Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS


PNEOMONIA

Nama kelompok 3
1. Euis chitya D 19200
2. Renata happy 19200
3. viska nevisia 1920042
4. casrodi 1920048
I

PENGERTIAN KLASIFIKASI
Leukemia, berasal dari bahasa Yunani
yaitu leukos-putih dan haima-darah. Leukemia sering diklasifikasikan
Leukemia adalah jenis kanker yang sesuai galur sel yang terkena:
mempengaruhi sumsum tulang dan
jaringan getah bening.Leukimia adalah 1.Leukemia Mielogenus akut
proliferasi sel darah putih yang masih
imatur dalam jaringan pembentukan 2.Leukimia Mielogenus Kronis
darah.(Suriadi & Yuliani, 2006).
Leukemia adalah neoplasma akut atau
3.Leukimia Limfositik Akut
kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi
4.Leukimia Limfositik Kronis
(Reeves, 2001).

2
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia,
yaitu:
1. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen ( T cell leukimia lymphoma virus/
HTLV)
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat obat karsinogenik seperti
diethylstilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada Down Syndrome 3
Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari
normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya.
Sel leukemia memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap
infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel
darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut
seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,
sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Kanker ini juga bias menyusup ke
dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.

4
Manifestasi klinis

Pilek tidak sembuh sembuh


Pucat, lesu, mudah terstimulasi
Demam dan anorexia berat badan menurun
Ptechiae, memar tanpa sebab
Nyeri pada tulang dan persendian
Nyeru abdomen
Lymphadenopathy
Hepatisplenomegaly
Abnormal WBC

5
Pemeriksaan Diasnotik
1. Pemeriksaan darah tepi : terdapat leikosit yang imatur.
2. Aspirasi sumsum tulang (BMP) : hiperseluler terutama banyak terdapat sel
muda.
3. Biopsi sumsum tulang
4. Lumbal punksi untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfil-trasi
5. Hitung darah lengkap (CBC) - anak dengan BCB kurang dari 10.000/mm3
saat didiagnosis memiliki prognosis paling baik; jumlah leukosit lebih dari
50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
6. Foto toraks - mendeteksi keterlibatan mediastinum.
7. Pemindaian tulang atau survei kerangka - mengkaji keterlibatan tulang.
8. Pemindaian ginjal, hati, dan limpa - mengkaji infilrat leukemik.
Jumlah trombosit - menunjukan kapasitas pembekuan.

6
Komplikasi

1. Gagal sumsum tulang


2. Infeksi
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Limfadenipati
6. Kougulasi intravaskular
diseminata (KID)
7. Iron Deficiency Anemia
(IDA)
7
Penatalaksanaan

1. Pelaksanan Kemoterapi
Terdapat tiga fase pelaksanaan
kemoterapi :

a. Fase Induksi

b. Fase Profilaksis

c. Konsolidasi 8
our office

Find more maps at slidescarnival.com/extra-free-resources-icons-and-maps


9
Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Alamat, No.
Medrec, R. Rawat, Dx. Medis,Tanggal Masuk, Tanggal Pengkajian
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Pemeriksaan Fisik

10
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis

11
Intervensi

Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh


Tujuan:
Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi:
1. Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional: untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi
2. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive
Rasional: untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
3. Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti
tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional: untuk intervensi dini penanganan infeksi
4. Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional: diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

12
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
Tujuan: terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi:
1.Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
Rasional: menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
2. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau
dibutuhkan
Rasional: mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan
intervensi
Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
Tujuan: klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi:
1. Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional: untuk mencegah perdarahan
2. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional: untuk mencegah perdarahan
3. Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)
Rasional: untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan
4. Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional: karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit 14
Tablet project

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek
samping kemoterapi dan atau stomatitis
Tujuan: Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Intervensi:
1. Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada
saat selera makan anak meningkat
Rasional: untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
2. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas
Rasional: untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

15
Kasus pemicu
Klien An. C berumur 7 tahun terlihat wajahnya sangat
pucat dan orangtuanya berkata ia seringkali pingsan. Berat
badan anak tersebut menurun drastis (anoreksia) sering
mengeluh nyeri pada abdomen tulang dan persendian serta
sering terdapat memar tanpa sebab. Saat dikaji, An. C
terdapat banyak sariawan dalam rongga mulutnya,
sehingga ibu An. C membawa anaknya ke puskesmas dan
saat di puskesmas di rujuk ke RSIA Hermina dan An. C
mendapatkan diagnosa medis oleh dokter yaitu Leukimia
akut.
16
Pemeriksaan Lanjytan....

Sistem pernafasan
Nafas pendek,dispnea, takipnea, RR menurun, Ronchi (+).
Distensi abnormal, bising usus menurun, anoreksia, mual,
muntah,penurunan berat badan,stomatitis, ulkus mulut,
hipertropi gusi, diare,feses hitam, nyeri tekan perianal.
Sistem Kardiovaskuler
Palpitasi, takikardi, mur mur jantung, kulit dan membran
mukosa pucat, konjungtiva anemis.

18
Lanjutan...

Sistem perkemihan
penurunan output urine, hematuri (+).
Sistem persarafan
Defisit saraf kranial atau tanda pendarahan serebral,
penurunan koordinasi,kesemutan, parestesi, otot
iritabilita,kejang,pusing, sakit kepala, disorientasi.
Sistem muskuloskeletal
Nyeri tulang atau sendi, nyeri tekan sternal,kram otot,
kelemahan,kelelahan, aktivitas.

19
Analisa data
Gejala Etiologi Masalah

1. DS : Ibu klien Ketidakmampuan Ketidakseimbangan


mengatakan anaknya mencerna makanan nutrisi: kurang dari
nyeri di bagian perut dan kebutuhan tubuh
kesulitan menelan
makanan karena
sariawan.
DO :
-TTV :
-TD : 90/50
-RR : 18x/menit
-Nadi : 90/menit
-Suhu : 38 o
penurunan BB
anoreksia
diare
sariawan
20
Gejala Etiologi Masalah

Rrsiko infeksi
2. DS : -
DO :
TTV :
-TD : 90/50
-RR : 18x/menit
-Nadi : 90/menit
-Suhu : 38 o
- Hb : 9 gram/dL

21
Diagnosa keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna
makanan
Resiko infeksi

22
Intervensi keperawatan

Diagnosis NIC NOC

Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan


nutrisi: kurang dari nutrisi: kurang dari nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
berhubungan dengan berhubungan dengan berhubungan dengan
ketidakmampuan ketidakmampuan ketidakmampuan
mencerna makanan mencerna makanan mencerna makanan
Resiko infeksi Resiko infeksi Resiko infeksi

23
Masalah NIC NOC

Resiko infeksi Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan


nutrisi: kurang dari nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
berhubungan dengan berhubungan dengan
ketidakmampuan ketidakmampuan
mencerna makanan mencerna makanan
Resiko infeksi Resiko infeksi

24
Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak.
EGC
Betz, Cecily, L & Sowden, Linda, A. (2002).
Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Daftar pustaka
Suriadi & Yuliani, Rita. (2006). Asuhan Keperawatan
Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak. Salemba Merdeka.

25

Anda mungkin juga menyukai