Anda di halaman 1dari 39

MINI PROJECT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN


DAN PERILAKU IBU TERHADAP
MANFAAT POSYANDU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LUWUK
KABUPATEN BANGGAI
Disusun Oleh :
dr. Monika Datu Mainnak
dr. Livi Lisa Basseang
dr. Debbi Trisna Anggraini
dr. Indah Triana Putri

KATA PENGANTAR

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


INDONESIA LUWUK PERIODE
NOVEMBER 2015 NOVEMBER 2016

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemudahan
yang diberikan sehingga Mini Project ini dapat terlaksana dengan baik. Adapun judul dari
Mini Project ini adalah Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap Manfaat
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Luwuk, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Penulis sangat berharap Mini Project ini dapat memberikan suatu masukan maupun
tindakan selanjutnya untuk meningkatakan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
manfaat posyandu dan meningkatkan partisipasi ibu yang mempunyai balita untuk datang ke
Posyandu.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Romilda
Filani T selaku pembimbing beserta seluruh paramedis di Puskesmas Luwuk yang telah
bekerjasama dalam menjalankan segala program Puskesmas dan juga memberikan dukungan
dalam pelaksanaan Mini Project ini. Semoga apa yang telah dilakukan akan selalu memberi
manfaat bagi diri kita sendiri dan masyarakat luas.

Hormat Kami,

Dokter Internship Periode November 2015 November 2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

...................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................


1.2 Rumusan Masalah
.......................................................................
1.3 Ruang Lingkup ...................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian
.......................................................................
1.5 Manfaat Penelitian
.......................................................................

3
5
5
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

.......................................................................

2.1 Anak Dibawah Lima Tahun (Balita) ...............................................


2.2 Posyandu ...............................................................................................
2.3 Kartu Menuju Sehat (KMS) ...........................................................
2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan (Cakupan
Penimbangan Balita) .......................................................................
BAB III METODE MINI PROJECT

6
6
9
13
15

...........................................................

22

BAB IV HASIL MINI PROJECT .......................................................................

26

BAB V DISKUSI

30

...............................................................................................

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

...........................................................

33

...................................................................................

34

LAMPIRAN ...........................................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan disegala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian
interaksi dari pembangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu diselenggarakan. Hal
ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa sebagai
tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional,
khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan
tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan SDM sebagai modal dasar
pembangunan nasional. (USU Digital Library, 2003).
AKB (Angka Kematian Bayi) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang
lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi
maupun nasional. Saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi
dibandingkan dengan ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia 34 per 1000 kelahiran
hidup. (Depkes, 2009). Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per tahun atau 430 bayi
meninggal dunia per hari. Dalam Millenium Developement Goals (MDGS), Indonesia
menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per
1000 kelahiran. Penyebab kematian bayi baru lahir salah satunya disebabkan oleh BBLR.
(Departemen Kesehatan RI, 2008).
Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka
kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaanya tidak saja
melalui program program kesehatan, melainkan berhubungan erat dengan program KB.
Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui
pembangunan kesehatan masyarakat desa, yang pelaksanaanya secara operasional
dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu ini merupakan wadah titik temu
antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat terutama dalam upaya penurunan angka
kematian bayi dan angka kelahiran nasional. (USU Digital Library, 2003).
Kegiatan di Posyandu meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB),
Imunisasi, Gizi, dan Pasangan Usia Subur. Jenis aktifitas Posyandu dilakukan dengan system
5 (lima) meja yaitu: Meja 1 (satu) adalah pendaftaran dimana semua pengunjung Posyandu
yaitu balita, ibu hamil, menyusui, Wanita Usia Subur (WUS) harus didaftar dulu sebelum
pelayanan, dimana pada meja ini terdapat Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, KMS ibu hamil,
3

register balita, ibu hamil dan WUS. Meja 2 (dua) adalah penimbangan, dimana dilakukan
penimbangan kepada semua balita yang hadir dan ibu hamil. Pengunjungyang ditimbang
diberi secarik kertas tempat mencatat hasil penimbangan dan diberikan ke meja. Meja 3 (tiga)
adalah pencatatan dan pelaporan dimana pada meja 3 ini dilakukan kegiatan pencatatan hasil
penimbangan dan dimasukkan ke Sistem Informasi Posyandu dan KMS. Meja 4 (empat)
tempat pelayanan kesehatan serta meja 5 (lima) adalah tempat petugas kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan seperti imunisasi pada bayi dan ibu hamil, Keluarga Berencana (KB)
serta pemeriksaan ibu hamil. (Departemen Kesehatan RI, 2005)
Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan
melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang
dilakukan sebulan sekali dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah
satu pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasikan potensi tumbuh
kembang anak. (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberikan
gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan
kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah melihat perkembangan angka kematian
dari tahun ke tahun. Besarnya angka kematian bayi (AKB) di Sulawesi Tengah pada tahun
2010 sebanyak 403 bayi. Sedangkan untuk di Kabupaten Banggai diperoleh data sebagai
berikut :
Grafik I.1 Jumlah Kematian Bayi Pada Tahun 2011

1.2 Rumusan Masalah


Dari pembahasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam Mini
Project ini adalah Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu
terhadap Manfaat Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Luwuk
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan rendahnya angka cakupan penimbangan balita di Posyandu
Tujuan Khusus :
a. Untuk meningkatkan gambaran ibu yang tidak membawa balitanya untuk
ditimbang di Posyandu berdasarkan karakteristik ibu (umur, paritas, pendidikan,
pekerjaan, dan ekonomi).
b. Untuk meningkatkan gambaran penegtahuan ibu yang tidak membawa balitanya
untuk ditimbang di Posyandu.
1.4 Manfaat Penelitian
Masyarakat :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penimbanagn balita
guna meningkatkan status gizi balita di wilayah puskesmas.
2. Akan dapat mengurangi resiko angka kejadian gizi kurang dan gizi buruk pada
balita.
Puskesmas :
1. Sebagai masukan tentang cakupan kunjungan posyandu balita, dan partisipasi
masyarakat terhadap kunjungan ke posyandu.
2. Sebagai masukan untuk perencanaan kegiatan dimasa mendatang.
Dokter Internship :
1. Memperdalam dan memperbaharui pengetahuan mengenai gizi balita
2. Menambah pengalaman dalam masalah ilmu kesehatan masyarakat terutama
mengenai masalah gizi balita yang terjadi di masyarakat baik masyarakat luas
maupun masyarakat di wilayah keja Puskesmas Luwuk.
3. Dapat melengkapi salah satu syarat kelulusan Internship yaitu terselesaikan
mini project ini.

