Anda di halaman 1dari 18

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KELAINAN

DARAH

A. Konsep Kelainan Darah Leukemia


1. Pengertian
Leukemia proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembekuan darah. Leukemia adalah kanker jaringan yang menghasilkan
sel darah putih (leukosit), dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal
dalam jumlah berlebihan, dan leukosit – leukosit tersebut melakukan
invasi ke berbagai organ tubuh. Leukemia merupakan produksi sel darah
putih yang berlebihan, jumlah leukosit dalam bentuk seringkali rendah, sel
– sel imatur ini tidak sengaja menyerang dan menghacurkan sel darah
normal atau jaringan vaskuler (Apriany, 2016).
2. Etiologi
Terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia,
yaitu:
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (T cell leukemia lymphoma virus/HTLV).
b. Tingkat radiasi yang sangat tinggi.
c. Obat – obatan imunosupresif, obat – obat karsinogenik seperti
diethylstilbestrol.
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome leukemia
biasanya mengenai sel-sel darah putih.

Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan


terhadap sinar radiasi dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan
pemakaian obat anti kanker, meninggalkan resiko terjadinya leukemia.
Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misal down sindrom dan
sindrom fanconi) juga lebih peka terhadap leukemia.

3. Anatomi Fisiologi
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan interseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur
padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira
merupakan satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar
55% adalah cairan, sedangkan 45 % sisanya terdiri atas sel darah.
Susunan darah, serum darah atau plasma terdiri atas air 91,0 %. protein 8,0
%, mineral 0,9 %, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kholesterol, dan asam
amino. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit atau sel darah merah,
leukosit atau sel darah putih, dan trombosit atau butir beku.
Sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada
kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah
bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap milimeter kubik
darah terdapat 5.000.000 sel darah dan strukturnya terdiri atas
pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin.
Sel darah merah dibentuk didalam sumsum tulang, terutama dari tulang
pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang
pipa dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Rata-rata
panjang hidup darah merah kira-kira 155 hari.
Hemoglobin (Hb) adalah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah Hb
dalam darah normal ialah kurang lebih 15 gram setiap 100 ml darah, dan
jumlah ini biasanya disebut 100 %. Dalam beberapa bentuk anemi parah,
kadar itu bisa dibawah 30 % atau 5 gr setiap 100 ml.
Sel darah putih rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar
dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Dari setiap mm darah
terdapat 6.000 sampai 10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih. Granulosit
atau sel polimorfonuklear merupakan hampir 75 % dari seluruh jumlah sel
darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel darah
putih dibagi menjadi 3 bagian yaitu sel netrofil, sel eosinofil, sel basofil.
Limfosit membentuk 25 % dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini
dibentuk didalam kelenjar limfe dan juga dalam sumsum tulang.
Trombosit dalam sel kecil kira-kira 1/3 ukuran sel darah merah Terdapat
300.000 trobosit dalam setiap mm' darah. Peranannya penting dalam
penggumpalan darah. Plasma darah adalah cairan berwarna kuning yang
keadaan normal terdapat 3 sampai 5 gram albumin dalam fungsi darah.
Fungsi darah yaitu :
a. Bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, mengantarkan semua
bahan kimia, O2 dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya
fungsi normalnya dapat dijalankan, dan menyingkirkan CO2 dan hasil
buang lain.
b. Sel darah merah mengantarkan 02 ke jaringan dan menyingkirkan
sebagian dari CO2.
c. Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan karena
gerakan fagositosis dari beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap
serangan bakteri.
d. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan
jaringan, menyebarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua
sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan kendaraan untuk
mengangkut bahan buangan keberbagai organ ekstretorik untuk
dibuang.
e. Hormon, dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantaraan
darah

