• Perut Kembung
Keluhan tambahan
• Sulit BAB
• Pasien datang bersama orang tuanya dengan keluhan perut kembung. Keluhan perut
kembung dirasakan sejak 4 hari setelah lahir. Setelah lahir pasien langsung BAB dan
BAK tanpa adanya keluhan. Namun 4 hari setelah lahir, ibu pasien merasa perut
pasien kembung. langsung dibawa ke Puskesmas. Pasien lalu dirawat 2 hari di
Puskesmas dan keluhan sudah sedikit berkurang. Sejak 1 bulan yang lalu, ibu pasien
merasa pasien jarang BAB, perut semakin kembung dan membesar. Frekuensi BAB
pasien hanya sekali sebulan dengan bantuan obat pencahar. Setiap BAB keluar
hanya sedikit-sedikit dan berwarna hitam, bau, darah (-), lendir (-), mual muntah (-).
BAK (+) normal.
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
• RPK :
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Status gizi : Baik
• Tanda-Tanda Vital
• HR : 116x/m
• RR : 30x/m
• T : 36,7C
• SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Kepala
• Kepala: Normochepal
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (+/+)
• Hidung: Simetris, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
• Telinga: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
• Mulut : Simetris
• Leher: Pembesaran KGB (-), tiroid (-)
Dada (Thoraks)
Anterior Posterior
Inspeksi Hemithoraks simetris kiri dan kanan Hemithoraks simetris kiri dan
kanan
EKSTREMITAS
• Ekstremitas
• Superior: Fraktur (-/-), oedema (-/-)
• Inferior : Fraktur (-/-), oedema (-/-)
GENITALIA
Dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Kesan:
Menyokong gambaran Hirschsprung’s Disease
TERAPI
DIAGNOSIS KERJA
Hirschsprung Disease
OPERATIF
R/ KOLOSTOMI
PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia ad Bonam
Qua ad sanationam: dubia ad
Bonam
Qua ad fungsionam: dubia ad
Bonam
Anatomi dan Fisologi Usus Besar
Sistem saraf otonomik intrinsik
pada usus terdiri dari 3 pleksus
Pleksus
Auerbach : Pleksus Henle
Pleksus
terletak : terletak
Meissner :
diantara disepanjang
terletak di sub-
lapisan otot batas dalam
mukosa
sirkuler dan otot sirkuler
longitudinal
Definisi
Tidak adanya sel
ganglion di pleksus terdapat 1 kasus per 1.500
myenterikus atau 7000 bayi yang baru
(auerbach’s) dan lahir
submukosa (meissner’s)
Enterocolitis: demam,
muntah berisi empedu,
diare yang menyemprot,
distensi abdominal,
dehidrasi, syok, perforasi
dan sepsis
Pemeriksaan Penunjang
• Colon in Loop (Barium enema)
• Anorektal Manometry
• Biopsy Rektal
Colon in Loop
• Ditemukan spasme pada distal rectum memberikan gambaran seperti
kaliber/peluru kecil jika dibandingkan colon sigmoid yang proksimal.
• Segmen aganglion biasanya berukuran normal tapi bagian proksimal usus
yang mempunyai ganglion mengalami distensi sehingga pada gambaran
radiologis terlihat zona transisi.
Colon in Loop
• Retensi dari barium pada 24 jam dan disertai distensi dari kolon ada tanda
yang penting tapi tidak spesifik
• Enterokolitis pada Hirschsprung dapat didiagnosis dengan foto polos
abdomen yang ditandai dengan adanya kontur irregular dari kolon yang
berdilatasi yang disebabkan oleh oedem, spasme, ulserase dari dinding
intestinal
Colon in Loop
Pemeriksaan Penunjang
Anorektal Manometri
• Gejala yang ditemukan adalah kegagalan relaksasi sphincter ani interna ketika
rectum dilebarkan dengan balon
• Keuntungan metode ini adalah dapat segera dilakukan dan pasien bisa langsung
pulang karena tidak dilakukan anestesi umum
Biopsy rectal
• pengambilan sample biasanya diambil 2 cm diatas linea dentate dan juga mengambil
sample yang normal jadi dari yang normal ganglion hingga yang aganglionik
• Pemeriksaan LDH (laktat dehidrogenase)
• Sel saraf imatur tidak memiliki sitoplasma yang dapat menghasilkan dehidrogenase
Pengambilan sampel biopsi
TATALAKSANA
Terapi Farmakologi
• Dekompresi saluran cerna dengan selang nasogastrik (NGT).