BAB II
5

TINJAUAN PUSTAKA
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak.
Karena pada masa ini terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, berkreatifitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelektual, yang menjadi landasan untuk perkembangan anak
selanjutnya. Secara sederhana, pertumbuhan didefenikan sebagai peningkatan secara
bertahap dari organ dan jaringan tubuh, sedangkan perkembangan adalah kemampuan yang
diperolreh dari kematangan sistem saraf pusat, khususnya otak sepeti bertambahnya fungsi
tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Setiap
anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-beda, anak tersebut akan tumbuh mengikuti
pola pertumbuhan normalnya. Pengukuran status pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
dilakukan dengan metode antropometri seperti ukuran tinggi badan dan berat badan
berdasarkan usia menurut KMS.
2.1 Anak Dibawah Lima Tahun (Balita)
2.1.1 Definisi
Anak balita adalah yang berusia 0 tahun sampai dengan 5 tahun kurang dari 1
hari. Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan anak balita, antara lain adanya
keterkaitan status gizi dan keadaan fisik lingkungan. Anak balita yang kekurangan
gizi sangat rentan terhadap berbagai paparan infeksi, karena pada tubuh anak yang
kekurangan gizi terdapat penghancuran jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi
tubuh, sehingga homeostatis dalam tubuh terganggu dan akhirnya daya tahan tubuh
balita menurun, hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Adapun
keadaan fisik lingkungan juga mempengaruhi kesehatan balita, keadaan fisik
lingkungan meliputi saran sanitasi (tempat pembuangan sampah), ketersediaan air
bersih, cuaca, ketersediaan rumah sehat.
2.1.2 Pertumbuhan Balita
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu. Sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran,
penglihatan, kecerdasan, dan tanggung jawab.
b. Garis Pertumbuhan
Angka sehat tumbuh mengikuti pola garis pertumbuhan normal, bertambah umur
akan bertambah berat mengikuti grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat
(KMS).
c. Perkembangan Anak Sehat
Anak sehat mempunyai perkembangan kecerdasan, ketangkasan dan tingkat
kewaspadaan yang cukup tinggi sesuai dengan umurnya.
d. Ciri ciri Pertumbuhan
Merupakan pertumbuhan yang dapat diukur secara kuantitatif .
Mengikuti perjalanan waktu
Setiap balita memiliki jalur pertumbuhan normal (growth trajectory).
e. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Tujuan dari pemantauan peretumbuhan balita antara lain:
Mencegah memburuknya keadan gizi
Meningkatkan keadaan gizi
6


2.1.3

Mempertahankan keadaan gizi baik.

Cakupan Penimbangan Balita

Kegiatan bulanan di Poayandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk:


1. Memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
2. Memberikan konseling gizi.
3. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuanpemantauan
pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan.
Didalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan
garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan
berturut-turut naik (N) atau tidak naik (T) denagn cara yang telah ditetapkan dalam
buku panduan penggunaan KMS bagi petugas kesehatan.
Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang
datang ke posyandu dan di timbang (D),jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O),
jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang(B), dan banyaknya anak yang berat
badannya dibawah garis merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang emmiliki
KMS pada bulan yang bersangkutan (K).
Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
fungsinya, yaitu:
1. Kelompok data yang dapat digunsksn untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik
untuk:
a. Penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau Tdan BGM), dan
b. Penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D).
2. Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di
posyandu (% D/S dan K/S).
KMS harus dibawa `ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa
kesehatan anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap
bagi anak yang bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan
tersebut dikenal dengan SKDN.

SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai
singkatan yaitu sebagai berikut:
S= adalah juml;ah balita yang ada diwilayah posyandu,
7

K= jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,


D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,
N= jumlah balita yang naik berat badannya.
Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan
(K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu(D/K), tingkat partisipasi
masyarakatdalam kegiatan (D/S), kecendrungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan
(N/S). (Suhardjo,1996).
DATA PENIMBANGAN
Data
S
K
D
N/T

BGM
O
B

Posyandu
Jumlah
seluruh
balita
diwilayah posyandu
Jumlah balita yang memiliki
KMS pada bulan ini di
wilayah kerja posyandu
Jumlah balita yang ditimbang
bulan ini di wilayah kerja
posyandu
Balita yang ditimbang 2
bulan berturut-turut dan garis
pertumbuhannya pada KMS
naik (N) atau tidak naik (T)
Balita yang BB nya dibawah
garis merah pada KMS
Balita yang tidak ditimbang
bulan sebelumnya

Desa
Jumlah seluruh Balita di posyandu
Jumlah balita yang memiliki KMS
pada bulan ini di Desa
Rekapitulasi jumlah balita yang
ditimbang bulan ini dari seluruh
posyandu didesa
Rekapitulasi jumlah balita yang N
dan T dari seluruh posyandu di
desa

Rekapitulasi jumlah anak BGM


dari seluruh posyandu di desa
Rekapitulasi jumlah balita yang
tidak ditimbang bulan sebelumnya
dari seluruh desa di posyandu
Anak yang baru pertama kali Rekapitulasi jumlah balita yang
ditimbang bulan ini
baru pertama kali ditimbang bulan
ini dari seluruh posyandu di desa

Jumlah balita (S) yang ada di wilayah kelurahan


Jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (K)
Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan
Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan
Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM)
Rumus
Presentase D/S =

Jumlah balita yang datang ditimbang(D)


Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja x 100%
8

Presentase K/S =

Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS ( K )


x 100%
Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja

Presentase N/D =

Jumlah balita yang naik berat badaannya( N )


x 100%
Jumlah balita yang dirimbang

Catatan : Presentase N/D merupakan indikator keberhasilan program


Sumber data : Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi)
2.2 Posyandu
2.2.1 Pengertian
Menurut Depkes RI (2005), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu
bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja
Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Posyandu antara lain :
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB (Keluarga Berencana), P2M (Imunisasi dan
Penanggulangan Diare), dan Gizi (Penimbangan Balita). Sedangkan sasaran penduduk
Posyandu ialah ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS) dan Balita.
Program Posyandu merupakan strategi pemerintah dalam menurunkan angka
kematian bayi (Infant Mortality Rate), angka kelahiran (Birth Rate), dan angka
kematian ibu (Maternal Mortality Rate). Turunnya IMR, BR, MMR di suatu wilayah
merupakan standar keberhasilan pelaksanaan program terpadu di wilayah tersebut.
Untuk mempercepat penurunan IMR, BR, dan MMR tersebut, secara nasional
diperlukan tumbuhnya peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan
Posyandu, karena Posyandu adalah milik masyarakat. Untuk mengembangkan peran
serta masyarakat di Posyandu dapat dilakukan dengan penerapan asas asas
manajemen kesehatan.
2.2.2

Sistem Informasi di Posyandu (Sistem Lima Meja)


1. Meja I
Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran
pada ibu dan Balita yang datang ke Posyandu. Alur Pelayanan Posyandu menjadi
terarah dan jelas dengan adanya petunjuk di meja pelayanan. Petunjuk ini
memudahkan ibu dan Balita saat datang,sehingga antrian tidak terlalu panjang
atau menumpuk di satu meja.
2. Meja II
Layanan meja II merupakan layanan penimbangan.
3. Meja III
Kader melakukan pencatatan pada buku KIA atau KMS setelah ibu dan Balita
mendaftar dan ditimbang di meja III. Pencatatan dengan mengisikan berat badan
Balita ke dalam skala yang di sesuaikan dengan umur Balita. Di atas meja
terdapat tulisan yang menunjukkan pelayanan yang di berikan.
9

4. Meja IV
Berat badan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan,
pelayanan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), oralit, vitamin A, tablet zat
besi dilakukan di meja IV.
5. Meja V
Pemberian imunisasi dan pelayanan kesehatan kepada Balita yang datang ke
Posyandu dilayani di meja V, dilakukan oleh bidan desa atau petugas kesehatan
lainnya. Imunisasi yang diberikan di posyandu adalah imunisasi dasar BCG,
DPT, Polio, Campak.
Kecuali itu ada sebagian posyandu yang memberikan PMT kepada bayi dan balita
secara swadaya, PMT ini diberikan setelah meja V (lima). Disamping itu ada pula posyandu
yang melakukan penyuluhan kelompok sebelum meja I (satu) ataupun setelah meja V (lima).
Dalam penyelenggaraan posyandu ini sangatlah jelas bahwa yang mempunyai peranan besar
adalah kader, dalam hal ini tentunya kader yang aktif dalam setiap kegiatan Posyandu.
Hal hal yang dilakukan kader dalam deteksi dini tumbuh kembang anak / balita
antara lain :
1.
2.
3.
4.

Penimbangan berat badan


Pengukuran tinggi badan
Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar lengan

Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di
tingkat puskesmas dan jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader, antara lain :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui / menemukan
status gizi kurang atau buruk dan mikrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hipersensitivitas.
(Departemen Kesehatan RI,2005).
2.2.3

Tujuan Posyandu
1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.
10

b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelengaraan Posyandu,


terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2.2.4

Program Kerja Posyandu


1. KIA
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan Diare

2.2.5

Prinsip Dasar Posyandu


Prinsip dasar Posyandu terdiri atas :
1. Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara
pelayanan profesional dan non profesional oleh masyarakat.
2. Adanya kerjasama, lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi,
penanggulangan diare) maupun sektoral. (Departemen Kesehatan RI,
Depdagri/Bangdes, BKKBN).
3. Kelembagaan masyarakat.
4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi, balita, ibu).

2.2.6

Indikator Kegiatan Posyandu

Ada beberapa indikator dalam kegiatan Posyandu antara lain :


1. Liputan Program (K/S)
Merupakan indikator mengenai kemampuan program untuk menjangkau
Balita yang ada di masing masing wilayah kerja Posyandu. Diperoleh dengan cara
membagi jumlah balita yang ada dan mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)
dengan jumlah keseluruhan balita dikalikan 100.
2. Tingkat Kelangsungan Penimbangan (K/D)
Merupakan tingkat kemantapan pengertian dan motivasi orang tua balita untuk
menimbang balitanya setiap bulan. Indikator ini dapat dengan cara membagi jumlah
Balita yang ditimbang (D) dengan jumlah Balita yang terdaftar dan mempunyai
KMS (K) dikalikan 100.
3. Hasil Penimbangan (N/D)
Merupakan indikator keadaan gizi Balita pada suatu waktu (bulan) di wilayah
tertentu. Indikator ini didapat dengan membagi jumlah Balita yang naik berat
badannya (N) dengan jumlah Balita yang ditimbang bulan ini (D).
4. Hasil Pencapaian Program (N/S)
Indikator ini di dapat dengan cara membagi jumlah Balita yang naik berat
badannya (N) dengan jumlah seluruh Balita (S) dikalikan 100.
5. Partisipasi Masyarakat (D/S)
Indikator ini merupakan keberhasilan program Posyandu, karena menunjukkan
sampai sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dan orang tua Balita pada
penimbangan Balita di Posyandu. Indikator ini diperole dengan cara membagi
11

jumlah Balita yang ditimbang (D) dengan jumlah seluruh balita yang ada (S)
dikalikan 100. Tinggi rendahnya indikator ini dipengaruhi oleh aktif tidaknya bayi
dan balita ditimbangkan tiap bulannya.
2.2.7

Penimbangan
Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita
dengan melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang
berupa dacin, yang dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan posyandu
dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak.

PENIMBANGAN BALITA DENGAN MENGGUNAKAN DACIN

Persiapan Penimbangan
1. Menggantung dacin pada tempat yang kokoh.
2. Mengatur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
3. Memeriksa ketepatan dacin, dengan menggeser bandul geser tepat
pada angka nol, jika jarum belum tegak lurus, maka dapat
diseimbangkan dengan penambahan batu kecil dalam plastik yang
digantung di ujung batang dacin atau pemberat lain yang sesuai.
Pelaksanaan Penimbangan
1. Memastikan bandul geser berada tepat pada angka nol, agar batang
dacin tidak mengenai penimbang maupun orang lain.
2. Menanyakan hasil pengukuran berat badan sebelumnya, sebagai
patokan agar penimbangan dapat berlangsung lebih cepat.
3. Memasukkan balita kedalam kantung timbang.
4. Mengatur bandul geser pada angka penimbangan sebelumnya, lalu
kemudian disesuaikan sedikit hingga jarum penunjuk saling tegak
lurus (telah seimbang).
5. Mencatat hasil penimbangan.
6. Mengembalikan bandul geser pada angka nol.
7. Mengeluarkan balita dari kantung timbang.
2.3 Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang
memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak,
yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. Kartu menuju sehat
adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang standar pertumbuhan, prototipe
grafik pertumbuhan dan petunjuk cara penggunaan grafik pada pelayanan kesehatan.
Jenis jenis catatan (informasi) pada KMS adalah :
1. Berat badan anak (pertumbuhan anak)
2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif untuk bayi berumur 0 sampai 4 atau 6
bulan
3. Imunisasi yangs sudah diberikan kepada anak
4. Pemberian vitamin A
5. Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan
12

Manfaat KMS :
1. Catatan / informasi pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang bisa
dijadikan acuan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarganya.
2. Sebagai acuan penyuluhan, catatan KMS juga dijadikan bahan acuan untuk
memberikan rujukan, balik ke meja 5 maupun Puskesmas.
3. Rujukan ini diberikan apabila pada KMS terdapat catatan berikut ini :
a. Berat badan balita berada di bawah garis merah (BGM) pada KMS.
b. Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut turut tidak naik.
PENGISIAN KMS-BALITA

