Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK II

“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Keganasan:

Retinoblastoma Dan Leukemia”

Dosen Pengampu : Ns. Almumtahanah, M.Kep.

Di Susun Oleh

Kelompok 6 :

Ria Andini : (SR19213079)

Cantika Geni Estri : (SR19213050)

Mayang : (SR19213070)

Recky Disianto : (SR19213081)

Cantika Purnama Laras : (SR19213055)

Nurul Qomariyah : (SR192130)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulilahhirobbil’alamin puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Keganasan:Retinoblastoma Dan Leukemia ” kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Haryanto, S.Kep Ners.MSN.Ph.D.WOC/ETN selaku ketua STIK Muhammadiyah


Pontianak.
2. Ibu Ns. Almumtahanah, M.Kep selaku dosen pengampu makalah ini.
3. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan mudah.
4. Teman-teman yang telah berkontribusi dukungan dengan memberikan ide-idenya
sehingga malakah ini bisa disusun dengan baik dan rapi

Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca dan kami juga
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca,

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pontianak, 08 Desember 2021

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
A. Definisi Retinoblastoma................................................................................................................5
B. Klasifikasi dan Stadium................................................................................................................6
C. Etiologi............................................................................................................................................7
D. Manifestasi Klinis..........................................................................................................................7
E. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................................................8
F. Penatalaksanaan............................................................................................................................8
G. Komplikasi.................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEGANASAN:..................................................................10
RETINOBLASTOMA....................................................................................................................................10
A. Asuhan Keperawatan Retinoblastoma.......................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang palingsering

dijumpai pada bayi dan anak. Penyakit ini tidak hanya dapat mengakibatkankebutaan,

melainkan juga kematian. Di negara berkembang, upaya pencegahan dandeteksi dini

belum banyak dilakukan oleh para orang tua. Salah satu sebabnya adalahpengetahuan

yang masih minim mengenai penyakit kanker tersebut.

Dalam penelitian menyebutkan bahwa 5-10% anak usia prasekolah dan 10% anak usia

sekolah memiliki masalah penglihatan. Namun seringkali anak-anak sulitmenceritakan

masalah penglihatan yang mereka alami. Karena itu, skrining mata padaanak sangat

diperlukan untuk mendeteksi masalah penglihatan sedini mungkin. Skriningdan

pemeriksaan mata anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6 bulan, usia3-4

tahun, dan dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun ke atas. Setidaknya

anak diperiksakan ke dokter mata setiap 2 tahun dan harus lebih sering apabila

telahditemukan masalah spesifik atau terdapat faktor risiko.

Dalam makalah ini, kelompok akan memahas lebih dalam mengenai pemberia asuhan

keperawatan pada anak dengan keganasan: retinoblastoma

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi retinoblastoma?

2. Bagaimana klasifikasi dan stadium retinoblastoma?

3. Bagaimana etiologi retinoblastoma?

3
4. Bagaimana manifestasi klinis retinoblastoma?

5. Bagaimana pemeriksaaan diganostik retinoblastoma?

6. Bagaimana penatalaksanaan retinoblastoma?

7. Apa saja komplikasi retinoblastoma?

8. Bagaimana asuhan keperawatan anak dengan retinoblastoma?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami definisi retinoblastoma.

2. Mengetahui dan memahami klasifikasi dan stadium retinoblastoma.

3. Mengetahui dan memahami etiologi retinoblastoma.

4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis retinoblastoma.

5. Mengetahui dan memahami pemeriksaaan diganostik retinoblastoma.

6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan retinoblastoma.

7. Mengetahui dan memahami komplikasi retinoblastoma.

8. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan anak dengan retinoblastoma.

4
BAB II

PEMBAHASAN

RETINOBLASTOMA

A. Definisi Retinoblastoma
Retinoblastoma merupakan pertumbuhan tumor ganas pada bagian mata. Kanker mata
atau Retinoblastoma merupakan jenis kanker ganas yang jarang ditemukan.
Retinoblastoma menyerang lapisan retina pada mata. Dibandingkan dengan orang dewasa
penyakit ini lebih sering dialami oleh anak. Retinoblastoma dapat menyerang satu mata
disebut unilateral atau bahkan kedua mata yang di sebut bilateral. Penyakit ini timbul
karena adanya mutasi gen pada sel-sel saraf retina. Hal ini menyebabkan sel saraf tumbuh
dan berkembang, sehingga menyebabkan tumor pada retina. Tumor ini pun dapat tumbuh
dan mengisi hampir seluruh vitreous humor ( gel yang mengisi antara lensa mata dan
retina di dalam bola mata). Selain itu, tumor ini dapat pecah dan menyebat kebagian lain
dari mata. (Amerika Cancer Society, 2013).
Retinoblastoma adalah tumor atau kanker pada masa anak-anak yang jarang terjadi
tetapi dapat fatal (Sidarta Ilyas, 2003).
Jadi kesimpulannya Retinoblastoma ialah kanker mata yang sering terjadi pada anak di
bagian lapisan retina yang bisa menjadi fatal.
Retinoblastoma dapat tumbuh ke luar (eksofitik) atau ke dalam (endofitik).
Retinoblastoma eksofitik timbul dari lapisan inti luar, dapat terlihat seperti ablasio retina
yang solid, tumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang sub
retina. Retinoblastoma endofitik timbul dari lapisan inti dalam serabut saraf dan lapisan
ganglion retina, tumbuh ke dalam vitreous. Tumor dapat meluas lewat infiltrasi vena-
vena pada daerah tersebut disertai metastasis hematogen ke tulang dan sumsum tulang.
Kedua jenis secara bertahap akhirnya mengisi mata dan melalui saraf optikus ke otak dan
di sepanjang saraf dan pembuluh-pembuluh emisari di sklera ke jaringan orbita
lainnya. Secara mikroskopis, sebagian besar retinoblastoma terdiri dari sel-sel yang
kecil, tersusun rapat, bundar atau poligonal dengan inti besar berwarna gelap dan sedikit
sitoplasma. Kelainan-kelainan degeneratif sering dijumpai dengan disertai nekrosis.
Retinoblastoma dapat terjadi pada satu mata (unilateral) ataupun pada kedua mata

5
(bilateral) dan biasanya berkembang pada usia 1 tahun atau 2 tahun. Retinoblastoma
dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Retinoblastoma dapat ditemukan dalam
bentuk yang regresi terutama pada anak-anak. Pada saat terakhir ini terlihat kenaikan
jumlah anak menderita retinoblastoma di Indonesia. Kenaikan insiden tumor ini
mungkin sekali akibat sudah meningkatnya penerangan akan tumor pada anak,
sehingga para orang tua penderita lebih cepat memeriksakan mata anaknya.

Sumber: liputan6. Retinoblastoma, Kanker Ganas yang Banyak Dialami Anak.


https://www.liputan6.com/health/read/630540/retinoblastoma-kanker-ganas-yang-banyak-dialami-anak (diakses 7 desember 2021
16:58)

B. Klasifikasi dan Stadium


1. Golongan I
Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil.
Terdapat pada atau dibelakang ekuator
Prognosis sangat baik
2. Golongan II
Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil
Prognosis baik
3. Golongan III
Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil
Prognosis meragukan
4. Golongan IV
Tumor multiple sampai ora serata

6
Prognosis tidak baik
5. Golongan V
Setengah retina terkena benih di badan kaca
Prognosis buruk

Terdapat tiga stadium dalam retinoblastoma :

 Stadium tenang
Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut “automatic cats eye”.
 Stadium glaucoma
Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokular meninggi.
 Stadium ekstraokuler
Tumor menjadi lebih besar, bola mata membesar menyebabkan eksoftalmus
kemudian dapat pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose
diatasnya.

C. Etiologi
Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan
protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14 yang berfungsi sebagai protektif
keganasan dan sering hilang pada beberapa tumor manusia dan berpotensi mengandung
gen supresor tumor (TSG). Bisa karena mutasi atau diturunkan. Mutasi terjadi akibat
perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena
kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan
ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah factor, termasuk virus, zat kimia,
sinar ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi
kerapkali mengenai sel somatic dan kemudian ditentukan kepada generasi sel
berikutnya dalam suatu generasi.

