Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU ILMU DASAR KEPERAWATAN

HEMATOLOGI DAN INFLAMASI

Dosen Pengampu :
R. Bayu Kusumah N., S.Kep., Ners., M.Kes., AIFO

Disusun Oleh:
Shinta Dewi Putri Dianawati – C1AA22159
1-C Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
2023
Jl. Karamat, No 36, Kota Sukabumi, Jawa Barat 4312
A. PERTANYAAN
1. Jelaskan Mekanisme Terjadinya Inflamasi
2. Jelaskan Tanda-tanda Inflamasi
3. Jelaskan 5 jenis cedera/inflamasi
4. Jelaskan perbedaan antara inflamasi akut dan kronis
5. Normal nilai hematologi lengkap
6. Jelaskan jenis-jenis kelainan hematologi
7. Mekanisme kelainan hematologi
B. JAWABAN

1. Mekanisme inflamasi diawali dengan adanya iritasi, di mana sel tubuh


memulai proses perbaikan sel tubuh yang rusak. Sel rusak dan yang
terinfeksi oleh bakteri dikeluarkan dalam bentuk nanah. Kemudian diikuti
dengan proses terbentuknya jaringan-jaringan baru untuk menggantikan
yang rusak.
Inflamasi dimulai dengan inflamasi akut yang merupakan respon awal
terhadap kerusakan jaringan. Radang akut memiliki 2 komponen utama,
yaitu perubahan vaskular dan aktivitas sel. Pada vaskular terjadi
vasokonstriksi dalam hitungan detik setelah jejas, setelah itu terjadi
vasodilatasi arteriol yang mengakibatkan peningkatan aliran darah, sehingga
menimbulkan gejala rubor dan kalor yang merupakan tanda khas
peradangan.

2. A. Kemerahan (rubor)
kemerahan (rubor) biasanya merupakan hal pertama yang dilihat di daerah
yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul maka
arteri yang mensuplai darah ke daerah tersebut melebar, dengan demikian
lebih banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal.
Pembuluhpembuluh darah yang sebelumnya kosong atau sebagian saja
meregang dengan cepat dan terisi penuh oleh darah. Keadaan ini dinamakan
hiperemi atau kongesti menyebabkan warna merah lokal karena peradangan
akut (Price et al, 2005).

B. Rasa panas (kalor)


Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Rasa panas
disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di
daerah lain di sekitar radang. Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di
permukaan kulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat
dilihat dan rasakan (Pober and Sessa, 2015).

C. Rasa sakit (dolor)


Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan karena adanya peregangan
jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal
yang dapat menimbulkan rasa nyeri, dan adanya pengeluaran zat–zat kimia
atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat
merangsang saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri (Wijaya
et al, 2015).

D. Pembengkakan (tumor)
Gejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang
disebabkan oleh terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya
peningkatan aliran darah dan cairan ke jaringan yang mengalami cedera 13
sehingga protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah ke ruang
interstitial (Soenarto, 2014).

3. Ada 5 jenis cedera/inflamasi yang sering terjadi pada tubuh manusia berikut
jenisnya yaitu:
Cedera otot:
Cedera otot dapat terjadi akibat berolahraga yang berlebihan, kelelahan,
atau trauma fisik. Tanda-tanda cedera otot meliputi nyeri, pembengkakan,
kemerahan, dan hilangnya fungsi otot yang terkena.

Cedera persendian:
Cedera persendian dapat terjadi akibat olahraga, kecelakaan, atau proses
degeneratif pada sendi. Tanda-tanda cedera persendian meliputi nyeri,
pembengkakan, kekakuan, dan hilangnya fungsi pada sendi yang terkena.

Radang tenggorokan:
Radang tenggorokan dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Tandatanda radang tenggorokan meliputi sakit tenggorokan, kesulitan
menelan, demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Radang usus:
Radang usus dapat terjadi akibat masalah autoimun atau infeksi pada
saluran pencernaan. Tanda-tanda radang usus meliputi diare, sakit perut,
pembengkakan, penurunan berat badan, dan kelelahan.

Radang paru-paru:
Radang paru-paru dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Tanda-tanda radang paru-paru meliputi batuk, sesak napas, nyeri dada,
demam, dan menggigil.

4. a. Inflamasi Akut
Inflamasi akut dimulai dalam hitungan detik atau menit ketika suatu
jaringan mengalami kerusakan. Baik itu akibat luka fisik, infeksi, atau
respon imun. Inflamasi akut dapat dipicu oleh beberapa kondisi seperti di
bawah ini:
 Bronkitis akut
 Radang tenggorokan atau mengalami flu
 Kulit lecet
 Cedera
 Olahraga berat
 Dermatitis akut
 Tonsillitis akut (penyakit amandel)
 Sinusitis akut

b. Inflamasi Kronis
Berbeda dengan inflamasi akut, inflamasi kronis terjadi dengan mekanisme
yang lebih rumit sehingga dapat bertahan dalam hitungan tahun hingga
bulan. Inflamasi kronis bisa terjadi ketika tubuh tidak dapat menghilangkan
penyebab inflamasi akut, paparan penyebab inflamasi secara terus-menerus,
dan juga bentuk respon autoimun di mana sistem imun menyerang jaringan
yang sehat. Penyakit yang sering berkaitan dengan inflamasi kronis
diantaranya:
 Asma
 Tuberkulosis
 Periodontitis kronis
 Ulcerative colitis dan penyakit Crohn
 Sinusitis kronis
 Hepatitis kronis

