Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN LEUKEMIA TN. R


DIRUANGAN KENANGA

Feby fitri darmadi


1514401014
Dosen pembimbing :
1.Ns putri wulandini S.kep M. kes
2. kiki permanda S.kep
DEFINISI
Beberapa pengertian menurut para ahli:

 Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
 Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002 : 248 )
 Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum
tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh
yang lain.
(Arie f Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
 Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
 Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat
bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi
abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat
pembentuk darah.
ETIOLOGI
1. Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan.

2. Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada
tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi ( Wiernik,1985 ) .

3. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan
obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985; Wilson,
1991 ).

4. Virus
Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia
yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).

5. Bahan Kimia
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada
tukang sepatu yang sering terpapar benzen. ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan
dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk minyak, cat , ethylene oxide, herbisida, pestisida, dan ladang
elektromagnetik ( Fauci, et. al, 1998 ) .

6. Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom
yang menyebabkan AML . Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum
tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
PATHWAY / WOC

Leukemia
KLASIFIKASI

a. Leukemia mielogenus akut


Leukemia mielogenus akut (AML) mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi
kesemua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua
kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan
leukemia non limfositik yang paling sering terjadi.

b. Leukimia Mielogenus Kronis


Leukemia mielogenus kronis (CML) juga dimasukkan dalam keganasan sel stem myeloid. Namun,
lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.
Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom Philadelphia ditemukan pada 90% sampai 95%
pasien dengan CML. CML jarang menyerang individu berusia di bawah 20 tahun, namun insidensinya
menignkat sesuai pertambahan usia.

c. Leukimia Limfositik Akut.


Leukemia limfositik akut (ALL) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas. Paling sering
terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih banyak disbanding perempuan, dengan puncak
insidensi pada usia 4 tahun. Setelah usia 15, ALL jarang terjadi.

d. Leukimia Limfositik Kronis


Leukimia limfosit kronis (CLL) cenderung merupakan kelainan ringan yang terutama mengenai
individu antara usia 50-70 tahun. Negara- Negara barat melaporkan penyakit ini sebagai leukemia
yang umum terjadi.
PATOFISIOLOGI
 Leukemia akut dan kronis merupakan suatu
bentuk keganasan atau maligna yang muncul
dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel
darah yang tidak terkontrol mekanisme kontrol
seluler normal mungkin tidak bekerja dengan
baik akibat adanya perubahan pada kode genetik
yang seharusnya bertanggung jawab atas
pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi.
 Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang
yang lebih lambat dibandingkan sel normal.
Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak
lengkap dan lambat serta bertahan hidup lebih
lama dibandingkan sel normal.
MANIFESTASI KLINIS
klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia
adalah sebagai berikut:
1. Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit kepala.
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Merasa lemah atau
letih.
3. Demam, keringat malam dan anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan
lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit, atau
bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak
nyaman di perut (akibat pembesaran limpa).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia
normositik
1. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
2. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
3. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
4. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan
SDP immatur
5. PTT : memanjang
6. LDH : mungkin meningkat
7.Asam urat serum : mungkin meningkat
8. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik
akut dan mielomonositik
9. Copper serum : meningkat
10. Zink serum : menurun
11. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat
mengindikasikan derajat keterlibatan
PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan
kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia.

2. Terapi Biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk
meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker.

3. Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi
tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya
diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.)

4. Transplantasi Sel Induk (Stem Cell)


Beberapa pasien leukemia menjalani transplantasi sel induk (stem cell).
Transplantasi sel induk memungkinkan pasien diobati dengan dosis obat yang
tinggi, radiasi, atau keduanya. Dosis tinggi ini akan menghancurkan sel-sel
leukemia sekaligus sel-sel darah normal dalam sumsum tulang.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian d) Riwayat kebiasaan sehari-hari
a. Data biografi pasien Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita sakit.
dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya
pada orang dewasa. e) Riwayat psikososial
b. Riwayat Kesehatan
a. Psikologi
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga
wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, takut dan cemas terhadap penyakit yang
sesak, nafas cepat.
diderita. Klien sangat membutukan dukungan
b) Riwayat penyakit
dari keluarga dan perawat.
Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji
adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, b. Sosial Ekonomi
sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia
yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda- Klien mempunyai hubungan yang baik dengan
tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura,
perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda keluarga maupun dengan tetangga disekitar
invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga
splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya
hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar yang membesuk serta klien hidup dalam
rectal, nyeri ( Lawrence, 2003). keadaan ekonomi yang sederhana.
c)Riwayat Kesehatan Keluarga
f) Data penunjang
Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter
misal kembar monozigot. Data laboratorium pada klien dengan leukemia :
- Anemi normokrom normositer
- Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)
- Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13,
14, kadang-kadang pada kromosom 6, 11
- Hb : 7,3 mg / dl ( N : 12.0 – 16.0
g/dL).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat
pada penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita leukemia (Simon, 2003).
ANALISA DATA
Data fokus (subjektif dan Masalah keperawatan etiologi
objektif)
DS : -Pasien mengatakan Gangguan perfusi jaringan Penurunan
badan lemah perifer komponen
DO : -k/u jelek pengakut
- pucat O2
- TTV : TD =115/80
: N =113
: S =38,2
: P =26

