Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK II

“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan


Keganasan: Leukemia
Kelompok 6 :
Ria Andini​​: (SR19213079)
Cantika Geni Estri ​: (SR19213050)
Mayang ​: (SR19213070)
Recky Disianto​​: (SR19213081)
Cantika Purnama Laras​: (SR19213055)
Nurul Qomariyah​​: (SR192130)
Definisi

Leukimia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastik


yangdisertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada
berbagai tingkatanselinduk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi
progresif dari kelompok (clone) selganas tersebut dalam sumsum
tulang, kemudian leukimia beredar secara sistemik(Bakta, 2006).
1. Leukimia akut
Leukimia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang
berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah
abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ
lain. Leukimia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa
pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a. Leukimia limfositik akut (LLA)
b. Leukimia mielositik akut (LMA)
2. Leukimia kronik
Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi
a. Leukimia limfositik kronis (LLK)
b. Leukimia Granulositik/ mielositik kronik (LGK/LMK).
Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat


faktorpredisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu
(sibuea,2009).
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen (Tcellleukimia-lhymohoma virus/HLTV).
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diet
hystilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar mono zigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom
Manifestasi Klinis
1. Memar
2. Mimisan
3. Pucat, demam, dan pendarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang
hepatomegali serta limfadenopati
4. Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekie, epistakis, dan perdarahan gusi
5. Sakit sendi atau sakit tulang
6. Lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral
7. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha atau bagian
tubuh lain
8. Kelelahan abnormal
9. Nafsu makan yang buruk
10. Sakit perut
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah tepi: adanya pensitopenia, limfositos yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi menoton terdapat sel blast, yang merupakan
gejala patogonomik untuk leukemia.
2. Sumsum tulang: mengambil sampel jaringan sumsum tulang belakang.
Kemudian, sampel diperiksa lebih lanjut di laboratorium untuk menentukan jenis
kanker yang dialami.
3. Kimia darah: pemeriksaan untuk mengukur kadar beberapa zat kimia di
dalam darah.
4. Cairan cerebrospinal: mengandung protein, glukosa, dan sel darah putih.
Kanker yang telah menyebar ke jaringan sistem saraf pusat, seperti leukemia.
5. Sitogenik: pemeriksaan bahan genetik pada tingkat sel (kromosom), yang
dapat diperiksa dengan mikroskop cahaya
6. Darah lengkap: untuk mendeteksi jumlah sel darah putih (khususnya limfosit),
trombosit, dan sel darah merah.
Penatalaksanaan
1. Kemoterapi :  menggunakan bahan-bahan kimia untuk membunuh sel-
sel kanker.
2. Radiologi : menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-
sel leukemia
3. Transpalantasi sumsum tulang belakang : untuk menggantikan sumsum
tulang yang rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi.
Selain itu transpalantasi sumsum tulang berguna untuk menggantikan sel-
sel darah yang rusak karena kanker.
4. Terapi suporatif : berfungsi mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan
penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi
darah untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi
trombosit untuk mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi
infeksi.
Komplikasi

Akibat proliferasi mieloid yang neoplastik, maka produksi


elemen darah yang laintertekan karena terjadi kompetisi nutrisi
untuk proses metabolisme (terjadigranulositopenia,
trombositopenia). Sel-sel leukemia juga menginvasi tulang
disekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang. Proliferasi sel
leukemia dalam organmengakibatkan pembesaran limpa atau
hepar.
- Kegagalan sumsum tulang
-kelelahan
-Pendarahan
-Rasa sakit
-Pembesaran limfa
-Stroke
-Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengakajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat ,
sakit kepala, anoreksia, sesak.
• Riwayat kesehatan keluarga
Adanya gangguan hematologis, adanya fakto herediter misal kembar
monozigot.
• Riwayat kebiasaan sehari-hari
Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit
c. Riwayat Penyakit
- Kaji adanya tanda-tanda anemia pucat, kelemahan dan sesak.
- Kaji adanya tanda-tanda leukopenia, demam dan infeksi
- Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia, ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa
- Kaji adanya tanda-tanda invasi extramedulla, limfadenopatin, hepatomegaly, spllenomegali.
- Kaji adanya tembesaran testis, hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rektal dan
nyeri
d. Riwayat Psikososial
Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit yang di derita.
Klien sangat membutuhkan dukunga dari keluarga dan perawat.
e. Data Laboratorium
- Anemi normokom normositer
- Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/mm3)
- Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14 kadang- kadang pada kromosom 6, 11.
- Hb : 7,3 mg/dl (N: 12.0-16.0 g/dl)
- Trombosit :100.000 (150.000-400.000/mm3)
- SDP : 60.000/cm (50.000)
- PT/PTT : memanjang
- Copper serum : meningkat
- Zink serum : menurun
Diagnosa Keperawatan

a. Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh


b. Resiko perdarahan b.d perubahan faktor pembekuan
c. Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
Diagnosa I
Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan
tubuh
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam keperawatan
diharapkan pasien bebas dari resiko infeksi
Kriteria hasil:
1. Normotermia
2. Hasil kultur negative
3. Peningkatan penyembuhan
Intervensi
Pencegahan infeksi
Observasi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistamik
Terapeutik:
1. Berikan perawatan kulit pada area edema
2. Pertahankan teknik asptik pada pasien berisiko tingkat
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu.
Diagnosa II
Resiko perdarahan b.d perubahan faktor pembekuan
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam keperawatan
diharapkan pasien tidak meunjukkan bukti-bukti
perdarahan.
Kriteria hasil:
1. HB 12 gr
2. Tidak anemis
Intervensi
Pencegahan perdarahan
Observasi:
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor nilai hematokrit/hemoglobin seblum dan setelah
kehilangan darah
3. Monitor koagulasi
Terapeutik:
Pertahankan bed rast selama perdaraham
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
2. Anjurkan menghindai aspirin atau antikoagulen
3. Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin K
4. Anjurkan segera melapor jika ada perdarahan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
Diagnosa III
Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam keperawatan
diharapkan pasien mendapatkan nutrisi adekuat.
Kriteria hasil:
1. Pasien tidak pucat
2. Pasien tidak anemis
3. Mukosa bibir lembab
4. Nafsu makan meningkat
5. BB meningkat
Intervensi
Manajemen nutrisi
Observasi:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi elergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang di sukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik:
1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
2. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian medikasi seblum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai