DISUSUN OLEH :
Andi Heri Isman Andi Ishaq Iskandar Wy. Sinta Dewi Dwi Septyaningsih P. Breliantina F. D. Azyan Ali Nurul Hidayah Andi Aprizal Ni Putu Ripna Oktaviani Agung Perdana Ratih Kumalasari Ni Made Novi Kelompok Pembimbing (11 777 001) (11 777 006) (11 777 007) (11 777 009) (11 777 018) (11 777 029) (11 777 044) (11 777 046) (11 777 050) (11 777 051) (11 777 056) (11 777 060)
BLOK HEMATOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Seorang perempuan, berumur 42 tahun dating kepuskesmas kerena kemarin tiba-tiba demam. Ia juga mengeluh merasa ngilu seluruh tubuh. Pada pemeriksaan fisis penderita Nampak pucat, ditemukan petekie, pembesaran kelenjar limfa di region colli dan axial kiri dan pembesaran lien S2.
1.3 Pertanyaan
1. Mekanisme demam dan pucat? 2. Mekanisme ngilu? 3. Patomekanisme splenomegali? 4. Patomekanisme limfadenopati? 5. Patomekanisme petekie? 6. Apakah ada hubungan demam dengan ngilu? 7. Anatomi lien dan kelenjar limfa? 8. Fisiologi lien dan kelenjar? 9. DD
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Mekanisme Splenomegali
Limpa menghasilkan, memantau, menyimpan dan menghancurkan sel darah. Limpa berfungsi sebagai dua organ. Bagian yang
putih merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah merah yang rusak). Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh. Sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang. Tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga
peningkatan resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama. Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi. Jika
limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat limpa dan mengganggu fungsinya. Proses ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terperangkap dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka akan semakin banyak sel yang terperangkap.
Lien
Bagian putih
Bagian merah
Fungsi abnormal
2. 2 Mekanisme pucat
Keadaan ini umumnya di akibatkan dari berkurangnya
volumedarah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital. Warna kulit bukan merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena di pengaruhi pigmentasi kulit, suhu, dan kedalaman serta distribusi bantalan kapiler.1
2. 3 Mekanisme demam
Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Proses peradangan atau inflamasi di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologi tubuh. Proses peradangan di awali dengan masuknya zat toksin (mikroorganisme, kedalam tubuh kita, mikroorganisme yang masuk umumnya memiliki suatu zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Hal ini dimulai dari proses fagositosis. Tentara-tentara tubuh masuk dan pirogen endogen sebagai anti infeksimerangsang arachidonatyang sel-sel endotel hipotalamus yaitu asam enzim
dikeluarkan
dengan
bantuan
soklooksigenase menjadi enzim pospolipase A 2 dan prostadglandin yang mempunyai pengaruh pada thermostat hipotalamus sehingga meningkatkan suhu tubuh.2
Etiologi ALL Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Namun faktor keturunan lebih berhubungan yang terjadi pada anak anak dan juga faktor lingkungan seperti : 1. Radiasi ionik, orang orang yang selamat dari ledakan bom Hiroshima keseluruhan. 2. Paparan benzene kadar tinggi, paparan tersebut dapat menyebabkan aplasi sumsum tulang, kerusakan kromosom, dan leukemia. 3. Merokok, orang diatas usia 60 tahun sedikit dapat meningkatkan resiko leukemia. 4. Obat kemoterapi (penyebab tidak langsung), jenis dan Nagasaki mempunyai resiko relatif
kemoterapi yang paling sering memicu leukemia adalah golongan alkylating agent dan topoisomerase II inhibitor. 5. Pasien dengan syndrome down. Karena trisomi kromosom 21.
Patomekanisme ALL Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas. Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, lalu menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal dan organ reproduksi; dimana mereka melanjutkan
pertumbuhannya danmembelah diri. Sel kanker bisa mengiritasi selaput otak, menyebabkan meningitis dan bisa menyebabkan anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.
Limfosit (ganas)
Sumsum tulang
Aliran darah
Hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal, dan organ reproduksi
Penegakan Diagnosis ALL ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIS INSPEKSI PASIEN MEMILIKI RIWAYAT KETURUNAN PUCAT PALPASI HEPATO MEGALI PERKUSI HEPATO MEGALI
KEMUNGKINA PETEKIE N TERKENA RADIASI IONIK (BENZENA) PECANDU PUPURA ROKOK PUSING
SPLENO MEGALI
SPLENO MEGALI
PEMERIKSAAN PENUNJANG APUSAN DARAH TEPI ASPIRASI DAN BIOPSI SUMSUM TULANG Apus susum tulang tampak hiperseluler dengan limfoblast yang sangat banyak, lebih dari 90% sel berinti LLA dewasa. PEMERIKSAAN KOAGULASI Dimana terdapat kelainan kelainan metabolic hiperperurekimia dapat terjadi terutama pada pasien dengan sel leukemia yang cepat membelah dan tumor borden yang tinggi.
Terjadi hiperleukositosis (> 100.000/mm3) terjadi kira kira 15% pasien dan dapat melebihi (> 200.000/mm3) melebihi dalam keadaan normal jumlah sel leukosit dalam tubuh.
Penatalaksanaan ALL Medical Mentosis 1. Terapi suportif Pemasangan kateter vena sentral Pencegahan muntah Transfusi eritrosit dan trombosit Profilaksis dan pengobatan infeksi 2. Terapi Induksi Remisi Vinkristin Prednisone Daunorubisin L-asparaginase
Non-Medical Mentosis 1. Terapi spesifik Kemoterapi Radioterapi 2. Transplantasi sumsum tulang Prognosis ALL 90-95 % anak mencapai remisi penuh. usia 15-20 tahun, sembuh dengan kemoterapi. dewasa lainnya bergantung terapi dan transplantasi sumsum tulang. Pasien usia > 60 tahun mempunyai disease-free survival rate 10% setelah remisi komplit.
Patogenesis CLL
Manifestasi Klinis Limfadenopati Generalisata Berat Badan Kelelahan Hilang Nafsu Makan Demam Keringat Malam Infeksi Splenomegali Hepatomegali Penegakan Diagnosis ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Limfosisis >5.000 / UL Trombositopenia Kelainan Kromosom Dietemukan Paraprotein Kadar Hemoglobin menurun . L= Dibawah 14 P= Dibawah 12
Rata-rata mengenai orang berusia tua Jarang mengenai orang berusia kurang dari 40 tahun Sering di jumpai pada usia 60-80 tahun
Epidemiologi CLL > Umur 65 tahun 10 15 % < 50 Tahun Pria tua 2,8 : 1 Perempuan tua
Etiologi AML Sebagian besar belum diketahui Benzene Sindrom Down Faktor Instrinsik Faktor Ekstrinsik
Prognosis AML 50 65 % memberikan respon yang baik, 20 40 % tidak lagi menunjukkan tanda tanda leukimia. Penegakkan Diagnosis AML Pemeriksaan Fisis Palpasi : Hepatomegaly dan splenomegaly
Perkusi : Adanya hepatomegaly dan splenomegaly Inspeksi : melihat adanya purpura,. Pemeriksaan Laboratorium Darah tepi
Anemia normositik, normokrom Trombositopeni Lekosit : > 60 % 20 % Normal 15 % Sel blas Leukositosis
Sumsum tulang
Untuk membedakan leukimia : Anemia Aplastik ITP Reaksi Leukemoid Penatalaksanaan AML Kemoterapi induksi -Sitarabin 100mg diberikan secara infus kontinyu selama 7hr -Daunorubisin 45-60 mg/hari selama 3 hari Pencangkokan tulang Patofisiologi AML Blokade maturas pada AML menyebabkan terhentinya diferensiasi sel sel myeloid pada sel muda / blast dengan akibat terjadi akumulasi bkast di sumsum tulang. Akumulasi ini megakibatkan gangguan eritropoesis normal dan akan mengakibatkan kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan sitopenia ( anemia, leukopenia, trombositopenia)
Patomekanisme CML
Penegakan Diagnosis CML Pemeriksaan Fisis Palpasi : splenomegali Perkusi : splenomegali dan hepatomegali
Pemeriksaan Laboraturium
Penatalaksanaan CML
DAFTAR PUSTAKA
1) Sudoyo,aru k. dkk.. Ilmu penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 5. 2009. Interna publishing.
2) http://medicastore.com/penyakit/163.html 3) http://medicastore.com/penyakit/163/Pembesaran_Limpa.html 4) http://medicastore.com/penyakit/46/Leukemia_Limfositik_Akut.html 5) http://www.news-medical.net/health/Acute-Lymphoblastic-LeukemiaPathophysiology-%28Indonesian%29.aspx