Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN SKOLIOSIS


Nama Kelompok :
1. Euis Chintya Debienti (1920015)
2. Casrodi (1920048)
3. Renata Happy (1920034)
4. Nabilqis Adinda Putri (1920026)
5. Viska Nevisia (1920042)
6. Khofifah Nur. R (1920022)
7. M Faizul Zidan (1920024)
8. Nur Rohana I (1920031)
9. Fitri Anggraeni (1920051)
10. Sandra Irmawati (1920038)
DEFINISI
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang
dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah
samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas
terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh
sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang
belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara
tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang
belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur
lainnya (Rahayussalim, 2007).
ETIOLOGI
01 02
Kongenital (bawaan) Neuromuskuler

03
Idiopatik
• Skoliosis idiopatik Infatil
• Skoliosis idiopatik juvenil
• Skoliosis idiopatik adolecent
KLASIFIKASI
Nonstruktural
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan
tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung
a. Skoliosis postural : disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk.
b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
• Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik
• Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi
• Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
c. Perbedaan panjang antara tungkai bawah
• Actual shortening
• Apparent shortening :Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih
pendek, Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
Sruktural

Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan


dengan rotasi dari tulang punggung
1. Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
2. Osteopatik Kongenital (didapat sejak
lahir)
3. Neuropatik
MANIFESTASI
KLINIS
1. Abdormalitas penampilan vertebra yang biasa yaitu cekung-cembung-
cekung yang terlihat menurun dari bahu sampai bokong.
2. Penonjolan iga di sisi cembung.
3. Tinggi Krista iliaka yang tidak sama,yang dapat menyebabkan satu
tungkai lebih pendek dari pada tungkai lainnya.
4. Asimetri selubung toraks dan ketidak sejajaran vertebra spinalis akan
tampak
apabila individu membungkuk.
5. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping.
6. Bahu atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya.
7. Nyeri punggung
8. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
Skoliosis yang berat(kelengkungan yang lebih besar dari 60°).
KOMPLIKASI
1. Kerusakan paru – paru dan jantung
2. Sakit tulang belakang
3. Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis
depan menimbulkan resiko kehilangan densitas tulang
(osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita
skoliosis sejak remaja dan resiko menderita osteoporosis
akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya
usia.Skoliosis tingkat ringan dan sedang baru
menimbulkan keluhan bila sudah berusia diatas 35 tahun.
Keluhan yang mereka derita biasanya sakit kronis di
daerah pinggang yang lebih dini dibandingkan orang
yang normal seusianya. Hal ini akibat proses degenerasi
yang lebih dini.
PENATALAKSANAAN
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada
skoliosis meliputi 4 hal penting :
● Mencegah progresifitas dan
mempertahankan keseimbangan
● Mempertahankan fungsi respirasi
● Mengurangi nyeri
● memperbaiki status neurologis
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih,
dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
● Observasi
● Orthosis
● Operasi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN TERAPI
RONTGEN
TULANG CHIROPRACTIC
BELAKANG

PENGUKURAN
DENGAN YOGA
SKOLIOMETER

MRI PILATES
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a) Identitas
b) Anamnesa
Keluhan Utama :
Kemungkinan klien mengeluh nyeri pada area tulang belakang, dan bisa terdapat gangguan
mobilitas pada klien.
c) Riwayat Kesehatan sekarang:
Pada vertebra teraba tulang belakang yang melengkung, dada kanan posterior menonjol disertai
scapula kanan tampak lebih tinggi dan menonjol ( scoliosis ).
d) Riwayat kecelakaan perlu dikaji
e) Riwayat penyakit genetic dan congenital : -
f) Riwayat penyakit lain : -
g) Riwayat pembedahan pada skeletal : -
h) Riwayat keluarga dengan masalah musculoskeletal : -
i) ADL : -
j) Life style : -
2. Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi : scapula kanan tampak lebih tinggi


2.Palpasi : tulang belakang melengkung, dada kanan
posterior menonjol
3. Perkusi : -
4. Auskultasi : -
3. Pengkajian Psikososial
•Psikologis : -
•Spiritual : -
•Social-cultural : -
5. Analisa Data
Data fokus Etiologi Masalah

DO : - Kebiasaan posisi tidak benar Harga diri rendah


-Kemungkinan pada saat - Penekanan saraf
palpasi teraba tulang belakang - Saraf melemah
melengkung, dada kanan posterior - Ketidakseimbangan tarikan ruas
menonjol disertai scapula kanan tulang belakang
tampak lebih tinggi dan menonjol
- Skoliosis
-Klien terlihat minder saat bermain
dengan teman temannya - Lekungan pada tulang
- Klien terlihat malu saat bermain
dengan teman teman nya berbicara
dengan teman- temannya
DS:
-Klien kemungkinan mengeluh iri
melihat temannya yang memiliki
bentuk fisik yang normal
Data fokus Etiologi Masalah

DO : ~ Kebiasaan posisi tidak benar Resiko Gangguan Rasa


- P: klien mengatakan ~ Penekanan saraf Nyaman : Nyeri
nyeri ~ Saraf melemah
timbul setelah melakukan ~ Ketidakseimbangan tarikan
aktivitas/gerakan ruas tulang belakang
- Q: klien mengatakan ~ Skoliosis
nyerinya seperti tertusuk- ~ Lengkungan pada tulang
tusuk belakang
- R: klien mengatakan ~ Serabut saraf nyeri tertarik
nyerinya menyebar sampai ~ Merangsang saraf nyeri
ke lutut ~ Merangsang hipitalamus
- S: klien mengatakan ~ Nyeri dipersepsikan
skala ~ Nyeri punggung
nyeri klien 5 ~ Resiko Nyeri
- T: klien mengatakan
timbul nyeri pada malam hari
DS :
- Klien mengeluh nyeri
pada
area yang mengalami skoliosis
Data fokus Etiologi Masalah
DO: 1. Kebiasaan posisi tidak Resiko Gangguan
-Kemungkinan klien benar Mobilisasi
nampak mengalami 2. Penekanan saraf
kesulitan dalam berjalan 3. Saraf melemah
atau melakukan aktivitas 4. Ketidakseimbangan
yang lainnya. tarikan ruas tulang
-Klien terlihat dibantu saat belakang
melakukan aktivitas 5. Skoliosis
-Bahu dan pinggul kiri dan 6. Lengkungan pada
kanan klien terlihat tidak tulang
sama tingginya belakang
DS: 7. Memengaruhi stabilitas
-Klien mengatakan tulang belakang dan
kelelahan pada tulang stabilitas panggul
belakang setelah duduk Resiko gangguan
atau berdiri lama mobilisasi
Data fokus Etiologi Masalah

DO: 1. Kebiasaan posisi tidak benar Risiko Pola nafas tidak


-Klien Nampak melakukan 2. Penekanan saraf efektif
usaha dalam bernafas serta 3. Saraf melemah
menggunakan otot-otot 4. Ketidakseimbangan tarikan
pernafasan ruas tulang belakang
-Nampak sesak 5. Skoliosis
DS: 6. Lengkungan pada tulang
-Klien mengeluh susah belakang
dalam bernafas 7. Penekanan paru
8. Ekspansi paru
9. Kompensasi napas cepat
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
O hasil

1 Harga Diri Rendah berhubungan Mencegah terjadinya - Bantu klien memakai 1. Pakaian yang
dengan postur tubuh yang miring ke Harga Diri Rendah pakaian yang menarik menarik membantu
lateral., ditandai dengan : dengan criteria : dan tepat untuk klien mengurangi
DO: -Klien menyatakan digunakan di atas brace. perasaan negative
-Kemungkinan pada saat palpasi persepsi nyata dan - Bantu klien untuk mengenai
teraba tulang belakang melengkung, penerimaan diri pada mengembangkan koping keadaannya.
dada kanan posterior menonjol perubahan yang terjadi. penerimaan terhadap 2. Koping yang baik
disertai scapula kanan tampak lebih Klien mengungkapkan perubahan. membantu klien
tinggi dan perasaan dan - Beritahu klien dan menerima
menonjol kekhawatiran keluarga implikasi jika perubahan pada
-Klien terlihat minder saat bermain -Klien menunjukan tidak memakai brace. dirinya
dengan teman-temannya tanda-tanda penyesuain - Ajarkan orang tua 3. Pemakaian brace
-Klien terlihat malu saat berbicara diri terhadap penggunan tentang pentingnya berguna untuk
dengan teman- temannya brace. respons mereka terhadap menopang bentuk
DS: - Klien menunjukan perubahan tubuh anak tubuh klien sesuai
-Klien kemungkinan mengeluh iri prilaku koping yang dan penyesuaian di keadaan normal.
melihat temannya yang memiliki positif kemudian hari, sesuai 4. Meningkatkan
bentuk fisik yang normal dengan kebutuhan. kenyamanan dan
rasa percaya diri
klien.
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
O hasil

2 Resiko Imobilitas fisik berhubungan - Klien - Berikan suatu alat agar 1. Membuat klien
dengan penurunan fungsi saraf Mendemonstrasikan klien dapat meminta memiliki rasa nyaman,
sumsum tulang belakang, ditandai teknik/perilaku yang pertolongan seperti bel dapat mengatur diri
dengan : memungkinkan atau lampu pemanggil dan mengurangi
DO: melakukan kembali - Bantu klien melakukan ketakutan karena
- Kemungkinan klien nampak aktivitas. Dengan kriteria latihan ROM pada semua ditinggal sendiri.
mengalami kesulitan dalam berjalan hasil : ekstremitas dan sendi, 2. Meningkatkan
atau melakukan aktivitas yang lainnya. 1. Fungsi saraf kembali pakailah gerakan sirkulasi,
- Klien terlihat dibantu saat melakukan normal sesuai dengan perlahan mempertahankan tonus
aktivitas perubahan anatomi tubuh dan lembut. otot dan mobilisasi
- Bahu dan pinggul kiri dan kanan klien yang nomal. - Anjurkan klien untuk sendi, meningkatkan
terlihat tidak sama tingginya menggunakan teknik mobilisasi sendi.
DS: relaksasi. Mengurangi
Klien mengatakan kelelahan pada - Buat rencana aktivitas ketegangan otot atau
tulang belakang setelah duduk atau untuk klien sehingga klien kelelahan dapat
berdiri lama dapat beristirahat tanpa membantu mengurangi
terganggu. nyeri, spasme otot,
- Anjurkan klien untuk spastisitas (kejang).
berperan serta dalam . Mencegah kelelahan,
aktivitas sesuai dengan memberikan
kemampuan dan kesempatan untuk
toleransi. berperan
serta/melakukan upaya
maksimal.
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
O kriteria hasil

3 Resiko Gangguan Rasa Nyaman: Klien Menunjukkan • Perhatikan 1. Memberikan informasi


Nyeri Berhubungan dengan kekakuan keterampilan intensitas nyeri sebagai dasar dan
sendi kemampuan (skala 0-10), pengawasan keefektifan
P: klien mengatakan nyeri timbul relaksasi. lamanya dan intervensi Menurun kan
setelah melakukan aktivitas /gerakan Tampak rileks, lokasinya. tegangan otot,
Q: klien mengatakan nyerinya seperti mampu tidur dan • Berikan tindakan memfokuskan kembali
tertusuk-tusuk istirahat dengan kenyamanan dan perhatian, meningkatkan
R: klien mengatakan nyerinya tepat, dengan aktivitas rasa control, dan dapat
menyebar sampai ke lutut kriteria Menyatakan teurapeutik. meningkatkan kemampuan
S: klien mengatakan rasa nyeri hilang • Dorong teknik koping dalam managemen
skala nyeri klien 5 managemen stress ketidaknyamanan / nyeri
T: klien mengatakan timbul nyeri pada dan penggunaan yang dapat menetap
malam hari sentuhan teurapetik selama periode lama.
DS : • Seilidiki keluhan 2. Pengendalian dini
Klien mengeluh nyeri pada area yang nyeri sendi tiba-tiba terjadinya masalah
mengalami skoliosis dengan spasme memberikan kesempatan
otot untuk intervensi cepat dan
• Dan perubahan mencegah komplikasi lebih
mobilitas sendi. serius.
• Kolaboratif:Berikan 3. Menghilangkan nyeri dan
narkotik, analgesic, menurunkan tegangan
dan relaksan otot yang menambah
sesuai indikasi ketidaknyamanan
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
O kriteria hasil

4 Resiko gangguan pola nafas tidak - Klien menunjukan • Evaluasi fungsi 1. Distress pernafasan dan
efektif berhubungan dengan tekanan aktivitas/perilaku pernafasan, catat perubahan pada tanda vital
pada paru- paru, ditandai dengan : meningkatkan kecepatan, dipsneu, dapat terjadi sebagi akibat
DO: fungsi paru, terjadinya stress fisiologi dan nyeri.
Klien Nampak melakukan usaha dengan kriteria sianosis, perubahan 2. Duduk tinggi memungkinkan
dalam bernafas serta menggunakan : pola nafas efektif tanda vital ekspansi paru dan
otot-otot pernafasan dengan frekuensi • Tinggikan kepala dan memudahkan
Nampak sesak Dan kedalaman bantu mengubah pernapasannya.
DS: dalam rentang posisi. 3. Mencegah aktelaktasis
Klien mengeluh susah dalam bernafas normal. Menunjukan • Anjurkan pasien
pola nafas efektif untuk melakukan
dengan perbaikan napas dalam yang
ekpansi paru. efektif jika pasien
sadar
KESIMPULAN
Skoliosis merupakan kurva abnormal dari tulang belakang. Normalnya, bila
dilihat dari bidang tampak depan/koronal, kurva tulang belakang lurus satu
garis dari leher sampai sacrococcygeus (tulang ekor). Bila dilihat dari sisi
samping/lateral view terdapat kurva ke depan terus ke belakang. "Gunanya
menjaga supaya tulang belakangnya stabil. Berat ringannya skoliosis
tergantung dari besar kecil derajat lengkungnya. Disebut ringan bila
derajatnya di bawah 20 derajat. Disebut sedang, bila lengkungnya antara 20-
40 derajat. Kondisi berat terjadi bila lengkungnya di atas 40 derajat dan sangat
berat sekitar ratusan derajat. Penyebab skoliosis bermacam-macam. Bila
derajat lengkungnya melebihi 40 derajat, maka penderita skoliosis dianjurkan
operasi.

Anda mungkin juga menyukai