Anda di halaman 1dari 47

SURVEILANS

SENTINEL

Disampaikan pada Kuliah Magister Epidemiologi FKM UI


Depok, 17 Mei 2019

Emita Ajis Subdit Surveilans


Kemenkes RI
Outline

 Definisi Surveilans Sentinel


 Sentinel Health Event, Sentinel Site dan Sentinel
Provider
 Manfaat Surveilans Sentinel
 Kegiatan Surveilans Sentinel di Indonesia
DEFINISI
Definisi
 Surveilans : Pengumpulan, Pengolahan dan
analisis data yang dilakukan secara
berkelanjutan dan hasilnya digunakan untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kebijakan kesehatan masyarakat

 Sentinel : Gardu Jaga Untuk Kewaspadaan


Pengertian SURVEILANS ?
 Pengumpulan data yang sistematis
 Pengolahan (analisis data)
 Interpretasi spesifik
 Diseminasi/distribusi
 Planning, implementation, evaluation PH practice
 Berkelanjutan

FUNGSI INTI
Apa yang di-surveilans?
 Penyakit
 Injury (kecelakaan, rudapaksa)
 Kecacatan (disability)
 Kematian
 Risk factors
 Vector exposures
 Environmental hazards
Diagram Alur Sistem Surveilans?
MASALAH KESEHATAN

MASYARAKAT
D
DIAGNOSIS
UMPAN BALIK

I
S
E DOKTER
M RUMAH SAKIT
I SUMBER DATA LABORATORIUM
N SEKOLAH
A CATATAN STATISTIK
S
I
I PENERIMAAN DATA
N
F TINGKAT KABUPATEN PROSES
O
R TINGKAT PROPINSI PELAPORAN
M
A TINGKAT PUSAT
S
I
Siklus Surveilans (bhismamurti)
Apa itu Surveilans Sentinel ?

 Surveilans Sentinel adalah Surveilans Epidemiologi


pada populasi dan wilayah terbatas untuk
mendapatkan signal adanya masalah kesehatan
pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas

 Sentinel : Gardu Jaga Untuk Kewaspadaan


Apa itu Surveilans Epidemiologi?

 Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus


 Dilakukan pada penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-
masalah kesehatan tersebut,
 Hasilnya digunakan untuk melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui
proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan.
Jenis?  Sudut Pandang Mana?

 Epidemiologi rutin

 Aktif & Pasif

 Terpadu

 Sentinel
Surveilans Aktif & Pasif
 Metode PASIF: memantau secara pasif, menggunakan
data penyakit yang dilaporkan (reportable diseases)
di fasilitas yankes
 Contoh?
 Kelemahan? under-reported, tidak sensitif, pelaporan
dan kelengkapannya rendah
 Kelebihan? relatif murah dan mudah diperoleh
Surveilans Terpadu
 Prinsip: (1) surveilans sebagai pelayanan bersama (common
services); (2) pendekatan solusi majemuk; (3) fungsional, bukan
struktural; (4) sinergi antara fungsi inti surveilans (5)
Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit.
 Penyakit 
 Kolera, diare, diare berdarah, tifus perut
 TB paru BTA+, TB paru klinis
 sifilis, gonore
 Risiko  NCD
 Step 1
 Step 2 dst
 Biologic-behavior-penyakit  IBBS
SURVEILANS SURVEILANS
ILI & SARI SENTINEL
HIV (SSH)
SURVEILANS

SURVEILANS STP
CRS
MANFAAT
Tujuan? (pemanfaatan/fungsi)

 Menyediakan informasi tepat waktu untuk


kepentingan tertentu:
 Status kesehatan masyarakat
 Early warning system (SKD)

 Data dasar untuk suatu kegiatan

 Menetapkan prioritas masalah spesifik

 Merancang PH program

 Alat untuk evaluasi intervensi dan program

 Merencanakan dan melaksanakan riset


SIKLUS PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING CYCLE)
Analisis
Situasi Identifikasi
Evaluasi Masalah

Pengawasan & Prioritas


Pengendalian Masalah
Problem
Solving
Cycle Tujuan
Pemantauan

Pelaksanaan & Alternatif


Penggerakkan Pemecahan
Rencana Masalah
Operasional
Pelaksanaan Surveilans Sentinel
di Indonesia
Surveilans Sentinel
ILI & SARI
MANFAAT SURVEILANS ILI dan SARI
LOKASI SURVEILANS SENTINEL ILI dan SARI
LOKASI SENTINEL ILI

SUMATERA JAWA KALIMANTAN


1. Aceh 11. Malang (Jatim) 16. Palangkaraya (Kalteng)
2. Medan (Sumut) 12. DI Yogyakarta 17. Balikpapan (Kaltim)
3. Babel 13. Semarang (Jateng) 18. Banjarmasin (Kalsel)
4. Batam (Kepri) 14. Bandung (Jabar)
5. Jambi 15. Banten
6. Padang (Sumbar)
7. Bengkulu
8. Palembang SULAWESI PAPUA & MALUKU
(Sumsel) 22. Palu (Sulteng) 25. Jayapura (Papua)
9. Lampung 23. Makassar 26. Merauke (Papua)
10. Riau BALI & NUSA TENGGARA (Sulsel) 27. Ambon (Maluku)
19. Denpasar (Bali) 24. Mamuju
20. Kupang (NTT) (Sulbar)
21. Mataram (NTB)
SEBARAN VIRUS INFLUENZA DI INDONESIA
TAHUN 2018

