PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan
menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000
persalinan hidup. Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan
seberapa jauh gerakan keluarga berencana dapat diterima masyarakat. (Manuaba,
1998). Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam
kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa
mempertimbangkan lamanya serta di mana kehamilan tersebut berlangsung (FIGO,
1973).
Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan
persalinan dukun sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor
pelayanan medis. Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5 sampai 800 per 100.000
persalinan, sedangkan kematian perinatal berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000
persalinan hidup. (Manuaba, 1998). Oleh karena angka kematian ibu dan perinatal
terbesar terjadi di negara berkembang maka WHO dan UNICEF mencetuskan ide
Health for all by the years 2000, dengan harapan setiap orang mendapatkan pelayanan
kesehatan pada tahun 2000. Konsep pelaksanaan Health for all by the years 2000
menjadi pelayanan kesehatan utama. Unsur pelayanan kesehatan utama mencakup:
Salah satu upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan AKI adalah dengan
menempatkan bidan di wilayah Indonesia khususnya di wilayah pedesaan (Depkes RI,
1995).
Angka kematian ibu dan kematian perinatal masih tinggi. Sebenarnya kematian
tersebut masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan
pertama sangat diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk
memberikan pelayanan. Penyebab kematian ibu masih tetap merupakan trias klasik,
sedangkan sebab kematian perinatal terutama oleh trias asfiksia, infeksi, dan trauma
persalinan. (Manuaba, 1998).
Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu dengan Safe Motherhood dan
Making Pregnancy Safer, yang mempunyai tujuan sama yaitu melindungi hak
reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan,
kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Bidan di wilayah pedesaaan diharapkan mampu
memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan normal, kehamilan dengan
komplikasi dan kehamilan resiko tinggi, serta mampu memberikan pertolongan
persalinan normal, sehingga dapat mempercepat penurunan AKI (Depkes RI, 2002).
Usaha kesehatan masyarakat di Indonesia sudah semakin maju dan baik. Dengan
berbagai target cakupan yang sudah terpenuhi maka diharapkan derajat kesehatan di
Indonesia akan meningkat juga. Beberapa indikator derajat kesehatan suatu negara
atau daerah adalah anga kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Menurut MGDs (Millenium Development Goals), target AKI pada tahun 2015 adalah
102 per 100.000 kelahiran hidup. Dan AKB tahun 2015 adalah 23 per 100.000
kelahiran hidup.
Namun, angka kematian ibu dan bayi saat ini masih tinggi di
Indonesia. Hasil SDKI 2007 menunjukkan AKI sebesar 228 per 100.000. Berdasarkan
hasil survei Demogafi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, terdapat kenaikan
angka kematian ibu (AKI) yang cukup drastis dari 228 per 100 .000 kelahiran menjadi
359 per 100.000 kelahiran. Di provinsi Jawa Timur, AKB pada tahun 2012 menurut
Badan Pusat Statistik adalah 30 bayi.
Di Kabupaten Malang AKI AKB adalah sekian,
Di Kecamatan Tumpang Tahun 2014 tidak ada ibu hamil atau ibu melahirkan yang
meninggal. Namun, untuk kematian bayi, ada 9 bayi yang meninggal. Empat
diantaranya disebabkan karena berat badan bayi rendah (BBLR).
Beberapa upaya yang dilakukan puskesmas untuk mengurangi AKB dan AKI
adalah dengan melakukan screening penyakit menular pada ibu hamil, pemeriksaan
hemoglobin (Hb), memberikan konsultasi untuk ibu hamil, hingga memberikan
pelatihan kader untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi dan masih banyak
lagi kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB.
Salah satu kegiatan yang dapat merangkap beberapa kegiatan diatas adalah dengan
kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan untuk diperiksa. Kegiatan ini dikenal
dengan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) atau K1 sampai K4
dimana kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan adalah minimal 4 kali.