D. Manifestasi Klinis
1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.
Seperti mata kucing. Reflek visualisasi yang berulang dari tumor. Ketika
tumor tumbuh di belakang retina. Reflek putih mungkin terlihat ketika tumor masih
cukup kecil. Observasi terbaik adalah ketika cahaya terang bersinar ke arah anak

7
ketika anak melihat ke depan. Ketika tumor tumbuh di perifer retina, harus
dipertimbangkan pembesaran ukurannya sebelum cahaya berhenti untuk
menghasilkan reflek mata kucing.
2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling (strabismus), mata merah
atau terdapatnya warna iris yang tidak normal. Strabismus terjadi karena fiksasi yang
jelek dari daya penglihatan mata yang tidak sama. Terutama jika tumor tumbuh di
makula, area ketajaman cahaya pandang mata.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, didalam bilik mata
depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas didalam bola mata.
5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan tejadi gejala pandangan berat.
6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan
kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh
darah diatasnya.
9. Kebutaan
Biasanya berupa tanda yang terlambat, tapi kebutaan seringkali tidak jelas terdeteksi
kecuali orang tua mengamati sikap/tindakan anak yang menunjukkan tanda
kehilangan daya penglihatan.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi dan tomografi computer dilakukan terutama untuk pasien
dengan metastase keluar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
2. Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai luas kerusakan pada retina.
3. Elektro-okulogram (EOG)
4. Visual Evoked Respons (VER), berguna untuk mengetahui adanya
perbedaan rangsang yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui
adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.

F. Penatalaksanaan
Semua tujuan terapi adalah untuk merusak tumor dan mempertahankan hidup. Terapi
primer retinoblastoma unilateral biasanya enukleasi, kendatipun pada kasus-kasus

8
tertentu, alternatif seperti kriotrapi (kemoterapi), fotokoagulan atau radiasi dapat
dipertimbangkan.
a. Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini mempunyai prognosis yang
baik, tergantung dari letak, besar dan tebal.
b. Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi
laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus.
c. Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol,
dilakukan enukleasi, yaitu pengangkatan bola mata dan dapat dilakukan
pemasangan bola mata buatan.
d. Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga
orbita, dilakukan kombinasi eksentrasi yaitu pengangkatan bola mata beserta
palpebra. Serta dapat dilakukan radioterapi, dan kemoterapi.
e. Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20-90% pasien retinoblastoma
bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

Jika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada kalsifikasi tumor:
 Golongan I dan II dengan pengobatan local (radiasi, cryotherapy, fotokoagulasi
laser). Kadang-kadang digabung dengan kemoterapi.
 Jika tumor besar (golongan IV dan V) mata harus dienukleasi segera. Mata tidak
terkena dilakukan radiasi sinar X dan kemoterapi.

G. Komplikasi
Dalam penanganan kanker, gejala umum harus diketahui. Misalnya saja untuk kanker
mata (retinoblastoma), akan muncul bintik putih (seperti pada mata kucing), dan bola
mata tampak lebih besar, mata menonjol, pendarahan pada mata secara spontan, hingga
mata mendadak juling. Ini bisa dialami pada usia anak di bawah empat tahun. Gejala lain
seperti pembengkakan hati, limfa, dan kelenjar getah bening. Penderita akan mengalami
juga penurunan kesadaran, gangguan keseimbangan, kejang, kelumpuhan anggota
gerak hingga otak.

9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEGANASAN:

RETINOBLASTOMA

A. Asuhan Keperawatan Retinoblastoma


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa medis.
Retinoblastoma unilateral dan bilateral paling banyak pada kelompok usia 0 – 5
tahun sebanyak 40.6% dan 46.9%. Laki-laki lebih banyak dari perempuan pada
yang unilateral (34.4 : 12.5%) dan bilateral (34.4% : 18.7%).
b. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal yang muncul pada anak. Bisa berupa bintik putih pada mata
tepatnya pada retina, terjadi pembesaran, mata merah dan besar.
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan kemungkinan
memakan makanan/minuman yang terkontaminasi, infeksi ditempat lain
misal: pernapasan.
 Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan dalam keluarga, misalnya ada
anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.
c. Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan, demam, kurang nafsu
makan, gelisah, cengeng, nyeri pada luka post operasi, terjadi infeksi pada luka
post op, serta perawatan dan pengobatan lanjutan dari tindakan operasi.
Umumnya pasien datang dengan keluhan mata merah dan sakit 31.3%, leukokoria
28.1%, strabismus 21.9% dan proptosis 18.8%.

10
d. Penyakit Mata Sebelumnya
Kadang-kadang dengan mengetahui riwayat penyakit mata sebelumnya
akan dapat menerangkan tambahan gejala-gejala penyakit yang
dikeluhkan penderita. Seperti glaukoma yang mengakibatkana TIO meningkat.
e. Penyakit Lain Yang Sedang Diderita
Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat
pula memperburuk keadaan klien.
f. Riwayat psikologi
1) Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami
pasien : cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.
2) Mekanisme koping.
g. Pemeriksaan khusus mata
1) Pemeriksaan tajam penglihatan
Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga
dapat merusak semua organ di mata yang menyebabkan tajam penglihatan
sangat menurun.
2) Pemeriksaan gerakan bola mata
Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat
merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV dan VI maka akan
menyebabkan mata juling.
3) Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal
Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea,
bilik mata depan, iris, lensa dan pupil. Pada retinoblastoma didapatkan :
- Leukokoria
Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.
- Hipopion
Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.
- Hifema
Yaitu terdapatnya darah pada pembuluh darah, biasanya terjadi karena
trauma.
- Uveitis

11
4) Pemeriksaan pupil
Leukokoria (reflek pupil yang berwarna putih) merupakan keluhan dan gejala
yang paling sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastoma.
5) Pemeriksaan funduskopi
Menggunakan oftalmoskopi untuk pemeriksaan media, papi saraf optik, dan
retina. Pada retinoblastoma ditemukan refleksi tak ada (atau gelap) akibat
perdarahan yang banyak dalam badan kaca.
6) Pemeriksaan tekanan bola mata
Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata
meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan retinoblastoma
antara lain :
a. Gangguan persepsi sensori b.d. gangguan penerimaan sensori dari organ penerima
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d perlukaan akibat insisi jaringan
c. Risiko gangguan perkembangan b.d pembatasan aktivitas dalam proses
hospitalisasi
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Interensi


Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan Menimalisasi rangsangan
b.d gangguan penerimaan keperawatan 2x24 jam dengan luaran Observasi:
sensori dari organ Persepsi sensori dapat mengerangi Periksa status mental, status
penerima gejala dan menormalkan indikator sensori, tingkat kenyamanan (mis,
sebagai berikut : nyeri, kelelahan)
1. Verbalisasi melihat bayangan Terapeutik:
meningkat 1. Diskusikan tingkat toleransi
2. Respons sesuai stimulus membaik terhadap beban sensori
2. Batasi stimulus lingkungan
3. Jadwalkan aktivitas harian dan
waktu istirahat
Edukasi:

12
Ajarkan cara meminimalkan
stimulus
Kalaborasi:
Kilaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi presepsi stimulus.
Gangguan rasa nyaman : Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
nyeri b.d perlukaan akibat keperawatan 2x24 jam dengan luaran Observasi:
insisi jaringan Status kenyaman dapat mengerangi 1. Identifikasi PQRST
gejala dan menormalkan indikator 2. Identifikasi skala nyeri
sebagai berikut : 3. Identifikasi repons nyeri non
1. Kesejahteraan fisik meningkat verbal
2. Merintih menurun Terapeutik:
3. Pola tidur membaik 1. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenias dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Anjurkan menggunakan
analgetik secara cepat
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

