KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemudahan
yang diberikan sehingga Mini Project ini dapat terlaksana dengan baik. Adapun judul dari
Mini Project ini adalah Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap Manfaat
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Luwuk, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Penulis sangat berharap Mini Project ini dapat memberikan suatu masukan maupun
tindakan selanjutnya untuk meningkatakan pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
manfaat posyandu dan meningkatkan partisipasi ibu yang mempunyai balita untuk datang ke
Posyandu.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Romilda
Filani T selaku pembimbing beserta seluruh paramedis di Puskesmas Luwuk yang telah
bekerjasama dalam menjalankan segala program Puskesmas dan juga memberikan dukungan
dalam pelaksanaan Mini Project ini. Semoga apa yang telah dilakukan akan selalu memberi
manfaat bagi diri kita sendiri dan masyarakat luas.
Hormat Kami,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................
3
5
5
5
5
.......................................................................
6
6
9
13
15
...........................................................
22
26
BAB V DISKUSI
30
...............................................................................................
...........................................................
33
...................................................................................
34
LAMPIRAN ...........................................................................................................
35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
register balita, ibu hamil dan WUS. Meja 2 (dua) adalah penimbangan, dimana dilakukan
penimbangan kepada semua balita yang hadir dan ibu hamil. Pengunjungyang ditimbang
diberi secarik kertas tempat mencatat hasil penimbangan dan diberikan ke meja. Meja 3 (tiga)
adalah pencatatan dan pelaporan dimana pada meja 3 ini dilakukan kegiatan pencatatan hasil
penimbangan dan dimasukkan ke Sistem Informasi Posyandu dan KMS. Meja 4 (empat)
tempat pelayanan kesehatan serta meja 5 (lima) adalah tempat petugas kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan seperti imunisasi pada bayi dan ibu hamil, Keluarga Berencana (KB)
serta pemeriksaan ibu hamil. (Departemen Kesehatan RI, 2005)
Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan
melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang
dilakukan sebulan sekali dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah
satu pelaksanaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasikan potensi tumbuh
kembang anak. (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberikan
gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan
kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah melihat perkembangan angka kematian
dari tahun ke tahun. Besarnya angka kematian bayi (AKB) di Sulawesi Tengah pada tahun
2010 sebanyak 403 bayi. Sedangkan untuk di Kabupaten Banggai diperoleh data sebagai
berikut :
Grafik I.1 Jumlah Kematian Bayi Pada Tahun 2011
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak.
Karena pada masa ini terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, berkreatifitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelektual, yang menjadi landasan untuk perkembangan anak
selanjutnya. Secara sederhana, pertumbuhan didefenikan sebagai peningkatan secara
bertahap dari organ dan jaringan tubuh, sedangkan perkembangan adalah kemampuan yang
diperolreh dari kematangan sistem saraf pusat, khususnya otak sepeti bertambahnya fungsi
tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Setiap
anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-beda, anak tersebut akan tumbuh mengikuti
pola pertumbuhan normalnya. Pengukuran status pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
dilakukan dengan metode antropometri seperti ukuran tinggi badan dan berat badan
berdasarkan usia menurut KMS.
2.1 Anak Dibawah Lima Tahun (Balita)
2.1.1 Definisi
Anak balita adalah yang berusia 0 tahun sampai dengan 5 tahun kurang dari 1
hari. Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan anak balita, antara lain adanya
keterkaitan status gizi dan keadaan fisik lingkungan. Anak balita yang kekurangan
gizi sangat rentan terhadap berbagai paparan infeksi, karena pada tubuh anak yang
kekurangan gizi terdapat penghancuran jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi
tubuh, sehingga homeostatis dalam tubuh terganggu dan akhirnya daya tahan tubuh
balita menurun, hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Adapun
keadaan fisik lingkungan juga mempengaruhi kesehatan balita, keadaan fisik
lingkungan meliputi saran sanitasi (tempat pembuangan sampah), ketersediaan air
bersih, cuaca, ketersediaan rumah sehat.
