Anda di halaman 1dari 12

A.

Judul Praktikum

“Pengamatan Preparat Sediaan Apus Darah Tepi AML (Akut Myeloid

leukemia)”

B. Hari dan Tanggal

Senin, 29 April 2019

C. Prinsip

Preparat diletakkan pada meja objeck, kemudian diamati pada

mikroskop dengan pembesaran 1000x

D. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengamati preparat

sediaan Leukimia

E. Landasan Teori

a) Pengertian Leukemia

Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

proliferasi dini yang berebihan dari sel darah putih.

Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai keganasan hematologis

akibat proses neoplastik yang disertai gngguan diferensiasi pada berbagai

tingkatan sel induk hematopoietic.

b) Epidemiologi

Leukimia merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya

merupakan sebagian kecil dari kanker secara keseluruhan.

54
c) Etiologi

Beberapa factor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia :

1. Factor genetic

Insidensi leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom down

adalah 20 kli ebih banyak dari normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat

menyebabkan leukemia akut. Insidensi leukemia akut juga meningkat

pada penderita kelainan congenital dengan aneuloidi, misalnya

agranulositosis congenital, sindrom ellis van grevelend, penyakit seliak,

sindrom bloom, anemia fanconi, sindrom klenefelter, dan sindrom trisomi

D.

2. Sinar radioaktif

Sinar radioaktif merupakan factor eksternal yang paing jelas dapat

menyebabkan leukemia pada binatang maupun pada manusia. Angka

kejadian leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia granulositik

kronis (LGK) jelas sekali meningkat sesudah sinar radioktif. Akhir-akhir ini

dibuktikan bahwa penderita yang diobati dengan sinar radioaktif akan

menderita leukemia pada 6 % klien, dan baru terjadi sesudah 5 tahun.

3. Virus

Beberapa viru tertentu sudah terbukti menyebabakan leukemia

pada binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus

sebagai penyebabeukimia, yaitu enzyme reverse transcriptase ditemukan

daalam darah manusia.

55
d) Klasifikasi

Leukima dapat diklasifikasikan berdasarkan :

1. Maturasi sel

 Akut

 Kronis

2. Tipe sel asal

 Mielositik

 Limfositik

e) Patofisiologi

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai

pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang

sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang

yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal

dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel

darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi

juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel

darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada

jaringan.

Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai

aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia.

56
Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang

menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan

struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan

insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan

genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap

menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel

darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah

keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan

kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks).

Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari

pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi

ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan

menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang

normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk

hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.

f) Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia,

trombositopenia, neutropenia, infeksi, kelainan organ yang terkena

infiltrasi, hipermetabolisme.

1. Leukemia Limfositik Akut

57
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan

kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia

(mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan.

Selain itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi,

hipermetabolisme.21 Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum,

tibia dan femur.

2. Leukemia Mielositik Akut

Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang

disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan

biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA

dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya

mengalami gangguan kesadaran, napas sesak, nyeri dada dan

priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu

hiperurisemia dan hipoglikemia.

3. Leukemia Limfositik Kronik

Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita

LLK yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati

generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu

hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan atau

olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan

dengan perjalanan penyakitnya.

4. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik

58
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase

krisis blas. Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat

kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan

terjadi setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase akselerasi

ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan

demam yang disertai infeksi.

g) Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah Tepi

Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%)

dan kadang-kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan

penurunan eritrosit dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan

limfositosis lebih dari 50.000/mm3, sedangkan pada penderita LGK/LMK

ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.

2. Pemeriksaan Sumsum Tulang

Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut

ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang

diganti sel leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda

(blast) ke sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast

minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada penderita LLK

ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40%

dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh

peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan

59
keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan

aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm 3.

F. Prosedur kerja

1.1 Pra Analitik

a. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus

b. Persiapan sampel : Darah venaEDTA

c. Metode : Apusan Darah

d. Prinsip :

“Preparat sediaan diletakkan pada meja preparat untuk kemudian

diamati pada mikroskop dengan pembesaran 1000x”

e. Alat dan Bahan :

Alat yang digunakan

1. Mikroskop

Bahan yang digunakan

1. Preparat sediaan Leukimia

1.2 Analitik

Pengamatan Pada mikroskop

1. Siapkan alat bahan yang akan digunakan

2. Nyalakan mikroskop

3. Letakkan sediaan pada meja preparat

4. Amati sediaan dengan pembesaran 1000x

60
1.3 Pasca Analitik

Hasil praktikum :

“telah dilakukan pengamatan sediaan preparat leukemia”

Tabel Hasil Pengamatan Leukimia

HASIL KETERANGAN

Pengamatan pada mikroskop

dengan pembesaran 1000x

G. Pembahasan

Setelah dilakukan praktikum pengamatan leukemia pada preparat

sediaan leukemia, didapatkan adanya kelainan pada sel darah putih. Ini

menandakan pasie tesebut di indikasikan menderita penyakit leukemia

akut.

Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

proliferasi dini yang berebihan dari sel darah putih.

Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai keganasan hematologis

akibat proses neoplastik yang disertai gngguan diferensiasi pada berbagai

tingkatan sel induk hematopoietic.

61
Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia,

trombositopenia, neutropenia, infeksi, kelainan organ yang terkena

infiltrasi, hipermetabolisme.

1. Leukemia Limfositik Akut

Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan

kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia

(mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan.

Selain itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi,

hipermetabolisme.21 Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum,

tibia dan femur.

2. Leukemia Mielositik Akut

Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang

disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan

biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA

dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya

mengalami gangguan kesadaran, napas sesak, nyeri dada dan

priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu

hiperurisemia dan hipoglikemia.

3. Leukemia Limfositik Kronik

Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita

LLK yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati

generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu

62
hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan atau

olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan

dengan perjalanan penyakitnya.

4. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik

LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase

krisis blas. Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat

kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan

terjadi setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase akselerasi

ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan

demam yang disertai infeksi.

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan preparat sediaan

laukimia, dapat disimpulkan bahwa preparat yang dimiliki oleh pasie

tersebut terdapat kelainan leukosit yang berarti pasien tersebut

terindikasikan terkena penyakit leukemia.

Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan

proliferasi dini yang berebihan dari sel darah putih.

Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai keganasan hematologis

akibat proses neoplastik yang disertai gngguan diferensiasi pada berbagai

tingkatan sel induk hematopoietic.

63
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC.

Handayani, Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan

Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi.

Jakarta : Salemba Medika.

64
DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2

Lakukan pengamatan pada Hasil pengamatan pada mikroskop

mikroskop

65

Anda mungkin juga menyukai