untuk kesembuhan penyakitnya.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan sayur dan lauk pauk. Pasien minum ± 1
Liter per hari.
b. Saat Sakit
Pasien mengatakan mendapatkan makanan 3x sehari yang diberikan dari RS. Pasien
mengatakan tidak menghabiskan 1 porsi yang diberikan dari RS.
Observasi :
A : BB : 55 Kg
TB : 155 cm
B : Turgor kulit : Baik
Mata : konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik
CRT: >3detik
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan mandiri ketika BAB 1 x sehari dan BAK ±2-4x sehari
b. Saat Sakit
Pasien BAB atau BAK dibantu oleh keluarga dengan pola eliminasi ±2-4x sehari
Balance Cairan
Cairan infus+injeksi = 1409 cc
IWL = 43,7 cc
Urine = 900 cc
Input – output = 465,3 cc
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidurnya teratur. Pasien mengatakan pasien tidur
malam jam 9 dan terbangun di jam 5 pagi.
b. Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit tidurnya tidak teratur teratur dan susah untuk tidur
dimalam hari
5. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit beraktivitas seperti biasa
b. Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit aktivitasnya dibantu oleh keluargnya
Skrining Fungsional – Indeks Barthel
Faktor Ketergantungan Skor Faktor Ketergantungan Skor
1. Personal Hygiene 5 6. Memakai pakaian 5
2. Mandi 5 7. Kontrol BAB 10
3. Makan 5 8. Kontrol BAK 10
4. Toileting 5 9. Ambulasi atau 5
menggunakan kursi roda
5. Menaiki tangga 5 10. Transfer kursi – tempat 5
tidur

Kategori :
Ketergantungan total (0-24)
Ketergantungan berat (25-49)
Ketergantungan sedang (50-74)
Ketergantungan ringan (75-90)
Ketergantungan minimal (91-99)
Tn. T masuk dalam kategori ketergantungan sedang dengan jumlah skor 60
6. Pola Peran dan Hubungan
Pasien mengatakan pasien mempunyai peran dan hubungan baik kepada orang lain
(Istri dan anak). Saat sakit pasien tidak dapat menjalankan perannya sebagai kepala
keluarga.
7. Pola Persepsi Kognitif dan Sensori
Pasien tidak memiliki gangguan pada indera penglihatan, pendengaran,
penciuman,pengecapan dan perabaan. Pasien tidak mengalami disorientasi waktu dan
tempat.
8. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri
Pasien mengatakan tidak malu dengan anggota tubuhnya. Pasien ingin cepat sembuh
dan pulang ke rumah.
9. Pola Mekanisme Koping
Pasien selalu terbuka dengan perawat dan keluarga. Setiap ada masalah pasien selalu
mendiskusikannya dengan keluarga. Saat ini pasien menghadapi permasalahannya
dengan bertanya pada dokter dan perawat.
10. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit, pasien teratur menjalankan sholat setiap harinya dan tetap berdoa untuk
kesehatan dirinya.
11. Kebutuhan aman dan nyaman
Saat pengkajian didapatkan VAS 3.
P : nyeri dirasakan saat aktivitas
Q : tertusuk – tusuk
R : rahang bawah
S : VAS 3
T : hilang timbul.
5. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : GCS 5 E: 4 M: 6 V: 5
c. TTV :
TD : 118/85 mmHg,
SpO2 : 99 % NRM 10 lpm
R : 28 x/menit
N : 86x/Menit
S : 36,5°C
2. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Mesochepal, tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan
Mata : konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik
Hidung : Simetris, tidak ada polip, lesi maupun sekret
Telinga : Tidak ada serumen, simetris
Mulut : Pada hasil pemeriksaan X Foto Panoramix tanggal 23/05/2021 :
- Tampak keries gigi 1.7/3.1/3.2/4.1/4.2
- Tampak karies disertai pariapikal lusensi pada gigi 3.7
- Tampak sisi akar 1.5/1,6/2.3/2.5/2.6/3.3/3.4/3.5/4.3/4.4/4.5/4.6
- Tampak sisa akar disertai pariapikal lusensi pada gigi 2.4/3.6
- Missing teeth 1.8/2.8/3.8/4.8
- Tak tampak impikasi
- Tak tampak tumpatan
- Canalis alveolaris kanan kiri tampak baik
b. Leher : Pada hasil pemeriksaan X Foto Cervical tanggal 23/052021 :
Opasitas disertai air bubble lusensi pada region submandibular kiri dengan devisiasi
trakea kekanan setinggi corpus vertebra cervical 3-5, cenderung abses.
c. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tampak menggunakan otot bantu pernafasan dan
kemampuan inspirasi menurun.
Palpasi : Getaran seimbang antara kanan dan kiri, taktil fremitus
teraba
Perkusi : Sonor
Auskultasi : ronchi (-)
2) Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS 5
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 > S2, regular, tidak terdengar bunyi gallop dan
Murmur
d. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus terdengar 11 x/menit
e. Punggung : Tidak ada lesi / dekubitus, bentuk tulang normal
f. Genetalia : Tidak ada lesi
g. Ekstermitas :
Atas : Pasien terpasang IVFD disisi tangan kanan
Bawah : tidak terdapat edema.
Kekuatan Otot :
4 5
5 5