Penimbangan Pertama
Langkah pertama
: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran
Langkah kedua
: Mengisi kolom identitas
Langkah ketiga
: Mengisi kolom bulan lahir
Langkah keempat
: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS
Langkah kelima
: Mencatat keadaan kesehatan, makanan, dan lain lain
Langkah keenam
: Mengisi kolom pemberian imunisasi
Langkah ketujuh
: Mengisi kolom pemberian vitamin A dosis tinggi
Langkah kedelapan : Mengisi kolom Pemberian Periode ASI Eksklusif

Penimbangan Kedua dan seterusnya


Lakukan langkah keempat dan kelima. Jika bulan lalu anak ditimbang,
hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika
anak tidak ditimbang pada bulan lalu, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat
dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.
Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan
bersangkutan. Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.Apabila
anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (yaitu Februari dan Agustus), anak akan
diberi kapsul vitamin A, kemudian lakukan langkah ketujuh. Apabila umur bayi masih
di bawah 5 bulan, lakukan langkah kedelapan.
Tabel 1 menunjukkan berat bandar standar untuk balita menurut kelompok umur,
sementara Gambar 1 dibawahnya menunjukkan contoh grafik KMS balita, dengan
jalur pertumbuhan yang baik dan pertumbuhan yang memburuk.
Tabel II.1. Berat Badan Standar untuk Balita
Usia/tahun
Berat badan standar/kg
0-1
3,3 10,2
1-2
10,2 12,6
2-3
12,6 14,7
3-4
14,7 16,4
4-5
16,4 18,7
Sumber : Games therapy untuk kecerdasan bayi dan balita

13

Gambar II.1. Contoh Grafik KMS


Sumber : https://nurlienda.files.wordpress.com/2012/06/mengenali-status-gizi-anakmenggunakan-grafik-pertumbuhan-di-kartu-menuju-sehat.

ALUR TINDAKAN BERDASARKAN GRAFIK KMS


Berikut adalah tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan grafik KMS balita :
1. Bila garis pertumbuhan naik
Diberikan pujian serta nasehat agar ibu meneruskan cara pemberian makanan kepada
anaknya, namun dianjurkan agar makanan lebih banyak lagi agar anak dapat terus tumbuh
dan diupayakan berat badannya naik lagi pada bulan yang berikutnya.
2. Bila garis pertumbuhan tidak naik
Timbangan tidak naik 1 kali : ditanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian
memberikan nasehat makanannya, dan memotivasi agar berat badan anak naik bulan
berikutnya.
Timbangan tidak naik 2 kali : dinyatakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian
memberikan nasehat makanannya. Bila anak terlihat sakit segera dikirim ke Puskesmas
atau fasilitas kesehatan lainnya.
14

Timbangan tidak naik 3 kali : anak dirujuk ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain.
3. Bila garis pertumbuhan berada dibawah garis merah (BGM), anak harus dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit
2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Menurut Blum dalam The Force Field and Well Being Paradigma menjelaskan
tentang empat faktor lapangan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah faktor fisik, sosial, ekonomi, pendidikan, biologi.
2. Faktor Perilaku
Termasuk di dalamnya adalah tingkah laku dan kebiasaan.
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Termasuk di dalamnya adalah pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi
4. Faktor Herediter dan Kependudukan
Dari Konsep Blum diatas, dapat dilihat bahwa peran dokter dalam menjaga agar
sesorang atau masyarakat tetap dalam derajat kesehatan yang optimum tidak cukup
melalui cara mengobati dari orang yang sakit satu ke orang sakit yang lainnya.
Oleh sebab itu, Leavel & Clark merumuskan Kedokteran Pencegahan dalam five level
of prevention yang meliputi Pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang mengandung
arti bagaimana seseorang tidak menjadi sakit. Promosi kesehatan yang merupakan bagian
pencegahan primer ditujukan kepada orang yang sehat yang belum sakit sehingga dapat
mencegah timbulnya penyakit. Salah satu usaha promosi kesehatan adalah dengan
melakukan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan.
Pada pencegahan sekunder dimana salah satu isinya adalah diagnosis awal dan terapi
yang adekuat, diharapkan setiap kasus yang ditemukan dapat segera didiagnosis dan
diberikan terapi yang adekuat agar orang yang sakit tidak menjadi semakin parah.Dalam
hal ini petugas kesehatan diharapkan mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap
semua perlakuan yang harus diberikan pada setiap kasus yang ada sehingga terapi dapat
diberikan dengan tepat.
Pada penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu dan dana maka kami mengambil
mengenai hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
1. PENGETAHUAN
a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek (Notoatmodjo 2003).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya (Wawan dan Dewi 2011).

15

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting


untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) (Wawan dan
Dewi 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu :
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya
Memahami (Comprehention)
Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
obyek yang diketahu dan dapat menginterpretasikan secara benar.
Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi ataupun pada
kondisi rill (nyata).
Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
menyatakan materi atau suatu obyek keadaan komponen komponen
tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu dengan yang lainnya.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan
dan menghubungkan bagian bagian dari keseluruhan yang baru.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo
dalam Wawan dan Dewi 2011).
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :
1. Cara Tradisional
Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dipakai orang sebelum kebudayaan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan ini tidak
berhasil maka akan dicoba lagi.
Cara Kekuasaan atau Otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan
masyarakat formal maupun informal, ahli agama, pemegang
pemerintah, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta yang empiris maupun
pendapat sendiri.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
16

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memcahkan


permasalahan yang dihadapi masa lalu. Diperoleh dalam
memcahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.
2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu
metode penelitian ilmiah dan lebih popular (Notoadmojo dalam
Wawan dan Dewi 2011).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor Internal
Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan akan tetapi lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan, menyita waktu, berulang
dan banyak tantangan.
3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja
(Wawan dan Dewi 2011).

Faktor Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan
Dewi 2011).

