Anda di halaman 1dari 79

Katalog Dalam Terbitan.

Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan


610.69 dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Ind
g
Grand design Politeknik Kesehatan Kemenkes 2019-2025.-
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2019

ISBN 978-602-416-798-1

1. Judul I. EDUCATION PROFESSIONAL


II. HEALTH – EDUCATION III. HEALTH MANPOWER

ii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Grand Design Politeknik Kesehatan Kemenkes 2019-2025
@2019 Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Hak Cipta dan Hak Penerbitan yang dilindungi Undang – Undang ada pada Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan. Dilarang mengadakan sebagian
atau seluruh isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Pengarah : Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan


SDM Kesehatan
Penanggung Jawab : Kepala Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Kontributor : Arif Sumantri, Yetti Azriani, Welly Vitriawan, Yupi,
Supartini, Sri Mulyati, Ita Astit Karmawati, Tarwoto,
Ani Nuraeni, Irma Handayani, Asri Dyah,
Noernaningrum, Khambali, Sri Lestari, Moh.Wildan,
Budi Susatia, Heni Puji Wahyuningsih, Bety, Mei
Suryani, Gad Datak, Ratmawati, Evino Sugriarta,
Imam Cahyo Murwidi, Helda Hasan, Masudin,
Faridah Hanum, Wilhemus Olin, Athanasia Budi
Astuti, Jubair, Getruida Banon, Yuniarti, Satino, Sri
Wahyuni, Indra Martias, Bernadus Rudi Sunindya,
Tarjuman, Entuy Kurniawan, Gusti Ayu Marhaeni,
Zulfikar Ali Hasan, Helda Rosiana, Fathmawati,
Kodri Rahmad Aswin Juliansyah, Ngena Ria,
Sofyawati D. Talibo, Heny Panai, Kartini, Dina
Mariana, Inamah, Sapto Pramono, Mina Yumei
Santi, Syarifah Miftahul El Jannah, Radeny
Ramdany, Ni Nyoman Astika Dewi, Ardhanari
Hendra Kusuma, Abdul Ganing, Supriyana,
Renidayati, Lisnawati, Nurmisih, Endah Wahyutri,
Tut Barkinah, M. Askar, Suharti, Ari Sarwanto, Dewi
Pusparianda, Awalia Gusti, Nurmisih, Heri
Priyatmoko, Mega Mirawati, Kodri, Yulina Dwi
Hastuti, Getruida Alow, Sri Muryani, Darwis, Helda
Hasan, Dedi Setiadi, Ahmad, Bambang Hadi
Sugito, Dora Handyka, Fintriane Gilde, Fiska Aprilia

Editor : Yuyun Widyaningsih, S.Kp, MKM


Hendro Saputro, S.Si

Desain Layout : Drg. Winny Nindyarani, MM

Diterbitkan Oleh : Kementerian Kesehatan RI


iii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025
Cetakan : I

ISBN : 978-602-416-798-1

Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan


Jalan Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan – 12120
Telepon (021) 726 0401 ; Faksimile (021) 763 8950
Email : pusdiksdmk@gmail.com
Website : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/

iv | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/III/ 2548 /2019

TENTANG
GRAND DESIGN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
2019-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN


SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjawab tantangan dan peluang


meningkatkan kualitas serta relevansi dengan
kebutuhan program dan pelayanan kesehatan maka
perlu dilakukan upaya pengembangan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan;
b. bahwa untuk melaksanakan upaya pengembangan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam
rangka melaksanakan semangat reformasi birokrasi
penyelenggaraan pendidikan di Poltekkes Kemenkes
menjadi setara dan unggul dalam mengintegrasikan
IPTEKS melalui teknologi tepat guna bidang kesehatan
maka diperlukan Grand Design Polteknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan yang akan menjadi road map
kebijakan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
tentang Grand Design Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan 2019-2025.

v | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5607);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5500);
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualafikasi Nasional Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Politeknik Kesehatan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
vi | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025
1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Politeknik Kesehatan
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan
10. Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 788);
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1952);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 11 Tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi
Birokrasi 2015-2019;
14. Peraturan Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menristekdikti nomor 26 tahun 2015 tentang
Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2018
Tentang Klasifikasi Politeknik Kesehatan Di Lingkungan
Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan;
vii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan
di Lingkungan Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan;
17. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
335/E/O/2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan
Prodi yang diselenggarakan oleh Poltekkes dari
Kementerian Kesehatan kepada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
18. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi RI Nomor 257/M/KPT/2017 tentang nama
program studi pada Perguruan Tinggi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN


PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN TENTANG GRAND DESIGN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2019-2025

KESATU : Grand Design Poltekkes Kemenkes dipergunakan sebagai acuan


bagi Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan peningkatan
kualitas;

KEDUA : Grand Design Poltekkes Kemenkes sebagaimana dimaksud pada


diktum kesatu tercantum dalam lampiran dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KETIGA : Biaya yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan Grand Design


Poltekkes Kemenkes dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Poltekkes Kemenkes dan/atau sumber lain
yang sah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

viii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 April 2019

ix | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... x


KATA PENGANTAR ....................................................................................... xiii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 3
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan .............................................................. 4
1.4 Dasar Hukum ...................................................................................... 6

BAB II Perkembangan dan Masalah


2.1 Perkembangan dan Masalah Pengembangan Tenaga
Kesehatan .......................................................................................... 9
2.2 Perkembangan dan Masalah Pengembangan Pendidikan
Poltekkes ............................................................................................ 11
2.3 Isu Strategis Pengembangan Tenaga Kesehatan .............................. 12

BAB III Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Strategi


3.1 Visi ...................................................................................................... 14
3.2 Misi ..................................................................................................... 14
3.3 Tujuan ................................................................................................ 14
3.4 Sasaran Strategis ............................................................................... 15
3.5 Strategi (Analisi SWOT) ..................................................................... 16
3.6 Bagan Analisis .................................................................................... 19

BAB IV Kebutuhan Tenaga Kesehatan

BAB V Kebutuhan Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes


5.1 Penyesuaian Kapasitas Pengadaan Pendidikan Tinggi Poltekkes
Kemenkes ........................................................................................... 22
5.2 Pengembangan Pendidikan Poltekkes ............................................... 29

BAB VI Pokok-pokok Pengembangan Pendidikan Poltekkes Kemenkes


6.1 Proses Penyelenggaraan Pengembangan Pendidikan Poltekkes
Kemenkes ........................................................................................... 34
6.1.1. Proses Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes
Kemenkes .................................................................................. 34
6.1.2. Proses Pengembangan Pendidikan Poltekkes
Kemenkes .................................................................................. 35
x | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025
6.2 Sumber Daya Pengembangan Pendidikan Poltekkes ........................ 36
6.2.1. Sumber Daya Manusia .............................................................. 36
6.2.2. Sarana Prasarana ..................................................................... 36
6.2.3. Tata Kelola ................................................................................ 37
6.3 Kerjasama Lintas Sektor Nasional, Rigional dan Internasional .......... 37
6.3.1. Tujuan ........................................................................................ 37
6.3.2. Prinsip-prinsip Kerjasama .......................................................... 37
6.3.3. Pengembangan Kerjasama Poltekkes Kemenkes ..................... 37
6.4 Penyerasian Kebijakan Pengembangan Pendidikan Poltekkes .......... 38

BAB VII Road Map Pengembangan Pendidikan Poltekkes


7.1 Pemerataan Distribusi Lulusan Pendidikan Poltekkes ........................ 39
7.2 Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Pendidikan Poltekkes ..................... 39
7.3 Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Poltekkes ........................ 40
7.4 Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes ............... 40
7.5 Tahapan Strategis Pengembangan Pendidikan Poltekkes Sesuai
Klasifikasi ............................................................................................ 42
7.5.1. Pemerataan Distribusi Lulusan .................................................. 42
7.5.2. Pengembangan Kelembagaan Vokasi dan Profesi Dalam
Poltekkes ................................................................................... 45
7.5.3. Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan ....................... 48
7.5.4. Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Berdasarkan KKNI .................. 51

LAMPIRAN 1 ................................................................................................... 54

LAMPIRAN 2 ................................................................................................... 56

LAMPIRAN 3 ................................................................................................... 57

LAMPIRAN 4 ................................................................................................... 58

LAMPIRAN 5 ................................................................................................... 59

LAMPIRAN 6 ................................................................................................... 61

LAMPIRAN 7 ................................................................................................... 62

LAMPIRAN 8 ................................................................................................... 63

BAB VIII Penutup

xi | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bagan Analisis 19

Tabel 2 Klasifikasi Poltekkes Kemenkes 22


Table 3 Jumlah Dosen Poltekkes Kemenkes 25
Tabel 4 Pemerataan Distribusi Lulusan 42

Tabel 5 Pengembangan Kelembagaan Vokasi dan Profesi 45


Dalam Poltekkes

Tabel 6 Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan 48

Tabel 7 Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Berdasarkan 51


Kebutuhan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Penyusunan Grand Design Poltekkes 13


Kemenkes

Gambar 2 Grand Design Pendidikan Poltekkes Kemenkes 41

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Usia Harapan Hidup Indonesia Tahun 2008-2015 dan 20


Proyeksi Tahun 2030-2035
Grafik 2 Jumlah Pendaftar Poltekkes Kemenkes 27
Grafik 3 Program Studi Poltekkes Kemenkes 30
Grafik 4 Kondisi Ketenaga Kerjaan di Pelayanan Kesehatan 31

xii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya,
buku Grand Design Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan 2019-2025 dapat
diterbitkan. Buku Grand Design ini merupakan semangat reformasi birokrasi
penyelenggaraan pendidikan di Poltekkes Kemenkes yang akan menjadi road-map
kebijakan agar dapat setara dan unggul dengan perguruan tinggi sejenis yang lebih maju
serta memberi arah pengembangan pendidikan kesehatan Poltekkes Kementerian
Kesehatan dalam bentuk perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang memiliki
keunggulan dengan mengintegrasikan IPTEKS melalui teknologi tepat guna bidang
kesehatan.
Pengembangan Poltekkes Kemenkes kedepan memiliki tantangan dan peluang
sangat menarik dan cukup berat, terutama dalam peningkatan kualitas serta relevansi
dengan kebutuhan program dan pelayanan kesehatan. Salah satu yang menjadi prioritas
perhatian dalam pengembangan Poltekkes Kemenkes berdasarkan Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi nomor 50 tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi memiliki sejumlah indikator yang harus dipenuhi yaitu minimal 24
standar : 8 standar pembelajaran, 8 standar penelitian dan 8 standar pengabdian kepada
masyarakat.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada
narasumber dan tim penyusun pedoman ini. Tentu saja petunjuk teknis ini masih
memerlukan penyempurnaan di masa yang akan datang. Oleh karenanya saran-saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga buku Grand Design ini ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi pengembangan Poltekkes Kemenkes.

Jakarta, 15 April 2019

xiii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


LAMPIRAN
KEPUTUSANA KEPALA BADAN
PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/1/ /2018
TENTANG
GRAND DESIGN POLITEKNIK
KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN 2019-2025

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Poltekkes Kemenkes merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan PPSDM
Kesehatan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi bidang kesehatan,
hal ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 38 tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan di lingkungan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementrian Kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan tinggi telah mengalami
dinamika perubahan dan pengembangan berdasarkan Undang-undang (UU)
No.12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi. Semua penyelenggaraan pendidikan
tinggi termasuk poltekkes Kemenkes harus mengacu pada peraturan tersebut.
Pada tahun 2018 Perguruan Tinggi di Indonesia berjumlah 4.586 institusi
termasuk diantaranya adalah 38 Poltekkes Kemenkes. Jumlah program studi
bidang kesehatan di Indonesia adalah 3.331 (12,4%) dari 26.833 program studi,
sedangkan Poltekkes Kemenkes memiliki 480 (14,4%) program studi bidang
kesehatan yang terdiri dari Program Studi Diploma III meliputi:
1. Keperawatan
2. Kebidanan
3. Kesehatan Gigi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Fisioterapi
6. Teknologi Laboratorium Medis
7. Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
8. Teknik Gigi

1 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


9. Analisa Kesehatan
10. Analisis Farmasi dan Makanan
11. Ortotik Prostetik
12. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
13. Okupasi Terapi
14. Akupuntur
15. Gizi
16. Terapi Wicara
17. Jamu
18. Asuransi Kesehatan
19. Teknik Elektromedik, dan
20. Teknologi Bank Darah.
Program Studi Sarjana Terapan meliputi :
1. Keperawatan
2. Kebidanan
3. Sanitasi Lingkungan
4. Terapi Gigi
5. Teknologi Laboratorium Medis
6. Teknologi Radiologi Pencitraan
7. Ortotik Prostetik
8. Okupasi Terapi
9. Fisioterapi
10. Farmasi
11. Analisa Kesehatan
12. Manajemen Informasi Kesehatan
13. Keperawatan Anaestesiologi
14. Akupuntur dan Pengobatan Herbal
15. Promosi Kesehatan
16. Gizi
17. Terapi Wicara dan Bahasa, dan
18. Teknologi Rekayasa Elektromedik.
19. Keperawatan Jiwa
Program Studi Profesi terdiri dari :
1. Fisioterapi
2. Bidan
3. Ners dan
4. Dietisien.
Program Studi Magister Terapan Kesehatan meliputi :
1. Imaging Diagnostik
2. Terapis Gigi da Mulut
3. Keperawatan, dan
4. Kebidanan.

2 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Pengembangan Poltekkes Kemenkes bertujuan :
1. meningkatkan pemerataan dan perluasan akses bagi semua warga negara
melalui program-program pendidikan tinggi bidang kesehatan pada jenjang
diploma, sarjana terapan, profesi, magister terapan dan doktor terapan;
2. meningkatkan mutu relevansi dan daya saing Poltekkes Kemenkes dalam
rangka menjawab kebutuhan program dan pelayanan kesehatan, pasar kerja
serta pengembangan IPTEKS untuk memberikan sumbangan secara optimal
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;
3. meningkatkan kinerja Poltekkes Kemenkes dengan jalan meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan layanan
pendidikan tinggi.

Pengembangan Poltekkes Kemenkes kedepan memiliki tantangan dan


peluang yang baik dan cukup berat, terutama dalam peningkatan kualitas serta
relevansi dengan kebutuhan program dan pelayanan kesehatan serta kebutuhan
lulusan yang terampil dan handal di dunia kerja.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
507/E/0/2013 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi Poltekkes mempunyai
ketentuan yang harus mengikuti standarisai di Kemenristekdikti sesuai dengan
Permenristekdikti nomor 50 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SNPT). Peningkatan mutu pendidikan Poltekkes Kemenkes akan
berpedoman pada standarisasi pencapain mutu berdasarkan SNPT harus
memiliki minimal 24 standar : yaitu 8 standar pembelajaran, 8 standar penelitian
dan 8 standar pengabdian kepada masyarakat. Semangat reformasi birokrasi
penyelenggaraan pendidikan di Poltekkes Kemenkes harus menjadi road-map
kebijakan agar dapat setara dan unggul dengan perguruan tinggi sejenis yang
lebih maju.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Memberi arah pengembangan pendidikan Tinggi Poltekkes Kementerian
Kesehatan dalam bentuk perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang
memiliki keunggulan dengan mengintegrasikan IPTEKS melalui teknologi tepat
guna bidang kesehatan.

2. Tujuan
Menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan kesehatan Poltekkes
Kemenkes, meliputi :
a. Kebutuhan pengembangan pendidikan Poltekkes Kemenkes yang sesuai
dengan SNPT
b. Penyediaan tenaga kesehatan yang meliputi jumlah, jenis, jenjang, kualitas
dan pemerataan tenaga kesehatan berdasarkan kesesuaian Standar

3 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan kebutuhan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) serta dunia kerja
c. Penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes
d. Pengembangan Kelembagaan pendidikan tinggi Poltekkes sebagai pusat
pendidikan tinggi vokasi yang mengembangkan inovasi dan IPTEKS bidang
kesehatan.

1.3. Ruang Lingkup dan Batasan

1. Ruang Lingkup
Grand Design Pengembangan Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes
disusun oleh Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dengan melibatkan
stakeholder dari Kemenristekdikti, Sekretariat dan Pusat di lingkungan Badan
PPSDM Kesehatan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Poltekkes Kemenkes,
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes),
Organisasi Profesi dan Asosiasi Intitusi Pendidikan Tinggi bidang kesehatan
serta masyarakat. Grand Design Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes tahun
2019 – 2025 merupakan pedoman kebijakan dalam merencanakan upaya
pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat melalui penyediaan SDM kesehatan yang terampil dan handal
sesuai kebutuhan Fasyankes dan dunia kerja serta menyusun peta
pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes yang Unggul dan
berdaya saing internasional. Upaya tercapainya perencanaan pengembangan
pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes sebagai pusat unggulan pendidikan
tinggi vokasi yang diakui integrasi inovasi dan IPTEKS dibidang kesehatan
pada Nasional dan Internasional, meliputi :
1) Peningkatan dan pemerataan SDM Poltekkes Kemenkes yang terampil
dan handal untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan profesional
sesuai SKKNI dan kebutuhan Fasyankes serta dunia kerja.
2) Peningkatan dan pemerataan sarana prasarana yang menunjang untuk
menghasilkan lulusan yang terampil dan handal serta pengembangan
riset yang mendukung inovasi dan IPTEKS yang tepat guna serta
bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kerja.
3) Pengembangan organisasi Poltekkes Kemenkes melalui penguatan
kelembagaan dan penjaminan mutu berdasarkan standar SNPT.