2.1.2 Pertumbuhan Balita
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu. Sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran,
penglihatan, kecerdasan, dan tanggung jawab.
b. Garis Pertumbuhan
Angka sehat tumbuh mengikuti pola garis pertumbuhan normal, bertambah umur
akan bertambah berat mengikuti grafik pertumbuhan dalam kartu menuju sehat
(KMS).
c. Perkembangan Anak Sehat
Anak sehat mempunyai perkembangan kecerdasan, ketangkasan dan tingkat
kewaspadaan yang cukup tinggi sesuai dengan umurnya.
d. Ciri ciri Pertumbuhan
Merupakan pertumbuhan yang dapat diukur secara kuantitatif .
Mengikuti perjalanan waktu
Setiap balita memiliki jalur pertumbuhan normal (growth trajectory).
e. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Tujuan dari pemantauan peretumbuhan balita antara lain:
Mencegah memburuknya keadan gizi
Meningkatkan keadaan gizi
6
2.1.3
SKDN adalah data untuk memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai
singkatan yaitu sebagai berikut:
S= adalah juml;ah balita yang ada diwilayah posyandu,
7
BGM
O
B
Posyandu
Jumlah
seluruh
balita
diwilayah posyandu
Jumlah balita yang memiliki
KMS pada bulan ini di
wilayah kerja posyandu
Jumlah balita yang ditimbang
bulan ini di wilayah kerja
posyandu
Balita yang ditimbang 2
bulan berturut-turut dan garis
pertumbuhannya pada KMS
naik (N) atau tidak naik (T)
Balita yang BB nya dibawah
garis merah pada KMS
Balita yang tidak ditimbang
bulan sebelumnya
Desa
Jumlah seluruh Balita di posyandu
Jumlah balita yang memiliki KMS
pada bulan ini di Desa
Rekapitulasi jumlah balita yang
ditimbang bulan ini dari seluruh
posyandu didesa
Rekapitulasi jumlah balita yang N
dan T dari seluruh posyandu di
desa
Presentase K/S =
Presentase N/D =
4. Meja IV
Berat badan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan,
pelayanan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), oralit, vitamin A, tablet zat
besi dilakukan di meja IV.
5. Meja V
Pemberian imunisasi dan pelayanan kesehatan kepada Balita yang datang ke
Posyandu dilayani di meja V, dilakukan oleh bidan desa atau petugas kesehatan
lainnya. Imunisasi yang diberikan di posyandu adalah imunisasi dasar BCG,
DPT, Polio, Campak.
Kecuali itu ada sebagian posyandu yang memberikan PMT kepada bayi dan balita
secara swadaya, PMT ini diberikan setelah meja V (lima). Disamping itu ada pula posyandu
yang melakukan penyuluhan kelompok sebelum meja I (satu) ataupun setelah meja V (lima).
Dalam penyelenggaraan posyandu ini sangatlah jelas bahwa yang mempunyai peranan besar
adalah kader, dalam hal ini tentunya kader yang aktif dalam setiap kegiatan Posyandu.
Hal hal yang dilakukan kader dalam deteksi dini tumbuh kembang anak / balita
antara lain :
1.
2.
3.
4.
Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di
tingkat puskesmas dan jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader, antara lain :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui / menemukan
status gizi kurang atau buruk dan mikrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hipersensitivitas.
(Departemen Kesehatan RI,2005).
2.2.3
Tujuan Posyandu
1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.
10
2.2.5
2.2.6
jumlah Balita yang ditimbang (D) dengan jumlah seluruh balita yang ada (S)
dikalikan 100. Tinggi rendahnya indikator ini dipengaruhi oleh aktif tidaknya bayi
dan balita ditimbangkan tiap bulannya.
2.2.7
Penimbangan
Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita
dengan melihat naik atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang
berupa dacin, yang dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu pelaksanaan kegiatan posyandu
dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak.
Persiapan Penimbangan
1. Menggantung dacin pada tempat yang kokoh.
2. Mengatur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
3. Memeriksa ketepatan dacin, dengan menggeser bandul geser tepat
pada angka nol, jika jarum belum tegak lurus, maka dapat
diseimbangkan dengan penambahan batu kecil dalam plastik yang
digantung di ujung batang dacin atau pemberat lain yang sesuai.
Pelaksanaan Penimbangan
1. Memastikan bandul geser berada tepat pada angka nol, agar batang
dacin tidak mengenai penimbang maupun orang lain.
2. Menanyakan hasil pengukuran berat badan sebelumnya, sebagai
patokan agar penimbangan dapat berlangsung lebih cepat.
3. Memasukkan balita kedalam kantung timbang.
4. Mengatur bandul geser pada angka penimbangan sebelumnya, lalu
kemudian disesuaikan sedikit hingga jarum penunjuk saling tegak
lurus (telah seimbang).
5. Mencatat hasil penimbangan.
6. Mengembalikan bandul geser pada angka nol.
7. Mengeluarkan balita dari kantung timbang.
2.3 Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk Balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang
memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak,
yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. Kartu menuju sehat
adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang standar pertumbuhan, prototipe
grafik pertumbuhan dan petunjuk cara penggunaan grafik pada pelayanan kesehatan.
Jenis jenis catatan (informasi) pada KMS adalah :
1. Berat badan anak (pertumbuhan anak)
2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif untuk bayi berumur 0 sampai 4 atau 6
bulan
3. Imunisasi yangs sudah diberikan kepada anak
4. Pemberian vitamin A
5. Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan
12
Manfaat KMS :
1. Catatan / informasi pada KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang bisa
dijadikan acuan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarganya.
2. Sebagai acuan penyuluhan, catatan KMS juga dijadikan bahan acuan untuk
memberikan rujukan, balik ke meja 5 maupun Puskesmas.
3. Rujukan ini diberikan apabila pada KMS terdapat catatan berikut ini :
a. Berat badan balita berada di bawah garis merah (BGM) pada KMS.
b. Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut turut tidak naik.
PENGISIAN KMS-BALITA
Penimbangan Pertama
Langkah pertama
: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran
Langkah kedua
: Mengisi kolom identitas
Langkah ketiga
: Mengisi kolom bulan lahir
Langkah keempat
: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS
Langkah kelima
: Mencatat keadaan kesehatan, makanan, dan lain lain
Langkah keenam
: Mengisi kolom pemberian imunisasi
Langkah ketujuh
: Mengisi kolom pemberian vitamin A dosis tinggi
Langkah kedelapan : Mengisi kolom Pemberian Periode ASI Eksklusif
13
Timbangan tidak naik 3 kali : anak dirujuk ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain.
3. Bila garis pertumbuhan berada dibawah garis merah (BGM), anak harus dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit
2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Menurut Blum dalam The Force Field and Well Being Paradigma menjelaskan
tentang empat faktor lapangan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah faktor fisik, sosial, ekonomi, pendidikan, biologi.
2. Faktor Perilaku
Termasuk di dalamnya adalah tingkah laku dan kebiasaan.
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Termasuk di dalamnya adalah pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi
4. Faktor Herediter dan Kependudukan
Dari Konsep Blum diatas, dapat dilihat bahwa peran dokter dalam menjaga agar
sesorang atau masyarakat tetap dalam derajat kesehatan yang optimum tidak cukup
melalui cara mengobati dari orang yang sakit satu ke orang sakit yang lainnya.