Di Kecamatan Tumpang, ada beberapa desa yang data kunjungan K1 dan K4-nya
masih rendah. Salah satu desa tersebut adalah desa Benjor. Bersamaan dengan ini,
maka dokter intrensip melakukan mini project yang berkaitan dengan materi diatas
yaitu tentang rendahnya kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor pada periode bulan
Oktober 2014 dan intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan angka kunjungan
K1 dan K4.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka masalah yang dapat diambil adalah
1.3. Tujuan
1.3.1.
Tujuan Umum
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan derajat
kesehatan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Tumpang di tahun
1.3.2.
mendatang.
Tujuan Khusus
Untuk mencari tahu mengapa angka kunjungan K1 dan K2 di desa Benjor
1.4.2.
1.4.3.
dalam masyarakat.
Menambah pengetahuan dan pengalaman.
Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang baik melalui program puskesmas.
Meningkatnya derajat kesehatan di kecamatan Tumpang, dengan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.2.1 Gambaran Umum
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan
kesehatan meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan
: 35.07.23.01
: Tumpang
: Tumpang
: Malang
: Jawa Timur
: 2013
: 32.178 km
: 9 desa / 60%
Desa Bokor
Desa Pandanajeng
Desa Pulungdowo
Desa Tulusbesar
- Wilayah dataran tinggi
: 6 desa / 40%
Desa Kambingan
Desa Kidal
Desa Ngingit
Desa Benjor
Desa Duwet
Desa Duwet Krajan
Jumlah desa/kelurahan
: 15 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4
: 15 desa
Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2
: 15 desa
Yang tidak dapat dijangkau kendaraan roda 4 & 2 : 2.1.2.3 Data Kependudukan
Jumlah Penduduk seluruhnya
Laki-laki
Perempuan
Jumlah kepala keluarga
Jumlah KK Miskin
Jumlah bayi kurang 1 tahun
Jumlah anak balita(1-4) tahun
Jumlah anak prasekolah ( 3-5 tahun )
Jumlah wanita usia subur
Jumlah pasangan usia subur
Jumlah ibu hamil
Jumlah ibu nifas
Jumlah ibu meneteki
Jumlah ibu bersalin
2.1.2.4. Data Khusus
Derajat Kesehatan tahun 2013
Jumlah kematian ibu Hamil
Jumlah kematian ibu bersalin
Jumlah lahir mati
Jumlah lahir hidup
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian semua umur
Derajat Kesehatan tahun 2014
Jumlah kematian ibu Hamil
Jumlah kematian ibu bersalin
Jumlah lahir mati
: 76.479 Orang
: 38.910 Orang
: 37.569 Orang
: 22.704 KK
: 25.241 Jiwa
: 1.221 Bayi
: 5.054 Anak
: 5.054 Anak
: 23.881 Orang
: 14.176 Pasang
: 1.382 Orang
: 1.283 Orang
: 2.543 Orang
: 1.277 Orang
: : 1
: 3
: 1.562
: 1
: 8
orang
orang
orang
orang
bayi
orang
: : : 1
orang
orang
orang
: 1.261
: 8
: 9
orang
bayi
orang
kembang janin.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu
dan bayi.
Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
Eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan khusus:
Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan,persalinan,dan nifas.
Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil
sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum
sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal
bertujuan untuk:
Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
nifas.
Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Tenaga kesehatan juga
harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno
Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
2.2.4 Dampak bila tidak dilakukan ANC
Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara
dini.
2.3 Angka Kematian Bayi
2.3.1. Definisi
Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur
antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) ialah jumlah kematian perinatal
dikalikan 1000 dan kemudian di bagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati
pada tahun yang sama. (Sarwono,2002:786).
Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) berturut-turut
tahun 1997, 2002- 2003 dan 2007, AKB Indonesia adalah 46, 35 dan 34 per 1000
kelahiran hidup.
2.3.2. Penyebab Kematian Perinatal
Sebab utama kematian perinatal di Rumah Sakit Dr.Cipo Mangunkusumo, Jakarta,
ialah :
1)
Infeksi
2) Asfiksia neonatorum
3) Trauma kelahiran
4)
Cacat bawaan/kelainan kongenital
5)
Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas
6)
Imaturitas, dll.
2.3.3. Pencegahan
Perbaikan keadaan social dan ekonomi.
Kerjasama yang erat antara ahli obstetri, ahli kesehatan anak, ahli kesehatan
masyarakat, dokter umum, dan perawat kesejahteraan ibu dan anak.
sempurna.
Perbaikan kesehatan ibu dan pengawasan antenatal yang baik, antara lain
memperbaiki keadaan gizi ibu dan menemukan high risk mothers untuk
BAB III
PENGKAJIAN MASALAH
3.1 Identifikasi Penyebab Masalah
3.1.1. Kuisioner tentang Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil tentang ANC di
desa Benjor.
Untuk mengetahui apakah penyebab rendahnya cakupan kunjungan K1 dan K4 di
desa Benjor pada periode bulan September 2014, maka dibuat suatu alat ukur untuk
mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil tentang ANC di
desa Benjor.
3.1.2. Hasil Pengisian Kuisioner dan Intepretasinya
Berikut hasil dari pengisian kuisioner yang dilakukan pada tanggal 11 Desember
2014.
Tabel 3.1 Hasil Pengisian Kuisioner di Desa Benjor bulan Desember 2014.
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Total
3.1.3.
Kurang
12
10
9
31
Baik
3
5
6
14
Total
15
15
15
September 2014.
Dari hasil interpretasi kuisioner di atas didapati bahwa pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu-ibu hamil di desa Benjor masih kurang. Hal ini dimungkinkan karena
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya dilakukan ANC di masa kehamilan.
Dari hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas dan Polindes di desa
Benjor, kemungkinan rendahnya cakupan juga disebabkan pada bulan September
lalu, masih banyak ibu hamil yang sedang tidak ada di wilayah desa Benjor karena
berkaitan dengan masa perayaan hari raya Idul Fitri di bulan sebelumnya sehingga
angka kunjungan juga menjadi kurang. Selain itu, beberapa ibu hamil tidak
memeriksakan dirinya ke polindes karena telah memeriksakan diri ke bidan di
tempat lain sehingga tidak tercatat kunjungan K1 dan K4 di desa.
Setelah dikunjungi ke rumah ibu hamil yang tidak datang untuk ANC didapati
bahwa pengetahuan tentang pentingnya ANC masih kurang. Hal ini menyebabkan
kesadaran akan kesehatan ibu dan bayi juga kurang sehingga dapat menyebabkan
meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.
3.2 Analisa Masalah
Analisis masalah dilakukan untuk menentukan penyebab dari masalah rendahnya
cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor di bulan September 2014. Dibuat dua
macam kerangka, yaitu kerangka teoritis dan kerangka konsep.
Kerangka teoritis menunjukkan semua hal yang mempengaruhi masalah rendahnya
cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor. Kerangka atau diagram ini dibuat untuk
melihat berbagai macam hal yang mempengaruhi masalah dan dicari apakah yang
menjadi masalah utama di desa Benjor.
Kerangka konsep perlu dibuat untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab masalah. Kerangka konsep penyebab masalah disusun ke dalam diagram
dengan masalah sebagai keluaran suatu sistem yang melibatkan komponen masukan,
komponen proses, komponen lingkungan, dan komponen umpan balik.
Berikut adalah gambaran diagram kerangka teoritis dari masalah rendahnya
kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.
Berdasarkan kerangka teoritis dari masalah diatas, ditemukan penyebab masalah dari
setiap komponen. Analisis masalah tersebut dijabarkan melalui kerangka konsep sebagai
berikut :
Gambar 3.2.1. Kerangka Teori Kunjungan K1 dan K4 desa Benjor Rendah
Output
Kunjunga
n K1 dan
K4
Desa
Input
Ibu hamil
kurang
pengetahu
an tentang
ANC
Man
ibu usia
subur dan
ibu balita
kurang
pengetahu
an tentang
ANC
Money
Dana ANC
screening
sudah
disediakan
puskesmas
Metho
Metode
pemeriksaa
d
n sudah
sesuai
dengan
10T ANC
Materi
Alat
al
penyuluhan
perorangan
belum ada
Lingkun
gan
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Untuk meningkatkan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor, diperlukan kegiatan
intervensi sebagai pemecahan masalah. Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas diatas,
salah satu penyebab utama dari masalah rendahnya kunjgan K1 dan K4 di desa Benjor
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan antenatal. Sehingga dari masalah tersebut diperlukan suatu upaya
intervensi yang salah satunya ialah dengan memberikan penyuluhan perorangan dan
memberikan alat bantu penyuluhan berupa lembar balik untuk digunakan oleh kader atau
bidan desa dan perawat desa untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentinya
pelayanan antenatal care untuk ibu di masa kehamilannya.
4.1. Intervensi Pemecahan Masalah berdasarkan Penyebab Masalah
No
1
Sebab masalah
Input
A. Man
SDM di desa Benjor, yaitu
Bidan Desa, Perawat Desa dan
Kader Posyandu memiliki
pengetahuan dan sudah dilatih
untuk memberikan informasi
seputar pentingnya
pemeriksaan ANC.
Ibu hamil kurang pengetahuan
tentang pemeriksaan
kehamilan.
Ibu balita dan ibu usia subur
kurang pengetahuan tentang
pemeriksaan kehamilan
Memberikan penyuluhan
perorangan untuk ibu hamil tentang
ANC.
Memberikan penyuluhan
berkelompok untuk ibu balita dan
ibu usia subur tentang ANC.
B. Money
B. Money
Ada anggaran khusus dari
puskesmas untuk screening ibu
hamil setiap tahunnya.
(Tidak ada masalah biaya)
C. Method
Metode pemeriksaan
kehamilan yang mencakup
C. Method
D. Material
Alat bantu penyuluhan belum
ada.
D. Material
Memberikan alat bantu
penyuluhan perorangan berupa
lembar balik untuk digunkan
kader maupun petugas kesehatan
di desa untuk memberikan
pengetahuan tentang pemeriksaan
kehamilan.
Alat-alat pemeriksaan
kehamilan berupa alat
pengukur tekanan darah, alat
ukur fundus dan sebagainya
sudah tersedia di polindes dan
laboratorium puskesmas.
Process
E. Plan
Belum adanya perencanaan
E. Plan
Membuat perencaan dengan dokter
tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan di
desa Benjor.
F. Organization
Sudah ada kader yang akan
F. Organization
membantu untuk
mengingatkan ibu hamil untuk
periksa kehamilan di tenaga
kesehatan
G. Actualization
Belum adanya penyuluhan
tentang pentingnya
G. Actualization
Memberian pengetahuan tentang
pentingnya pemeriksaan
hamil.
Memberikan penyuluhan kepada
ibu bayi dan balita yang termasuk
ibu usia subur secara
berkelompok saat di posyandu.
Environment
Puskesmas sudah memiliki
kesehatan mengenai
Meningkatnya pengetahuan ibu hamil yang akan berdampak perubahan sikap dan
perilaku ibu hamil yang akan terlihat pada meningkatnya angka kunjungan K1 dan
K4 di desa Benjor pada periode berikutnya.
Penyediaan media penyuluhan perorangan berupa lembar balik tentang pemeriksaan
kehamilan.
Tujuan
:
Meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
Meningkatnya pengetahuan ibu bayi dan balita tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
Meningkatnya pengetahuan ibu usia subur tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan.
Meningkatnya angka cakupan kunjungan K1 dan K4 di desa Benjor.
Pelaksana
:
dr. Selena Christy (dokter Intrensip di Puskesmas Tumpang)
Sasaran
:
Seluruh ibu hamil, ibu bayi dan balita serta ibu-ibu usia subur di desa Benjor.
Tempat pelaksanaan :
Polindes desa Benjor.
Posyandu desa Benjor.
Waktu
:
Bulan Desember 2014.
Anggaran
:
170.000
Kriteria keberhasilan :
Polindes memiliki satu lembar balik tentang pemeriksaan kehamilan sebagai
media untuk penyuluhan perorangan maupun kelompok.
Poliklinik ibu di puskesmas Tumpang memiliki satu lembar balik tentang
pemeriksaan kehamilan sebagai media untuk penyuluhan perorangan