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium patologi klinik pada tanggal 31 Mei 2021
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGI

Hemoglobin 13 g/dl 13,2 – 17,3

Hematocrit 39,8 % 32 – 62

Eritrosit 4.62 10ᶺ6/uL 4,4 – 5,9

MCH 28,1 pg 27,00 – 32,00

MCV 86,1 fl 76 – 96

MCHC 32,7 g/dL 29 – 36


Leukosit 20,4 10ᶺ3/uL 3,8 – 10,6
Trombosit 192 10ᶺ3/uL 150 – 400
RDW 13,7 % 11,6 – 14,8
MPV 13,1 fL 4,00 – 11,00
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium
Kalium 127 mmol/L 136 – 145
Chloride 5,3 mmol/L 3,5 – 5,0
99 mmol/L 95 - 100

b. Pemeriksaan X Foto Panoramix tanggal 23/05/2021 :


- Tampak keries gigi 1.7/3.1/3.2/4.1/4.2
- Tampak karies disertai pariapikal lusensi pada gigi 3.7
- Tampak sisi akar 1.5/1,6/2.3/2.5/2.6/3.3/3.4/3.5/4.3/4.4/4.5/4.6
- Tampak sisa akar disertai pariapikal lusensi pada gigi 2.4/3.6
- Missing teeth 1.8/2.8/3.8/4.8
- Tak tampak impikasi
- Tak tampak tumpatan
- Canalis alveolaris kanan kiri tampak baik
c. Pemeriksaan X Foto Cervical tanggal 23/052021 :
Opasitas disertai air bubble lusensi pada region submandibular kiri dengan devisiasi
trakea kekanan setinggi corpus vertebra cervical 3-5, cenderung abses.
d. Pemeriksaan X Foto Toraks AP Semierect (asimetris) tanggal 25/05/2021 :
Klinis : Post insisi abses submandibulla, pneumonia
Kesan :
- Cor suli dievaluasi
- Gambaran broncopneumonia
- Efusi pleura dupleks
e. Pemeriksaan X Foto Toraks AP Semierect (asimetris) tanggal 28/05/2021 :
Klinis : probable covid
Kesan :
- Cor tak membesar
- Gambaran broncopneumonia dengan infiltrate berkurang
- Efusi pleura dupleks berkurang
7. Program Therapy
a. terapi cairan NaCl 0,9 % 60 cc/jam
b. Injeksi lansoprazol 30 mg / 24jam IV
c. Obat oral asam folat 1 mg / 24jam,
d. Bicnat 3 x 500 mg
Tambahan terapi lanjut :
e. Injeksi ampisilin sulbactam 1,5 mg / 12 jam IV
f. Inj metronidazole 500 mg / 8 jam IV
g. Inj. Ketorolax 30 mg / 8 jam IV
h. Inj. Dexsametason 5 mg / 8 jam IV
8. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
DS : Agens Cedera Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri pada rahang Fisiologis (D.0077)
bawah
P : nyeri dirasakan saat aktivitas
Q : tertusuk – tusuk
R : rahang bawah
S : VAS 3
1 T : hilang timbul
DO :
1. Pasien sering meringis kesakitan
2. TTV :
TD : 118/85 mmHg,
R : 28 x/menit
N : 86x/Menit
S : 36,5°C
2 DS : Hambatan Upaya Pola Nafas Tidak Efektif
1. Pasien mengatakan nyeri disertai Nafas (Nyeri) (D.0005)
sesak nafas
2. Pasien mengatakan susah tidur
dimalam hari akibat sesak
DO :
1. Tampak menggunakan otot bantu
pernafasan
2. Fase inspirasi menurun
3. Respirasi 28x/menit
4. SpO2 : 99 %
5. Menggunakan Oksigen NRM 10
LPM
6. Pemeriksaan penunjang
menunjukan kesan pneumonia
discarded covid
DS Trauma jaringan Resiko Infeksi
1. Pasien mengatakan ada luka pada (efek prosedur (D.0142)
leher bagian bawah invasif)
DO :
1. Tampak luka post drainase abses
regio submandibular (23/05/2021)
2. Luka tampak kemerahan
3. Tampak abses
4. Pemeriksaan penunjang hematocrit
3
(31/05/2021) adanya peningkatan
jumlah leukosit : 20,4 10ᶺ3/uL
5. Pemeriksaan penunjang X Foto
Cervical tanggal 23/052021 :
Kesan : Opasitas disertai air bubble
lusensi pada region submandibular
kiri dengan devisiasi trakea
kekanan setinggi corpus vertebra
cervical 3-5, cenderung abses.
9. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisiologis


2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (nyeri)
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (efek prosedur invasif)
10. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Kriteria
Intervensi TTD
Keperawatan Hasil
Nyeri akut Setelah dilakukannya Observasi
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
agens cedera selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
fisiologis. diharapkan nyeri frekuensi, kualitas dan
terkontrol dengan kriteria intensitas nyeri
hasil : 2. Identifikasi faktor yang
1. Keluhan nyeri memperberat dan
menurun (5) memperingan nyeri
2. Sikap protektif Terapeutik
nenurun (5) 1. Berikan teknik LFE
3. Frekuensi nasi nonfarmakologi untuk
membaik (5) mengurangi rasa nyeri
4. Gelisah menurun (5) Edukasi
1. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
Pola nafas tidak Setelah dilakukannya Observasi LFE
efektif berhubungan asuhan keperawatan 1. Monitor pola nafas
dengan hambatan selama 3x24 jam (frekuensi, kedalaman
upaya nafas (nyeri) diharapkan pola nafas dan usaha napas)
membaik dengan kriteria 2. Monitor bunyi nafas
hasil : tambahan
1. Tekanan inspirasi Terapeutik
meningkat (5) 1. Posisikan semi fowler
2. Penggunaan otot atau fowler
bantu pernapasan 2. Berikan minum
menurun (5) hangat
3. Frekuensi nafas 3. Berikan oksigen
membaik (5) Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran dan
mukolotik jika perlu
Resiko Infeksi Setelah dilakukannya Observasi LFE
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Monitor tanda dan
trauma jaringan selama 3x24 jam gejala infeksi local dan
(efek prosedur diharapkan tanda-tanda sistemik
invasif) infeksi dapat dicegah Terapeutik
dengan kriteria hasil: 1. Cuci tangan sebelum
1. Kemerahan menurun dan sesudah kontak
(5) dengan pasien dan
2. Nyeri menurun (5) lingkungan pasien
3. Bengkak menurun (5) 2. Lakukan perawatan
4. Cairan berbau busuk luka
menurnn (5) 3. Pertahankan teknik
5. Kadar sel darah putih steril saat melakukan
membaik (5) perawatan luka
4. Ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur
debridement
2. Kolaborasi pemberian
antibitoik, jika perlu
11. Implementasi Keperawatan

NO Tangga Diagnosa Tindakan Respon TTD


l/Jam Keperawatan Keperawatan

1 31 Mei Nyeri akut Mengkaji tingkat nyeri DS : LFE


2021 berhubungan dengan Memberikan injeksi Pasien mengatakan
Pukul agens cedera keterolax 30 mg/8jam nyeri pada rahang
12.00 fisiologis. IV bawah