Oleh sebab itu, Leavel & Clark merumuskan Kedokteran Pencegahan dalam five level
of prevention yang meliputi Pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang mengandung
arti bagaimana seseorang tidak menjadi sakit. Promosi kesehatan yang merupakan bagian
pencegahan primer ditujukan kepada orang yang sehat yang belum sakit sehingga dapat
mencegah timbulnya penyakit. Salah satu usaha promosi kesehatan adalah dengan
melakukan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan.
Pada pencegahan sekunder dimana salah satu isinya adalah diagnosis awal dan terapi
yang adekuat, diharapkan setiap kasus yang ditemukan dapat segera didiagnosis dan
diberikan terapi yang adekuat agar orang yang sakit tidak menjadi semakin parah.Dalam
hal ini petugas kesehatan diharapkan mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap
semua perlakuan yang harus diberikan pada setiap kasus yang ada sehingga terapi dapat
diberikan dengan tepat.
Pada penelitian ini, dikarenakan terbatasnya waktu dan dana maka kami mengambil
mengenai hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
1. PENGETAHUAN
a. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek (Notoatmodjo 2003).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya (Wawan dan Dewi 2011).
15
Faktor Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan
Dewi 2011).
2. PERILAKU
1) Definisi perilaku
Perilaku adalah aksi seorang individu terhadap reaksi rangsangan tertentu
dari hubungannya dengan lingkungan (Suryani dalam Susilo 2011).
Perilaku adalah suatu perbuatan atau tindakan seseorang terhadap suatu
respon dan dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini
(Mubarak 2012). Perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati,
mempunyai frekuensi spesifik, durasi serta tujuan baik yang disadari
maupun tidak (Wawan dan Dewi 2010). Dari ketiga definisi perilaku
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu respon
17
yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan seseorang, baik yang
dapat diamati secara sadar maupun tidak sadar, sehingga respon yang
didapatkan dari seseorang dalam berperilaku bermacam-macam.
2) Bentuk Perilaku
Bentuk respons perilaku seseorang ada 2 macam, yaitu bentuk pasif dan
bentuk aktif. bentuk pasif merupakan respons internal yang terjadi dalam
diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain.
Bentuk aktif yaitu perilaku yang jelas dapat diobservasi secara langsung
(Adnani 2011). perilaku- perilaku tersebut ditentukan oleh beberapa faktor
utama.
3) Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi,
faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing
factors).Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah
perilaku seseorang atau masyarakat yaitu pengetahuan dan sikap seseorang
terhadap apa yang akan dilakukan. Faktor pemungkin (enabling factors)
terdiri dari faktor fasilitas, sarana, atau prasarana yang memfasilitasi
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Faktor penguat(reinforcing
factors) adalah tokoh masyarakat, peraturan, undang-undang, dan surat
keputusan pejabat pemerintah merupakan faktor penguat dalam seseorang
atau masyarakat untuk berperilaku (Notoatmodjo 2010).
4) Teori Perilaku
Ada 4 macam teori perilaku manusia yang mendorong manusia untuk berperilaku,
yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi.
Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan
oleh naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri
yang akan mengalami perubahan karena pengalaman.
Teori Dorongan (Drive Theory), teori ini berpandangan bahwa seseorang
mempunyai dorongan-dorongan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhankebutuhan seseorang yang mendorong seseorang itu untuk berperilaku.
Teori Insentif (Incentive Theory), bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh
adanya insentif atau reinforcement yang akan mendorong seseorang agar
berbuat atau berperilaku.
Teori Atribusi, yaitu menjelaskan sebab-sebab perilaku orang yang
dikarenakan oleh disposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah karena
keadaan eksternal (Susilo 2011). Perilaku manusia sangatlah kompleks dan
luas, karena itu perilaku dibagi menjadi 3 domain, yaitu pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan tindakan/ketrampilan (practice)
(Notoatmodjo 2011).
Pengetahuan (knowledge) adalah semua hal yang dipikirkan/diketahui
manusia dari hasil pancaindera dan pengalaman yang didapatkan oleh
setiap manusia. Dalam pengetahuan terdapat 6 tingkatan, tahu (know)
merupakan mengingat kembali materi atau hal spesifik yang
didapatkan dari rangsangan yang pernah diterima, memahami
(comprehension) adalah kemampuan menjelaskan tentang sesuatu yang
pernah diketahuinya serta dapat menginterpretasikan hal tersebut
secara luas, aplikasi (application) adalah kemampuan menggunakan
sesuatu hal yang pernah dipelajari/diterimanya dalam kondisi nyata,
analisis (analysis) merupakan kemampuan dalam menjabarkan sesuatu
18
Sarana atau
prasarana
3. Faktor penguat
(reinforcing
factors)
Tokoh masyarakat
Peraturan
Undang - undang
Surat keputusan
19
1.
2.
3.
4.
5.
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Lingkungan
Sosial Budaya
Pengetahuan
Merupakan salah satu
domain perilaku
kesehatan dan
Perilaku
Tingkat
Pengetahuan
20
BAB III
METODE MINI PROJECT
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah experimental dengan melakukan
evaluasi terhadap perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu sebelum dan
setelah mengikuti penyuluhan tentang manfaat posyandu.
Pelaksanaan dari penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tingkat
pengetahuan dan perilaku melalui penilaian jawaban kuesioner yang diisi sendiri oleh
ibu yang mempunyai anak balita. Kuesioner terdiri dari 13 pertanyaan yang dapat
menggambarkan pengetahuan ibu, dan 9 pertanyaan yang dapat menggambarkan
tingkat perilaku ibu tentang seberapa pentingnya manfaat posyandu. Pengisian
kuesioner dilakukan sebanyak dua kali oleh responden yaitu sebelum dan setelah
mengikuti penyuluhan. Kuesioner diberikan kepada ibu yang mempunyai anak balita.
Selain diberikan penyuluhan tentang manfaat posyandu sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan ibu yang mempunyai balita serta meningkatkan kunjungan ibu ke
Posyandu.
21
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian, sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Dalam
penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan dan perilaku ibu terhadap manfaat
posyandu sebelum dan sesudah penyuluhan.
C. Definisi Operasional
Tabel III.1 Definisi Operasional
Variabel
Pengetahuan
tentang manfaat
posyandu
sebelum
penyuluhan
Pengetahuan
tentang manfaat
posyandu setelah
penyuluhan
Perilaku ibu
yang mempunyai
balita datang ke
Posyandu
sebelum
penyuluhan
Perilaku ibu
yang mempunyai
Definisi
Operasional
Segala sesuatu
yang dipahami
dan dimengerti
oleh ibu yang
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu
sebelum
dilakukan
penyuluhan
Segala sesuatu
yang dipahami
dan dimengerti
oleh ibu yang
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu setelah
dilakukan
penyuluhan
Semua perilaku
ibu yang
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu
sebelum
dilakukan
penyuluhan
Semua perilaku
ibu yang
Kriteria
Alat Ukur
Skala
Baik : jawaban
benar 25
Cukup :
jawaban benar
15 24
Kurang :
Jawaban benar
< 15
Kuesioner
Ordinal
Baik : jawaban
benar 25
Cukup :
jawaban benar
15 - 24
Kurang :
Jawaban benar
< 15
Kuesioner
Ordinal
Baik :
jawaban benar
>7
Cukup :
jawaban benar :
36
Kurang :
jawaban benar
<3
Kuesioner
Ordinal
Baik :
jawaban benar
Kuesioner
Ordinal
22
balita datang ke
Posyandu setelah
penyuluhan
mempunyai
balita tentang
manfaat
posyandu setelah
dilakukan
penyuluhan
>7
Cukup :
jawaban benar :
36
Kurang :
jawaban benar
<3
Teknik Sampling
Consecutive Sampling
23
Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi sampel penelitian
sebelum dan setelah penyuluhan
Kesimpulan
Bagan III.1. Kerangka kerja Manfaat Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong,
Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
G. Pengumpulan Data
Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian
kuesioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar balik yang berisi indikator
manfaat posyandu. Bahan yang digunakan pada studi ini adalah lembar kuesioner yang
dibagikan pada ibu ibu yang mempunyai balita.