2. Batasan
Berdasarkan ruang lingkup dari grand design, maka dapat dijelaskan
batasan-batasan sebagai berikut:
a. Grand Design adalah panduan strategis untuk menentukan dasar, arah dan
kebijakan yang akan dilakukan setiap Poltekkes Kemenkes untuk mencapai
tujuan serta mengimplementasikan program dan kegiatan sesuai kondisi
dan potensi yang ada berdasarkan kearifan lokal.

4 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


b. Kementerian Kesehatan, adalah kementerian dalam pemerintah Indonesia
yang membidangi urusan kesehatan, berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
c. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPPSDMK adalah unsur pendukung
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan,
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia dibidang kesehatan.
d. Politeknik Kesehatan yang selanjutnya disebut Poltekkes adalah
Pendidikan Tinggi vokasi di lingkungan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan bertanggung jawab
menyiapkan lulusan yang terampil dan handal sesuai SKKNI dan kebutuhan
Fasyankes dan dunia kerja.
e. Klasifikasi Poltekkes adalah pengelompokkan UPT (Poltekkes) dengan
tugas dan fungsi sejenis yang dinilai berdasarkan volume dan beban kerja.
serta perbedaan pencapaian tingkatan organisasi.
f. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
g. Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
h. Peningkatan SDM Poltekkes Kemenkes adalah upaya peningkatan tenaga
pendidik dan kependidikan secara administrasi dan teknis akademik
berdasarkan ketentuan penjaminan mutu dalam Tridharma Perguruan
Tinggi.
i. Pemerataan SDM Poltekkes Kemenkes merupakan pendayagunaan
pemerataan tenaga pendidik yang memiliki keterampilan dan sertifikasi
kompetensi vokasi sesuai kebutuhan dan pemanfaatan.
j. Sarana dan prasarana pendidikan adalah sarana dan prasarana yang
mendukung pencapaian tujuan pendidikan serta sesuai dengan ketentuan
standar mutu penyelenggaraan pendidikan vokasi dan profesi vokasi.
k. Peningkatan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya pemenuhan
sarana dan prasarana secara optimal sebagai penunjang kegiatan
akademik dan non akademik untuk menghasilkan lulusan yang unggul.
l. Pemerataan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya pemenuhan
standar sarana dan prasarana sesuai ketentuan standar mutu dan
ketentuan untuk menghasilkan lulusan unggul sesuai dengan capaian
pembelajaran lulusan berdasarkan SKKNI dan kebutuhan Fasyankes dan
dunia kerja.

5 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


m. Pengembangan organisasi Poltekkes Kemenkes merupakan
pendayagunaan organisasi dan tata kerja untuk pemanfaatan potensi SDM
dalam mencapai tujuan pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes
Kemenkes.
n. Sistem Penjaminan Mutu adalah kegiatan sistemik untuk meningkatkan
mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

1.4. Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Dosen
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
12. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi
13. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025
14. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia
15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Pendidikan
Kejuruan dan Vokasi.
16. Keputusan Presiden nomor 15 tahun 2015 Tentang pembentukan Komite
Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 03 tahun 2010 Tentang jabatan fungsional pranata
laboratorium pendidikan dan angka kreditnya
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 tahun 2013 Tentang
Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan
Tinggi
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 139 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi

6 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2014
Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2014
Tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2014
Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2014
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Negeri
26. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 50 Tahun
2018 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan
28. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan
29. Permenpan no. 11 tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-
2019
30. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menristekdikti nomor 26 tahun 2015
tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi.
31. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan no. 78 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Data Dekonsentrasi Kementerian Kesehatan tahun 2017
32. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Klasifikasi
Politeknik Kesehatan Di Lingkungan Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
33. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 33/2018
tentang Penamaan program studi pada Perguruan Tinggi.
34. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 54/2018
tentang Penyelenggaraan Program Diploma dalam Sistem Terbuka pada
Perguruan Tinggi.
35. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Politeknik Kesehatan Di Lingkungan Badan Pengembangan Dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
36. Permenristekdikti NO. 59 tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat, Kompetensi,
Sertifikat Profesi, gelar dan tata cara penulisan gelar di perguruan tinggi.
37. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232 tahun 2000, tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa;

7 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


38. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 335/E/O/2012 tentang
Alih Bina Penyelenggaraan Prodi yang diselenggarakan oleh Poltekkes dari
Kementerian Kesehatan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I.2/08810/2013 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 Tentang Petunjuk Teknis Organisasi Dan
Tata Laksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.
40. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor
257/M/KPT/2017 tentang nama program studi pada Perguruan Tinggi.
41. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 163/DIKTI/Kep/2007
Tanggal 29 November 2007 Tentang Penataan dan Kodifikasi Program Studi
Pada Perguruan Tinggi
42. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03/I/IV.1/07264/2014 tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja
Dosen Poltekkes Kemenkes
43. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1643/E/T/2011
Tanggal 18 Oktober 2011 perihal Program-Program Studi Bidang Kesehatan
44. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1061/E/T/2012
Tanggal 9 Agustus 2012 perihal Penghentian sementara (moratorium)
pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi, serta pembukaan program
studi baru.
45. Surat Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Kemenristekdikti
Nomor 3089/C.C4/KL/2018 tanggal 1 Agustus 2018 tentang Rekomendasi usul
pembukaan program studi bidang kesehatan pada Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan

8 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB II

PERKEMBANGAN DAN MASALAH

2.1. Perkembangan dan Masalah Pengembangan Tenaga Kesehatan

1. Perkembangan Tenaga Kesehatan


Upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan selain
ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan tenaga kesehatan yang
merata pada fasilitas pelayanan kesehatan juga sangat penting. Penyediaan
tenaga kesehatan yang terampil dan handal menjadi tujuan pendidikan tinggi
Poltekkes Kemenkes untuk menyiapkan lulusan yang terampil dan
professional, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun
2014 tentang Standar Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Ada
beberapa faktor bahwa Implementasi penyediaan dan kebutuhan lulusan
Pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes belum terlaksana secara optimal,
diantaranya adalah mismatch antara keterampilan dan kompetensi yang
dibutuhkan seusai standar dan kebutuhan lokal spesifik, otorisasi dalam
koordinasi serta keterbatasan kewenangan Kementerian Kesehatan pada unit
layanan Puskesmas dan Rumah Sakit dengan otorisasi di pemerintah daerah.
1. Jenis Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan, bahwa tenaga kesehatan yang ada di Indonesia terdiri dari 13
jenis yaitu medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan, kefarmasian,
kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi, keterapian fisik,
keteknisian medis, teknik biomedika, kesehatan tradisional dan tenaga
kesehatan lainnya.
2. Jumlah tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan masih belum mencukupi, baik dari segi jenis,
jenjang, kualitas dan distribusi tenaga kesehatan serta belum diketahui
secara tepat antara kesesuaian dan kebutuhan tenaga dalam kompetensi
dengan keterampilan yang sesuai dengan SKKNI.
3. Jenjang
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka
Kulaifikasi Nasional Indonesia (KKNI), pendidikan di Poltekkes Kemenkes
selain menyelenggarakan pendidikan pada level V (Diploma Tiga), level VI
(Diploma Empat/Sarjana Terapan), juga dapat dikembangkan
menyelenggarakan Pendidikan Profesi Vokasi (level VII) serta Magister
Terapan (level VIII) dan Doktor Terapan (level IX).
4. Pemerataan
Disparitas pemerataan tenaga kesehatan cukup besar, diperlukan

9 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


keterlibatan semua satker, tidak hanya pada Kementerian Kesehatan
sehingga setiap pimpinan antar satker mempunyai tanggung jawab
dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan.Poltekkes Kemenkes
berperan aktif membangun integrasi dan koordinasi lintas satker untuk
memenuhi kesenjangan kebutuhan dan pemerataan tenaga kesehatan
yang terampil dan handal sesuai dengan spesifikasi wilayah/daerah.
5. Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kualitas kompetensi lulusan pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes masih
belum merata dan standar. Hal tersebut selain disebabkan belum merata
dan standarnya tenaga pendidik, sarana prasarana dan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan Fasyankes serta dunia kerja. Dilain hal
diperlukan evaluasi pengembangan dan kebutuhan untuk pembukaan prodi
baru yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan Fasyankes dan
dunia kerja berdasarkan SKKNI dan kebutuhan lokal spesifik.

2. Masalah Pengembangan Pendidikan Tinggi Kesehatan


Berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi terdapat tiga jenis pendidikan tinggi yaitu: vokasi, akademik dan profesi.
Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes mempunyai legalitas untuk
menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi dan profesi vokasi di bidang
kesehatan, mulai dari jenjang Diploma III, Sarjana Terapan, Profesi vokasi,
Magister Terapan serta Doktor Terapan. Belum optimalnya sinkronisasi antara
pengembangan jenis pendidikan dan jenjang pendidikan tinggi vokasi dengan
pendayagunaan lulusan tenaga kesehatan. Diperlukan peta kebutuhan lulusan
pendidikan tinggi vokasi poltekkes kemenkes secara menyeluruh lintas satker
berdasarkan perkembangan Fasyankes dan kebutuhan tenaga kesehatan di
dunia kerja. Pada lima hingga sepuluh tahun mendatang pendidikan tinggi
Poltekkes harus dapat menyesuaikan perubahan dan perkembangan Jurusan
dan Prodi yang sesuai dengan perkembangan Fasyankes serta dunia kerja.
Dinamika perubahan dan perkembangan capaian pembelajaran lulusan
(CPL) berdasarkan distingsi (penciri khas) dan afirmasi (kebijakan lokal
spesifik) serta ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,
sarana prasarana yang baik dan kurikulum yang mencerminkan integrasi
keterampilan yang inovatif serta IPTEKS yang berbasis pada kearifan lokal
akan menghasilkan lulusan yang terampil dan handal serta dibutuhkan
Fasyankes dan dunia kerja termasuk pada prioritas di Daerah Terpencil
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Perubahan klasifikasi pendidikan tinggi
Poltekkes Kemenkes setiap dua atau tiga tahun menunjukkan peningkatan
pembinaan kualitas pada tiap Poltekkes, Hal ini akan menjadi modal utama
bagi pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes untuk lebih mengoptimalkan
jati dirinya sebagai pendidikan tinggi vokasi kesehatan yang menghasilkan
lulusan yang terampil dan handal diakui nasional serta global.

10 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Diperlukan pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karir
tenaga pendidik melalui pembinaan dan peningkatan aktifitas riset berbasis
inovasi vokasi serta publikasi, Pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes
sesuai KKNI dan berdasarkan tingkat Klasifikasi tiap Poltekkes akan
memberikan panduan bagi pencapaian pendidikan tinggi Poltekkes yang
unggul dan menjadi pusat rujukan inovasi vokasi teknologi tepat guna pada
Nasional dan Internasional.
Rekruitmen dan kapasitas calon peserta didik masih memerlukan
sinkronisasi antara kebutuhan tiap stakeholder yang meliputi satker
kementerian, dunia kerja, wahana pelayanan kesehatan, pemerintah daerah
dan masyarakat dengan lulusan pendidikan tinggi Poltekkes. Sehingga dapat
diketahui kesesuaian kompetensi lulusan yang terampil dan handal
berdasarkan SKKNI dan kebutuhan Fasyankes serta dunia kerja.

2.2. Perkembangan dan Masalah Pengembangan Pendidikan Tinggi Poltekkes


a. Kebijakan dan Regulasi
Perkembangan penyelenggaraan pendidikan tinggi Poltekkes merupakan
salah satu implementasi reformasi organisasi (Peraturan Presiden Nomor
81 Tahun 2010) sehingga kualitas tata kelola penyelenggaraan pendidikan
tiggi Poltekkes dapat ditingkatkan sesuai SNPT untuk menghasilkan
lulusan berkompeten yang sesuai dengan SKKNI dan kebutuhan dunia
kerja serta Fasyankes. Isu kebijakan dan regulasi perlu dipahami dalam
upaya meningkatkan pemahaman stakeholder terkait tentang kebijakan
terkini dalam pengembangan pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia.
Regulasi untuk mendukung upaya pengembangan tenaga kesehatan
masih terbatas. Beberapa isu kebijakan dan regulasi untuk mendukung
pengembangan pendidikan tenaga kesehatan serta pemanfaatan capaian
pembelajaran lulusan (CPL) vokasi yang kompeten pada dunia kerja dan
wahana pelayanan kesehatan diperlukan:
1) Regulasi kemitraan antar satker kementerian dan institusi pendidikan
vokasi di dalam dan di luar negeri serta pemanfaatan magang di dunia
kerja wahana pelayanan kesehatan
2) Akselerasi proses regulasi untuk pengembangan kelembagaan vokasi
serta ketentuan penyelenggaraaan pendidikan lanjutan pada profesi
vokasi , magister terapan, dan doktor terapan
3) Mekanisme proses pusat unggulan institusi yang mencerminkan local
specific dalam pengaturan administrasi serta teknis kegiatan
b. Isu Alih Bina
Pendidikan Poltekkes Kemenkes harus memiliki penguatan akademik
sesuai SNPT pada vokasi (ketrampilan) di setiap level KKNI sehingga
memiliki standar mutu yang setara dalam penilaian pendidikan akademik
Kemenristekdikti untuk alih bina yang terintegrasi pada sains dan
ketrampilan

11 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


c. Masalah Pendidikan Poltekkes Kemenkes
1) Disparitas klasifikasi Poltekkes Kemenkes berdasarkan mutu
penyelenggaraan dan tata kelola dalam pengembangan pendidikan,
perlu dilakukan target pencapaian dan peningkatan klasifikasi (level)
hingga terwujudnya pusat-pusat unggulan institusi berbasis pada
ketrampilan dan pengembangan usaha.
2) Rasio jumlah tenaga pendidik > 20% masih TP (Tenaga Pengajar)
sebagian besar tenaga pendidik berasal dari pendidikan akademik
sehingga perlu dilakukan sertifikasi kompetensi pendidik
3) Efektifitas pemanfaatan anggaran belum dioptimalkan pada
pencapaian tujuan melalui peran aktif tenaga pendidik dalam kegiatan
ilmiah dan publikasi secara Naisonal/Internasional
4) Daya dukung sarana prasarana harus lebih spesifik pada
pengembangan ketrampilan lulusan vokasi, peran kemitraan dengan
Kementerian Lembaga dan dunia kerja sebagai tempat magang
merupakan upaya optimalisasi capaian pembelajaran lulusan (CPL)
sesuai kebutuhan dunia kerja dan wahana pelayanan kesehatan.
5) Pembinaan alumni terutama pada pasca kebijakan alih bina tahun
2012 perlu dipetakan untuk diketahui peta kebutuhan kompetensi di
dunia kerja melalui evaluasi kurikulum dan peningkatan kemitraan
dengan industri Fasyankes.

2.3. Isu Strategis Pengembangan Tenaga Kesehatan


Isi-isu strategis terkait pendidikan tenaga kesehatan secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Sinkronisasi kebutuhan tenaga kesehatan yang di padukan Kementerian
Kesehatan dengan Satker Kementerian lain pada kesesuaian capaian
pembelajaran lulusan (CPL) yang terintegrasi pada tujuan peningkatan
pelayanan kesehatan secara merata di DTPK maupun regional dan global
2. Belum memiliki sepenuhnya standar kompetensi kerja (SKKNI) pada setiap
lulusan sehingga menimbulkan ketidak sesuaian kebutuhan dan kompetensi
antara Poltekkes Kemenkes dan dunia kerja
3. Penyusunan rencana kebutuhan tenaga kesehatan harus terintegrasi dengan
sistem informasi ketenagaan nasional dan ditindaklanjuti melalui ketentuan
dan aturan kebutuhan tenaga kesehatan yang dapat diterima di setiap provinsi
/ kabupaten secara administrasi dan teknis
4. Pengembangan pendidikan Poltekkes Kemenkes belum menunjukkan
sebagai pendidikan vokasi, karena proporsi kurikulum lebih dari 55% masih
sains dan teori. Dalam 2 (dua) hingga 3 (tiga) tahun harus dioptimalkan bahwa
Poltekkes Kemenkes sebagai institusi pendidikan yang mempunyai kecirian
sebagai pendidikan yang unggul dalam ketrampilan di bidang kesehatan dan
mempunyai atmosfer akademic sesuai local specific.