P : nyeri dirasakan saat


aktifitas
Q : tertusuk – tusuk
R : rahang bawah
S : VAS 3
T : hilang timbul
DO :
1. Pasien sering
meringis kesakitan
2. TTV :
TD : 118/85 mmHg,
R : 28 x/menit
N : 86x/Menit
S : 36,5°C
31 Mei Nyeri akut Menganjurkan dan DS : Pasien LFE
2021 berhubungan dengan mengajarkan pasien mengatakan paham cara
Pukul agens cedera relaksasi nafas dalam relaksasi nafas dalam
12.10 fisiologis. DO : Pasien dapat
memperagakan teknik
relaksasi nafas dalam

31 Mei Nyeri akut Mengkaji tingkat nyeri DS : LFE


2021 berhubungan dengan Pasien mengatakan
Pukul agens cedera masih nyeri
12.30 fisiologis. DO :

1. Wajah pasien
tampak sedikit
tenang

2. VAS : 3

01 Juni Nyeri akut Mengkaji tingkat nyeri DS : LFE


2021 berhubungan dengan Memberikan injeksi Pasien mengatakan
Pukul agens cedera fisiologis keterolax 30 mg/8jam masih nyeri pada
11.00 IV. daerah rahang bawah

Menganjurkan pasien DO :
relaksasi nafas dalam. 1. Pasien dapat
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam

2. Wajah pasien
tampak tegang

3. Pasien tampak
meringis

4. VAS : 3

01 Juni Nyeri akut Mengkaji ulang tingkat DS : LFE


2021 berhubungan dengan nyeri Pasien mengatakan
Pukul agens cedera masih nyeri
11.10 fisiologis.
DO :

1. Pasien tampak
sedikit rileks
2. VAS : 2

02 Juni Nyeri akut Mengkaji tingkat nyeri DS : LFE


2021 berhubungan dengan Pasien mengatakan
Pukul agens cedera nyeri sedikit berkurang
09.00 fisiologis. pada rahang bawah

DO :

1. Pasien tampak
sedikit rileks

2. VAS : 2

02 Juni Nyeri akut 1. Mengkaji tingkat DS : LFE


2021 berhubungan dengan nyeri Pasien mengatakan
Pukul agens cedera fisiologis 2. Memberikan nyeri berkurang
09.15 injeksi ketorolac DO :
30 mg/8jam IV
1. Pasien tampak
3. Menganjurkan sedikit rileks
pasien relaksasi
2. Pasien dapat
nafas dalam
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam

3. VAS : 2

2 31 Mei Pola nafas tidak 1. Memonitor pola DS : LFE


2021 efektif berhubungan nafas dan bunyi 1. Pasien mengatakan
Pukul dengan hambatan nafas tambahan merasa nyeri
11.00 upaya nafas (nyeri) disertai dengan
sesak nafas

2. Pasien mengatakan
susah tidur
dimalam hari
akibat sesak

DO :

1. Menggunakan otot
bantu pernafasan

2. Tekanan inspirasi
pasien menurun

3. RR 28x/menit

4. SpO2 : 99 %

31 Mei Pola nafas tidak 1. Mengatur posisi DS : LFE


2021 efektif berhubungan pasien semi fowler
Pasien mengatakan
Pukul dengan hambatan 2. Pemberian oksigen merasa enakan setelah
11.15 upaya nafas (nyeri) NRM 10 LPM pemberian oksigen
NRM 10 LPM

DO :

1. Pasien tampak
rileks

01 Juni Pola nafas tidak 1. Memonitor pola DS : LFE


2021 efektif berhubungan nafas dan bunyi Pasien mengatakan
Pukul dengan hambatan nafas tambahan masi merasakan sesak
12.45 upaya nafas (nyeri) 2. Mengatur posisi
DO :
semi fowler
3. Pemberian oksigen SpO2 : 99 % NRM 10
NRM 10 lpm LPM