13
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Risiko gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perkembanga Anak :
perkembangan b.d keperawatan 2x24 jam dengan luaran Obervasi :
pembatasan aktivitas status perkembangan dapat Identifikasi kebutuhan khusus
dalam proses hospitalisasi mengerangi gejala dan menormalkan anak dan kemampuan adaptasi
indikator sebagai berikut: anak
1. Keterampilan/perilaku sesuai usia Terapeutik :
meningkat 1. Dukung anak berinteraksi
2. Kemampuan melakukan dengan anak lain
perawatan diri meningkat 2. Dukung anak mengekpresikan
3. Respon sosial meningkat perasaannya secara positif
3. Sediakan kesempatan dan alat-
alat untuk menggambar,
melukis, dan mewarnai
4. Sediakan mainan berupa
puzzle dan maze
Edukasi :
1. Jelaskan nama-nama benda
objek yang ada di lingkungan
sekitar
2. Ajarkan pengasuh milestones
perkembangan dan perilaku
yang dibentuk
3. Ajarkan kooperatif buka
kompetisi diantara anak
Kolaborasi :
Rujuk untuk konseling, jika perlu.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker mata atau Retinoblastoma merupakan jenis kanker ganas yang jarang ditemukan.
Retinoblastoma dapat menyerang satu mata disebut unilateral atau bahkan kedua mata
yang di sebut bilateral. Retinoblastoma adalah tumor atau kanker pada masa anak-anak
yang jarang terjadi tetapi dapat fatal (Sidarta Ilyas, 2003). Jadi kesimpulannya
Retinoblastoma ialah kanker mata yang sering terjadi pada anak di bagian lapisan retina
yang bisa menjadi fatal. Retinoblastoma dapat menyerang laki-laki dan perempuan.
Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-anak.
Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling (strabismus), mata merah atau terdapatnya
warna iris yang tidak normal. Strabismus terjadi karena fiksasi yang jelek dari daya
penglihatan mata yang tidak sama. Biasanya berupa tanda yang terlambat, tapi kebutaan
seringkali tidak jelas terdeteksi kecuali orang tua mengamati sikap/tindakan anak yang
menunjukkan tanda kehilangan daya penglihatan. Semua tujuan terapi adalah untuk
merusak tumor dan mempertahankan hidup. Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi
masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksentrasi yaitu pengangkatan bola
mata beserta palpebra. Mata tidak terkena dilakukan radiasi sinar X dan kemoterapi.
Misalnya saja untuk kanker mata (retinoblastoma), akan muncul bintik putih (seperti pada
mata kucing), dan bola mata tampak lebih besar, mata menonjol, pendarahan pada mata
secara spontan, hingga mata mendadak juling. Ini bisa dialami pada usia anak di bawah
empat tahun.
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi mahasiswa-mahasiswi keperawatan dapat memahami asuhan keperawatan pada anak
dengan keganasan yaitu retinoblastoma dan leukemia.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Permono HB,Sutaryo,Ugrasena IDG,Windiastuti E,Abdulsalam M,penyunting. Buku ajar


Hematologi Onkologi . Jakarta:BP IDAI,2006. 5.

Pusponegoro HD, Hadinegoro SRS,Firmanda D, AAP Tridjaja B,Pudjiadi AH,Kosim


MS,Rusmil K, penyunting. Standard Pelayanan Medis Kesehatan Anak . Ikatan Dokter
Anak Indonesia .Edisi ke-1, 2004.

Hasan, R. Et.al. 1997. Ilmu Kesahatan Anak. Jilid 1,2,3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FKUI:
jakarta

Ni Ketut Mendri & Agus Sarwo Prayogi. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi
Resiko Tinggi. Pustaka Baru Press: Yogyakarta

Ngatisyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Kperawatan 2. Edisi 1. Jakarta: salemba Medika.

PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. DPP PPNI. Jakarta

Carpenito, Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed 10. Jakarta: EGC

Ilyas, Sidarta,dkk.2003.Sari Ilmu Penyakit Mata.Jakarta:FKUI

Istiqomah, Indriana N.2005.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.Jakarta:EGC

17

Anda mungkin juga menyukai