12 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


5. Tenaga pendidik yang sebagian besar merupakan lulusan pendidikan
akademik, diperlukan program untuk pelatihan ketrampilan dan sertifikasi
vokasi bagi dosen
6. Sarana dan prasarana laboratorium yang tertinggal 2 (dua) level dari keadaan
di dunia kerja. Selain harus ada penyediaan alat dan bahan yang sesuai
standar juga diupayakan inisiasi kemitraan dengan Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan (BTKL), Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), Balai Besar
Pelatihan Kesehatan (BBPK), dan institusi pendidikan serta dunia kerja dalam
praktek magang.

Bagan 2.3 Skema Penyusunan Grand Design Poltekkes Kemenkes

13 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB III

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI

3.1. Visi
Terwujudnya Pendidikan Tinggi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
yang menjadi Center of Excellence pendidikan vokasi dan profesi di Indonesia dan
Asia pada tahun 2025.

3.2. Misi
1. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang memberikan daya
dukung Center of Excellence pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes
Kemenkes.
2. Melakukan pengembangan dan peningkatan SDM yang kompeten, terampil
dan unggul pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.
3. Meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi kesehatan yang profesional,
akuntabel, transparan, kredibel, dan adil pada pendidikan vokasi dan profesi di
Poltekkes Kemenkes.
4. Meningkatkan sarana prasarana yang terstandar untuk menunjang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan
IPTEKS yang memberikan daya dukung Center of Excellence pada pendidikan
vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.
5. Meningkatkan kerjasama untuk menunjang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat melalui legalitas kompetensi yang diakui dan
dikenal di Indonesia dan Asia.

3.3. Tujuan
Dalam rangka mencapai visi dan misi Poltekkes Kemenkes, maka visi dan misi
tersebut dirumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional melalui
perumusan tujuan strategis (strategic goals) sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang memberikan daya
dukung Center of Excellence pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes
Kemenkes.
2. Meningkatnya SDM yang kompeten, terampil dan unggul pada pendidikan
vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.
3. Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi kesehatan yang profesional,
akuntabel, transparan, kredibel, dan adil pada pendidikan vokasi dan profesi di
Poltekkes Kemenkes.

14 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


4. Meningkatnya sarana prasarana yang terstandar untuk menunjang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan
IPTEKS pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.
5. Meningkatnya kerjasama untuk menunjang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat melalui legalitas kompetensi yang diakui dan
dikenal di Indonesia dan Asia.

3.4. Sasaran Strategis


Untuk mencapai tujuan tersebut maka disusun sasaran strategis yang dapat
terukur dalam pencapaiannya antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang memberikan daya
dukung Center of Excellence pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes
Kemenkes.
a. Dihasilkannya lulusan yang memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan
stakeholder, terampil, dan kompeten di dunia kerja
b. Terlaksananya pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dengan
berbasis riset vokasi sesuai perkembangan IPTEKS serta mendorong
berkembang Center of Excellence
c. Dihasilkannya Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) / paten melalui
kegiatan tri dharma perguruan tinggi terutama pada penelitian yang
berbasis pada riset vokasi
d. Peningkatan publikasi hasil penelitian pada jurnal terakreditasi atau
bereputasi yang bermanfaat bagi masyarakat
e. Adanya dukungan dana yang digunakan untuk mendukung penelitian yang
berkelanjutan
f. Adanya Center of Excellence yang mencerminkan kebutuhan lokal spesifik
g. Meningkatnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian dan
teknologi tepat guna
h. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memanfaatkan produk Center of
Excellence dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
2. Meningkatnya SDM yang kompeten, terampil dan unggul pada pendidikan
vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes
a. Tersedianya SDM Pendidik dan kependidikan yang berkualitas
b. Tersedianya tenaga pendidik yang memiliki sertifikasi pendidikan vokasi
3. Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi kesehatan yang profesional,
akuntabel, transparan, kredibel, dan adil pada pendidikan vokasi dan profesi di
Poltekkes Kemenkes.
a. Terwujudnya quality assurance pada institusi pendidikan tinggi kesehatan
yang terakreditasi unggul pada skala nasional dan internasional
b. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang akuntabel, transparan, kredibel,
dan adil

15 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


4. Meningkatnya sarana prasarana yang terstandar untuk menunjang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan
IPTEKS pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.
a. Tersedianya sarana dan prasana yang terstandar dan terakreditasi nasional
dan internasional
b. Terwujudnya cyber campus dan sistem informasi yang berbasis IT
5. Meningkatnya kerjasama pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat melalui legalitas kompetensi yang diakui dan dikenal di Indonesia
dan Asia
a. Meningkatnya kerjasama yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi
baik di tingkat Nasional dan Asia
b. Meningkatnya kemitraan dan unit bisnis yang mendukung operasional
Poltekkes
c. Adanya joint riset dengan institusi di dalam dan di luar negeri
d. Meningkatnya kerjasama lintas sektoral dalam pemberdayaan masyarakat
dan industri serta instansi terkait.

3.5. Strategi (Analisis SWOT)


1. Kekuatan (Strength)
a. Tata Kelola
1) Poltekkes Kemenkes berjumlah 38 Poltekkes tersebar pada 34 provinsi
Indonesia
2) Setiap Poltekkes memiliki keunggulan (lokal spesifik) pada daerah
masing-masing
3) Semua institusi/program studi Poltekkes Kemenkes sudah terakreditasi
BAN-PT dan LAM-PTKes
4) Lulusan Poltekkes menduduki posisi strategis di lembaga pemerintahan
dan organisasi profesi
b. Sumber Daya Manusia
1) Rasio dosen dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes sudah sesuai
dengan standar LAM-PTKes.
2) Kualifikasi dosen sudah sesuai dengan standar SNPT.
3) Kualifikasi jabatan akademik dosen sampai level guru besar.
c. Keuangan
1) Dana dari APBN
2) Dana masyarakat
3) Dana hibah
4) Potensi unit usaha/bisnis Poltekkes
d. Sarana prasarana
1) Status kepemilikan adalah Perguruan Tinggi Kementerian Lembaga
(PTKL).
2) Ketersediaan aset bangunan fisik gedung, sarana dan prasarana.

16 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


2. Kelemahan (Weakness)
a. Tata Kelola
1) Kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan lulusan lintas instansi
pemerintah belum optimal.
2) Tidak semua lulusan Poltekkes Kemenkes diserap Kemenkes dan
lembaga pemerintah lainnya
b. Sumber Daya Manusia
1) Masih ada dosen dan tenaga kependidikan belum berstatus pegawai
tetap
2) Jumlah dosen yang berkualifikasi akademik Lektor Kepala dan guru
besar masih terbatas
3) Dosen merangkap sebagai tenaga kependidikan
4) Masih terbatas apresiasi dalam bentuk kegiatan akademik pada kinerja
dosen
5) Program akselerasi peningkatan jenjang pendidikan bagi Dosen dan
tenaga kependidikan masih sangat terbatas.
c. Keuangan
1) Masih terbatasnya dana penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
dalam rangka menunjang tri dharma perguruan tinggi.
2) Belum optimalnya pemanfaatan Renstra dalam penyusunan anggaran
berbasis kinerja.
d. Sarana dan prasarana
1) Kepemilikan aset tetap (lahan/gedung) masih banyak terkait dengan
otonomi daerah atau pihak lain
2) Laboratorium belum terstandar sesuai dengan SNPT.
3) Peralatan di laboratorium belum menyesuaikan dengan level sarana
prasarana yang berada di dunia kerja. Masih 2 level lebih rendah.
3. Peluang (Opportunity)
1. Tata Kelola
1) Adanya kebutuhan lulusan untuk bekerja di regional dan global.
2) Adanya kebijakan pengembangan jenjang pendidikan dari vokasi profesi
sampai Doktor Terapan
3) Adanya kesempatan mendapatkan pekerjaan di sektor lain
4) Jenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan wahana pelayanan
kesehatan dan dunia kerja.
5) Adanya kesempatan bagi lulusan untuk praktik mandiri.
6) Adanya peluang untuk membuka program studi langka (langka peminat
dan penyelenggara)
7) Adanya integrasi fungsional Poltekkes Kemenkes dan RS di lingkungan
Kemenkes.
2. Sumber Daya Manusia
1) Peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa melalui kerjasama
dalam dan luar negeri.

17 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


2) Beasiswa fellowship Program baik dari pemerintah maupun Non
Government Organization (NGO) luar negeri
3) Adanya kesempatan lulusan Poltekkes untuk bekerja di dunia kerja
sesuai kebutuhan yang berstandar nasional dan global.
3. Keuangan
1) Adanya potensi untuk pengembangan tata kelola keuangan dalam
bentuk BLU
2) Adanya subsidi anggaran dari APBN serta hibah pemerintah dan swasta
untuk pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
4. Sarana dan prasarana
1) Adanya kesempatan kerjasama dan pemanfaatan sarana prasarana
dengan instansi pemerintah
2) Adanya dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan
Poltekkes Kemenkes
4. Ancaman (Threat)
a. Tata Kelola
1) Banyaknya perguruan tinggi negeri di luar Kemenkes dan swasta
dengan pendidikan yang sejenis.
2) Daya minat pada Prodi tertentu cenderung menurun
b. Sumber Daya Manusia
1) Adanya potensi dosen persaingan dosen/tenaga kesehatan untuk
berkompetitif di Poltekkes
2) Kebutuhan masa depan pada dunia kerja pada produk lulusan yang
mempunyai kompetensi dan sesuai kebutuhan dunia kerja serta wahana
pelayanan kesehatan
c. Keuangan
Adanya potensi pengurangan subsidi dalam APBN pada pendidikan
Poltekkes
d. Sarana dan prasarana
Banyaknya perguruan tinggi lain yang sudah memiliki sarana dan
prasarana yang telah terstandarisasi.

18 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


3.6. BAGAN ANALISIS SWOT
Strength Weakness
Tata Kelola Tata Kelola
1. Poltekkes Kemenkes tersebar di seluruh propinsi Indonesia 1. Kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan lulusan di instansi
Internal 2. Setiap Poltekkes memiliki keunggulan masing-masing pemerintahan belum optimal.
3. Sebagian besar institusi/program studi Poltekkes Kemenkes sudah 2. Tidak semua lulusan Poltekkes Kemenkes diserap Kementerian
terakreditasi BAN-PT dan LAM-PT Kes Kesehatan dan lembaga pemerintah lainnya
4. Lulusan Poltekkes Kemenkes menduduki posisi strategis di lembaga SDM
pemerintahan dan organisasi profesi 1. Masih ada dosen dan tenaga kependidikan belum berstatus
SDM pegawai tetap
1. Jumlah dosen dan tenaga kependidikan sesuai kualifikasi 2. Jumlah dosen yang berkualifikasi akademik doktor dan guru besar
Kemenristek Dikti. masih kurang
2. Kualifikasi jabatan akademik dosen sampai level guru besar. 3. Dosen merangkap sebagai tenaga kependidikan
Keuangan 4. Masih rendahnya apresiasi terhadap kinerja dosen
1. Dana dari APBN, dana masyarakat, dan dana hibah 5. Belum semua dosen dan tenaga kependidikan mendapat
2. Potensi unit usaha/ bisnis Poltekkes Kemenkes kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
Sarana prasarana Keuangan
1. Status kepemilikan Perguruan Tinggi Kementerian Lembaga 1. Terbatasnya dana penelitian dan PkM dalam tri dharma PT.
Eksternal 2. Ketersediaan aset bangunan fisik gedung, sarana dan prasarana Sarana dan prasarana
1. Aset belum sepenuhnya menjadi milik Poltekkes Kemenkes
Opportunity S-O W–O
Tata Kelola 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan 1. Meningkatkan sarana, prasarana
1. Serapan lulusan untuk bekerja di regional dan global. 2. Meningkatkan anggaran pengembangan sarana, prasarana 2. Meningkatkan status kepegawaian tenaga pendidik dan
2. Adanya kebijakan pengembangan jenjang pendidikan sampai Doktor Terapan 3. Meningkatkan anggaran pengembangan Kependidikan
3. Adanya kesempatan mendapatkan pekerjaan di sektor lain pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat 3. Meningkatkan kompetensi lulusan hingga siap pakai.
4. Jenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan program. 4. Meningkat kemitraan institusi dalam dan luar negeri
5. Adanya kesempatan bagi lulusan untuk praktik mandiri.
6. Adanya peluang untuk membuka program studi langka
7. Kebijakan SDGs
SDM
1. Pertukaran dosen dan mahasiswa melalui peningkatan kerjasama luar negeri.
2. Beasiswa fellowship Program baik dari pemerintah maupun NGO luar negeri
3. Tingginya kebutuhan tenaga kesehatan di luar negeri
Keuangan
1. Adanya kesempatan mendapat anggaran untuk pengembangan dosen dan tenaga kependidikan
dari sumber di luar Kemenkes
2. Adanya kesempatan mendapatkan anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat baik dari
Kemenkes/Kementerian/Lembaga lain/Pemda maupun dari sektor swasta
Sarana dan prasarana
1. Adanya hibah sarana prasarana dari luar negeri
2. Adanya dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan Poltekkes Kemenkes
Threath S–T W–T
Tata Kelola 1. Meningkatkan kualitas lulusan 1. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan melalui
1. Banyaknya institusi negeri di luar Kemenkes dan swasta dengan pendidikan yang sejenis 2. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dalam dan luar negeri pembinaan, pelatihan, keikutsertaan pada kegiatan ilmiah
2. Animo pada program studi tertentu kecenderungan menurun 2. Pemanfaatan lulusan tenaga kesehatan dilingkungan kemenkes.
SDM
1. Persaingan/kompetitif tenaga kesehatan dalam dan luar negeri (MEA)
2. Tawaran pekerjaan dosen dari luar yang lebih menarik
Keuangan
1. Adanya kebijakan efisiensi anggaran
Sarana dan prasarana
1. Banyaknya perguruan tinggi lain yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang telah
terakreditasi

19 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB IV

KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

A. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Target Umur Angka Harapan


Hidup
Peningkatan angka harapan hidup tercermin dari semakin banyaknya
penduduk yang tergolong lanjut usia atau lansia. Pada tahun 2014, terdapat jumlah
penduduk lanjut usia di Indonesia sebanyak 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada
tahun 2025 jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. Menurut proyeksi BPS pada
2015 diperkirakan jumlah lansia mencapai 24,7 juta jiwa atau 9,3 persen dari
jumlah penduduk. Meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia akan
berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan layanan kesehatan. Hal tersebut terkorelasi dengan kontribusi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam penyediaan tenaga
kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah, mutu, dan distribusinya.

Grafik 4.1 Usia Harapan Hidup Indonesia Tahun 2008–2015 dan


Proyeksi Tahun 2030-2035, Sumber: Badan Pusat
Statistik, Proyeksi Penduduk 2010-2035

Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode lansia


(aging) dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas.

B. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Fasilitas Pelayanan


Kesehatan
Pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan sampai saat
ini belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan fasilitas kesehatan di Indonesia
tergambar dalam tabel 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9 (terlampir).
20 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025
C. Permintaan Tenaga Kesehatan dari Luar Negeri
Permintaan tenaga kesehatan dari luar negeri dapat dipenuhi dengan
memperhatikan keserasian antara kebutuhan tenaga kesehatan
di dalam negeri dan kemampuan pengadaannya. Dalam hal ini pendayagunaan
tenaga kesehatan diutamakan pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Sedangkan penempatan tenaga kesehatan ke luar negeri melalui mekanisme
(Pusrengun, Badan PPSDM Kesehatan, 2017):
1. Penempatan tenaga kesehatan oleh pemerintah dari Government to
Government (G to G), maupun Goverment to Private (G to P)
2. Penempatan tenaga kesehatan melalui Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS)
3. Penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan perusahaan sendiri
4. Penempatan tenaga kesehatan Indonesia perseorangan / mandiri
Peluang pasar kerja tenaga kerja kesehatan Indonesia di luar negeri antara lain:
1. Eropa (Inggris, Belgia, Belanda, Spanyol, Jerman)
2. Middle East (Kuwait, Qatar, UEA, Saudi Arabia, Bahrain)
3. North Amerika (USA, Kanada, Meksiko, Suriname)
4. Afrika (Sudan, Afrika Selatan, Namibia)
5. Asia (Jepang, Timor Leste, Taiwan, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand,
Hongkong)
6. Oceania (Australia)

Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan permintaan dan pendayagunaan di


luar negeri, masih sangat tinggi pada tenaga kesehatan perawat dan bidan,
diantara 26 negara yang mendayagunakan tenaga kesehatan Indonesia, negara
Kuwait dan Jepang merupakan negara yang paling tinggi.