RSUD DELI
SERDANG RSUD BITUNG
10 RSUD 14 0
% KANUDJOSO %
% 25
20
%
% 70
% 27 75
59 %
%
%

RSUD M. 0
HAULUSSY %
10
%

RSUD WONOSARI 0% RSU PROV. NTB 90


%

28
%
100
66 7% %
%

Flu B Flu A H1N1 Pdm 09 Flu A H3N2


Sumber : Subdit ISPA
Total Kunjungan Puskesmas dan Proporsi Kasus ILI Berdasarkan Minggu
Epidemiologi,
16000 Surveilans Influenza Like Illness (ILI): Januari 2016 - Desember 2018 10

TOTAL ADMISSION 9
14000
% ILI CASE
8
12000
7
Total Kunjungan

10000
6

% ILI CASES
8000 5

4
6000

3
4000
2
2000
1

0 0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49
2016 2017 2018
MInggu Epidemiologi
SURVEILANS SENTINEL
HIV (SSH)
Surveilans Sentinel HIV ?
 Pengamatan terhadap Epidemi HIV melalui
pengumpulan data HIV dan pemeriksaan serum
darah
 Surveilans Sentinel HIV merupakan salah satu komponen utama surveilans HIV
generasi kedua di Indonesia.
 Surveilans generasi kedua merupakan suatu cara pengamatan melalui proses
pengumpulan dan analisis data untuk melacak perjalanan epidemi HIV dengan
mengidentifikasi dimana (pada populasi apa) infeksi baru kemungkinan besar akan
muncul dan dengan menilai beban masalah kesehatan akibat epidemi pada saat ini.
 Metode surveilans generasi kedua mencakup survei untuk memperkirakan besarnya
populasi kunci yang memiliki risiko biologis dan perilaku yang tinggi, surveilans
berbasis fasilitas kesehatan, dan pelaporan dan monitoring data yang rutin
TUJUAN SUURVEILANS SENTINEL HIV
Sero Surveilans Sentinel HIV
Sero Surveilans  kegiatan pengumpulan data HIV
melalui pengambilan & pemeriksaan serum darah
Sentinel  gardu jaga
pemantauan prevalensi HIV pada populasi sentinel
melalui pengambilan dan pemeriksaan serum darah
Pada tempat dimana sampel darah diambil utk
pemeriksaan rutin utk tujuan lain
unlinked anonymous (UA)
Peta Sebaran HIV di Indonesia
SURVEILANS CRS
Resolusi pertemuan South-East Asia Regional Committee
(September 2013, New Delhi)

Anggota SEAR berkomitmen untuk mencapai target


eliminasi campak dan pengendalian rubela/CRS di the
South-East Asia Region pada tahun 2020.

Target Nasional Pengendalian Rubella/CRS

• Introduksi imunisasi
rubella tahun 2017-2018
Pengendalian
• Penguatan suveilans
Rubela/Congenital
Rubella Syndrome rubella & 2020
(CRS) pengembangan
surveilans CRS mulai thn
2014
SITUASI SAAT INI
• Indonesia telah selesai melakukan kampanye MR dengan sasaran
anak-anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun  Secara nasional,
cakupan kampanye MR tahap 1 dan tahap 2 adalah 87,80%
• Cakupan kampanye MR fase 2 hanya mencapai 73,38%  tidak
cukup untuk mendapatkan ambang kekebalan populasi
(seharusnya mencapai > 95% untuk campak dan >85% untuk
rubella)
• Cakupan kampanye MR yang rendah di beberapa daerah
merupakan risiko sangat tinggi untuk meningkatkan kasus CRS 
surveilans CRS direncanakan untuk dikembangkan di 6 provinsi
dengan cakupan kampanye MR rendah  Aceh, Sumatera Barat,
Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera Utara
13 Provinsi Cakupan Kampanye MR Fase 1 dan 2
dengan cakupan update data 31 Januari 2019
> 95%
Nasional
: 87,80%
SURVEILANS CRS SAAT INI
• Data surveilans CRS sangat penting untuk:
 beban penyakit CRS
 advokasi kepada pemerintah daerah  mendapatkan komitmen PEMDA untuk
mencapai cakupan MR tinggi MELALUI PROGRAM IMUNISASI RUTIN
• Pada akhir tahun 2014, surveilans CRS telah dikembangkan di 13 rumah sakit
(RS) sentinel di 10 provinsi
• Saat ini terkait dengan rendahnya cakupan kampanye MR di beberapa
provinsi  surveilans CRS direncanakan untuk dikembangkan di 6 provinsi
dengan cakupan kampanye MR rendah  Aceh, Sumatera Barat, Riau,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera Utara
• UNTUK PROVINSI JAWA TIMUR  SURVEILANS CRS DI RS HAJI TIDAK
BERJALAN DENGAN BAIK  PENGEMBANGAN DI RSUD SYAIFUL ANWAR
MALANG
Mengapa Penyakit Rubella Menjadi Perhatian ?