4. Manifestasi Klinis
a. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Gambaran klinis ALL cukup bervariasi, dan gejalanya dapat tampak
tersembunyi atau akut. Manifestasi klinisnyaantara lain pucat, mudah
memar, letargi, anoreksia, malaise, nyeri tulang, nyeri perut dan
perdarahan. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hal – hal sebagai
berikut : demam, keletihan, anoreksia, pucat, petekie dan ekimosis
pada kulit atau membran mukosa, perdarahan retina, pembesaran dan
fibrosis organ – organ sistem retikuloendotelial seperti hati, limpa, dan
limfonodus, berat badan turun, nyeri abdomen yang tidak jelas, nyeri
sendi dan nyeri tekan pada tulang.
b. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia
(ANLL)
Leukemia mieloblastik akut merupakan suatu kelompok penyakit yang
heterogen yang memberikan prognosis buruk. Gejala dan tanda AML
yang muncul meliputi pucat, demam, nyeri tulang, dan perdarahan
kulit serta mukosa.
Meskipun ALL dan AML tidak dapat dibedakan berdasarkan temuan
klinis sekarang, beberapa subtipe dari AML memiliki manifestasi yang
berbeda. Leukemia promielositik akut sering kali berhubungan dengan
koagulasi intravaskuler diseminata (DIC) dan perdarahan yang serius,
sedangkan leukemia monoblastik atau mielomonoblastik akut dapat
memperlihatkan hipertrofi gusi dan nodul kulit. Koagulasi
intravaskuler diseminata terjadi lebih sering dan lebih serius pada
AML.
c. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML) CML terutama terjadi pada
orang dewasa yang berusia antara 25 dan 60 tahun, insiden puncaknya
terletak pada usia antara 30 dan 50 tahun. Walaupun demikian,
penyakit ini dapat terjadi pada anak, neonatus, dan orang yang sangat
tua. Gejala klinik CML tergantung pada fase yang kita jumpai pada
penyakit tersebut, yaitu :
1) Fase kronik, terdiri atas :
a) Gejala – gejala yang berhubungan dengan hipermetabolisme,
misalnya penutrunan berat badan, badan kelelahan, anoreksia,
atau keringat malam.
b) Splenomegali hampir selalu ada dan sering kali bersifat masif.
Pada beberapa pasien, pembesaran limpa disertai dengan rasa
tidak nyaman, nyeri, atau gangguan pencernaan.
c) Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
d) Memar, epistaksis, menorhagia, atau perdarahan di tempat –
tempat lain akibat fungsi trombosit yang abnormal.
e) Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia
akibat pemecahan purin yang berlebihan dapat menimbulkan
masalah.
f) Gejala yang jarang dijumpai meliputi gangguan penglihatan
dan priapismus
2) Fase transformasi akut, terdiri atas :
a) Perubahan terjadi pelan – pelan dengan prodomal selama 6
bulan, disebut sebagai fase akselerasi. Timbul keluhan baru
yaitu demam, lelah, nyeri tulang (sternum) yang semakin
progresif. Respon terhadap kemoterapi menurun, leukositosis
meningkat dan trombosit menurun dan akhirnya menjadi
gambaran leukemia akut.
b) Pada sekitar sepertiga penderita, perubahan terjadi secara
mendadak, tanpa didahului masa prodomal, keadaan ini disebut
kritis bastik(blast crisis). Tanpa pengobatan adekuat penderita
sering meninggal dalam 1 sampai 2 bulan.
d. Chronic Limfoblastik Leukemia (CLL/LLK)
Pada awal diagnosis, kebanyakan pasien LLK tidak menimbulkan
gejala. Pada pasien dengan gejala, paling sering ditemukan
limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan.
Gejala lain meliputi hilangnya nafsu makan dan penurunan
kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi
jarang terjadi pada awalnya, tetapi semakin mencolok sejalan dengan
perjalanan penyakitnya, dan juga limfadenopati massifdapat
menimbulkan obstruksi lumen termasuk ikterus obstruktif, disfagia
uropati obstuktif, edema ekstremitas bawah. Infeksi bakteri dan jamur
sering ditemukan pada stadium lanjut karena defisiensi imun dan
neutropenia (akibat infiltrasi sum – sum tulang, kemoterapi, atau
hipersplenisme).
5. Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi tanpa batas sel – sel darah putih yang
imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah. Sel – sel imatur ini
tidak sengaja menyerang dan menghansurkan sel darah normal atau
jaringan vaskular.
Walaupun bukan suatu tumor, sel – sel leukemia memperlihatkan sifat
neoplastik yang sama seperti sel – sel kanker yang solid. Oleh karena itu,
keadaan patologi dan menifestasi klinisnya disebabkan oleh infiltrasi dan
penggantian setiap jaringan tubuh dengan sel – sel leukemia
nonfungsional. Organ – organ yang terdiri banyak pembuluh darah, seperti
limpa dan hati, merupakan organ yang terkena paling berat.
Sel – sel leukemia berinfiltrasi kedalam sum – sum tulang, menggantikan
unsur – unsur sel yang normal, sehingga mengakibatkan timbulnya anemia
dan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang tidak mencukupi
bagi tubuh. Invasi sel – sel leukemia kedalam sum – sum tulang secara
perlahan akan melemahkan tulang dan cenderung mengakibatkan fraktur.
Karena sel – sel leukemia menginvasi periosteum, peningkatan tekanan
menyebabkan nyeri yang hebat.
Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi.
Infeksi juga lebih sering terjadi karena berkurangnya jumlah leukosit
normal. Invasi sel – sel leukemik kedalam organ – organ vital
menimbulkan hepatomegali, splenomegali, dan limfadenopati.
Leukemia nonlimfoid akut mencakup beberapa jenis leukemia berikut:
leukemia mieloblastik akut, leukemia monoblastik akut, dan leukemia
mielositik akut. Timbul disfungsi sum – sum tulang, yang menyebabkan
menurunnya jumlah sel darah merah, neutrofil, dan trombosit. Sel – sel
leukemik menginfiltrasi limfonodus, limpa, hati. Tulang, dan sistem saraf
pusat (SSP), juga organ – organ reproduksi seperti testis. Lokasi invasi
yang paling penting adalah SSP yang terjadi sekunder karena infiltrasi
leukemik dapat menyebabkan tekanan intrakranial.
Patologi dan manifestasi klinis yang terkait dengan leukemia.

Organ atau Jaringan Akibat Manifestasi


Disfungsi sum-sum 1. Penurunan jumlah Pucat, letih
tulang eritrosit
mengakibatkan Demam
anemia
2. Penurunan jumlah Perdarahan (Petekie)
neurotropenia
mengakibatkan Kecenderungan

infeksi mengalami fraktur,

3. Penurunan jumlah nyeri


trombosit
mengakibatkan
kecenderungan
perdarahan
4. Invasi sum-sum
tulang
mengakibatkan
kelemahan tulang,
invasi periosteum
Hati Infiltrasi, pembesaran Hepatomegali
dan akhirnya fibrosis
Limpa Splenomegali
Kelenjar limfe Limfadenopati
Sistem saraf pusat, 1. Peningkatan Sakit kepala hebat
meninges tekanan intrakranial, Muntah
pelebaran Iritabilitas, letargi
ventrikulus Pepiledema
2. Iritasi meninges Akhirnya koma
Nyeri
Kuku kuduk dan
punggung kuku
Hipermetabolisme Sel-sel normal Pelisutan (atrofi) otot
mengalami kekurangan Penurunan berat badan
zat gizi karena Anoreksia
dirampas oleh sel-sel Keletihan
yang menginvasinya

6. WOC

7.
Faktor internal Faktor eksternal
(Genetik (HTLV-1, Karsinogik
Imunologi) Agent, Obat-Obatan.
Radiasi

LEUKEMIA

Gangguan Leuko memfagosit Penekanan BM Ggn


pembentukan eritosit dan pembentukan
leukosit trombosit komponen darah

Potensial terjadi
perdarahan yang Anemia
Leukopeni
tidak terkontrol

Daya tahan
turun Lemah, nafsu
makan turun,
Leukositosis pusing
Mual, muntah,
diare, perdarahan

