Definisi Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005) Etiologi 1. Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaa lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya. 1. Faktor didapat
Bahan kimia : benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb. Obat : kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan), piribenzamin (antihistamin), santonin-kalomel, obat sitostatika (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan sebagainya), obat anti tumor (nitrogen mustard), anti microbial. Radiasi : sinar roentgen, radioaktif. Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain lain. Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis dan lain lain. Keganasan , penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik. (Mansjoer.2005.Hal:494)
Patoflow Faktor congenital (sindroma fanconi yang disertai mikrosefali dan kelainan ginjal) dan Faktor didapat (obat-obatan, bahan kimia, radiasi, infeksi, idiopatik masuk dalam jumlah yang toksik ataun terpajan secara teratur Depresi sumsum tulang
Penggantian sumsum tulang dengan lemak Penurunan sel precursor dalam sumsum tulang Kegagalan sumsum tulang (irreversible) Kegagalan sel hematopoetik (eritropoetik, granulopoetik, trombopoetik) Anemia aplastik Retkulositopenia Granulositopenia & leukopenia Trombositopenia Perdarahan (ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, dsb) Resiko perdarahan Penurunan jumlah Hb,Ht, eritrosit Penurunan jumlah granulosit, leukosit Pucat Pusing Lemah Anoreksia Peningkatan sistolik Takikardia Hipotensi postural Sesak Vasokonstriksi kompensasi Pengisian kapiler melambat Demam (panas)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan perfusi jaringan Resiko tinggi Infeksi Penurunan jumlah Trombosit Intoleran aktivitas Manifestasi Klinis 1. Lemah dan mudah lelah 2. Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi bakteri 3. Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit 4. Pucat 5. Pusing 6. Anoreksia 7. Peningkatan tekanan sistolik 8. Takikardia 9. Penurunan pengisian kapler 10. Sesak 11. Demam 12. Purpura 13. Petekie 14. Hepatosplenomegali 15. Limfadenopati (Tierney,dkk.2003) Iktisar gejala klinis dan hematologis Anemia Aplastik Sumsum Tulang Aplasia eritropoesis Darah tepi Retikulositopenia Gejala klinis Anemia (pucat) Keterangan Akibat retikulositopenia : kadar Hb,Ht dan eritrosit rendah
Panas (demam)
Diatesis hemoragi
Akibat anemia : anoreksia, pusing. Panas terjadi karena infeksi sekunder akibat granulositopenia. Perdarahan dapat
Relatif limfopoesis
aktifLimfositosisa
berupa ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi. Limfositosis biasanya tidak lebih dari 80%
Relatif aktif RES (selMungkin terdapat plasma, sel plasma, monosit fibrosit,osteoklas,sel bertambah endotel) Gambaran umum : sel sangat kurang, banyak jaringan penyokong dan lemak
Tambahan : hepar,limpa,kelen jar getah bening tidak membesar dan tidak ada ikterus
Pemeriksaan diagnostik a. Biopsi sumsum tulang : menentukan beratnya penurunan elemen sumsum normal dan penggantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, precursor granulosit, eritrosit dan trombosit. Akibatnya terjadi pansitopenia (defisiensi semua elemen sel darah). (Smeltzer.2001.Hal:939) b. Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia dan limfositosis relatif. (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:452) Penatalaksanaan 1. Tindakan keperawatan
Pencegahan infeksi silang Istirahat untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak Tempatkan anak pada posisi terlentang untuk meningkatkan sirkulasi serebral Pertahankan suhu tubuh dengan memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan Berikan dukungan emosional kepada orang tua dan anak
Berikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan orang tua dan anak Berikan informasi adekuat mengenai keadaan, pengobatan dan kemajuan kesehatan anak serta bimbingan untuk perawatan dirumah.
Medikamentosa :
Prednisolon (kortikosteroid) dosis 2 5 mg/kgBB/hari per oral ; testoteron dengan dosis 1 2 mg/kgBB/hari secara parenteral ; testoteron diganti dengan oksimetolon yang mempunyai daya anabolic dan merangsang system hemopoetik lebih kuat, dosis diberikan 1 2 mg/kgBB/hari per oral. (Ngastiyah.1997.Hal:364) Untuk pasien dengan neutropenia sebagai abnormalitas dominant, efektif diberikan myeloid growth factors G-CSF (filgastrim) dengan dosis 5g/kg/hari atau GM-CSF (sargramostim) dengan dosis 250 g/m2/hari untuk meningkatkan angka neutrofil dan menurunkan infeksi. (Tierney.2003.Hal:96)
Transfusi darah : diberikan jika diperlukan saja karena pemberian transfusi darah terlampau sering akan menimbulkan depresi sumsum tulang atau akan menimbulkan reaksi hemolitik sebagai akibat dibentuknya antibodi terhadap sel sel darah tersebut. Pengobatan terhadap infeksi sekunder
Untuk mencegah infeksi sebaiknya anak diisolasi dalam ruangan yang steril. Pemberian obat antbiotika dipilih yang tidak menyebabkan depresi sumsum tulang. Kloramfenikol tidak boleh diberikan.
Makanan : umumnya diberikan dalam bentuk lunak. Jika harus menggunakan NGT harus hati hati karena dapat menimbulkan luka / perdarahan pada waktu pemasangan.
(Ngastiyah.1997.Hal:365) Transplantasi sumsum tulang : sumsum tulang diambil dari donor dengan beberapa kali pungsi hingga mendapatkan sedikitnya 5 x 108 sel berinti / kgBB resipien. Keberhasilan pencangkokan terjadi dalam waktu 2 hingga 3 minggu.(Sodeman.1995.Hal:278)
Plasenta Previa Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan per