: SUKAR HAMDANI
: 06.03.1.035
: 24-26 Februari 2011
: Merak I Non Infeksi
: Anemia Aplastik
A. Definisi
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
turun dibawah normal (Wong, 2009).
Anemia aplastik merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel darah dalam
darah tepi, akibat terjadinya pembentukan sel hemopoetik dalam sum-sum tulang (Smeltzer &
Bare, 2002).
Anemia aplastik merupakan suatu keadaan semua unsur darah yang terbentuk terdepresi
secara bersamaan (Wong, 2009).
B. Penyebab
1. Faktor Kongenital
Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan seperti mikrosefali,
strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan sebagainya
2. Faktor eksogen
-
sebagainya)
Radiasi: Sinar, rontgen, radioaktif
dalam organ mengakibatkan gejala tambahan : nyeri akibat pembesaran limpa atau hati,
masalah kelenjar limfa; sakit kepala atau muntah akibat leukemia meningeal.
E. Komplikasi
1. Gagal sumsum tulang
2. Infeksi
3. Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID/DIC)
4. Splenomegali
5. Hepatomegali
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hitung darah lengkap (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm 3 saat didiagnosis,
memiliki prognosis paling baik. Jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm 3 adalah tanda
prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
2. Pungsi lumbal, untuk mengkaji keterlibatan SSP.
3. Foto thoraks, untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum
4. Aspirasi sumsum tulang, ditemuakannya 25% sel blast memperkuat diagnosis.
G.Penatalaksanaan
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada
anak. Proses remisi induksi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan
rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens
kemoterapi untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2-3 minggu selama fase
konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem syaraf pusat dan organ vital lain. Terapi
rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi.
Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah: Prednison, Vinkristin,
Asparaginase, Metrotreksat, Merkaptopurin, Sitarabin, Alopurinol, Siklofosfamid, dan
Daunorubisin.
H. Pengkajian Keperawatan AML
SISTEM
Aktivitas
DATA SUBYEKTIF
Lesu, lemah, terasa payah, merasa
tidak kuat untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
DATA OBYEKTIF
Kontraksi otot lemah
Sirkulasi
Berdebar
Eliminasi
Rasa nyaman
Rasa aman
Sexualitas
Neurosensori
Respirasi
Belajar
4. Keterbatasan aktivitas b.d kelemahan, penurunan cadangan energi, suplay oksigen yang
tidak seimbang, terapi isolasi.
5. Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan b.d
kurangnya informasi, atau misinterprestasi.
Dx.Kep
1
Nyeri b.d
pembesaran
organ intra
abdominal, dan
manifestasi dari
kecemasan.
Tujuan/Kriteria
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang/ hilang
KH:
Klien tenang
TTV dalam batas
normal
Intervensi
2
Resiko
devisit
tinggi
cairan
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
Rasional
analgetik
Antianxiety
b.d
kurang
intake
cairan,
muntah,
perdarahan,
diare, demam
diharapkan nyeri
berkurang/ hilang
KH :
Cairan dalam batas
normal
TTV dalam batas
normal
dapat
menimbulkan
kerusakan tubulus ginjal
dan terbentuknya batu
ginjal.
2.
Untuk
melakukan
2. Tim bang berat
analisis tentang fungsi
badan setiap hari
3. Monitor Tensi dan
ginjal.
3. Perubahan dapat menjadi
frekwensi jantung.
4. Evaluasi turgor kulit,
indikasi hipovolemia.
4.
Sebagai indicator status
capiler refill, dan
dehidrasi
kondisi mukosa.
5. Perhatikan mukosa
dari
ptechie, 5. Penekanan bone narrow
dan produksi platelet
ecchymosis,
yang rendah beresiko
perdarahan gusi.
menimbulkan perdarahan
yang tak terkontrol.
6. Lakukan
tindakan
yang lembut untuk 6. Jaringan yang lemah, dan
mekanisme pembekuan
mencegah perlukaan
yang abnormal sering
seperti
menjadi
penyebab
menggunakan sikat
perdarahan tak terkontrol.
gigi yang lembut,
kapas swab, lakukan
tepid
sponge,
gunakan alat cukur
elektrik.