21 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB V

KEBUTUHAN PENDIDIKAN TINGGI POLTEKKES KEMENKES

5.1. Penyesuaian Kapasitas Pengadaan Pendidikan Tinggi Poltekkes


Kemenkes
1. Tata kelola
Poltekkes Kemenkes adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah
Badan PPSDM Kesehatan yang dipimpin oleh Direktur. Pendirian
Poltekkes Kemenkes berawal dari Surat Keputusan Menteri Kesehatan
dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 298/MENKES-KESOS/SK/IV/2001
tanggal 16 April 2001 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 890/MENKES/VIII/2007 tanggal 2 Agustus 2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja Poltekkes Kemenkes.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 38 Tahun 2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian
Kesehatan menetapkan Klasifikasi Poltekkes Kemenkes menjadi tiga
kelas sebagaimana terlampir dalam tabel 5.1.1

Tabel 5.1.1 Klasifikasi Poltekkes Kemenkes

Klasifikasi Nama Lokasi

Kelas I 1. Poltekkes Bandung Bandung


2. Poltekkes Jakarta III Bekasi
3. Poltekkes Makassar Makassar
4. Poltekkes Malang Malang
5. Poltekkes Medan Medan
6. Poltekkes Semarang Semarang
7. Poltekkes Surabaya Surabaya
8. Poltekkes Surakarta Surakarta
9. Poltekkes Tasikmalaya Tasikmalaya
10. Poltekkes Yogyakarta Yogyakarta

22 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Klasifikasi Nama Lokasi
Kelas II 1. Poltekkes Aceh Banda Aceh
2. Poltekkes Banjarmasin Banjarmasin
3. Poltekkes Banten Banten
4. Poltekkes Bengkulu Bengkulu
5. Poltekkes Denpasar Denpasar
6. Poltekkes Jakarta I Jakarta
7. Poltekkes Jakarta II Jakarta
8. Poltekkes Jayapura Jayapura
9. Poltekkes Kendari Kendari
10. Poltekkes Kupang Kupang
11. Poltekkes Manado Manado
12. Poltekkes Padang Padang
13. Poltekkes Palembang Palembang
14. Poltekkes Pontianak Pontianak
15. Poltekkes Samarinda Samarinda
16. Poltekkes Tanjung Karang Tanjung Karang
Kelas III 1. Poltekkes Gorontalo Gorontalo
2. Poltekkes Jambi Jambi
3. Poltekkes Maluku Maluku
4. Poltekkes Mamuju Mamuju
5 Poltekkes Mataram Mataram
6 Poltekkes Palangkaraya Palangkaraya
7 Poltekkes Palu Palu
8 Poltekkes Pangkal Pinang Pangkal Pinang
9 Poltekkes Riau Riau
10 Poltekkes Sorong Sorong
11 Poltekkes Tanjung Pinang Tanjung Pinang
12 Poltekkes Ternate Ternate

Penentuan klasifikasi Poltekkes diatur dalam Peraturan Menteri


Kesehatan No. 36 Tahun 2018 tentang Klasifikasi Politeknik Kesehatan
di Lingkungan Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Evaluasi klasifikasi dilakukan secara periodik setiap 3 (tiga) tahun sekali
oleh Badan PPSDM Kesehatan dengan indikator sesuai dengan PMK
36 Tahun 2018.

23 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Dari 38 Poltekkes yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan,
Poltekkes yang masuk dalam Klasifikasi I sebanyak 10
Poltekkes (26,3%), Klasifikasi II sebanyak 16 Poltekkes (42,1%), dan
Klasifikasi III sebanyak 12 Poltekkes (27,6%). Saat ini sebagian besar
Poltekkes Kemenkes berada pada Klasifikasi II sehingga diharapkan
pengembangan Poltekkes Kemenkes ditingkatkan ke arah peningkatan
Klasifikasi Poltekkes yang masih berada di Kelas III dan II serta
meningkatkan optimalisasi pengembangan Poltekkes Kemenkes
klasifikasi II dan I menjadi institusi yang unggul serta elaborasi
kelembagaan menjadi Institut Ilmu Kesehatan.
2. Status
Pengembangan pendidikan Politeknik Kesehatan diawali sejak tahun
2001 melalui SK Menkes Kessos No. 298/Menkes-Kesos/SK/V/2001
Tanggal 16 April 2001 tentang Reorganisasi Institusi-Institusi
Pendidikan Kesehatan di bawah Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial menjadi Politeknik Kesehatan Kemenkes atau
Poltekkes yang merupakan penggabungan dari beberapa akademi.
Pada Tahun 2011, terbit Peraturan Bersama antara Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Alih
Bina Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan bahwa
Pembinaan Akademi mengikuti regulasi yang berlaku pada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan pembinaan Keuangan dan
Sumber Daya Manusia dibawah Departemen Kesehatan
3. Dukungan Anggaran
Tata kelola keuangan Poltekkes Kemenkes memiliki 2 (dua) sistem tata
kelola yakni Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU)
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dari 38 Poltekkes,
Poltekkes Kemenkes yang menerapkan tata kelola keuangan dengan
PK-BLU sebanyak 13 Poltekkes (34,2%), dan tata kelola keuangan
melalui PNBP sebanyak 25 Poltekkes (65,8%). Pengembangan Tata
Kelola Poltekkes di masa datang diarahkan pada peningkatan tata
kelola dari PNBP ke PK-BLU. Sedangkan Poltekkes yang sudah
menerapkan tata kelola PK-BLU didorong untuk menjadi Perguruan
Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH).
4. Aset dan Sumber Daya
a. SDM Dosen dan Tenaga Kependidikan
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan yang sangat penting
sebagai pilar utama sekaligus roda penggerak dalam upaya
mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.
Oleh karena itu peningkatan SDM dosen dan tenaga kependidikan
Poltekkes Kemenkes sangat diperlukan baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.

24 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Berdasarkan Tabel 5.1.2, jumlah dosen terbanyak adalah Poltekkes
Kemenkes Semarang sejumlah 412 dosen, sedangkan jumlah dosen
paling sedikit adalah Poltekkes Kemenkes Tanjung Pinang sejumlah 33
dosen. Bagi Poltekkes yang masih memiliki jumlah dosen di bawah
standar nasional perlu diprioritaskan formasi yang sesuai dengan
ketentuan SNPT, sehingga tidak terjadi disparitas dalam pemerataan
dosen Poltekkes Kemenkes secara nasional. Percepatan pembukaan
program magister terapan menjadi salah satu jawaban untuk
pemenuhan kebutuhan dan kualifikasi dosen yang diharapkan, terutama
bagi Poltekkes yang memiliki kualifikasi Akademik Doktor cukup banyak
secara kuantitas dan kualitas.

Tabel 5.1.2 Jumlah Dosen Poltekkes Kemenkes

No Nama Poltekkes Jumlah Data


1 Banten 57
2 Jakarta I 65
3 Jakarta II 103
4 Jakarta III 122
5 Bandung 207
6 Tasikmalaya 144
7 Semarang 412
8 Surakarta 164
9 Yogyakarta 135
10 Surabaya 236
11 Malang 198
12 Denpasar 127
13 Mataram 102
14 Kupang 152
15 Aceh 177
16 Medan 219
17 Padang 139
18 Riau 48
19 Tanjung Pinang 33
20 Jambi 89
21 Bengkulu 117
22 Palembang 148
23 Pangkal Pinang 36
24 Tanjungkarang 163
25 Pontianak 121
26 Palangka Raya 70
27 Banjarmasin 95

25 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


28 Kaltim 74
29 Makassar 194
30 Mamuju 42
31 Palu 94
32 Kendari 76
33 Manado 114
34 Gorontalo 60
35 Maluku 109
36 Ternate 53
37 Sorong 56
38 Jayapura 137
Total : 4.688

Berdasarkan tabel tersebut diatas, total jumlah tenaga kependidikan


pada 38 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan sebanyak 4.688
tenaga kependidikan dengan variasi sebaran antara 36 tenaga
kependidikan (Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang) sampai dengan
135 tenaga kependidikan (Poltekkes KemenkesYogyakarta).
5. Sarana dan Prasarana yang memadai
Poltekkes Kemenkes telah memiliki sarana prasarana lengkap yang
menunjang kegiatan proses belajar mengajar dan kegiatan mahasiswa
antara lain:
a. Luas Tanah dan Luas Gedung
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan telah memiliki tanah
dengan luas tanah paling luas di Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Medan (41,9 Ha) dan paling sempit di Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjung Pinang (1,3 Ha). Namun
hanya 14 (empat belas) dari 38 Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan yang telah memenuhi syarat luas tanah 10 Ha
(Permendikbud 17 Tahun 2014), yaitu Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Aceh, Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Medan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Padang, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten,
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung, Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang, Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya, Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Malang, Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Kalimantan Timur, Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Mamuju, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Palu, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar,
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate, dan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura.

26 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


6. Proses Pembelajaran
a. Sistem Rekruitmen Calon Mahasiswa
Sistem rekruitmen calon mahasiswa baru Poltekkes Kemenkes
mengacu pada Petunjuk Teknis Sipenmaru yang dikeluarkan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan
yang diterbitkan setiap tahun.
Jalur penerimaan mahasiswa baru meliputi seleksi Penelusuran
Minat dan Prestasi (PMDP), jalur uji tulis, dan jalur mandiri. Proses
seleksi dilaksanakan secara serentak diseluruh Poltekkes Kemenkes
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Penerimaan mahasiswa baru pada umumnya telah menggunakan
sistem penerimaan online (65,4%), meskipun masih ada beberapa
Poltekkes Kemenkes yang masih menggunakan sistem manual
(34,6%). Jumlah pendaftar Poltekkes Kemenkes dapat dilihat pada
grafik 5.1.3

5.1.3 Grafik Jumlah Pendaftar Poltekkes

25.000

20.000

15.000

10.000
Tahun 2016
5.000 Tahun 2017
Tahun 2018
-
Pikes
Kebidanan

Gizi

Teknik Gigi
Farmasi
Anafarma

TRR

Jamu
Keperawatan Gigi

Okupasi Terapi

Akupunktur
Kesling

TEM
Fisioterapi
Ortotik Prostetik

Teknologi Bank Darah


Keperawatan

Analis Kesehatan

Terapi Wicara

Asuransi Kesehatan
Promosi Kesehatan

b. Standar Nasional Pendidikan


Penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada
Poltekkes Kemenkes sudah berdasarkan standar nasional
pendidikan tinggi, yang terdiri dari 24 standar minimal sesuai dengan
Permenristekdikti nomor 50 tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Pada beberapa Poltekkes Kemenkes sudah

27 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


menyusun dan menerapkan standar pendidikan tinggi yang telah
memenuhi standar nasional pendidikan tinggi.
Penerapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi ini dilaksanakan
melalui siklus Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan
Peningkatan (PPEPP) yang di evaluasi secara periodik melalui audit
mutu internal yang dilaksanakan oleh Unit Penjaminan Mutu.
7. Penjaminan Mutu dengan Pengakuan Akreditasi
Sistem penjaminan mutu eksternal di Poltekkes Kemenkes
dilaksanakan oleh BAN-PT dan LAM-PTKes. Poltekkes Kemenkes
sudah melaksanakan akreditasi institusi (AIPT) dan Akreditasi Program
Studi (APS) dengan hasil status akreditasi bervariasi dari predikat cukup
C sampai dengan sangat baik yaitu A. Selain itu beberapa Poltekkes
Kemenkes juga disertifikasi oleh lembaga eksternal lainnya antara lain
PT SGS, SAI Global untuk memperoleh sertifikasi ISO.
Peran Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dalam akreditasi adalah
melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan
dibidang fasilitasi akreditasi pendidikan SDM Kesehatan agar setiap
prodi di Poltekkes Kemenkes menghasilkan akreditasi yang sangat baik
atau unggul. Kegiatannya meliputi pendampingan dari persiapan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan akreditasi.
8. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
a. Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Rencana induk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Poltekkes Kemenkes telah disusun sebagai acuan dalam melakukan
penelitian dan pengabdian masyarakat. Skema penelitian meliputi
penelitian dosen pemula, penelitian terapan unggulan perguruan
tinggi, penelitian berbasis kompetensi, penelitian kerjasama antar
perguruan tinggi, penelitian kerjasama luar negeri dan penelitian
strategi nasional. Pengembangan roadmap penelitian di Poltekkes
Kemenkes diarahkan untuk mendukung terwujudnya Pusat
Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes (PUI-PK). Hasil penelitian
diimplementasikan dalam bentuk pengembangan keilmuan, produk
HKI/paten dan pengabdian kepada masyarakat.
b. Dukungan Anggaran
Anggaran pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat bersumber dari dana Bantuan Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN). Masing-masing skema mempunyai
perbedaan besaran dana penelitian mulai dari Rp 20 juta sampai
dengan Rp 150 juta. Selain bersumber dari BOPTN, dana penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat juga berasal dari CSR, dunia
usaha dan dunia industri.

28 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


c. Publikasi
Hasil dari setiap penelitian dan pengabdian masyarakat di
publikasikan dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi maupun
internasional bereputasi. Hasil dari penelitan juga didaftarkan untuk
mendapatkan HKI/paten. Publikasi dapat juga dilakukan melalui
kegiatan presentasi pada seminar/konferensi nasional maupun
internasional.
9. Jejaring Nasional
a. Kerjasama Dalam Negeri
Poltekkes Kemenkes sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri di
Indonesia mengemban tugas yang tidak ringan di bidang pendidikan
tinggi kesehatan dalam rangka menghasilkan tenaga kesehatan
yang bermutu, sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Untuk itu
Poltekkes Kemenkes terus dituntut untuk menjalin kerjasama
dengan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, dunia usaha dan
industri di dalam negeri untuk meningkatkan kualitas institusi dan
lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Kerjasama dalam
negeri berpedoman kepada panduan kerjasama Poltekkes
Kemenkes yang ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan
No. HK.01.07/I/004287/2017 tentang Petunjuk Teknis Kerjasama
Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan
Pihak Lain di Dalam Negeri.
b. Kerjasama Luar Negeri
Kerjasama luar negeri dilakukan untuk meningkatkan daya saing
regional dan internasional. Tujuan kerjasama dilakukan untuk
meningkatkan efektifitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi,
mutu, relevansi pelaksanaan tri dharma PT untuk meningkatkan
daya saing bangsa. Implementasi kerjasama dilakukan melalui
benchmarking, student exchange, faculty exchange, training dan
pengembangan kurikulum.

5.2. Pengembangan Pendidikan Poltekkes


1. Penataan Kerangka Poltekkes
Pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan berperan untuk
membentuk keahlian dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai strategis
dalam memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. Tugas pokok dan fungsi
tenaga kesehatan harus sesuai dengan pendidikan dan ketrampilan yang
dimiliki. Badan PPSDM Kesehatan berupaya memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan di pelayanan kesehatan melalui program pendayagunaan
lulusan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan. Sebanyak 38 Poltekkes kemenkes yang merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan PPSDM Kesehatan, kurang lebih

29 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


22.000 tenaga kesehatan pertahun diproduksi dari berbagai program studi
yang ada. Para lulusan Poltekkes Kemenkes dapat didayagunakan di
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan terutama di daerah tertingal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Grafik 5.2.1 adalah Kondisi
Ketenagaan di Pelayanan Kesehatan.

Grafik 5.2.1 Kondisi Ketenaga Kerjaan di Pelayanan Kesehatan

2. Peningkatan Akses dan Pemerataan Pendidikan Poltekkes


a. Kemudahan akses mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes
Pendidikan tinggi bidang kesehatan yang tercantum dalam Undang–
Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan diarahkan
untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan kesehatan. Bentuk
implementasinya diawali dengan penjaringan calon mahasiswa yang
berkualitas sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Seleksi calon mahasiswa dilaksanakan melalui rangkaian seleksi dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa. Kegiatan
seleksi dilakukan bukan hanya untuk mengukur kemampuan secara
umum, tetapi lebih menitikberatkan pada penjaringan calon mahasiswa
dengan kemampuan akademik yang baik. Penjaringan calon mahasiswa
dilaksanakan melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekkes
Kemenkes. Dasar penyelenggaraan Sipenmaru Poltekkes Kemenkes
secara nasional adalah Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, pasal 73 yang menyatakan bahwa
“penerimaan mahasiswa baru untuk setiap program studi dapat
dilakukan melalui pola penerimaan mahasiswa secara nasional dan
bentuk lain”.
b. Analisis distribusi Poltekkes yang ada di Indonesia
Undang-Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa Poltekkes Kemenkes merupakan
perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam

30 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan atau teknologi di bidang
kesehatan dan jika memenuhi syarat, dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi, serta dapat megembangkan sampai program
magister terapan atau program doktor terapan.
Berdasarkan grafik 5.2.2 bahwa Poltekkes Kemenkes mayoritas
menyelenggarakan program studi Diploma III, Sarjana Terapan dan
Profesi serta ada 1 (satu) Poltekkes Kemenkes yang telah
menyelenggarakan program studi magister terapan. Diharapkan pada
proyeksi dua atau tiga tahun akan ada pertambahan Poltekkes yang
menyelenggarakan program Magister Terapan.