24
BAB IV
HASIL MINI PROJECT
2. Iklim/Musim
Di Kabupaten Banggai hanya di kenal dua musim yaitu musim kemarau
dan musim penghujan. Keadaan musim tersebut sama halnya di wilayah di
Puskesmas. Luwuk karena merupakan salah satu puskesmas yang terletak di
ibukota Kabupaten Banggai. Secara umum suhu udara rata rata di wilayah
Puskesmas Luwuk tahun 2015 berkisar antara 270C. Suhu udara maksimum
sebesar 220C, dengan kelembaban rata rata berkisar antara 80%.
3. Keadaan Penduduk
i. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Luwuk mengalami
perubahan setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah penduduk tahun
2009 sebesar 36.253 jiwa, tahun 2010 sebesar 39.176 jiwa, tahun 2015
21.791 jiwa.Penurunan ini dikarenakan pengurangan wilayah kerja
Puskesmas Luwuk yang awalnya terdiri dari 15 Kelurahan menjadi 9
Kelurahan.
Tabel IV.1
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas
Luwuk Tahun 2015
JUMLAH PENDUDUK
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
NAMA
DESA/KELURAHAN
Desa Bubung
Kelurahan Tanjung Tuwis
Kelurahan Tombang Permai
Kelurahan Maahas
Kelurahan Bukit Mambual
Kelurahan Kompo
Kelurahan Simpong
Kelurahan Hanga Hanga
Permai
Kelurahan Hanga Hanga
Kelurahan Jole
Kelurahan Karaton
Kelurahan Luwuk
Desa Tontouan
JUMLAH RT
KET
891
1780
981
3254
802
2170
4756
1361
219
420
226
820
180
476
1153
320
3298
2498
5209
8198
1962
753
650
1408
1970
504
LAKI
LAKI
462
890
493
1623
415
1156
2352
682
PEREMPUA
N
429
890
488
1631
387
1014
2404
679
TOTAL
1694
1241
2563
3987
1007
1604
1257
2646
4211
955
26
JUMLAH
B.
18565
18595
37160
9099
BP MTBS
Laboratorium
Konseling Gizi
Apotik
P3K
27
STATUS
GIZI
Bubung
Tj Tuwis
Tombang
Permai
Maahas
Bukit
Mambual
Kompo
Haper
Hanga Hanga
Simpong
Jole
PUSKESMAS
0
3
0
2
0
2
2
2
1
1
1
1
50,0
50,0
2
2
0
2
1
0
2
1
0
100,0
50,0
2
1
3
13
2
1
3
13
3
2
3
19
BAB V
29
#DIV/0!
66,7
#DIV/0!
66,7
50,0
100,0
68,4
DISKUSI
1. Hasil Penelitian
a. Data Umum
1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel V.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di 3 Wilayah
Kerja Puskesmas Simpong
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
Umur
Presentase
<20 tahun
21 30 tahun
31 40 tahun
41 50 tahun
>50 tahun
24%
40%
36%
0%
0%
2.
Pendidikan
Presentase
Tidak sekolah
Dasar (SD,SMP)
Menengah (SMA,
Sederajat)
Tinggi (Diploma, Sarjana)
10%
30%
40%
20%
30
3.
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri Sipil/PNS
Lain lain
Presentase
84%
16%
0%
Usia Balita
0 12 Bulan
13 36 Bulan
37 60 Bulan
Presentase
30%
60%
10%
No Pengetahuan dan
Perilaku
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
Presentase Pengetahuan
Presentase Perilaku
4%
94%
2%
16%
82%
2%
31
6.