DS : pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Efek


dan sakit pada bagian perut biologis
sebelah kiri dari
DO : - pasien tampak meringgis leukemia
- skala nyeri 4
Nama pasien / umur : Radian/ Ruang rawat/kamar : kenanga
57th III (8.3)
No register/ rekam medik : Diagnosa medis : leukemia akut
95.96.80
ANALISA DATA
Data fokus (subjektif dan Masalah etiologi
objektif) keperawatan

DS : - pasien mengatakan badan hipertermi Proses inflamasi


terasa panas penyakit
DO : - S = 38,2
-
DS :
- Klien mengeluh badannya terasa lemah
Resiko tinggi mual dan muntah
- Klien mengatakan tidak nafsu makan kekurangan
- klien mengatakan mual dan muntah
DO :
volume cairan
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak pucat dan lemah
- Turgor kulit jelek
- Mukosa bibir kering
- BB awal 45kg
- BB sekarang38kg
- TB 160cm
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
N Daftar diagnosa keperawatan ( berdasarkan prioritas paraf
o )
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan komponen
pengangkut O2
2. Nyeri akut b.d efek fisiologis leukemia
3. Hipertermi b.d proses inflamasi penyakit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d mual muntah
ASUHAN KEPERAWATAN
Dx2 : Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari Implementasi (tgl 08/07/2017 jam 16.00)
leukemia.
- Mengkaji skala nyeri pasien ( skala 4)
Tujuan :
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama
2 x 24 jam diharapkan nyeri klien terkontrol. - Memberikan kompres air hangat
- Beri posisi yang nyaman
Kriteria hasil : - Pemberian inj tramadol
-Adanya laporan rasa nyeri klien berkurang
-Ekspresi wajah klien tidak meringis
Evaluasi :
-Klien tidak tampak gelisah
S : pasien mengatakan nyeri dan sakit pada bagian
-TTV dalam batas normal (TD: 120/80 mmHg, perut sebelah kiri
Nadi: 60 – 100 kali per menit, RR: 16 – 20 kali pe
menit, Suhu: 36 - 370C ± 0,50C) O: - pasien tampak meringgil
Mandiri : - skala nyeri 4
-Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau A : intervensi terlaksana semuanya
karakter dan intensitas (skala 0-10)
-Berikan tindakan kenyamanan dasar contoh P : intervensi dilanjutkan
tekhnik relaksasi, perubahan posisi dengan
sering.
-Berikan lingkungan yang tenang sesuai
indikasi
-Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri
-Berikan kompres hangat pada lokasi nyeri
Kolaborasi :
Berikan analgetik, sesuai indikasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
Dx 1 : perfusi jaringan (perifer) berhubungan Implementasi (tgl 08/07/2017 jam 16.00) :
dengan penurunan komponen - Mengkaji ttv
pengangkut O2.
- Memberikan terapi oksigen O2 sesuai
Tujuan : kebutuhan voltmater (5)
Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, diharapkan perfusi - Pasang pagar pengaman tempat tidur
jaringan perifer kembali efektif. - Beri posisi yang nyaman
Kriteria hasil:
- Kulit membran mukosa tidak pucat
Evaluasi :
-Saturasi oksigen normal (97 %)
S : Pasien mengatakan badan lemah
-Capillary refill normal (2 – 3 detik)
O : -k/u jelek
-Intake dan output seimbang
- pucat
intervensi
- TTV : TD =115/80
Mandiri :
1. Kaji yang mendasari dan : N =113
banyaknya darah yang keluar : S =38,2
2.Kaji TTV
: P =26
3. Bantu klien untuk meninggikan
posisi kepala lebih tinggi daripada badan A : intervensi terlaksana semuanya
Kolaborasi : P : intervensi dilanjutkan.
Pemberian O2 sesuai indikasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Dx 3: Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi Implemenasi ( tgl 08/07/2017 jam 16.00)
penyakit.
- Mungukur suhu pasien ( S=38,2)
tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x
24 jam diharapkan suhu tubuh klien kembali normal. - Memberikan paracetomol infus
Kriteria hasil : - Memberikan kompres air hangat
 Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan. - Menganjurkan pasien menggunakan pakain tipis
 Tanda tanda vital normal.
 S : 36,5-37,50C. Evaluasi :
 Leukosit : 5000-10000/ml3 S : - pasien mengatakan badan terasa panas
Intervensi O : - S = 38,2
Mandiri : A : intervensi terlaksana semuanya
1. Pantau suhu tubuh pasien perhatikan adanya P : intervensi dilanjutkan
mengiggil/diafores.
2. Pantau suhu lingkungan,batasi/tambahkan linen tempat
tidur sesuai indikasi.
3. Berikan kompres mandi hangat hindari penggunaan
alkohol. Pada daerah frontalis dan aksila.
4. Berikan selimut pendingin.
5. Anjurkan klien memakai pakaian tipis dan mudah
menyerap keringat.