Grafik 5.2.2 Program Studi Poltekkes Kemenkes

D-3 = 284
81
D-4 = 147
65 S-2 = 4
PROFESI = 41
35 35 32
PJJ = 4
22 23 26
18 21 15
13 13
9 9 7
12 12 1 2 22 11 12 11 11 1 321 4 23 2 1 3 2 1 2 1 4 1 1

Teknologi…
Teknik…

Teknik…

Analisa Farmasi…

Asuransi…
Promosi…
Perekam Medis…

Teknologi Bank…
Kesehatan…

Keperawatan…
Sanitasi
Gizi

Okupasi Terapi

Jamu

Farmasi
Keperawatan Gigi

Terapi Wicara
Akupuntur

Dietisien
Analisa Kesehatan

Teknik Gigi

Ortotik Prostetik
Keperawatan
Kebidanan

Fisioterapi

Keperawatan Jiwa
c. Penataan Aset dan Sumber Daya Pendidikan Poltekkes
Jenis ketenagaan yang ada di Undang-Undang Tenaga Kesehatan
dengan Program Pendidikan yang diselenggarakan oleh Poltekkes,
masih terdapat beberapa jenis ketenagaan yang belum dihasilkan oleh
Poltekkes Kemenkes. Upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan saat ini dari 27 jenis pendidikan tenaga
kesehatan terdapat 18 jenis yang diselenggarakan oleh Poltekkes
Kemenkes. Perubahan dan pengembangan kebutuhan tenaga
kesehatan pada Fasyankes dan dunia kerja merupakan keniscayaan
yang harus disiapkan dengan berbagai keterampilan dan kompetensi
yang berkombinasi dengan keilmuan vokasi yang inovatif dan aplikatif.

31 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


d. Pengembangan Sistem Penjaminan Kualitas Pendidikan Poltekkes
1. Profil Akreditasi Poltekkes
Poltekkes Kemenkes menerapkan sistem penjaminan mutu internal
dan berupaya memenuhi persyaratan akreditasi. Peran Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan dalam akreditasi adalah melakukan
penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang
fasilitasi akreditasi pendidikan SDM kesehatan sehingga program
studi dan Poltekkes Kemenkes dapat memperoleh hasil akreditasi
yang baik atau unggul.
2. Standarisasi mutu (kebijakan SPMI)
Setiap Perguruan Tinggi diwajibkan melaksanakan penjaminan
mutu sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang RI nomor 12
tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Menteri Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan Peraturan Menteri Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 62 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Penjaminan mutu
merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu
pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan,
sehingga stakeholder memperoleh kepuasan melalui
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Poltekkes Kemenkes
diharapkan mampu melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan sesuai Standar Pendidikan Tinggi yang melampaui
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti).
3. Standar Pendidikan Tenaga Kesehatan
Pendidikan tinggi vokasi sebagai bagian integral sistem pendidikan
nasional menjadi salah satu motor penggrak atau leading sektor
dalam membangun Indonesia yang sejahtera dan maju.
Pendidikan tinggi vokasi harus mampu menghasilkan tenaga kerja
terampil dan terlatih yang dibutuhkan oleh dunia industri atau dunia
kerja, mendorong para lulusan menjadi wirausahawan mandiri dan
tangguh yang membawanya ke dalam kehidupan sejahtera.
Poltekkes Kemenkes sebagai pendidikan tinggi vokasi harus mampu
menunjukan keunggulannya untuk meningkatkan daya saing
bangsa.
4. Standar Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
Pendayagunaan tenaga kesehatan meliputi penyebaran tenaga
kesehatan yang merata dan berkeadilan, dan pengembangan
termasuk peningkatan karir. Peningkatan pendayagunaan tenaga
kesehatan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
kesehatan di semua lini dari daerah sampai pusat secara lintas
sektor, termasuk swasta, serta memenuhi kebutuhan pasar dalam
menghadapi pasar bebas di era globalisasi.

32 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Pendayagunaan tenaga kesehatan terutama lulusan Poltekkes
Kemenkes diarahkan pada pemenuhan tenaga kesehatan sesuai
PMK No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit serta PMK No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Pendayagunaan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah
Kesehatan (DBK), perlu memperoleh perhatian khusus.
Pendayagunaan tenaga kesehatan untuk manajemen kesehatan,
institusi pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, institusi
penelitian dan pengembangan kesehatan, serta pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan, juga perlu mendapatkan perhatian
yang memadai.
5. Standarisasi Uji Kompetensi semua tenaga kesehatan
Dalam menjalankan amanah Pasal 21 Undang–Undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, mahasiswa bidang
kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus
mengikuti uji kompetensi secara nasional. Selain itu, uji kompetensi
secara nasional diperlukan dalam upaya standardisasi dan
penjaminan mutu lulusan pendidikan tinggi bidang kesehatan. Sejak
tahun 2014, telah dilaksanakan uji kompetensi secara nasional untuk
program DIII keperawatan, DIII kebidanan dan profesi ners, dan
pada tahun 2018 dilaksanakan untuk seluruh jenis tenaga
kesehatan.

33 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB VI

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES

6.1. Proses Penyelenggaraan Pengembangan Pendidikan Poltekkes


Kemenkes

6.1.1. Proses Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes Kemenkes


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes)
berperan menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional.
Salah satu komponen kunci pokok yang memiliki peran penting dalam
mewujudkan kualitas pendidikan tinggi adalah dosen. Dosen adalah
pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, dan seni
melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Poltekkes Kemenkes saat ini juga menyelenggarakan pendidikan
kesehatan khusus yang menghasilkan jenis tenaga kesehatan lainnya
untuk kebutuhan pelayanan kesehatan dalam pelayanan kesehatan seperti
yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan. Program studi bidang kesehatan
yang diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes tersebut telah
menyesuaikan dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Nomor 257/M/KPT/2017 tentang Nama Program Studi Pada
Perguruan Tinggi.
Program studi Diploma III yang telah diselenggarakan oleh Poltekkes
Kemenkes meliputi: Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Gigi, Sanitasi,
Fisiotrapi, Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Teknik Gigi, Analisis
Farmasi dan Makanan, Farmasi, Teknologi Laboratorium Medis, Ortotik
Prostetik, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Okupasi Terapi,
Akupuntur, Promosi Kesehatan, Gizi, Terapi Wicara, Jamu, Asuransi
Kesehatan, Teknik Elektromedik dan Teknologi Bank Darah.
Selanjutnya Program Studi Sarjana Terapan terdiri dari Terapi Gigi,
Manajemen Informasi Kesehatan, Promosi Kesehatan, Keperawatan,
Keperawatan Anestesiologi, Kebidanan, Sanitasi Lingkungan, Gizi,
Teknologi Radiologi Pencitraan, Terapi Wicara dan Bahasa, Akupuntur dan
Pengobatan Herbal, Ortotik dan Prostetik, Teknologi Laboratorium Medis,
serta Teknologi Rekayasa Elektro Medis. Sedangkan program studi
pendidikan profesi terdiri dari: Fisioterapis, Ners, Bidan, dan Dietisen.
Selanjutnya untuk program studi magister terapan yaitu Imaging Diagnostik,
Keperawatan, Terapis Gigi dan Mulut, serta Kebidanan.
Peningkatkan mutu pendidikan di Poltekkes Kemenkes melalui sistem
penjaminan mutu pendidikan tinggi yang merupakan kegiatan sistemik

34 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan
berkelanjutan yang terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI dilakukan melalui
penetapan standar, pelaksanaan standar, evaluasi, pengendalian dan
peningkatan standar pendidikan tinggi, sedangkan SPME meliputi evaluasi
data dan informasi, penetapan serta pemantauan status akreditasi dan
peringkat terakreditasi.
Selanjutnya untuk menilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Poltekkes Kemenkes, setiap tahun
dilakukan penilaian oleh Itjen Kemenkes dengan tujuan untuk menjamin
kinerja institusi pemerintah secara akuntabel.

6.1.2. Proses Pengembangan Pendidikan Poltekkes Kemenkes


a. Pengembangan Program Studi
Pengembangan program studi dilakukan melalui peningkatan program
studi pada jenjang Sarjana Terapan, Profesi, Magister Terapan dan
Doktor Terapan. Pengembangan juga dapat dilakukan dengan
membuka program studi yang belum tersedia dan langka (langka minat
dan penyelenggaraan) serta masih dibutuhkan oleh stake holder.
Pembukaan program studi langka merupakan keniscayaan dari tuntutan
perubahan kebutuhan masyarakat terhadap tenaga kesehatan yang
memiliki keterampilan dan kompetensi khusus. Dalam dua tahun
kedepan tahun 2020-2021 diharapkan sudah ada empat prodi baru
diantaranya : Teknik Kardiovaskuler, Audiologi, Optometri dan Terapi
Wicara dan caregiver. Pembukaan prodi baru tersebut sesuai dengan
Permendikbud No. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi serta Gelar Lulusan.
Dilain hal Prodi yang sudah lama operasional perlu dilakukan
implementasi SNPT untuk kualitas SPME dan kesesuain kebutuhan
masyarakat baik secara kuantitas (perencanaan jumlah penerimaan
mahasiswa) dan kualitas (capaian pembelajaran lulusan dan standar
kompetensi lulusan).
b. Peningkatan Klasifikasi
Peningkatan klasifikasi Poltekkes Kemenkes dilakukan secara
berjenjang dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan dalam
PMK Nomor 36 Tahun 2018 sehingga seluruh Poltekkes dapat
meningkat ke jenjang yang lebih tinggi.
Klasifikasi merupakan penilaian peringkat Institusi Poltekke
berdasarkan tata kelola, akademik dan teknis administrasi. Diharapkan
setiap tiga tahun akan dilakukan evaluasi untuk perubahan peringkat
klasifikasi. Mengoptimalkan setiap kenaikan tahapan klasifikasi
merupakan keniscayaan yang harus dilakukan tiap Poltekkes,

35 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


termasuk mempertahankan klasifikasi pada peringkat puncak untuk
upayakan peningkatan peringkat unggul berskala nasional dan global.
c. Pengembangan Klasterisasi
Klasterisasi perguruan tinggi seluruh Indonesia bertujuan untuk
memudahkan Kemenristekdikti melakukan pembinaan perguruan
tinggi sesuai klasternya dan agar masyarakat dapat menilai langsung
perguruan tinggi yang akan dipilih. Pengembangan klasterisasi
perguruan tinggi vokasi di Indonesia masih dalam proses
pengembangan dan analisis Kemenristekdikti untuk menentukan
indikator yang tepat dalam mencerminkan performa perguruan tinggi
vokasi pada mutu tatakelola dan akademik.
Berdasarkan Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi non vokasi
tahun2018 menurut Kemenristekdikti, yang dinilai adalah kualitas
SDM, kelembagaan, kemahasiswaan, penelitian dan pengabmas serta
inovasi.

6.2. Sumber Daya Pengembangan Pendidikan Poltekkes


Pengembangan sumber daya Poltekkes meliputi sumber daya
manusia, sarana prasarana dan tata kelola.

6.2.1. Sumber daya manusia


Pengembangan Sumber daya manusia dapat dilakukan melalui
pendidikan, pelatihan dan jenjang karir. Sedangkan khusus untuk
pengembangan kompetensi dosen dapat dilakukan melalui: penelitian,
publikasi ilmiah di tingkat nasional maupun internasional, kepakaran/
narasumber, keaktifan dalam organisasi nasional & internasional serta
kontribusi dalam pengabdian kepada masyarakat.

6.2.2. Sarana Prasarana


Sarana dan prasarana adalah unsur penunjang dalam pelaksanaan
tri dharma perguruan tinggi, yang mencakup bangunan, perlengkapan,
peralatan (perangkat keras dan lunak), dan sistem pengamanan aset
dan kampus.
Perguruan tinggi harus memiliki sistem pengelolaan yang menjamin
adanya akses yang lebih luas terutama bagi mahasiswa dan dosen
melalui penerapan model resource sharing. Bentuk kepemilikan lain
seperti sewa, pinjam atau hibah harus dinyatakan dalam surat
kesepakatan antara perguruan tinggi dan pihak terkait dengan kepastian
hukum yang jelas.
Poltekkes Kemenkes dalam menerapkan mutu standar sarana dan
prasarana harus memiliki beberapa instrumen dan panduan dalam
pengelolaan sarana dan prasarana diantaranya :

36 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


a. Memiliki sistem pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif dan
efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi, mencakup sistem
inventarisasi yang lengkap (SIMAK BMN). Sistem pengelolaan
tersebut mencakup pola pelaporan secara berkala dari unit
pelaksana kepada pihak manajemen serta dapat dipergunakan
sebagai informasi bagi para pengguna, baik mahasiswa maupun
dosen.
b. Memiliki kebijakan, pedoman dan peraturan yang jelas tentang
keamanan dan keselamatan penggunaan sarana dan prasarana
ditingkat institusi. Bukti pelaksanaan dari kebijakan tersebut harus
dapat dilacak dari peraturan yang lebih rinci dan aplikatif serta
laporan berkala di tingkat laboratorium/studio/perpustakaan dan
tempat-tempat lain dimana kegiatan dilaksanakan.
c. Mempunyai dokumen kepemilikan, hibah, sewa, atau pinjam melalui
kesepakatan atau perjanjian sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku antara perguruan tinggi dan pihak terkait.

6.2.3. Tata Kelola


Tata kelola perguruan tinggi di Poltekkes Kemenkes mengikuti
prinsip Good Governance yang meliputi transparansi, keadilan,
akuntabilitas dan Responsibilitas.

6.3. Kerjasama Lintas Sektor Nasional, Regional dan Internasional

6.3.1. Tujuan
Kerjasama Poltekkes Kemenkes untuk meningkatkan efektifitas,
efisiensi, produktifitas, kreatifitas, inovasi, mutu, dan relevansi
pelaksanaan Tridharma PT untuk meningkatkan daya saing.

6.3.2. Prinsip-Prinsip Kerjasama


Mengutamakan kepentingan pembangunan nasional, menghargai
kesetaraan mutu, saling menghormati, menghasilkan peningkatan mutu
pendidikan.

6.3.3. Pengembangan kerjasama Poltekkes Kemenkes


Dapat dilakukan melalui:
a. Join working group
b. Pameran Pendidikan Poltekkes Kemenkes dalam mempromosikan
PT dan menjaring calon mahasiswa asing
c. Pengembangan Kerja sama akademik berupa program-program joint
degree, double degree, credit transfer/credit earning
d. Pengembangan konsorsium dan pusat unggulan inovasi

37 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


e. Pengembangan kerjasama akademik perguruan tinggi
f. Hibah pengembangan Konsorsium keilmuan
g. Hibah fasilitasi kerjasama internasional (HFKSI) untuk melakukan
inisiasi joint degree, double degree, credit transfer/credit earning
h. Bimtek kerja sama akademik
i. Hibah penguatan kantor urusan internasional

6.4. Penyerasian Kebijakan Pengembangan Pendidikan Poltekkes


Kebijakan pengembangan mutu pendidikan Poltekkes Kemenkes
yang berkualitas pada semua aspek penyelenggaraan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kebijakan yang ditetapkan
harus sesuai komitmen untuk memenuhi persyaratan secara
berkesinambungan dalam melakukan peningkatan terhadap sistem
penjaminan mutu yang baik.
Dalam meningkatkan daya saing bangsa menghadapi globalisasi di
segala bidang diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan lulusan yang
professional, berbudaya, kreatif, toleran, demokratis dan berkarakter
tangguh.

38 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB VII

ROAD MAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN POLTEKKES

7.1. Pemerataan Distribusi Lulusan Pendidikan Poltekkes


Perkembangan dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan
lulusan berkualitas dan serapan yang tinggi di dunia kerja. Kenyataannya,
lulusan Poltekkes Kemenkes belum memiliki peta serapan yang terukur dan
memberikan jaminan kerja bagi calon lulusannya. Salah satu masalah
Kementerian Kesehatan sendiri adalah masih belum meratanya distribusi
tenaga kesehatan di seluruh wilayah Republik Indonesia terutama di daerah
DTPK dan DBK.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka Poltekkes Kemenkes
diharapkan mampu menyelaraskan antara kebutuhan tenaga kesehatan di
masing-masing daerah dengan lulusan yang dihasilkannya baik jenis,
jumlah, maupun kualifikasi tenaga kesehatan, dengan mengembangkan
prodi baru. Pengembangan program studi baru yang dibutuhkan oleh
Fasyankes tetap memperhatikan ketersediaan SDM di Poltekkes masing-
masing.
Pemenuhan tenaga kesehatan khususnya di daerah DTPK dan DBK
memerlukan strategi khusus melalui rekruitmen calon mahasiswa yang
berasal dari daerah setempat. Selain itu Poltekkes Kemenkes perlu
menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk meningkatkan serapan
lulusannya.
Poltekkes Kemenkes perlu mengembangkan Rintisan Kelas
Internasional untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di pasar
kerja regional maupun internasional. Poltekkes Kemenkes perlu didorong
untuk mampu memenuhi permintaan tenaga kesehatan tertentu di luar
negeri untuk meningkatkan serapan lulusan.

7.2. Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Pendidikan Poltekkes


Berdasarkan Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Permendikbud No.73 Tahun
2013 tentang penerapan KKNI bidang Pendidikan Tinggi, Poltekkes
Kemenkes dituntut untuk menyusun kurikulum berdasarkan KKNI.
Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) berdasarkan telaah
keilmuan dan keahlian serta kebutuhan masyarakat dan stakeholder yang
melahirkan profil lulusan. Peningkatan implementasi KPT pada program
studi diupayakan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan
dan daya saing nasional, regional, dan internasional. Kompetensi lulusan
dapat diukur melalui hasil uji kompetensi.