7.
7. Kolaborasi:
- Lakukan
pemasangan Untuk mempertahankan
kebutuhan cairan tubuh
IV line
Jika platelet count <
20000/mm. Penurunan
- Monitor
laboratorium
Hb/Hct
dapat
Platelet,
Hb/Ct,
menimbulkan
cloting.
perdarahan
Mencegah
hilangnya
- Pemberian anti muntah
cairan
melalui
muntahan.
- Pemberian Alluporinol
Mencegah
timbulnya
nefropati
Resiko tinggi
terjadi infeksi
b.d penurunan
daya tahan
tubuh, prosedur
invasive,
malnutrisi dan
penyakit kronis.
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang/ hilang
KH:
Tidak terjadi
infeksi
TTV batas normal
1. Tempatkan
pada
ruang khusus dan
batasi pengunjung.
Awasi pemberian
buah dan sayyur
segar.
2. Lakukan
protap
pencucian tangan
bagi setiap orang
yang
kontak
dengan klien
3. Monitor vital sign
4. Cegah peningkatan
suhu tubuh dengan
cara
pemberian
cairan
yang
adekuat
serta
lakukan kompres
hangat.
5. Lakukan
pemeriksaan suara
nafas dan batuk
secara teratur.
6. Pegang
klien
dengan lembut dan
linen tetap kering
dan rapi.
7. Jaga
integritas
kulit, luka yang
terbuka
dan
kebersihan
kulit
dengan pembersih
antibakteri.
8. Periksa
mukosa
mulut dan lakukan
oral hygiene.
9. Jaga
kebersihan
kebersihan
anus
2. Mencegah
silang
infeksi
3. Progresive hipertermia
sebagai pertanda infeksi
atau demam sebagai
efek dari pemakaian
kemotherapi
maupun
tranfusi
4. Membantu
menghilangkan demam
yang
dapat
menimbulkan ketidak
seimbamgan
cairan
tubuh,
ketidak
nyamanan
serta
komplikasi.
5. Mencegah
sumbatan
sekresi
saluran
pernafasan.
6. Mencegah eksoriasi.
7. RUntuk
mencegah
infeksi local. (Luka
biasanya tidak bernanah
akibat rendahnya kadar
granulosit).
8. Jaringan mukosa mulut
merupakan
medium
bagi
perkembangan
bakteri.
9. Untuk mencegah
dan genital.
10. Awasi istirahat dan
pola tidur klien
secara ketat.
11. Berikan
asupan
makanan
yang
adekuat
yang
mengandung
cairan serta protein
tinggi.
12. Kolaborasi:
Blood test count
: WBC dan
Neutrofil.
Lakukan kulture
Pemberian
antibiotik sesuai
order
Review serial
X-Ray.
4
Keterbatasan
aktivitas
b.d
kelemahan,
penurunan
cadangan
energi, suplay
oksigen
yang
tidak seimbang,
terapi isolasi.
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang/ hilang
KH:
Aktivitas
lancar/bermain
Keadaan umum
baik
Indikator dari
perkembangan kondisi
klien.
1. Kaji
kelemahan 1. Mengkaji
efek
dari
tubuh klien dan ajak
leukemia terutama pada
anak berpartisipasi
fase
pengobatan,
untuk bermain.
sehingga perlu dianalisa
perlu tidaknya bantuan.
2. Berikan kesempatan 2. Untuk menyimpan energi
dan perbaikan sel
istirahat dan tidur
yang cukup
3. Berikan
makanan
selingan yang cukup
selama kemotherapi
4. Kolaborasi:
- Antiemetik
- Berikan oksigen
5
Kurangnya
pengetahuan
Tujuan: Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
tentang
perjalanan
penyakit,
prognosis dan
pengobatan b.d
kurangnya
informasi, atau
misinterprestasi
.
diharapkan nyeri
berkurang/ hilang
KH:
Keluarga
mengetahui cara
perawatan anak
denganleukimia
serta prognosisnya
kepada keluarga
diderita anaknya.
DAFTAR PUSTAKA