Cairan dihisap setiap 15-20 menit karena cairan jejunum
akan mulai mengisi lambung dalam rentang waktu ini.
• Rehidrasi (diberikan kebutuhan rumatan dan dehidrasi).
• Pemasangan kateter urine untuk memantau urine output.
• Pemberian antibiotic apabila terjadi enterokolitis.
Diet
• larutan rehidrasi oral sebanyak 15 mL/ kg tiap 3 jam
selama dilatasi rectal preoperative dan irigasi rectal.
Terapi
Operatif
Pull
Kolostomi Through
operation
ANALISA KASUS
38
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
▸ Perut ▸ Abdomen Penunjang
kembung cembung, ▸ Foto polos
▸ Sulit BAB, distensi (+) abdomen :
lancar ▸ Bising usus terdapat
1. dengan obat meningkat distensi
pencahar intestinum
Apakah ▸ Colon in loop :
▸ BAB berbau
diagnosis
YA dan warna tampak ukuran
hitam rektum sedikit
sudah lebih kecil
dibandingkan
tepat? colon sigmoid
dengan R/S <1
39
Toddlers and older
Newborn Infants
children
Foul-smelling stools,
Bile-stained emesis Constipation
ribbon like stool
Malnourishment, Anemia,
Hyponatremia
40
Pre peritoneal fat Tampak ukuran
line tidak jelas rektum sedikit
Feces di rectum lebih kecil
dan colon dibandingkan
Colon in loop
Foto polos abdomen
prominent colon sigmoin
2. Apakah dengan R/S <1
pemeriksa Tampak distensi
intestinum Colon sigmoid:
an lumen tidak
Kesan: menyempit,
penunjang konstipasi dinding tidak
sudah disertai menebal,
tepat? meteorismus mukosa reguler,
tidak ada filling
defect
41
Foto polos abdomen pada kasus HD :
Feces di
rectum dan
colon
prominent Diagnosis Banding :
• Atresia ileum
• Sindrom Sumbatan Mekonium
Penebalan dan
Zona transisional Segmen aganglionik
nodularitas mukosa
(sering pada dengan kontraksi
colon proksima zona
rectosigmoid) ireguler
transisional
Perlambatan evakuasi
barium campuran Penyempita segmen
fekal material dan Index rectosigmoid <1 distal seperti kontraksi
bahan kontras muskuler
(mottled sign)
Gambaran mukosa
1-3 Rendah Spasme daerah
4-5 Sedang cobble stone,
aganglionik
6-8 Tinggi bergerigi dan ireguler
45
Gambaran caliber mengecil dari rektum dan colon Segmen aganglionik yang
sigmoid distal (tanda panah) dan bagian proksimal ireguler dan mengalami spasme
colon yang berdilatas (*)
3. Bagaimanakah prinsip pemeriksaan radiologi
colon in loop? Indikasi dan kontraindikasi colon
in loop?
COLON IN LOOP (BARIUM ENEMA)
Colon in loop (barium enema) merupakan suatu pemeriksaan radiografik kolon dengan menggunakan
bahan kontras (yang lazim digunakan adalah barium sulfat) yang dimasukan ke dalam kolon pada pasien
dalam hal ini pada neonatus/bayi.
Tujuan
Mendapatkan gambaran anatomis dari kolon, membantu menegakkan diagnosa penyakit/kelainan pada
kolon.
Jenis Kontras
Metode
single contrast bila kontras yang digunakan hanya Double contrast bila udara juga dipompakan ke
barium dalam kolon.
Indikasi Kontraindikasi Komplikasi