39 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Dalam upaya menjamin mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan,
sesuai amanah UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
pemerintah telah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu pendidikan
tinggi bidang kesehatan, yang salah satu kebijakan utamanya adalah
penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional. Tenaga kesehatan yang
telah melaksanakan uji kompetensi secara nasional hingga saat ini adalah
keperawatan, kebidanan dan ners. Poltekkes Kemenkes harus mampu
menetapkan target kelulusan uji kompetensi di atas rata-rata nasional pada
lulusannya dan menetapkan peningkatan kelulusan secara bertahap.

7.3. Pengembangan kelembagaan Pendidikan poltekkes


Pengembangan kelembagaan Pendidikan pada Poltekkes
Kemenkes mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun
2018 Tentang Klasifikasi Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan
PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
Penilaian klasifikasi Poltekkes Kemenkes dilakukan peninjauan
setiap tiga tahun sekali oleh Badan PPSDM Kesehatan. Poltekkes
Kemenkes perlu melakukan upaya untuk dapat meningkatkan klasifikasinya
secara bertahap dengan melakukan berbagai upaya peningkatan antara
lain Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana Prasarana (Sarpras) dan Tata
Kelola Keuangan.
Dalam hal tata kelola, Poltekkes Kemenkes yang masih berstatus
Satker didorong untuk meningkatkan tata kelola keuangan menjadi Badan
Layanan Umum (BLU). Sedangkan Poltekkes Kemenkes yang telah
menyelenggarakan tata kelola keuangan BLU perlu melakukan evaluasi
sehingga potensi BLU yang saat ini dimiliki mampu menjadi daya dorong
untuk meningkatkan klasifikasinya. Poltekkes Kemenkes yang sudah BLU
juga perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan tata kelola keuangan
kearah PTN-BH.

7.4. Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes


Berdasarkan Permenkes Nomor 36 Tahun 2018 Poltekkes
Kemenkes dibagi dalam tiga klasifikasi masing-masing klasifikasi I, II dan
III. Peningkatan akreditasi pada Poltekkes Kemenkes yang berada pada
klasifikasi I diarahkan pada pencapaian akreditasi unggul dan upaya untuk
memperoleh akreditasi internasional. Poltekkes Kemenkes yang berada
pada klasifikasi II diarahkan pada peningkatan nilai akreditasi dari Baik
menjadi Sangat Baik dari lembaga akreditasi milik pemerintah (BAN-
PT/LAM-PTKES) dan memiliki sertifikasi eksternal lain. Sedangkan untuk

40 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


klasifikasi III diarahkan pada peningkatan akreditasi dari Cukup menjadi
Baik dan Sangat Baik.
Peningkatan nilai akreditasi melalui Sistem Penjaminan Mutu
Eksternal (SPME) harus didukung oleh terselenggaranya sistem
penjaminan mutu internal (SPMI) yang berkelanjutan di masing – masing
Poltekkes Kemenkes. Poltekkes Kemenkes harus memastikan
penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi telah mengacu pada
standar Nasional pendidikan Tinggi yang ditetapkan melalui
Permeristekdikti Nomor 50 Tahun 2018 Tentang SN Dikti. Penyelenggaraan
SPMI di Poltekkes Kemenkes mengacu pada Permenristekdikti Nomor 62
Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Peningkatkan daya saing bangsa di tingkat regional dan international
Poltekkes Kemenkes Klasifikasi I di dorong untuk mengembangkan Pusat
Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes. PUI-PK dikembangkan melalui
kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sarana dan
prasarana yang memadai, dukungan SDM/Pakar, publikasi dan produk
HaKI/Paten serta jaringan kerjasama Nasional dan Internasional

7.4 Diagram Grand Design Poltekkes Kemenkes

41 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


7.5. Tahapan Strategis Pengembangan Pendidikan Poltekkes Sesuai Klasifikasi
7.5.1. Pemerataan Distribusi Lulusan

NO URAIAN URAIAN 2019 – 2020 2021-2022 2023-2025


KLASIFIKASI DEFINISI OPERASIONAL I II III I II III I II III
Jumlah penyerapan lulusan
T-1 di pasar kerja sesuai
Serapan lulusan di pasar dengan bidang
1 ≥ 75% ≥ 65% ≥ 45% ≥ 80% ≥ 70% ≥ 50% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 55%
kerja kurang dari 6 bulan kompetensinya setelah 6
bulan lulus dibagi jumlah
lulusan keseluruhan x 100%
Jumlah lulusan yang bekerja
sesuai dengan kebutuhan
Kebutuhan Tenaga tenaga kesehatan (spesifik)
2 ≥ 60% ≥ 50% ≥ 35% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 40% ≥ 75% ≥ 65% ≥ 50%
Kesehatan (Specific) dibagi jumlah keseluruhan
lulusan yang sudah bekerja x
100 %

Pengembangan kemitraan
dengan dunia kerja untuk
3
pendayagunaan lulusan
berdasarkan :

42 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Jumlah kemitraan dengan
dunia kerja untuk
pendayagunaan lulusan yang
A Lokal dikembangkan oleh institusi ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 35% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 40% ≥ 35% ≥ 30%
dibagi dengan seluruh
kemitraan di tingkat lokal x
100%
Jumlah kemitraan dengan
dunia kerja untuk
pendayagunaan lulusan yang
B Regional dikembangkan oleh institusi ≥ 25% ≥ 20% ≥ 18% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 35% ≥ 30% ≥ 25%
dibagi dengan seluruh
kemitraan di tingkat regional x
100%
Jumlah kemitraan dengan
dunia kerja untuk
pendayagunaan lulusan yang
C Nasional dikembangkan oleh institusi ≥10% ≥ 5% > 1% ≥ 12% ≥ 8% ≥ 3% ≥ 15% ≥ 10% ≥ 5%
dibagi dengan seluruh
kemitraan di tingkat nasional
x 100%
Jumlah kemitraan dengan
dunia kerja untuk
pendayagunaan lulusan yang
D Internasional dikembangkan oleh institusi ≥ 5% ≥ 2% > 1% ≥ 8% ≥ 5% ≥2% ≥10% ≥ 6% ≥ 4%
dibagi dengan seluruh
kemitraan di tingkat
internasional x 100%

43 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Pendayagunaan lulusan Persentase pendayagunaan
tenaga kesehatan lulusan tenaga kesehatan
vokasi/profesi melalui vokasi/profesi melalui
4 kerjasama dengan instansi kerjasama dengan instansi ≥ 20% ≥ 5% ≥ 10% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 15% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20%
pemerintah pemerintah dibagi jumlah
seluruh kerjasama dengan
instansi pemerintah x 100%
Sinkronisasi afirmasi Jumlah mahasiswa
sesuai local specific lokal/kelompok masyarakat
yang berpenghasilan rendah
5 yang mendapat bantuan 1-2% 1% 1% 2-3% 2% 2% 3-5 % 3% 3%
pendidikan dibagi jumlah
keseluruhan mahasiswa x
100%

44 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


7.5.2. Pengembangan Kelembagaan Vokasi dan Profesi Dalam Poltekkes

NO URAIAN URAIAN 2019 – 2020 2021-2022 2023-2025


DEFINISI
KLASIFIKASI I II III I II III I II III
OPERASIONAL
Nilai pengembangan tata
Pengembangan tata kelola keuangan tentang
kelola keuangan yang kegiatan Tri Dharma
akuntabilitas Perguruan Tinggi yang
transparan serta akuntabilitas transparan
1 > 90 > 80-90 > 70-80 > 90 > 90 > 80-90 > 90 > 90 > 90
kesesuaian dengan serta kesesuaian
Visi, Misi, Tujuan,dan dengan Visi, Misi,
Sasaran Tujuan,dan Sasaran
dengan menggunakan
LAKIP
Peningkatan pangkat Jumlah dosen yang naik
akademik tenaga pangkat lektor dibagi
2 ≥ 10% ≥ 8% ≥ 5% ≥ 18% ≥ 15% ≥ 12% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 15%
pendidik jumlah seluruh dosen
tetap x 100%
Implementasi MoU di Jumlah MoU yang sudah
tingkat Nasional pada diimplementasikan
3 peningkatan dibagi MoU yang dimiliki ≥ 15% ≥ 5% > 3% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 5% ≥ 18% ≥ 15% ≥ 8%
ketrampilan dan/atau di tingkat nasional x 100
daya serap lulusan %

45 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Implementasi MoU di Jumlah MoU yang
tingkat Internasional sudah
pada peningkatan diimplementasikan
4 ≥ 4% ≥ 3% > 2% ≥ 6% ≥ 5% ≥ 4% ≥ 8% ≥ 7% ≥ 6%
ketrampilan dan/atau dibagi MoU yang dimiliki
serta daya serap di tingkat internasional x
lulusan 100 %
Besar dana hibah Hibah dari sumber dana
untuk kegiatan Tri di luar Poltekkes,
Dharma Perguruan didapat melalui
5 Tinggi (Pendidikan, kompetisi, CSR, MoU < 40 jt < 30 jt < 20 jt 40-50 jt 30-40 jt 20-30 jt ≥ 50 jt ≥ 40 jt > 30 jt
Penelitian dan dan lain-lain. Besar
Pengabdian kepada dana hibah yang
Masyarakat) didapat.
Kesesuaian Jumlah kesesuaian
Implementasi Renstra Implementasi Renstra
untuk pencapaian untuk pencapaian Visi,
6 Visi, Misi, Tujuan, dan Misi, Tujuan, dan < 60% < 50% < 40% 60-80% 50-60% 40-50% ≥ 80% ≥ 60% ≥ 50%
Sasaran Sasaran dibagi jumlah
indikator kinerja/kerja x
100%
Optimalisasi pusat Pencapaian target CoE
unggulan institusi dibagi dengan skor
7 yang berbasis pada indikator x 100% < 50% < 45% < 40% 50-70% 45-65% 40-60% ≥ 70% ≥ 65% ≥ 60%
kebutuhan local
specific

46 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Pengembangan Prodi Jumlah prodi baru yang
Baru yang langka langka
8 - - - 1 1 1 1 1 1

Jumlah Jumlah pengembangan


pengembangan atau atau usulan program
9 1 - - 1 1 - 1 1 -
usulan program studi studi Magister Terapan
Magister Terapan
Jumlah Jumlah pengembangan
pengembangan atau atau usulan program
10 1 1 - 1 1 1 1 1 1
usulan program studi studi Profesi
profesi
Jumlah dosen yang
Dosen yang memiliki memiliki NIDN/NIDK
11 registrasi pendidik dibagi jumlah seluruh ≥ 60% ≥ 50% ≥ 30% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 40% ≥ 95% ≥ 75% ≥ 60%
nasional dosen program studi x
100%

47 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


7.5.3. Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

NO URAIAN 2019 – 2020 2021-2022 2023-2025


Defenisi Operasional
KLASIFIKASI I II III I II III I II III
Jumlah Program Studi
dengan peringkat
Peringkat akreditasi baik akreditasi lebih
1 ≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%
sekali /unggul baik/unggul dibagi
dengan seluruh Program
Studi
Kegiatan kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan yang diselenggarakan
dalam hal Tri Dharma Poltekkes dalam rangka
2 Perguruan Tinggi yang komersialisasi dibagi ≥ 30% ≥ 20% - ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 65% ≥ 45% ≥ 25%
diselenggarakan jumlah indikator kegiatan
Poltekkes yang ada di renstra
Poltekkes x 100%
Jumlah Dosen yang
melakukan publikasi
Jumlah publikasi pada
3 Jurnal terindeks nasional ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 40%
jurnal terindeks nasional
dibandingkan dengan
seluruh dosen x 100%
Jumlah Dosen yang
Jumlah dosen yang melakukan publikasi Jurnal
4 mendapatkan prestasi terindeks Internasional ≥ 20% ≥ 15% ≥ 10% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 40% ≥ 35% ≥ 30%
karya cipta / HAKI dibandingkan dengan
seluruh dosen

48 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Jumlah Dosen yang
mempublikasikan artikel
Jumlah Prosiding pada
di dalam Prosiding
5 kegiatan seminar ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50%
kegiatan seminar
nasional
nasional dibandingkan
dengan seluruh dosen
Jumlah Dosen yang
mempublikasikan artikel
Jumlah Prosiding pada di dalam Prosiding
6 kegiatan seminar kegiatan seminar ≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%
internasional Internasional
dibandingkan dengan
seluruh dosen
Jumlah Dosen yang
Jumlah dosen yang mendapatkan prestasi
7 mendapatkan prestasi karya cipta dan atau ≥ 20% ≥ 15% ≥ 10% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 15% ≥ 30 % ≥ 25% ≥ 20%
karya cipta / HAKI HAKI dibandingkan
dengan seluruh dosen
Jumlah Dosen yang
Jumlah buku yang ditulis
menulis buku dibidang
8 dosen bidang vokasi ≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%
Vokasi dibandingkan
ketrampilan khusus
dengan seluruh dosen
Jumlah temuan dalam
Implementasi koreksi AMI yang sudah
9 hasil evaluasi untuk ditindaklanjuti ≥ 70% ≥ 65% ≥ 60% ≥ 75% ≥ 70% ≥ 65% ≥ 90% ≥ 80% ≥ 70%
perbaikan mutu dibandingkan dengan
seluruh temuan

49 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Realisasi kinerja
Capaian realisasi Kinerja
anggaran dengan
10 Anggaran dibandingkan ≥ 90% ≥ 85% ≥ 80% ≥ 95% ≥ 90% ≥ 85% ≥ 95% ≥ 92% ≥ 90%
kesesuaian pencapaian
dengan target
renstra

50 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


7.5.4. Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Berdasarkan KKNI

NO URAIAN 2019 - 2020 2021-2022 2023-2025


Defenisi Operasional
KLASIFIKASI I II III I II III I II III
Jumlah Prodi yang
menerapkan Keunggulan
Penerapan keunikan
1 Vokasi Keterampilan ≥ 50% ≥ 45% ≥ 40% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 45% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50%
vokasi ketrampilan
dibandingkan seluruh
prodi
Jumlah Prodi yang
menerapkan sertifikasi
Jumlah item sertifikasi
2 keahlian berdasarkan ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 35% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%
berdasarkan KKNI
KKNI dibandingkan
seluruh prodi
Jumlah MoU
Peningkatan jumlah stake
pendayagunaan Lulusan
3 holder memanfaatkan ≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%
dibandingkan jumlah
lulusan
sebelumnya
Jumlah sarana penunjang Rasio sarana prasarana
(laboratorium, studio, penunjang (laboratorium,
4 ≥ 60% ≥ 55% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 60%
workshop) yang studio, workshop) yang
memenuhi standar tersedia dengan standar
Rasio sarana prasarana
Jumlah sarana penunjang
penunjang perpustakaan
5 perpustakaan yang ≥ 60% ≥ 55% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 60%
yang tersedia dengan
memenuhi standar
standar

51 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Jumlah Dosen yang
Jumlah dosen yang yang memiliki sertifikat
memiliki sertifikat kompetensi vokasi
6 ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50%
kompetensi vokasi keahlian khusus
keahlian khusus dibandingkan dengan
seluruh dosen x 100%
Jumlah MoU dengan
fasilitas Pelayanan
Jumlah Fasilitas
Kesehatan dan Dunia
Pelayanan Kesehatan
Kerja yang sesuai
7 dan dunia kerja yang ≥ 70% ≥ 60% ≥ 40% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 50% ≥ 90% ≥ 80% ≥ 60%
Standar dibandingkan
menyediakan tempat
dengan seluruh wahana
magang sesuai standar
praktek yang digunakan x
100%
Jumlah kelulusan First
Jumlah kelulusan uji Taker dibanding dengan
8 ≥ 80% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 90% ≥ 80% ≥ 70 % 100% ≥ 90% ≥ 80%
kompetensi jumlah peserta yang
mengikuti UKOM X 100%

52 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


REFERENSI

Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dan Poltekkes Kemenkes, (2018). Profil.

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, (2018), Laporan


Kinerja.

Kementerian Kesehatan Republik Indoneisa, (2018), Data dan Informasi Profil


Kesehatan Indonesia.

53 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Lampiran 1
Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Tenaga dan Provinsi Tahun 2018

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga Total
No Provinsi Penunjang SDM
Kesehatan Kesehatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (19) (20) (21)

1 Aceh 362 1.120 13 223 28 9.263 11.252 1.077 1.735 729 503 299 797 1.075 6 28.482 6.219 34.701

2 Sumatera Utara 347 1.911 11 687 12 11.774 17.665 1.155 1.677 550 780 115 623 868 4 38.179 5.646 43.825
3 Sumatera Barat 725 956 24 362 13 7.009 5.658 1.317 463 362 598 162 1.135 1.220 3 20.007 6.960 26.967

4 Riau 343 1.335 25 365 13 6.280 6.741 1.127 623 199 337 104 433 669 0 18.594 5.526 24.120
5 Jambi 480 1.048 22 266 9 6.599 5.286 1.070 451 357 329 103 521 801 0 17.342 4.904 22.246

6 Sumatera Selatan 402 924 8 202 40 10.069 11.159 1.093 1.436 643 611 143 804 921 12 28.467 6.794 35.261
7 Bengkulu 270 458 11 122 4 4.233 3.821 560 841 193 358 35 210 494 0 11.610 3.321 14.931

8 Lampung 334 885 11 148 3 6.507 7.691 580 635 380 285 56 432 666 11 18.624 4.847 23.471
9 Kepulauan Bangka Belitung 161 504 8 94 10 3.377 1.402 560 240 130 170 67 254 401 0 7.378 3.656 11.034

10 Kepulauan Riau 336 532 34 131 5 3.601 1.761 464 176 154 163 63 217 354 0 7.991 3.452 11.443
11 DKI Jakarta 7.190 12.346 1.035 2.473 58 33.484 8.318 16.996 736 550 1.246 925 3.013 6.252 95 94.717 30.973 125.690

54 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


12 Jawa Barat 2.024 3.381 136 904 39 24.153 17.645 3.410 1.659 996 1.310 311 1.883 2.441 0 60.292 21.722 82.014
13 Jawa Tengah 5.884 6.079 242 1.286 198 45.566 23.490 9.112 1.655 1.460 2.458 1.211 3.853 5.801 26 108.321 41.419 149.740

14 DI Yogyakarta 2.046 2.071 274 696 68 9.026 2.445 2.628 229 295 572 365 1.198 1.448 137 23.498 8.010 31.508
15 Jawa Timur 6.708 8.657 384 2.457 91 52.406 25.140 9.243 1.752 1.329 3.023 932 3.070 5.980 59 121.231 50.532 171.763

16 Banten 959 1.267 69 411 5 7.044 5.181 1.050 399 212 334 114 418 768 0 18.231 5.061 23.292
17 Bali 1.411 1.430 35 398 15 8.304 4.583 1.014 297 409 496 101 534 1.013 12 20.052 9.394 29.446

18 Nusa Tenggara Barat 3.473 2.560 98 392 53 18.906 6.921 2.505 578 858 1.298 424 1.599 3.114 1 42.780 21.132 63.912
19 Nusa Tenggara Timur 65 464 1 116 1 6.354 5.166 677 659 636 627 62 558 619 0 16.005 3.208 19.213

20 Kalimantan Barat 348 697 18 136 10 7.994 4.037 729 408 415 553 90 648 716 0 16.799 4.897 21.696
21 Kalimantan Tengah 246 527 15 96 9 5.894 3.476 580 341 193 427 52 371 594 0 12.821 3.805 16.626

22 Kalimantan Selatan 388 748 20 205 22 6.305 4.483 950 448 445 784 73 652 848 6 16.377 5.777 22.154
23 Kalimantan Timur 568 1.066 47 279 5 7.903 3.485 1.190 388 277 349 126 332 937 0 16.952 8.619 25.571

24 Kalimantan Utara 53 238 6 46 14 1.703 983 235 183 66 80 19 74 166 0 3.866 1.558 5.424
25 Sulawesi Utara 611 890 14 76 12 6.104 1.694 584 345 439 381 99 335 209 0 11.793 3.110 14.903

26 Sulawesi Tengah 132 430 1 114 13 6.502 5.079 767 1.368 471 309 68 215 326 1 15.796 3.911 19.707
27 Sulawesi Selatan 861 1.300 34 602 6 13.664 9.299 1.985 2.096 900 1.058 322 1.172 1.577 0 34.876 7.391 42.267

28 Sulawesi Tenggara 238 442 11 172 9 5.470 4.175 720 1.193 464 695 57 335 455 0 14.436 3.207 17.643
29 Gorontalo 150 325 5 60 0 2.258 1.472 317 557 220 428 19 109 162 0 6.082 2.438 8.520

30 Sulawesi Barat 84 190 6 78 0 1.770 1.426 249 195 120 161 23 90 144 0 4.536 1.050 5.586
31 Maluku 92 250 5 43 6 4.188 1.604 284 385 353 430 24 84 193 0 7.941 1.892 9.833

32 Maluku Utara 46 226 3 33 2 2.045 1.720 267 518 102 270 25 50 186 2 5.495 1.398 6.893
33 Papua Barat 144 230 3 34 5 2.761 1.016 217 196 118 153 22 103 209 0 5.211 1.280 6.491
34 Papua 63 597 2 74 4 5.702 2.452 441 555 315 344 28 79 436 614 11.706 3.211 14.917

55 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Lampiran 2
Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis dan Tenaga Provinsi Tahun 2018

Jumlah Tenaga Kesehatan


Tenaga
Tenaga Tenaga Tenaga Ahli Teknologi Total SDM
No Provinsi Penunjang
Kesehatan
Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Kefarmasian Kesehatan Kesehatan Tenaga Gizi Laboratorium Jumlah Kesehatan
Masyarakat Lingkungan Medik
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Aceh 768 184 5.819 10.314 574 1.227 644 421 406 20.357 1.841 22.198
2 Sumatera Utara 1.379 517 7.622 14.904 629 1.072 426 540 373 27.462 1.774 29.236
3 Sumatera Barat 460 303 2.653 5.308 462 350 285 353 346 10.520 1.112 11.632
4 Riau 710 266 3.845 5.534 416 466 197 242 267 11.943 1.115 13.058
5 Jambi 440 161 3.556 5.077 374 415 330 246 297 10.896 505 11.401
6 Sumatera Selatan 530 134 6.451 9.859 552 994 498 361 367 19.746 1.589 21.335
7 Bengkulu 260 70 2.202 3.442 182 611 159 192 174 7.292 616 7.908
8 Lampung 940 194 6.852 11.258 444 623 541 335 414 21.601 2.300 23.901
9 Kepulauan Bangka 1.314 426 8.977 7.163 940 851 555 678 650 21.554 4.819 26.373
Belitung
10 Kepulauan Riau 320 91 1.502 1.455 128 120 121 95 84 3.916 764 4.680
11 DKI Jakarta 1.617 488 1.977 1.929 755 64 312 316 264 7.722 3.664 11.386
12 Jawa Barat 2.074 696 10.877 15.800 1.407 1.201 854 803 775 34.487 5.981 40.468
13 Jawa Tengah 1.745 668 9.125 15.588 1.244 1.015 857 898 981 32.121 8.300 40.421
14 DI Yogyakarta 369 153 900 964 222 149 142 176 204 3.279 1.528 4.807
15 Jawa Timur 2.021 1.048 15.178 16.405 1.197 1.064 835 1.044 1.108 39.900 9.817 49.717
16 Banten 501 256 2.234 3.570 216 239 171 164 120 7.471 1.330 8.801
17 Bali 423 269 1.676 2.457 176 146 232 157 123 5.659 2.170 7.829
18 Nusa Tenggara Barat 372 121 3.975 3.458 282 329 414 470 316 9.737 1.318 11.055
19 Nusa Tenggara Timur 384 108 5.924 5.564 532 607 648 663 499 14.929 1.422 16.351
20 Kalimantan Barat 410 98 4.874 4.080 388 364 390 445 321 11.370 1.085 12.455
21 Kalimantan Tengah 281 65 3.945 3.299 278 282 191 337 247 8.925 612 9.537
22 Kalimantan Selatan 412 147 2.877 3.744 442 357 345 571 333 9.228 1.038 10.266
23 Kalimantan Timur 547 213 2.913 2.722 457 381 246 261 279 8.019 1.667 9.686
24 Kalimantan Utara 121 38 1.122 828 137 122 73 71 70 2.582 403 2.985
25 Sulawesi Utara 438 43 2.450 1.321 198 263 364 269 48 5.394 294 5.688
26 Sulawesi Tengah 259 110 4.065 4.670 476 893 380 263 147 11.263 1.132 12.395
27 Sulawesi Selatan 754 455 7.253 8.386 786 1.289 707 756 533 20.919 1.238 22.157
28 Sulawesi Tenggara 288 132 3.626 4.218 358 948 408 567 218 10.763 431 11.194
29 Gorontalo 154 48 1.302 1.447 156 472 192 353 59 4.183 595 4.778
30 Sulawesi Barat 146 63 1.620 1.862 160 214 155 199 111 4.530 188 4.718
31 Maluku 135 30 2.519 1.287 116 208 259 302 63 4.919 355 5.274

56 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


32 Maluku Utara 167 33 1.519 1.820 170 400 128 264 101 4.602 286 4.888
33 Papua Barat 119 18 2.053 914 121 165 106 144 105 3.745 123 3.868
34 Papua 339 45 3.905 2.008 241 356 249 278 318 7.739 874 8.613
Indonesia 21.197 7.691 147.388 182.655 15.216 18.257 12.414 13.234 10.721 428.773 62.286 491.059

Lampiran 3
Kecukupan Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan Di Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2018

Persentase Puskesmas dengan Kecukupan Persentase Puskesmas dengan Kecukupan Persentase Puskesmas dengan Persentase Puskesmas dengan
No Provinsi Dokter Dokter Gigi Kecukupan Perawat Kecukupan Bidan
Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Aceh 29,86% 15,94% 54,20% 33,91% 57,39% 8,70% 3,77% 14,78% 81,45% 2,61% 4,35% 93 ,04%
2 Sumatera Utara 25,96% 24,56% 49,47% 30,88% 48,07% 21,05% 5,09% 26,32% 68,60% 2,46% 15,09% 82 ,46%
3 Sumatera Barat 39,86% 21,74% 38,41% 61,59% 18,48% 19,93% 10,87% 24,28% 64,86% 1,45% 1,09% 97 ,46%
4 Riau 18,10% 11,21% 70,69% 52,59% 21,55% 25,86% 1,72% 4,74% 93,53% 1,72% 4,31% 93 ,97%
5 Jambi 31,88% 20,29% 47,83% 37,20% 46,38% 16,43% 4,35% 11,59% 84,06% 1,93% 2,42% 95 ,65%
6 Sumatera Selatan 40,47% 26,98% 32,55% 32,26% 64,22% 3,52% 2,93% 7,33% 89,74% 1,47% 2,93% 95 ,60%
7 Bengkulu 45,56% 24,44% 30,00% 23,33% 70,00% 6,67% 3,33% 15,56% 81,11% 1,11% 2,22% 96 ,67%
8 Lampung 22,37% 15,93% 61,69% 11,86% 67,12% 21,02% 1,36% 11,19% 87,46% 0,00% 8,47% 91 ,53%
9 Kepulauan Bangka Belitung 0,00% 1,56% 98,44% 0,00% 25,00% 75,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00 %
10 Kepulauan Riau 20,00% 12,94% 67,06% 31,76% 32,94% 35,29% 0,00% 11,76% 88,24% 1,18% 1,18% 97 ,65%
11 DKI Jakarta 21,87% 1,17% 76,97% 76,38% 6,41% 17,20% 5,54% 76,97% 17,49% 11,08% 65,31% 23 ,62%
12 Jawa Barat 35,98% 13,64% 50,37% 46,45% 45,05% 8,50% 9,16% 22,90% 67,94% 3,55% 7,01% 89 ,44%
13 Jawa Tengah 37,76% 12,70% 49,55% 62,47% 31,63% 5,90% 11,56% 16,78% 71,66% 1,81% 4,99% 93 ,20%
14 DI Yogyakarta 19,83% 1,65% 78,51% 68,60% 4,96% 26,45% 19,83% 21,49% 58,68% 4,96% 14,88% 80 ,17%
15 Jawa Timur 42,69% 17,51% 39,79% 64,56% 15,96% 19,48% 6,42% 6,01% 87,56% 1,55% 1,14% 97 ,31%
16 Banten 37,97% 13,08% 48,95% 40,08% 28,69% 31,22% 10,97% 21,94% 67,09% 4,64% 6,33% 89 ,03%
17 Bali 9,17% 1,67% 89,17% 26,67% 2,50% 70,83% 2,50% 2,50% 95,00% 0,00% 0,00% 100,00 %
18 Nusa Tenggara Barat 31,52% 27,88% 40,61% 54,55% 36,36% 9,09% 0,61% 9,70% 89,70% 2,42% 4,85% 92 ,73%
19 Nusa Tenggara Timur 36,70% 48,14% 15,16% 25,00% 73,14% 1,86% 3,46% 15,43% 81,12% 3,72% 10,37% 85 ,90%
20 Kalimantan Barat 45,27% 24,28% 30,45% 27,98% 66,67% 5,35% 2,47% 11,52% 86,01% 5,35% 5,35% 89 ,30%
21 Kalimantan Tengah 32,50% 37,50% 30,00% 27,00% 70,50% 2,50% 1,00% 1,50% 97,50% 1,00% 3,00% 96 ,00%
22 Kalimantan Selatan 43,59% 11,97% 44,44% 54,70% 41,45% 3,85% 3,85% 4,70% 91,45% 3,85% 1,28% 94 ,87%
23 Kalimantan Timur 22,75% 13,23% 64,02% 45,50% 23,81% 30,69% 2,12% 12,17% 85,71% 4,23% 11,64% 84 ,13%
24 Kalimantan Utara 33,93% 25,00% 41,07% 42,86% 44,64% 12,50% 0,00% 8,93% 91,07% 1,79% 12,50% 85 ,71%
25 Sulawesi Utara 20,10% 30,93% 48,97% 17,01% 80,93% 2,06% 5,67% 19,59% 74,74% 7,73% 40,72% 51 ,55%
26 Sulawesi Tengah 38,00% 41,00% 21,00% 31,50% 58,50% 10,00% 2,00% 10,50% 87,50% 1,50% 5,00% 93 ,50%
27 Sulawesi Selatan 35,38% 36,48% 28,13% 49,45% 28,57% 21,98% 7,91% 15,82% 76,26% 6,37% 14,73% 78 ,90%
28 Sulawesi Tenggara 35,69% 47,35% 16,96% 32,51% 60,78% 6,71% 7,77% 26,50% 65,72% 6,36% 12,37% 81 ,27%

57 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


29 Gorontalo 44,09% 21,51% 34,41% 35,48% 59,14% 5,38% 3,23% 9,68% 87,10% 1,08% 1,08% 97 ,85%
30 Sulawesi Barat 25,26% 42,11% 32,63% 32,63% 54,74% 12,63% 4,21% 8,42% 87,37% 3,16% 3,16% 93 ,68%
31 Maluku 25,60% 64,25% 10,14% 10,63% 87,44% 1,93% 8,70% 19,32% 71,98% 12,08% 45,41% 42 ,51%
32 Maluku Utara 26,87% 45,52% 27,61% 8,96% 87,31% 3,73% 12,69% 17,91% 69,40% 2,24% 15,67% 82 ,09%
33 Papua Barat 32,28% 56,33% 11,39% 8,86% 89,87% 1,27% 8,23% 25,32% 66,46% 7,59% 51,27% 41 ,14%
34 Papua 24,63% 60,45% 14,93% 8,46% 90,30% 1,24% 5,72% 37,31% 56,97% 7,46% 57,21% 35 ,32%
Indonesia 33,06% 24,36% 42,58% 41,15% 45,53% 13,32% 6,24% 18,13% 75,63% 3,56% 12,63% 83 ,81%

Lampiran 4
Jumlah Puskesmas Yang Memiliki Lima Jenis Tenaga Kesehatan Promotif dan Preventif Menurut Provinsi Tahun 2018

Jumlah Puskesmas Memiliki 5 Jenis Tenaga


No Provinsi Jumlah Puskesmas*
Kesehatan Promotif Preventif
(1) (2) (3) (4)

1 Aceh 345 179


2 Sumatera Utara 570 142
3 Sumatera Barat 276 133
4 Riau 232 99
5 Jambi 207 124
6 Sumatera Selatan 341 162
7 Bengkulu 180 72
8 Lampung 295 84
9 Kepulauan Bangka Belitung 64 45
10 Kepulauan Riau 85 36
11 DKI Jakarta 343 32
12 Jawa Barat 1.070 237
13 Jawa Tengah 882 406
14 DI Yogyakarta 121 92
15 Jawa Timur 965 469
16 Banten 237 51
17 Bali 120 56
18 Nusa Tenggara Barat 165 113
19 Nusa Tenggara Timur 376 205
20 Kalimantan Barat 243 143
21 Kalimantan Tengah 200 89
22 Kalimantan Selatan 234 156
23 Kalimantan Timur 189 123
24 Kalimantan Utara 56 34
25 Sulawesi Utara 194 25
26 Sulawesi Tengah 200 83

58 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


27 Sulawesi Selatan 455 236
28 Sulawesi Tenggara 283 107
29 Gorontalo 93 42
30 Sulawesi Barat 95 61
31 Maluku 207 32
32 Maluku Utara 134 57
33 Papua Barat 158 36
34 Papua 402 68
Indonesia 10.017 4.029