No Pengetahuan dan
Perilaku
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
Presentase Pengetahuan
Presentase Perilaku
2%
87%
11%
13%
79%
8%
32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan yang bermakna pada tingkat pengetahuan mengenai
manfaat posyandu setelah dilakukan penyuluhan pada 3 wilayah kerja
Puskesmas Luwuk.
2. Terjadi peningkatan yang bermakna pada tingkat perilaku mengenai manfaat
posyandu setelah dilakukan penyuluhan pada 3 wilayah kerja Puskesmas
Luwuk.
3. Penyuluhan mengenai manfaat posyandu yang dilakukan pada 3 wilayah kerja
Puskesmas Luwuk dapat dikatakan efektif
B. Saran
1. Diharapkan perlu adanya keaktifan dari ibu ibu untuk mengikuti penyuluhan
kesehatan khususnya ibu yang mempunyai balita sehingga dengan
pengetahuan yang baik diharapkan akan mengubah perilaku kunjungan ibu
balita ke Posyandu.
2. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dan kader diharapkan lebih aktif
untuk mengingatkan mengenai jadwal posyandu setiap bulannya dan
memberikan penyuluhan tentang manfaat posyandu sehingga dapat
meningkatkan kunjungan ibu balita ke Posyandu.
3. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor - faktor lain dan variabel
variabel yang berhubungan dengan Posyandu seiring dengan bertambahnya
pengetahuan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Pembangunan
Nasional
Veteran.
Jakarta
2005.
Tersedia
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf
7. https://nurlienda.files.wordpress.com/2012/06/mengenali-status-gizi-anakmenggunakan-grafik-pertumbuhan-di-kartu-menuju-sehat.
LAMPIRAN
34
di
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Apakah Ibu tau bahwa balita harus ditimbang sampai umur 5 tahun di Posyandu ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
11. Apakah Ibu tau bahwa kegunaan KMS adalah sebagai alat memantau pertumbuhan
dan kesehatan Balita ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
12. Apakah Ibu pernah mendengar tentang pemberian vitamin A untuk balita dan Tablet
Fe untuk ibu hamil ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tau
13. Menurut Ibu apakah imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu ?
a. Ya
36
b. Tidak
c. Tidak tau
14. Menurut Ibu apakah imunisasi bertujuan untuk mengobati penyakit tertentu ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tau
15. Apakah Ibu mengetahui tentang manfaat oralit untuk penanggulangan diare ?
a. Ya tau
b. Tidak tau
PERILAKU
1. Apakah Ibu datang ke Posyandu setiap bulan untuk menimbang balita ?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika tidak, apa alasan Ibu tidak menimbang balita di Posyandu ?
a. Tidak sempat/sibuk
b. Jarak Posyandu jauh dari rumah
c. Jika balita sehat, tidak perlu ditimbang
d. Tidak tau jadwal Posyandu
e. Sudah diperiksa rutin ke dokter
3. Apakah bayi Ibu diimunisasi secara teratur di Posyandu (sesuai KMS) ?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika Ya, apa alasan Ibu ?
a. Supaya balita sehat
b. Supaya balita dapat terhindar dari penyakit tertentu yang dapat dicegah dengan
imunisasi
c. Supaya diimunisasi sesuai jadwal yang dianjurkan
d. Kurang paham mengenai manfaat imunisasi
5. Jika Tidak, apa alasan Ibu ?
a. Balita sehat tidak perlu diimunisasi
b. Balita sering sakit
c. Tidak sempat atau sibuk
d. Posyandu jauh dari rumah
e. Takut sakit setelah di imunisasi
6. Apakah Ibu pernah membantu mengumumkan jadwal Posyandu ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
7. Apakah Ibu pernah membantu pelaksanaan penimbangan ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
8. Apakah Ibu pernah membantu mencari dana untuk kegiatan Posyandu ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
9. Apakah Ibu pernah memberi sumbangan ke Posyandu ?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
37
38