Potensial
infeksi
Gangguan
gerak dan
Nyeri seluruh Resiko tinggi aktifitas
tubuh defisit cairan
tubuh
8. Komplikasi
Menurut Zelly, 2012 komplikasi leukemia yaitu:
a. Tombositopenia
Berkurangnya jumlah trombosit pada leukemia akut biasanya
merupakan akibat infiltrasi sumsum tulang atau kemoterapi, selain itu
dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti koagulasi
intravaskuler diseminata, proses imunologis dan hipersplenisme
sekunder terhadap pembesaran limpa. Trombositopenia yang terjadi
bervariasi dan hampir selalu ditemukan pada saat leukemia
didiagnosis.
b. Koagulasi intravaskuler diseminata (KID)
Koagulasi intravaskuler diseminata (KID) adalah suatu sindrom yang
ditandai dengan aktivasi koagulasi intravaskuler sistemik berupa
pembentukan dan penyebaran deposit fibrin dalam sirkulasi sehingga
menimbulkan trombus mikrovaskuler pada berbagai organ yang dapat
mengakibatkan kegagalan multiorgan. Aktivasi koagulasi yang terus
berlangsung menyebabkan konsumsi faktor pembekuan dan trombosit
secara berlebihan sehingga mengakibatkan komplikasi perdarahan
berat. KID bukanlah suatu penyakit tetapi terjadinya sekunder terhadap
penyakit lain yang mendasari.
c. Fibrinolisis primer
Beberapa peneliti menemukan bahwa leukosit pada leukemia akut
memiliki aktivitas fibrinolitik yang dapat menyebabkan fibrinolisis
primer terutama pada leukemia promielositik akut. Pada fibrinolisis
primer, perdarahan disebabkan oleh degradasi faktor pembekuan yang
diinduksi plasmin seperti fibrinogen.

B. Asuhan Keperawatan Kelainan Darah Leukemia


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, penghasilan orang tua. Biasanya leukemia banyak diderita oleh
anak yang berusia 2 sampai 5 tahun, diamana penderita laki – laki
lebih banyak dibandingkan penderita perempuan.
b. Keluhan utama
1) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluhkan anak demam, nafas sesak,
anak tampak bernafas cepat, terdapat petekie pada tubuh anak,
anak tampak letih. Anak meneguluh nyeri pada ekstremitas,
berkeringat pada malam hari, penurunan selera makan, sakit kepala
dan perasaan tidak enak badan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat kesehatan
keluarga yaitu keluarga juga mengalami leukemia.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran
Riwayat kesehatan ibu saat hamil adanya pemaparan sinar X saat
hamil muda, riwayat keluarga dengan Sindrom down karena
kelainan kromosom salah satu penyebab terjadinya leukemia.
4) Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan
karena keletihan, nyeri pada ekstremitas, anak mudah terserang
infeksi.
5) Riwayat psikososial dan perkembangan
Kelainan juga dapat membuat anak mengalami gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan, hal ini disebabkan karena
aktivitas bermain anak dibatasi.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran composmentis sampai koma
Tekanan darah hipotensi
Nadi takikardi
Suhu tubuh tinggi
Pernapasan takipnea sesak napas
2) Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan
pembesaran Kelenjer getah bening.
3) Mata
Biasanya pada pasien dengan leukemia konjungtiva anemis,
perdarahan retina.
4) Hidung
Biasanya pada hidung terjadi epistaksis.
5) Mulut
Biasanya pada wajah klien leukemiasering terjadi perdarahan pada
gusi.
6) Thorax
Nyeri tekan pada tulang dada, terdapat efusi pleura.
7) Abdomen
Biasanya pasien mengalami hepatomegali, spenomegali,
limfadenopati, nyeri abdomen.
8) Kulit
Biasanya pada klien leukemia terdapat petekie pada tubuh akibat
perdarahan.
9) Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas terasa nyeri terutama pada persendian
apabila digerakkan.
d. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah, trombosit
rendah.
2) Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit abnormal
dan sistem hemopoitik normal terdesak. Aspirasi sumsum tulang
(BMP) didapatkan hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
3) Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
4) Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi el leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES,
granulosit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis tentang respon
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan /proses
kehidupan yang actual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan
dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
dimana perawat bertangung gugat. Diagnosa keperawatan pada anak
dengan leukemia adalah :
1) Ketidaksamaan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah
perifer d.d anemia
2) Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum d.d anemia, pucat dan lemah
3) Nyeri b.d agen cedera biologis d.d efek fisiologis dari leukemia
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor
biologi d.d anoreksia
5) Kerusakan integritas kulit b.d at kimia d.d seringnya kemoterapi,
radioterapi
6) Resiko infeksi b.d penurunan system kekebalan tubuh
7) Resiko perdarahan b.d trombositopenia

3. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Intoleransi Setelah dilakukan Terapi aktivitas
aktifitas b.d tindakan keperawatan Observasi
kelemahan selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi defisit
umum d.d diharapkan Terapi tingkat aktivitas
anemia, pucat Aktivitas dengan - Identifikasi
dan lemah kriteria hasil : kemampuan
Frekuensi nadi berpartispasi
meningkat dalam aktivitas
tertentu
- Monitor respon
emosional, fisik,
social, dan
spiritual terhadap
aktivitas
Terapeutik
- Fasilitasi focus
pada kemampuan,
bukan defisit yang
alami
- Fasilitasi memilih
aktifitas dan
tetapkan tujuan
aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis, dan
social
- Libatkan keluarga
dalam aktifitas,
jika perlu
- Jadwalkan
aktivitas dalam
rutinitas sehari-
hari
- Berikan pengutan
positif atas atas
partisipasi dalam
aktivitas
Edukasi
- Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
- Ajarkan cara
melakukan
aktivitas fisik,
social, spiritual,
dan kognitif dalam
menjaga fungsi
dan kesehatan
- Kalaborasi dengan
terapis okupasi
dalam
merencanakan dan
memonitor
program aktivitas,
jika sesuai

2 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri


b.d agen tindakan keperawatan Obsevasi
cedera selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi lokasi,
biologis d.d diharapkan Managemen karakteristik,
efek Nyeri dengan kriteria durasi, frekuensi,
fisiologis dari hasil : kualitas, intensitas
leukemia - Krluahan nyeri nyeri
menurun - Identifikasi
- Meringis respons nyeri non
menurun verbal
- Sikap protektif - Monitor
menurun keberhasilan teapi
- Gelisah menurun komplementer
- Kesulitan tidur yang sudah
menurun diberikan
- Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nofarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis,
ekupresur, terapi
musik,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
- Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan
penyebab,
perlode, dan
pemicu nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kalaborasi
Kalaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3 Resiko Setelah dilakukan Manajemen lingkungan
infeksi b.d tindakan keperawatan Observasi
penurunan selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi
system diharapkan Managemen keamanan dan
kekebalan Nyeri dengan kriteria kenyamanan
tubuh hasil : lingkungan
Integritas kulit membaik Terapeutik
- Atur posisi
fumiture dengan
rapi da terjangkau
- Atur suhu
lingkungan yang
sesuai
- Fasilitasi
penggunaan
barang-barang
pribadi (mis.
Piyama, jubbah,
perlengkapan
mandi)
- Berikan bel atau
alat komunikasi
untuk memanggil
perawat
Edukasi
- Jelaskan cara
membuat
ligkungan rumah
yang aman
- Ajarkan pasien
dan
keluarga/pengunju
ng tentang upaya
pencegahan ifeksi

C. Analisis Jurnal

Judul Dampak Fisologis post kemoterapi pada anak limfositik


leukemia akut (LLA)
Penulis Dwi Nuraini, Mariyam
Volume Vol 1 No 2
Tahun 2020
Terbit
Penerbit https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda/article/
download/5795/pdf
Tujuan Tujuan studi kasus ini untuk menggambarkan asuhan
keperawatan pada anak Limfositik Leukemia Akut (LLA) post
kemoterapi
Kesimpula Masalah keperawatan utama yang muncul pada asuhan
n keperawatan pada pasien limfositik leukimia akut (LLA) post
kemoterapi adalah defisit nutrisi. Evaluasi yang diperoleh pada
kedua pasien selama perawatan di ruang anak lantai 1 masalah
keperawatan defisit nutrisi pada kasus 1 berhasil teratasi
sedangkan kasus 2 masalah hanya teratasi sebagian.

Anda mungkin juga menyukai