2. PERILAKU
1) Definisi perilaku
Perilaku adalah aksi seorang individu terhadap reaksi rangsangan tertentu
dari hubungannya dengan lingkungan (Suryani dalam Susilo 2011).
Perilaku adalah suatu perbuatan atau tindakan seseorang terhadap suatu
respon dan dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini
(Mubarak 2012). Perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati,
mempunyai frekuensi spesifik, durasi serta tujuan baik yang disadari
maupun tidak (Wawan dan Dewi 2010). Dari ketiga definisi perilaku
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu respon
17

yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan seseorang, baik yang
dapat diamati secara sadar maupun tidak sadar, sehingga respon yang
didapatkan dari seseorang dalam berperilaku bermacam-macam.
2) Bentuk Perilaku
Bentuk respons perilaku seseorang ada 2 macam, yaitu bentuk pasif dan
bentuk aktif. bentuk pasif merupakan respons internal yang terjadi dalam
diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain.
Bentuk aktif yaitu perilaku yang jelas dapat diobservasi secara langsung
(Adnani 2011). perilaku- perilaku tersebut ditentukan oleh beberapa faktor
utama.
3) Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi,
faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing
factors).Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah
perilaku seseorang atau masyarakat yaitu pengetahuan dan sikap seseorang
terhadap apa yang akan dilakukan. Faktor pemungkin (enabling factors)
terdiri dari faktor fasilitas, sarana, atau prasarana yang memfasilitasi
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Faktor penguat(reinforcing
factors) adalah tokoh masyarakat, peraturan, undang-undang, dan surat
keputusan pejabat pemerintah merupakan faktor penguat dalam seseorang
atau masyarakat untuk berperilaku (Notoatmodjo 2010).
4) Teori Perilaku
Ada 4 macam teori perilaku manusia yang mendorong manusia untuk berperilaku,
yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi.
Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan
oleh naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri
yang akan mengalami perubahan karena pengalaman.
Teori Dorongan (Drive Theory), teori ini berpandangan bahwa seseorang
mempunyai dorongan-dorongan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhankebutuhan seseorang yang mendorong seseorang itu untuk berperilaku.
Teori Insentif (Incentive Theory), bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh
adanya insentif atau reinforcement yang akan mendorong seseorang agar
berbuat atau berperilaku.
Teori Atribusi, yaitu menjelaskan sebab-sebab perilaku orang yang
dikarenakan oleh disposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah karena
keadaan eksternal (Susilo 2011). Perilaku manusia sangatlah kompleks dan
luas, karena itu perilaku dibagi menjadi 3 domain, yaitu pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan tindakan/ketrampilan (practice)
(Notoatmodjo 2011).
Pengetahuan (knowledge) adalah semua hal yang dipikirkan/diketahui
manusia dari hasil pancaindera dan pengalaman yang didapatkan oleh
setiap manusia. Dalam pengetahuan terdapat 6 tingkatan, tahu (know)
merupakan mengingat kembali materi atau hal spesifik yang
didapatkan dari rangsangan yang pernah diterima, memahami
(comprehension) adalah kemampuan menjelaskan tentang sesuatu yang
pernah diketahuinya serta dapat menginterpretasikan hal tersebut
secara luas, aplikasi (application) adalah kemampuan menggunakan
sesuatu hal yang pernah dipelajari/diterimanya dalam kondisi nyata,
analisis (analysis) merupakan kemampuan dalam menjabarkan sesuatu
18

dengan komponen-komponen yang masih berkaitan satu dengan yang


lainnya dan masih dalam satu struktur, sintesis (synthesis) adalah
kemampuan seseorang dalam menghubungkan satu objek dengan
bagian-bagiannya ke bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi
(evaluation) adalah kemampuan untuk menilai atau memberikan
penilaian terhadap sesuatu (objek).
Sikap atau attitude adalah reaksi emosional terhadap reaksi dari
stimulus atau respon sosial yang merupakan predisposisi tindakan atau
perilaku. Sikap mempunyai komponen-komponen utama yang
membentuk terjadinya sikap, seperti kehidupan emosional (evaluasi
emosional) terhadap suatu objek, kepercayaan/keyakinan (ide dan
konsep), serta kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
(Mubarak 2012). Di dalam sikap ada beberapa tingkatan-tingkatannya
yaitu menerima (receiving), menanggapi (responding), menghargai
(valuing), dan bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo 2010).
Tindakan/ketrampilan (Practice) merupakan aktifitas (fisik) yang
mencerminkan kemampuan motorik dalam psikomotor seseorang
(Mubarak 2011). Tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan
yaitu praktik terpimpin (seseorang melakukan suatu kegiatan tetapi
masih tergantung/menggunakan panduan), praktik secara mekanisme
(tindakan seseorang yang dilakukan secara otomatis), adopsi (tindakan
yang sudah dikembangkan) (Notoatmodjo 2010). Dalam meningkatkan
kesehatan di masyarakat, perilaku manusia dapat dihubungkan dengan
kesehatan.

5) Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku


Bentuk-bentuk perubahan perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu
perubahan alamiah, perubahan rencana, dan kesediaan untuk berubah. Perubahan
alamiah (natural change) yaitu perilaku manusia selalu berubah, dan perubahan
tersebut disebabkan oleh kejadian yang alamiah yang dialami oleh seseorang.
Perubahan rencana (planned change) merupakan perubahan yang terjadi karena
memang sudah direncanakan oleh seseorang. Kesediaan untuk berubah (readiness
to change), setiap orang pasti memiliki kesediaan untuk berubah (readiness to
change) yang berbeda-beda, itu dapat terjadi karena inovasi atau program-program
pembangunan yang ada di masyarakat (Notoatmodjo 2011).
6)
Klasifikasi Perilaku
Faktor faktor yang
Klasifikasi perilaku dikelompokkan menjadi 3 yaitu perilaku kesehatan, perilaku
mempengaruhi
sakit dan perilaku peran sakit. Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu
perilaku :
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Perilaku
sakit
(illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan seorang
1. Faktor
Predisposisi
individu
yang
merasa
Pengetahuan sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya
(Becker
dalam Wawan dan Dewi 2010). Perilaku manusia yang mempengaruhi
Sikap
kesehatan
dikategorikan menjadi 2, yaitu perilaku yang terwujud secara
2. Faktordapat
Pemungkin
sengaja/sadar
dan perilaku yang terwujud secara tidak sengaja / tidak sadar
(enabling factors)
(Wawan
dan
Dewi
2010).
Fasilitas

Sarana atau
prasarana
3. Faktor penguat
(reinforcing
factors)
Tokoh masyarakat
Peraturan
Undang - undang
Surat keputusan

2.5 Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan

19

1.
2.
3.
4.
5.

Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Lingkungan
Sosial Budaya

Pengetahuan
Merupakan salah satu
domain perilaku
kesehatan dan

Posyandu untuk anak


usia diatas 9 bulan

Perilaku

Gambar II.2 Kerangka Teori


(Notoatmodjo 2010, Wawan dan Dewi 2011)

2.6 Kerangka Konsep


Berdasarkan landasan penelitian dan kerangka teori diatas dikemukan kerangka
konsep sebagai berikut :

Variabel bebas (Independen)

Variabel terikat (Dependen)

Tingkat
Pengetahuan

Perilaku ibu membawa


anak usia diatas 9 bulan
ke Posyandu

20

BAB III
METODE MINI PROJECT

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah experimental dengan melakukan
evaluasi terhadap perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu sebelum dan
setelah mengikuti penyuluhan tentang manfaat posyandu.
Pelaksanaan dari penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tingkat
pengetahuan dan perilaku melalui penilaian jawaban kuesioner yang diisi sendiri oleh
ibu yang mempunyai anak balita. Kuesioner terdiri dari 13 pertanyaan yang dapat
menggambarkan pengetahuan ibu, dan 9 pertanyaan yang dapat menggambarkan
tingkat perilaku ibu tentang seberapa pentingnya manfaat posyandu. Pengisian
kuesioner dilakukan sebanyak dua kali oleh responden yaitu sebelum dan setelah
mengikuti penyuluhan. Kuesioner diberikan kepada ibu yang mempunyai anak balita.
Selain diberikan penyuluhan tentang manfaat posyandu sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan ibu yang mempunyai balita serta meningkatkan kunjungan ibu ke
Posyandu.

21

B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian, sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Dalam
penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan dan perilaku ibu terhadap manfaat
posyandu sebelum dan sesudah penyuluhan.
C. Definisi Operasional
Tabel III.1 Definisi Operasional
Variabel
Pengetahuan
tentang manfaat
posyandu
sebelum
penyuluhan

Pengetahuan
tentang manfaat
posyandu setelah
penyuluhan

Perilaku ibu
yang mempunyai
balita datang ke
Posyandu
sebelum
penyuluhan

Perilaku ibu
yang mempunyai

Definisi
Operasional
Segala sesuatu
yang dipahami
dan dimengerti
oleh ibu yang
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu
sebelum
dilakukan
penyuluhan
Segala sesuatu
yang dipahami
dan dimengerti
oleh ibu yang
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu setelah
dilakukan
penyuluhan
Semua perilaku
ibu yang
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu
sebelum
dilakukan
penyuluhan
Semua perilaku
ibu yang

Kriteria

Alat Ukur

Skala

Baik : jawaban
benar 25
Cukup :
jawaban benar
15 24
Kurang :
Jawaban benar
< 15

Kuesioner

Ordinal

Baik : jawaban
benar 25
Cukup :
jawaban benar
15 - 24
Kurang :
Jawaban benar
< 15

Kuesioner

Ordinal

Baik :
jawaban benar
>7
Cukup :
jawaban benar :
36
Kurang :
jawaban benar
<3

Kuesioner

Ordinal

Baik :
jawaban benar

Kuesioner

Ordinal

22

balita datang ke
Posyandu setelah
penyuluhan

mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu setelah
dilakukan
penyuluhan

>7
Cukup :
jawaban benar :
36
Kurang :
jawaban benar
<3

D. Populasi dan Sampel Penilitian


Populasi
Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Arikunto, 2006).
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek
yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai anak balita. Dalam penelitian ini populasi nya adalah 170 orang
Sampel
Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh
populasi (Arikunto, 2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di lakukan di 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan Hanga Hanga Permai,
Kelurahan Hanga Hanga, Kelurahan Tombang Permai di Kabupaten Banggai, Propinsi
Sulawesi Tengah.

Kuesioner sebelum dilakukan penyuluhan pada tanggal 03-02-16 s/d 05-02-16


Kuesioner sesudah penyuluhan dilakukan pada tanggal 03-02-16 s/d 05-02-16
F. Kerangka Kerja
Adalah langkah langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan
penelitian. Sebelum penyuluhan dan pengumpulan data dilakukan sosialisai terlebih
dahulu terhadap ibu ibu yang mempunyai anak balita.
Populasi
Seluruh Ibu yang mempunyai balita di 3 Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Luwuk

Teknik Sampling
Consecutive Sampling

23

Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi sampel penelitian
sebelum dan setelah penyuluhan

Kesimpulan

Bagan III.1. Kerangka kerja Manfaat Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong,
Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

Ibu yang mempunyai anak bayi diatas 9 bulan


Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
Ibu yang bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

Ibu yang mempunyai anak bayi dibawah 9 bulan


Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner
Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data

G. Pengumpulan Data
Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian
kuesioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar balik yang berisi indikator
manfaat posyandu. Bahan yang digunakan pada studi ini adalah lembar kuesioner yang
dibagikan pada ibu ibu yang mempunyai balita.

24

BAB IV
HASIL MINI PROJECT

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SIMPONG


1. Geografi
Puskesmas Simpong (Luwuk) merupakan salah satu pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Luwuk Kabupaten
Banggai tepatnya di Keluruhan Simpong sehingga lebih dikenal dengan
sebutan Puskesmas Simpong. Keberadaan Puskesmas ini sejak tahun 1984.
Terletak di ibukota Kabupaten Banggai pada posisi astronomi 0 030-2020
Lintang Selatan dan 122023124020 Bujur Timur dengan luas wilayah 119,8
km2 yang terdiri dari 9 Kelurahan dan 1 Desa sejak pemekaran kecamatan
akhir 2015. Topografi wilayah 85,79% dengan ketinggian < 500 m, 7,80 %
dengan ketinggian 500 700 m dan 6,23% dengan ketinggian > 700 m di atas
permukaan laut (dpl). Adapun batas batas wilayah sebagai berikut :
25

Sebelah Selatan Desa Koyoan Wilayah Kerja Puskesmas Nambo.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Karaton Wilayah kerja


Puskesmas Kampung Baru.

Sebelah Timur dengan Selat Peling (Kabupaten Banggai Kepulauan).

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagimana (Wilayah kerja


Puskesmas Pagimana).

2. Iklim/Musim
Di Kabupaten Banggai hanya di kenal dua musim yaitu musim kemarau
dan musim penghujan. Keadaan musim tersebut sama halnya di wilayah di
Puskesmas. Luwuk karena merupakan salah satu puskesmas yang terletak di
ibukota Kabupaten Banggai. Secara umum suhu udara rata rata di wilayah
Puskesmas Luwuk tahun 2015 berkisar antara 270C. Suhu udara maksimum
sebesar 220C, dengan kelembaban rata rata berkisar antara 80%.
3. Keadaan Penduduk
i. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Luwuk mengalami
perubahan setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah penduduk tahun
2009 sebesar 36.253 jiwa, tahun 2010 sebesar 39.176 jiwa, tahun 2015
21.791 jiwa.Penurunan ini dikarenakan pengurangan wilayah kerja
Puskesmas Luwuk yang awalnya terdiri dari 15 Kelurahan menjadi 9
Kelurahan.

Tabel IV.1
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas
Luwuk Tahun 2015

JUMLAH PENDUDUK
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

NAMA
DESA/KELURAHAN
Desa Bubung
Kelurahan Tanjung Tuwis
Kelurahan Tombang Permai
Kelurahan Maahas
Kelurahan Bukit Mambual
Kelurahan Kompo
Kelurahan Simpong
Kelurahan Hanga Hanga
Permai
Kelurahan Hanga Hanga
Kelurahan Jole
Kelurahan Karaton
Kelurahan Luwuk
Desa Tontouan

JUMLAH RT

KET

891
1780
981
3254
802
2170
4756
1361

219
420
226
820
180
476
1153
320

Kec. Luwuk Selatan


Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan

3298
2498
5209
8198
1962

753
650
1408
1970
504

Kec. Luwuk Selatan


Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan
Kec. Luwuk Selatan

LAKI
LAKI
462
890
493
1623
415
1156
2352
682

PEREMPUA
N
429
890
488
1631
387
1014
2404
679

TOTAL

1694
1241
2563
3987
1007

1604
1257
2646
4211
955

26

JUMLAH

B.

18565

18595

37160

9099

VISI DAN MISI


1. VISI : Menjadi Pusat Pelayanan yang bermutu, efektif, merata dan terjangkau
bagi masyarakat wilayah kerja Puskesmas Luwuk.
2. MISI :
i. Memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standard
ii. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
iii. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat

C. SUMBER DAYA PUSKESMAS


a. SARANA PELAYANAN
Tabel IV.2 Sarana Pelayanan yang ada di Puskesmas Luwuk
BP Umum
BP Gigi
Poli KIA
Pelayanan Surat Kematian
P2M

BP MTBS
Laboratorium
Konseling Gizi
Apotik
P3K

b. SUMBER DAYA TENAGA


Tabel IV.3 Jumlah tenaga dan jenis ketenagaan di Puskesmas Luwuk

27

D. DATA PRESENTASE BGM/D DAN KEBERHASILAN PENANGANAN GIZI


BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPONG
TABEL IV.4 PERSENTASE BGM/D PUSKESMAS SIMPONG JAN NOV TAHUN 2015
DESA / KEL
D
BGM
% BGM
Bubung
35
4
12,1
Tj Tuwis
63
8
13,3
Tombang Permai
11
2
18,2
Maahas
69
5
7,6
Bukit Mambual
26
4
17,4
Kompo
48
5
10,9
Haper
21
0
0
Hanga - Hanga
54
5
9,8
Simpong
97
2
2,2
Jole
31
3
10
PUSKESMAS
415
38
8,8

TABEL IV.5 PERSENTASE KEBERHASILAN PENANGANAN GIZI BURUK


PUSKESMAS SIMPONG TAHUN 2015
% KEBERHASILAN
DESA / KEL BALITA
BALITA
BALITA
GIZI
YANG DI
BERUBA
BURUK
TANGANI
H
28

STATUS
GIZI
Bubung
Tj Tuwis
Tombang
Permai
Maahas
Bukit
Mambual
Kompo
Haper
Hanga Hanga
Simpong
Jole
PUSKESMAS

0
3

0
2

0
2

2
2

1
1

1
1

50,0
50,0

2
2
0

2
1
0

2
1
0

100,0
50,0

2
1
3
13

2
1
3
13

3
2
3
19

BAB V
29

#DIV/0!
66,7

#DIV/0!
66,7
50,0
100,0
68,4

DISKUSI

1. Hasil Penelitian
a. Data Umum
1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel V.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di 3 Wilayah
Kerja Puskesmas Simpong
N
o
1.
2.
3.
4.
5.

Umur

Presentase

<20 tahun
21 30 tahun
31 40 tahun
41 50 tahun
>50 tahun

24%
40%
36%
0%
0%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


berumur 21-30 tahun dengan presentase 40%, sebagian kecil responden
berumur < 20 tahun dengan presentase 24% dan tidak terdapat responden yang
berusia 41 50 tahun dan > 50 tahun

2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel V.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di 3


Wilayah Kerja Puskesmas Simpong
N
o
1.
2.
3.
4.

Pendidikan

Presentase

Tidak sekolah
Dasar (SD,SMP)
Menengah (SMA,
Sederajat)
Tinggi (Diploma, Sarjana)

10%
30%
40%
20%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


berpendidikan menengah sebanyak 40%, dan sebagian kecil responden tidak
sekolah sebanyak 10%.

30

3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel V.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di 3 Wilayah


Kerja Puskesmas Simpong
No
1.
2.
3.

Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri Sipil/PNS
Lain lain

Presentase
84%
16%
0%

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden sebagai Ibu


Rumah Tangga dengan presentase 84% dan sebagian lainnya sebagai Pegawai
Negeri Sipil dengan presentase 16%.
4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Balita

Tabel V.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Balita di 3 Wilayah


Kerja Puskesmas Simpong
No
1.
2.
3.

Usia Balita
0 12 Bulan
13 36 Bulan
37 60 Bulan

Presentase
30%
60%
10%

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden memiliki


anak berusia 13 36 bulan sebanyak 60%, dan sebagian kecil memiliki anak
berusia 37 60 bulan sebanyak 10%.
5.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan dan


Perilaku Sebelum Penyuluhan di 3 Wilayah Kerja Puskesmas
Simpong

No Pengetahuan dan
Perilaku
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik

Presentase Pengetahuan

Presentase Perilaku

4%
94%
2%

16%
82%
2%

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden sebelum


penyuluhan memiliki tingkat pengetahuan dan perilaku yang cukup mengenai
manfaat posyandu dengan presentase pengetahuan 94% dan perilaku 82%.
Dan hanya sebagian kecil yang memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik
yaitu sebesar 2%.

31

6.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan dan


Perilaku Setelah Penyuluhan di 3 Wilayah Kerja Puskesmas
Simpong

No Pengetahuan dan
Perilaku
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik

Presentase Pengetahuan

Presentase Perilaku

2%
87%
11%

13%
79%
8%

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden setelah


dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan dan perilaku,
terlihat dari peningkatan pada kriteria baik untuk pengetahuan dan perilaku
menjadi 11% pada pengetahuan dan 8% pada perilaku.

32

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan yang bermakna pada tingkat pengetahuan mengenai
manfaat posyandu setelah dilakukan penyuluhan pada 3 wilayah kerja
Puskesmas Luwuk.
2. Terjadi peningkatan yang bermakna pada tingkat perilaku mengenai manfaat
posyandu setelah dilakukan penyuluhan pada 3 wilayah kerja Puskesmas
Luwuk.
3. Penyuluhan mengenai manfaat posyandu yang dilakukan pada 3 wilayah kerja
Puskesmas Luwuk dapat dikatakan efektif
B. Saran
1. Diharapkan perlu adanya keaktifan dari ibu ibu untuk mengikuti penyuluhan
kesehatan khususnya ibu yang mempunyai balita sehingga dengan
pengetahuan yang baik diharapkan akan mengubah perilaku kunjungan ibu
balita ke Posyandu.
2. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dan kader diharapkan lebih aktif
untuk mengingatkan mengenai jadwal posyandu setiap bulannya dan
memberikan penyuluhan tentang manfaat posyandu sehingga dapat
meningkatkan kunjungan ibu balita ke Posyandu.
3. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor - faktor lain dan variabel
variabel yang berhubungan dengan Posyandu seiring dengan bertambahnya
pengetahuan.