Lampiran 5
Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun 2018

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga
Total SDM
No Provinsi Penunjang
Kesehatan
Kesehatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Aceh 1.496 962 25 139 53 7.717 3.053 727 490 301 262 265 375 1.026 0 16.891 4.853 21.744

2 Sumatera Utara Sumatera 4.546 1.997 50 348 26 12.315 3.505 1.428 444 243 443 332 555 1.506 0 27.738 8.690 36.428
3 Barat 1.791 599 34 134 18 5.034 1.038 693 234 108 239 167 613 693 0 11.395 4.028 15.423

4 Riau 1.483 746 42 170 34 4.982 1.808 770 210 78 189 187 343 678 0 11.720 4.262 15.982
5 Jambi 787 473 28 88 14 3.883 1.062 483 148 192 118 109 121 522 0 8.028 3.066 11.094

6 Sumatera Selatan Bengkulu 1.748 836 43 157 34 7.664 2.247 1.045 348 205 232 224 431 948 0 16.162 7.164 23.326
7 327 222 16 48 5 1.874 759 214 357 72 107 42 74 291 0 4.408 1.136 5.544

8 Lampung 1.161 695 28 95 12 5.014 1.512 416 172 158 158 121 139 768 0 10.449 5.621 16.070
9 Kepulauan Bangka Belitung 334 214 11 36 10 1.800 340 223 62 41 71 52 108 256 0 3.558 1.514 5.072

10 Kepulauan Riau DKI 551 268 32 57 14 2.318 595 252 138 40 74 57 109 320 0 4.825 2.291 7.116
11 Jakarta 8.778 2.777 463 692 72 20.494 2.327 3.451 529 163 516 738 1.175 2.537 0 44.712 23.358 68.070

59 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


12 Jawa Barat 9.223 3.973 499 985 110 32.962 6.384 4.417 681 436 814 1.057 2.037 4.258 0 67.836 32.745 100.581
13 Jawa Tengah 6.859 3.106 206 547 166 35.453 6.020 4.202 423 563 1.057 1.104 2.099 3.957 0 65.762 30.484 96.246

14 DI Yogyakarta Jawa 1.800 743 129 156 28 5.232 783 701 81 141 207 223 520 802 0 11.546 5.561 17.107
15 Timur 8.155 3.257 334 657 732 28.776 6.141 3.731 726 548 1.038 732 1.582 3.588 0 59.997 31.199 91.196

16 Banten 3.170 1.311 203 307 39 9.062 1.997 1.476 467 146 220 376 448 1.284 0 20.506 8.036 28.542
17 Bali 2.158 866 24 164 16 6.191 1.824 527 148 172 281 103 219 715 0 13.408 5.926 19.334

18 Nusa Tenggara Barat Nusa 668 456 22 47 19 3.650 1.029 365 166 87 149 90 259 510 0 7.517 2.882 10.399
19 Tenggara Timur 468 418 2 55 9 3.992 1.159 429 176 126 188 104 264 515 0 7.905 2.953 10.858

20 Kalimantan Barat Kalimantan 723 436 24 72 11 3.940 850 451 83 107 163 102 147 521 0 7.630 3.875 11.505
21 Tengah 302 227 12 38 7 2.239 529 241 71 48 155 48 97 307 0 4.321 1.634 5.955

22 Kalimantan Selatan Kalimantan 990 435 25 88 23 3.834 958 472 89 121 188 66 173 511 0 7.973 3.315 11.288
23 Timur 1.149 688 64 115 26 6.092 1.301 594 161 95 157 167 176 688 0 11.473 6.113 17.586

24 Kalimantan Utara Sulawesi 3 14 1 1 0 73 34 8 5 3 3 0 1 13 0 159 25 184


25 Utara 890 455 6 70 12 4.045 465 240 141 119 113 91 87 195 0 6.929 2.544 9.473

26 Sulawesi Tengah Sulawesi 506 336 15 54 23 4.358 1.198 354 452 182 134 80 82 305 0 8.079 2.220 10.299
27 Selatan 2.554 960 83 337 17 10.615 2.514 1.255 669 260 453 324 516 1.249 0 21.806 5.799 27.605

28 Sulawesi Tenggara Gorontalo 326 216 6 57 16 2.004 713 302 354 61 151 58 84 224 0 4.572 868 5.440
29 204 168 5 19 1 1.073 327 153 109 36 113 17 16 131 0 2.372 1.107 3.479

30 Sulawesi Barat Maluku 130 81 7 23 0 1.168 471 124 73 21 49 24 27 104 0 2.302 357 2.659
31 222 171 7 22 5 1.741 414 116 109 97 109 32 40 135 0 3.220 918 4.138

32 Maluku Utara 167 161 2 18 4 1.326 474 144 223 32 85 29 40 211 0 2.916 686 3.602
33 Papua Barat 178 143 1 25 4 1.123 323 138 130 45 45 26 44 148 0 2.373 838 3.211
34 Papua 386 378 9 56 3 3.363 678 372 195 124 203 60 58 352 0 6.237 1.903 8.140

Indonesia 64.233 28.788 2.458 5.877 1.563 245.407 54.832 30.514 8.864 5.171 8.484 7.207 13.059 30.268 0 506.725 217.971 724.696

60 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


Lampiran 6
Jumlah Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun 2018

Dokter Spesialis Dasar Dokter Spesialis Penunjang


No Provinsi Spesialis Dokter Total
Lain Gigi
Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis
Spesialis
Penyakit Obstetri dan Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Patologi Rehabilitasi
Spesialis Anak
Dalam Ginekologi Bedah Radiologi Anestesi Patologi Klinik Anatomi Medik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Aceh 189 163 171 123 49 104 56 15 13 613 25 1.521
2 Sumatera Utara 480 615 533 357 150 312 168 89 25 1.817 50 4.596
3 Sumatera Barat 156 174 131 120 31 82 45 21 10 1.021 34 1.825
4 Riau 157 196 174 123 59 110 37 19 18 590 42 1.525
5 Jambi 94 101 74 79 37 60 32 16 9 285 28 815
6 Sumatera Selatan 223 255 183 145 62 107 36 34 19 684 43 1.791
7 Bengkulu 54 53 38 37 12 25 13 7 2 86 16 343
8 Lampung 127 162 129 107 70 96 50 18 12 390 28 1.189
9 Kepulauan Bangka Belitung 38 47 38 32 22 24 18 8 6 101 11 345
10 Kepulauan Riau 54 81 63 50 24 45 26 13 9 186 32 583
11 DKI Jakarta 735 988 815 503 362 606 185 109 175 4.300 463 9.241
12 Jawa Barat 837 1.159 1.095 646 455 690 262 103 216 3.760 499 9.722
13 Jawa Tengah 782 726 667 568 379 571 205 66 162 2.733 206 7.065
14 DI Yogyakarta 211 186 204 142 111 125 65 20 28 708 129 1.929
15 Jawa Timur 819 958 819 628 422 596 244 109 179 3.381 334 8.489
16 Banten 276 421 393 192 164 247 96 34 79 1.268 203 3.373
17 Bali 249 273 218 174 79 192 43 34 22 874 24 2.182
18 Nusa Tenggara Barat 68 94 61 64 25 50 21 11 6 268 22 690
19 Nusa Tenggara Timur 68 73 58 69 22 44 23 10 6 95 2 470
20 Kalimantan Barat 85 110 89 85 42 55 22 6 7 222 24 747
21 Kalimantan Tengah 37 38 31 29 17 20 18 3 8 101 12 314
22 Kalimantan Selatan 109 134 106 73 42 72 35 17 24 378 25 1.015
23 Kalimantan Timur 112 151 113 95 52 90 40 14 17 465 64 1.213
24 Kalimantan Utara 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4
25 Sulawesi Utara 115 112 129 76 36 64 17 7 19 315 6 896
26 Sulawesi Tengah 57 61 52 52 26 38 20 8 4 188 15 521
27 Sulawesi Selatan 279 316 212 185 140 180 100 40 22 1.080 83 2.637
28 Sulawesi Tenggara 42 49 41 36 19 32 13 4 0 90 6 332
29 Gorontalo 30 26 23 20 10 19 9 1 2 64 5 209
30 Sulawesi Barat 15 13 18 20 7 10 4 0 1 42 7 137
31 Maluku 30 28 21 30 16 22 4 3 1 67 7 229

61 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


32 Maluku Utara 29 28 20 22 9 13 5 1 2 38 2 169
33 Papua Barat 24 28 29 31 7 15 7 0 1 36 1 179
34 Papua 46 52 44 56 17 32 18 3 8 110 9 395
Indonesia 6.627 7.872 6.793 4.969 2.975 4.748 1.937 # 1.112 26.357 2.458 66.691

Lampiran 7
Persentase Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kelas C Yang Memiliki 4 Dokter Spesialis Dasar dan 3 Dokter Spesialis Penunjang
Menurut Provinsi Tahun 2018

Jumlah Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kelas C Jumlah RS yang Memiliki 4 Dokter Spesialis
No Provinsi %
yang Melaporkan Data Dasar dan 3 Dokter Spesialis Penunjang

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Aceh 15 5 33 , 33
2 Sumatera Utara 21 14 66 , 67
3 Sumatera Barat 15 6 40 , 00
4 Riau 11 6 54 , 55
5 Jambi 9 6 66 , 67
6 Sumatera Selatan 9 4 44 , 44
7 Bengkulu 7 3 42 , 86
8 Lampung 12 10 83 , 33
9 Kepulauan Bangka Belitung 6 6 100,00
10 Kepulauan Riau 5 3 60 , 00
11 DKI Jakarta* - - -
12 Jawa Barat 15 12 80 , 00
13 Jawa Tengah 26 21 80 , 77
14 DI Yogyakarta 3 2 66 , 67
15 Jawa Timur 28 21 75 , 00
16 Banten 5 4 80 , 00
17 Bali 3 2 66 , 67
18 Nusa Tenggara Barat 9 8 88 , 89
19 Nusa Tenggara Timur 16 7 43 , 75
20 Kalimantan Barat 12 8 66 , 67
21 Kalimantan Tengah 11 4 36 , 36
22 Kalimantan Selatan 10 9 90 , 00
23 Kalimantan Timur 11 9 81 , 82
24 Kalimantan Utara 1 0 0 , 00
25 Sulawesi Utara 10 3 30 , 00
26 Sulawesi Tengah 12 8 66 , 67
27 Sulawesi Selatan 21 9 42 , 86
28 Sulawesi Tenggara 9 5 55 , 56
29 Gorontalo 4 3 75 , 00
30 Sulawesi Barat 4 1 25 , 00

62 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


31 Maluku 6 1 16 , 67
32 Maluku Utara 4 2 50 , 00
33 Papua Barat 6 4 66 , 67
34 Papua 8 6 75 , 00
Indonesia 344 212 61 , 63

Lampiran 8
Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Menurut Jenis Tenaga dan Provinsi Tahun 2018

Jumlah Tenaga Kesehatan


Jumlah
Kabupaten/Kota
Daerah
No Provinsi
Tertinggal,
Terdepan,
dan Terluar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
1 Aceh 3 56 166 4 38 1 1.010 1.291 149 259 107 100 29 137 120 0 3.467 631 4.098
2 Sumatera Utara 5 118 207 1 41 2 2.029 1.958 151 189 47 113 22 58 127 0 5.063 700 5.763
3 Sumatera Barat 3 43 100 0 34 0 791 916 179 80 46 69 10 123 116 0 2.507 908 3.415
4 Riau 6 317 710 3 171 1 3.501 3.324 534 307 119 168 74 237 379 0 9.845 3.349 13.194
5 Sumatera Selatan 2 20 84 0 13 2 1.027 930 92 53 33 63 14 62 70 0 2.463 690 3.153
6 Bengkulu 1 2 20 0 9 1 291 477 38 55 16 33 2 1 36 0 981 209 1.190
7 Lampung 2 12 51 2 4 0 577 1.019 44 69 28 50 1 25 35 0 1.917 246 2.163
8 Kepulauan Riau 5 337 391 23 102 2 2.810 1.380 382 163 113 159 45 186 307 0 6.400 2.672 9.072
9 Jawa Timur 4 147 456 10 158 3 3.363 2.953 265 139 79 174 13 122 256 0 8.138 2.968 11.106
10 Banten 2 69 155 4 42 0 1.483 1.569 120 112 42 43 1 19 45 0 3.704 899 4.603
11 Nusa Tenggara Barat 8 227 613 12 132 8 5.969 3.815 582 392 412 525 52 414 680 1 13.834 4.582 18.416
12 Nusa Tenggara Timur 19 366 628 2 160 5 6.895 4.936 825 687 658 721 82 618 769 3 17.355 5.085 22.440
13 Kalimantan Barat 9 179 386 7 72 3 4.693 2.954 430 291 280 353 37 324 412 0 10.421 3.030 13.451
14 Kalimantan Tengah 1 15 24 1 4 1 376 235 30 19 10 29 4 17 47 0 812 318 1.130
15 Kalimantan Selatan 1 16 26 0 13 0 330 279 40 20 32 72 2 24 48 0 902 397 1.299
16 Kalimantan Timur 2 24 98 0 26 0 773 381 102 56 43 47 7 16 74 0 1.647 772 2.419
17 Kalimantan Utara 2 26 63 2 23 1 834 565 119 115 41 48 10 31 81 0 1.959 713 2.672
18 Sulawesi Utara 2 21 60 1 6 1 886 227 66 58 88 63 6 34 34 0 1.551 376 1.927
19 Sulawesi Tengah 9 116 251 2 83 10 3.892 2.967 541 771 270 216 32 128 233 1 9.513 2.693 12.206
20 Sulawesi Selatan 1 13 34 0 22 0 237 181 43 58 32 36 2 25 27 0 710 149 859
21 Sulawesi Tenggara 3 35 66 1 27 1 668 448 101 101 69 111 10 50 69 0 1.757 521 2.278
22 Gorontalo 3 31 121 0 25 0 806 576 112 203 80 167 4 36 75 0 2.236 751 2.987
23 Sulawesi Barat 2 27 70 2 23 0 662 713 69 116 53 46 6 26 56 0 1.869 234 2.103
24 Maluku 8 49 161 1 26 2 2.745 1.174 181 263 270 285 16 53 142 0 5.368 890 6.258

63 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


25 Maluku Utara 6 20 109 2 18 1 1.117 977 173 307 85 164 12 18 123 0 3.126 652 3.778
26 Papua Barat 7 55 106 0 10 1 1.378 454 109 127 70 95 7 45 98 0 2.555 608 3.163
27 Papua 27 166 604 4 77 4 5.721 2.219 494 562 333 478 34 79 543 614 11.932 3.613 15.545

64 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


BAB VIII
PENUTUP

Pengembangan Poltekkes Kemenkes bertujuan: 1) meningkatkan pemerataan


dan perluasan akses bagi semua warga negara melalui program-program pendidikan
tinggi bidang kesehatan pada jenjang diploma, sarjana terapan, profesi, magister
terapan dan doktor terapan; 2) meningkatkan mutu relevansi dan daya saing
Poltekkes Kemenkes dalam rangka menjawab kebutuhan program dan pelayanan
kesehatan, pasar kerja serta pengembangan IPTEK untuk memberikan sumbangan
secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;
3) meningkatkan kinerja Poltekkes Kemenkes dengan jalan meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan layanan pendidikan
tinggi.
Pengembangan Poltekkes Kemenkes kedepan memiliki tantangan dan
peluang sangat menarik dan cukup berat, terutama dalam peningkatan kualitas serta
relevansi dengan kebutuhan program dan pelayanan kesehatan. Politeknik
Kesehatan Kemenkes harus dikelola berdasarkan Grand Design.
Grand Design ini akan terus disempurnakan secara periodik atau sewaktu-waktu bila
diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberitahuan lebih lanjut
mengenai perubahan akan diumumkan kepada semua pihak yang terkait. Dengan
adanya Grand Design ini diharapkan akan memberi arah pemangku kepentingan
dalam menentukan kebajikan.
Buku Pedoman Pengembangan Pusat Unggulan Ipteks - Poltekkes Kemenkes
merupakan pedoman yang dijadikan sebagai pegangan atau acuan oleh berbagai
pihak yang terlibat dalam pengembangan Pusat Unggulan Iptek, termasuk
penyelenggara, tim independen (Tim Supervisi dan Tim Monev), serta seluruh
lembaga litbang yang berminat untuk dikembangkan menjadi Pusat Unggulan Iptek.
Pedoman ini akan terus disempurnakan secara periodik atau sewaktu-waktu bila
diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberitahuan lebih lanjut
mengenai perubahan akan diumumkan kepada semua pihak yang terkait. Dengan
adanya pedoman ini diharapkan akan mempermudah dan memperjelas proses
pengembangan Pusat Unggulan Iptek yaitu untuk menghasilkan lembaga yang
berpredikat sebagai Pusat Unggulan Iptek sesuai dengan usulan lembaga dan kriteria
yang telah ditetapkan.

KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN,

USMAN SUMANTRI

65 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025


66 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Anda mungkin juga menyukai