5. Berikut ini nilai normal / nilai rujukkan dari pada pemeriksaan hematologi
rutin, yaitu :
Nilai Normal Hemoglobin (Hb)
Bayi Baru Lahir : 14 – 24 g/dL
Bayi : 10 – 17 g/dL
Anak : 11 – 16 g/dL
Pria Dewasa : 13,5 – 17 g/dL
Wanita Dewasa : 12 – 15 g/dL
Nilai Normal Hematokrit (Ht)
Bayi Baru Lahir : 44 – 46 %
Usia 1 sampai 3 tahun : 29 – 40 %
Usia 4 sampai 10 tahun : 31 – 43 %
Pria Dewasa : 40 – 54 %
Wanita Dewasa : 36 – 46 %
Nilai Kritis : <15% dan >60%
Nilai Normal Leukosit (Sel Darah Putih)
Bayi Baru Lahir : 9.000 – 30.000 sel/mm3
Anak Usia 2 Tahun : 6.000 – 17.000 sel/mm3
Anak Usia 10 Tahun : 4.500 – 13.500 sel/mm3
Dewasa : 4.500 – 10.000 sel/mm3
Nilai Normal Trombosit (Platelet)
Prematur : 100.000 – 300.000 sel/mm3
Bayi Baru Lahir : 150.000 – 300.000 sel/mm3
Bayi : 200.000 – 475.000 sel/mm3
Dewasa : 150.000 – 400.000 sel/mm3
Nilai Normal Eritrosit (Sel Darah Merah)
Bayi Baru Lahir : 4,8 – 7,2 juta sel/mm3
Anak : 3,8 – 5,5 juta sel/mm3
Pria Dewasa : 4,6 – 6,0 juta sel/mm3
Wanita Dewasa : 4,0 – 5,0 juta sel/mm3
Nilai Normal Indeks Eritrosit
Bayi Baru Lahir
MCV : 96 – 108 fl
MCH : 32 – 34 pg
MCHC : 32 – 33 %
Anak
MCV : 82 – 92 fl
MCH : 27 – 31 pg
MCHC : 32 – 36 %
Dewasa
MCV : 80 – 98 fl
MCH : 27 – 31 pg
MCHC : 32 – 36 %
RDW : 11,5 – 14,5 %

6. Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah rendah


sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dalam tubuh. Anemia dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan zat besi, kekurangan
vitamin B12 atau folat, gangguan genetik, atau penyakit kronis.

Leukemia adalah jenis kanker darah yang ditandai dengan produksi sel
darah putih yang abnormal dan terlalu banyak, yang mengganggu fungsi
normal tubuh. Leukemia dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah
merah, sel darah putih, dan trombosit dalam darah.

Limfoma adalah jenis kanker yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh


dan ditandai dengan pertumbuhan sel-sel limfosit yang abnormal dalam
jaringan limfatik seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang, dan limpa.
Limfoma dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening,
penurunan berat badan, demam, dan kelelahan.

Trombositopenia adalah kondisi di mana jumlah trombosit dalam darah


terlalu sedikit sehingga menyebabkan gangguan pembekuan darah.
Trombositopenia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penggunaan
obat tertentu, penyakit autoimun, atau gangguan sumsum tulang.

Hemofilia adalah kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pada


pembekuan darah karena kekurangan faktor pembekuan tertentu dalam
darah. Hemofilia dapat menyebabkan pendarahan yang berat dan berulang
pada persendian, otot, dan organ dalam.

Talasemia adalah kelainan genetik yang menyebabkan produksi


hemoglobin yang abnormal dan jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit.
Talasemia dapat menyebabkan anemia dan berbagai masalah kesehatan
seperti gangguan pertumbuhan, kerusakan organ, dan kelelahan kronis.

7. ▪ Produksi sel darah yang tidak normal: Gangguan produksi sel darah
dapat terjadi akibat adanya kelainan pada sumsum tulang, organ yang
bertanggung jawab dalam pembentukan sel darah. Kelainan ini dapat
berupa leukemia, mieloma, anemia aplastik, dan sebagainya.
▪ Kerusakan sel darah: Sel darah dapat mengalami kerusakan akibat
paparan bahan kimia, radiasi, obat-obatan tertentu, atau karena kelainan
pada sistem kekebalan tubuh. Kelainan ini dapat menyebabkan anemia
hemolitik, trombositopenia, atau granulositopenia.
▪ Kelainan pada pembekuan darah: Kelainan pada mekanisme
pembekuan darah dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti
hemofilia, von Willebrand disease, dan trombosis.
▪ Gangguan sistem kekebalan tubuh: Beberapa gangguan sistem
kekebalan tubuh dapat menyebabkan produksi antibodi yang menyerang sel
darah. Hal ini dapat menyebabkan anemia hemolitik autoimun dan
trombositopenia.
▪ Kekurangan nutrisi: Kekurangan nutrisi tertentu, seperti zat besi,
vitamin B12, dan asam folat, dapat menyebabkan kelainan hematologi
seperti anemia.
▪ Efek samping obat: Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan
kelainan hematologi, seperti anemia, agranulositosis, dan trombositopenia.

Anda mungkin juga menyukai