RR : 24x/menit

02 Juni Pola nafas tidak 1. Mengatur posisi DS : LFE


2021 efektif berhubungan pasien semi Pasien mengatakan
Pukul dengan hambatan
09.15 upaya nafas (nyeri) fowler sesak sedikit berkurang
2. Pemberian DO :
oksigen NRM
1. Pasien tampak rileks
10 LPM
3. Mengajarkan 2. RR : 22x/menit
teknik relaksasi 3. pasien mampu
nafas dalam mendemonstrasikan
teknik relaksasi nafas
dalam

3 31 Juni Resiko Infeksi 1. Menilai tanda- DO : LFE


2021 berhubungan dengan tanda infeksi pada 1. Sekitar luka
Pukul trauma jaringan luka tampak kemerahan
12.00 2. Melakukan
2. Telah dilakukan
perawatan luka
perawatan luka
dang anti balutan
menggunakan
3. Memberikan
cairan normal salin
injeksi ampisilin
NaCl 0,9 % dan
sulbactam 1,5 g/12
ditutup
jam IV
mengunakan kassa

3. Balutan telah
diganti

4. Luka post drainase


abses regio
submandilaris hari
ke-8

5. Hasil pemeriksaan
lab hasil leukosit
20,4 10ᶺ3/ul
01 Juni Resiko Infeksi 1. Menilai tanda- DO : LFE
2021 tanda infeksi pada 1. Luka post drainase
Pukul luka abses regio
11.10 2. Melakukan submandilaris hari
perawatan luka dan ke-9
ganti balutan luka
2. Terdapat abses
3. Telah diberikan
injeksi Ampisili 3. Telah dilakukan
sulbactam 1,5 g / perawatan luka
12 jam menggunakan
cairan NaCl 0,9 %
dan di balut kassa

4. Balutan telah
diganti

02 Juni Resiko Infeksi 1. Menilai tanda- DO : LFE


2021 tanda infeksi 1. Luka post drainase
Pukul pada luka abses regio
09.00 2. Melakukan submandilaris hari
perawatan luka ke-10
dan ganti
2. Telah dilakukan
balutan luka
perawatan luka
3. Telah diberikan
menggunakan
injeksi Ampisili
cairan NaCl 0,9 %
sulbactam 1,5
dan di balut kassa
g / 12 jam
3. Balutan telah
diganti
12. Evaluasi Keperawatan

N Tanggal/Jam Diagnosa
Evaluasi Paraf
O Keperawatan

1 03 Juni 2021 Nyeri akut S : LFE


Pukul 10.00 berhubungan dengan Pasien mengatakan sedikit merasa
agens cedera enakan
fisiologis
Pasien mengatakan nyeri berkurang

O:

Pasien tampak lebih rileks

Skala nyeri 2

A : Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

Mengajarkan posisi tidur yang tidak


membebani kerja jantung

Mengajarkan teknik relaksasi nafas


dalam

Menganjurkan pasien melakukan


control dengan rutin

Menganjurkan pasien untuk


membatasi aktivitas yang berat

Kolaborasi pemberian therapy

Cairan NaCl 0,9 % 20 tpm

Inj. Keterolax 30 mg/8 jam IV

Inj. Lansoprazole 30 mg/24jam IV

2 03 Juni 2021 Pola nafas tidak S : LFE


Pukul 10.10 efektif berhubungan
dengan hambatan Pasien mengatakan sesak sudah
upaya nafas(nyeri) mulai berkurang

O:

Pasien tampak tenang dan rileks

RR : 24x/menit

SpO2 : 99 %

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Mengajarkan posisi tidur yang tidak


membebani kerja jantung ( posisi
semi fowler)

Kolaborasi pemberian therapy


oksigen menggunakan nasal canul 3
liter/menit

3 27 Mei 2021 Resiko Infeksi S:- LFE


Pukul 10.20 O:

Luka tampak bersih dan dilakukan


perawatan luka selanjutnya per 2
hari.

Perawatan luka menggunakan cairan


NaCl0,9% dan dibalut menggunakan
kassa.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Mengkaji tanda-tanda infeksi


Lakukan perawatan luka
menggunakan cairan NaCl 0,9% dan
dibalut menggunakan kassa

Kolaborasi pemberian therapy dan


menjaga kondisi luka

Injeksi ampisilin sulbactam 1,5 mg /


12 jam IV
Injeksi metronidazole 500 mg / 8 jam
IV

Anda mungkin juga menyukai