Kolaborasi:
1. Berikan antipiretik, Misalnya aspirin asetaminofen
ASUHAN KEPERAWATAN
Dx 4 : Resiko tinggi kekurangan volume cairan Implementasi ( tgl 08/07/2017 jam 16.00) :
berhubungan dengan mual muntah
- Mengkaji kebiasan diet
Tujuan:
Setelah melakukan tindakan keperawatan - Mengkaji derajat kesulitan makan
selama 3 x 24 jam diharapkan nutrisi klien - Mengajarkan perawatan oral sering
dapat terpenuhi secara adekuat.
- Memberikan makanan porsi kesil tapi sering
Kriteria Hasil:
- Memberian obat omz inj dan domperidon
-Nafsu makan klien meningkat
-Keadaan umum klien membaik
Evaluasi :
-Pucat hilang.
S : - Klien mengeluh badannya terasa lemah
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
Intervensi:
- klien mengatakan mual dan muntah
O:- Klien tampak gelisah
Mandiri:
- Klien tampak pucat dan lemah
-Kaji kebiasaan diet, masukan makan saat ini.
- Turgor kulit jeleK
-Catat derajat kesulitan makan
- Mukosa bibir kering
-Berikan perawatan oral sering
- BB awal 45kg
-Berikan makanan porsi kecil dan sering.
- BB sekarang 38kg
Kolaborasi: - TB 150cm
Konsul dengan ahli diet / gizi untuk memberi A : intervensi terlaksana semuanya
makanan yang muda dicerna.
P : intervensi di lanjutkan
PEMBAHASAN
Penulis melakukan tahap pengkajian antara lain: identitas pasien, riwayat keperawatan, keluhan utama, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan suatu diagnosa.
Setelah mendapatkan data dari pengkajian, selanjutnya data tersebut diinterpretasikan dan dianalisa untuk mengetahui masalah
keperawatan yang muncul. Kemudian penulis menentukan dan menegakkan diagnosa keperawatan utama yaitu : Gangguan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan komponen pengangkut O2, Nyeri berhubungan dengan fisiologi
leukimia, Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi penyakit , dan Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual muntah
.
Sedangkan pada teoristis diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah: Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya
sistem pertahanan tubuh, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemi, Resiko terhadap cedera :
perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit, Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, Nyeri yang berhubungan dengan
efek fisiologis dari leukemia, Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas, Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
Dalam tinjauan teoritis perencanaan keperawatan ditujukan pada setiap masalah yang muncul, sedangkan pada kasus, penulis
menambahkan jangka waktu pencapaian tujuan. Hal ini juga penting untuk melakukan evaluasi tindakan yang diberikan pada
klien untuk mengetahui perkembangan status kesehatan klien.
Pada tahap perencanaan dalam di dalam tindakan yang nyata yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan intervensi yang disusun, walaupun ada sebagian yang tidak bisa dilaksanakan karna minimnya waktu
yang diberikan dan sarana yang kurang memadai. Walaupun demikian dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis
mendapat hambatan dan kesulitan yang berupa intervensi yang diberikan.
Adapun gejala yang terjadi pada penderita leukimia adalah berkurangnya produksi sel darah normal. Kepekaan terhadap infeksi
terjadi akibat granulositopenia, kekurangan granulosit; kelelahan dan kelemahan yang terjadi karena anemia; dan
keccendrungan perdarahan terjadi akibat trombositopenia, kekurangan jumlah trombosit. Proliferasi sel leukemi dalam organ
mengakibatkan berbagai gejala tambahan; nyeri akibat pembesaran limpa atau hati; masalah kelenjar limfa; sakit kepala atau
muntah akibat leukemia meningeal (sering terjadi pada leukemia limfositik); dan nyeri tulang akibat penyebaran sumsum
tulang. Kelainan ini terjadi tanpa peringatan, dengan gejala terjadi dalam periode 1-6 bulan. Hitung sel darah menunjukan
penurunan baik eritrosit maupun trombosit. Meskipun jumlah leukosit total bisa rendah, normal atau tinggi, namun
presentase sel yang normal biasanya sangat menurun. Specimen sumsum tulang merupakan penegak diagnose, menunjukan
kelebihan sel blast imatur. Adanya batang Auer didalam sitoplasma menunjukan adanya leukemia mielogenus akut (AML).
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

 Brtunner, Sudadarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah,


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 Reeves, Charlene J et al. 2001. Medical-Surgical Nursing.
Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba
Medika.
 Smeltzer, Susanne, RN, dkk. 2000, Medical Surgical
Nursing, Amerika : Lippincott.
 Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177, Cawson 1982; De
Vita Jr.,1985, Archida, 1987; Lister, 1990; Rubin,1992.
 http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/askep-
leukemia.html
 http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/makalah-
askep-leukimia.html
 http://www.scribd.com/doc/9501526/ASKEP-
LEUKIMIA.html
 http://nphiephien.blogspot.com/2012/06/makalah-
leukimia.html

Anda mungkin juga menyukai