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral. Indikator Kesejahteraan Anak. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI,2000.
2. Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
3. Riyanto, Agus,SKM. M.Kes. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Nuha Medika 2011.
4. Sembiring, Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha
Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2005. Tersedia di
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatik-nasap.pdf
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : Informedika.
6. Sambas, Gun Gun. Faktor Faktor Rendahnya Penimbangan Balita Di Posyandu.
Universitas

Pembangunan

Nasional

Veteran.

Jakarta

2005.

Tersedia

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf
7. https://nurlienda.files.wordpress.com/2012/06/mengenali-status-gizi-anakmenggunakan-grafik-pertumbuhan-di-kartu-menuju-sehat.

LAMPIRAN
34

di

KUESIONER PENGETAHUAN DAN PERILAKU MANFAAT POSYANDU


1. Identitas Responden
a. No. Responden :
b. Alamat :
c. Usia :
i. <20 tahun
ii. 21-30 tahun
iii. 31-40 tahun
iv. 41-50 tahun
v. >50 tahun
d. Pendidikan
i. Tidak sekolah/tidak tamat SD
ii. Tamat SD
iii. SLTP
iv. SLTA
v. Akademi/Perguruan Tinggi
e. Pekerjaan
i. Ibu rumah tangga
ii. Buruh tani/Pabrik
iii. Wiraswasta/Dagang
iv. Pegawai Negeri
v. Pegawai Swasta
vi. TNI/POLRI
vii. Petani/Peternak
viii. Pensiunan
ix. Lain lain
f. Usia Balita
i. 0-12 bulan
ii. 13-36 bulan
iii. 37-60 bulan
PENGETAHUAN
1. Apa tujuan ibu datang ke Posyandu ? (boleh lebih dari 1)
a. Menimbang balita
b. Mendapatkan imunisasi bagi balita
c. Memeriksakan kehamilan
d. Mendapatkan pelayanan KB
e. Mendapatkan pencegahan dan penanggulang diare bagi balita
2. Dari siapa ibu mengetahui Posyandu ? (boleh lebih dari 1)
a. Petugas Kesehatan
b. Tokoh Masyarakat /Agama
c. Kader kesehatan Posyandu
d. Teman/Saudara/Tetangga
e. Media massa(Radio,TV,majalah,koran)
3. Apa saja kegiatan Posyandu yang Ibu ketahui ? (boleh lebih dari 1)
a. Penimbangan bayi/balita
b. Pelayanan KB
35

4.

5.

6.

7.

8.

9.

c. Imunisasi bayi/balita/ibu hamil


d. Pencegahan dan penanggulan diare
e. Pemeriksaan ibu hamil
f. Pemberian vitamin A
g. Penyuluhan
Menurut Ibu tujuan kegiatan Posyandu apa saja ? (boleh lebih dari 1)
a. Menurunkan kematian bayi
b. Menurunkan kematian ibu bersalin
c. Meningkatkan status gizi balita
d. Mendekatkan pelayanan kesehatan sehingga mudah dijangkau masyarakat
e. Tidak tau
Menurut ibu siapa saja yang mendapatkan pelayanan di Posyandu ? (boleh lebih dari
1)
a. Bayi
b. Balita
c. Ibu hamil
d. PUS (Pasangan Usia Subur)
e. Ibu nifas
Menurut Ibu siapa saja yang dapat menjadi pelaksana Posyandu ? (boleh lebih dari 1)
a. Kader Posyandu
b. Tokoh Masyarakat
c. Petugas Kesehatan
Menurut Ibu posyandu seharusnya diadakan berapa bulan sekali ?
a. 1 bulan 1 kali
b. 1 minggu 1 kali
c. Lain-lain .....
Apakah Ibu tau pertumbuhan dan perkembangan Balita yang baik adalah bila
umurnya bertambah maka berat badannya bertambah juga ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
Apakah Ibu tau bahwa menimbang balita secara teratur tiap bulan di Posyandu adalah
salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan atau perkembangan balita ?
a. Ya tau
b. Tidak tau

10. Apakah Ibu tau bahwa balita harus ditimbang sampai umur 5 tahun di Posyandu ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
11. Apakah Ibu tau bahwa kegunaan KMS adalah sebagai alat memantau pertumbuhan
dan kesehatan Balita ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
12. Apakah Ibu pernah mendengar tentang pemberian vitamin A untuk balita dan Tablet
Fe untuk ibu hamil ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tau
13. Menurut Ibu apakah imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu ?
a. Ya
36

b. Tidak
c. Tidak tau
14. Menurut Ibu apakah imunisasi bertujuan untuk mengobati penyakit tertentu ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tau
15. Apakah Ibu mengetahui tentang manfaat oralit untuk penanggulangan diare ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
PERILAKU
1. Apakah Ibu datang ke Posyandu setiap bulan untuk menimbang balita ?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika tidak, apa alasan Ibu tidak menimbang balita di Posyandu ?
a. Tidak sempat/sibuk
b. Jarak Posyandu jauh dari rumah
c. Jika balita sehat, tidak perlu ditimbang
d. Tidak tau jadwal Posyandu
e. Sudah diperiksa rutin ke dokter
3. Apakah bayi Ibu diimunisasi secara teratur di Posyandu (sesuai KMS) ?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika Ya, apa alasan Ibu ?
a. Supaya balita sehat
b. Supaya balita dapat terhindar dari penyakit tertentu yang dapat dicegah dengan
imunisasi
c. Supaya diimunisasi sesuai jadwal yang dianjurkan
d. Kurang paham mengenai manfaat imunisasi
5. Jika Tidak, apa alasan Ibu ?
a. Balita sehat tidak perlu diimunisasi
b. Balita sering sakit
c. Tidak sempat atau sibuk
d. Posyandu jauh dari rumah
e. Takut sakit setelah di imunisasi
6. Apakah Ibu pernah membantu mengumumkan jadwal Posyandu ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
7. Apakah Ibu pernah membantu pelaksanaan penimbangan ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
8. Apakah Ibu pernah membantu mencari dana untuk kegiatan Posyandu ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
9. Apakah Ibu pernah memberi sumbangan ke Posyandu ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah

37

38

Anda mungkin juga menyukai