• Satu kasus rubella dapat menularkan kepada 5-6 orang yang tidak kebal (Ro=5)
• 25-50% dari orang yang terinfeksi asimptomatik
• Infeksi Rubella pada Ibu hamil akan mempunyai risiko yang sangat besar

Outcome infeksi Rubella pada Ibu hamil

Lahir hidup Lahir mati Keguguran Diterminasi

Infeksi pada awal kehamilan paling


berbahaya (<12 mg)
1. Congenital Rubella Syndrome – Weeks 1- 10 – 90% CRS*
2. Congenital Rubella Infection – Weeks 11-12– 33%
3. Normal outcome – Weeks 13-14– 11%
– Weeks 15-16– 24%
– Weeks > 17– 0%

Tujuan utama eliminasi rubella adalah untuk mengeliminasi CRS


 semua wanita subur harus sudah imunisasi rubella.
Surveilans CRS
• Pengamatan terus menerus secara sistematis
terhadap penderita CRS  bukan sebuah
penelitian
• Sasaran anak usia <1th yang menderita salah satu
kelainan grup A (jantung, tuli, katarak, glaukoma,
pigmentari retinopati)
• Dilakukan penyelidikan/pemeriksaan lebih lanjut
adanya kelainan tambahan (grup A dan atau grup
B) Konsul ke Unit Anak, THT dan Mata
• Dilakukan pengambilan serum dan pemeriksaan
spesimen di Lab Nasional Campak-Rubela
Pelaksanaan Surveilans CRS
di RS Sentinel
• Penemuan kasus CRS di Rumah Sakit melibatkan
banyak bagian  melibatkan seluruh bagian
terkait, termasuk laboratorium RS :
– Menetapkan Direksi RS sebagai Penanggung Jawab
– Menetapkan bagian anak sebagai koordinator
– Menetapkan kontak person di bagian THT
– Menetapkan kontak person di bagian mata
– Menetapkan kontak person di bagian laboratorium
• Menetapkan koordinator data

perlu dibentuk jejaring kerja CRS di RS


RS sentinel CRS:
• RS pemerintah dan atau RS pendidikan
• Memiliki spesialis Anak (syaraf anak, Jantung anak, perinatologi) Mata, dan
THT
• Memiliki fasilitas pendukung diagnostik

Total populasi cukup besar dengan estimasi populasi untuk surveilans CRS (<1
tahun)
Provinsi dan RS mempunyai komitmen dalam melaksanakan surveilans CRS
Saat ini terkait dengan rendahnya cakupan kampanye MR di beberapa provinsi
 surveilans CRS dikembangkan di 6 provinsi dengan cakupan kampanye MR
rendah  Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur
dan Sumatera Utara

Pemilihan RS sentinel CRS


Surveilans CRS RS Sentinel

Sumatera Utara
RS Adam Malik Sulawesi Utara
RS dr. Kandou

Sumatera
Selatan
RS Moh. Hoesin

Jawa Barat
• RS Hasan Sadikin
DKI Jakarta • RS Mata Cicendo Sulawesi Selatan
• RS Cipto Bali RS Wahidin
Mangunkusumo RS Sanglah Soedirohusodo
• RSIA Harapan Kita

Jawa Tengah Jawa Timur


RS dr. Kariadi Yogyakarta
RS dr. Sardjito • RS dr. Soetomo

CRS Surveillance provinces

Hospital

Reference Lab
1.RS. Dr. M. DJAMIL PADANG PROVINSI
SUMATERA BARAT
2.RSUD. Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
3.RSUD. ARIFIN ACHMAD, PEKAN BARU
4.RSUD. ULIN BANJAR MASIN
5.RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANE, SAMARINDA
6.RSUD. Dr. SYAIFUL ANWAR, MALANG

BERDASARKAN HASIL ASESESMENT PENGEMBANGAN RS


SENTINEL TAHUN 2019
Trend of Reporting Rate 13 Sentinel Hospital
CRS Surveillance, 2015 – 2019

*Data 2015 – 2017 is final data DATA AS 05 APRIL 2019


STP
Surveilans Terpadu Penyakit (STP) ?
 Kepmenkes RI no. 1479 tahun 2003
 Penyelengggaraan upaya pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak
menular  STP secara rutin dan terpadu
 STP Puskesmas  25 penyakit menular
 STP Puskesmas sentinel  25 PM + 2 PTM (Hipertensi dan DM)
 STP RS  29 PM + 20 PTM
 Kriteria PKM Sentinel untuk STP :
 Ditentukan oleh daerah
 Akses
 Jumlah kunjungan
 Ada SDM, logsistik dan koperatif
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai