Anda di halaman 1dari 8

Tantangan perawat dalam

mengekspresikan perilaku
caring di masa Pandemi

Dosen Pengampu: Enung Tati Amalia, S.pd., M.Kes


Anggota
01 02 03 04 05
ANISA OKTAVIANI FATHAN FAUZAN KHANSA NASHIF LAILA MUHAMMAD
CIAA22018 C1AA22045 HIBATULLAH KHAIRUNNISA IRWANSYAH
C1AA22072 C1AA22075 C1AA22096

06 07 09
08 10
NURUL AULIA NISA RAISYA
SEDARYATI RISDIYANTI REISHA ZAHRA SHINTA DEWI TANIA ASRIE
C1AA22126 C1AA22138 S.J PUTRI D SURYADI
C1AA22141 C1AA22159 C1AA22177
11
ZULFA NAILA
AZHAR
C1AA22192
Teori Caring
Teori caring pertama kali dikemukakan oleh Jean Watson yang dikenal dengan 10 Faktor Karatif
Caring yang merupakan salah satu jenis teori filosofi keperawatan, kemudian dikembangkan lagi
oleh Swanson (1993) dengan teorinya Model Structure of Caring (Swanson Caring Theory) yang
terdiri dari :
A. Maintaining belief
Mempertahankan keyakinan pada kejadian atau transisi dan melihatnya dengan penuh hikmah.
B. Knowing
Berusaha keras untuk memahami makna atas kejadian pada kehidupan orang lain.
C. Being with
Menunjukkan perasaan kepada orang lain.
D. Doing for
Bekerja atau melakukan sesuatu untuk orang lain seperti untuk diri sendiri.
E. Enabling
Memfasilitasi orang lain pada kondisi transisi.

Dan pada akhirnya di modifikasi oleh Carolina dikenal dengan Carolina Care Model dimana ia
membuat suatu model caring yang dapat diaplikasikan pada pelayanan keperawatan ia
memperkenalkan multilevel rounding, words and way that work, relationship or service component
dan partnerships with support service.
Indikator Caring
Menurut Watson (2007), terdapat sepuluh indikator dalam membangun pribadi caring pada
perawat,yaitu:
A. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistic.
Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat
juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.
B. Memberikan kepercayaan dan harapan.
Dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat
meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan.
C. Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain.
Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih
sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain. 
D. Mengembangkan hubungan saling percaya.
Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa
yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini antara lain adalah kongruen,
empati, dan kehangatan.
E. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.
Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien. 
F. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan.
Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.
 
E. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.
Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien. 
F. Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan.
Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada
klien.
G. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran.
Dengan cara pemberian peningkatan dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri,
menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
H. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung.
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan
kondisi penyakit klien. 
I. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi.
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar
perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.
J. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis.
Agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu
dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat
meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri
 
Faktor yang Mempengaruhi Caring
 
Menurut Gibson, James dan Jhone (2000), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi sikap caring, yaitu:
Faktor individu.
Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan
demografis. Sub variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
perilaku individu. Sub variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja
individu.
Faktor psikologis.
Variabel psikologik merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Variabel ini terdiri atas sub variabel
sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Faktor ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial,
pengalaman, dan karakteristik demografis. 
Faktor organisasi.
Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Variabel organisasi
yang mempengaruhi kinerja karyawan meliputi; sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan
desain pekerjaan
Peran Utama Perawat dalam Menangani Pasien Covid-19
Peran utama perawat dalam penanganan pasien Covid-19 sebenarnya dapat dibedakan menjadi tiga :

A. Peran dalam memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) seputar kesehatan
kepada masyarakat.
Peran perawat dalam memberikan edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan karena bisa membuat
orang yang diberi edukasi mengerti dengan informasi yang disampaikan. KIE yang dimaksudkan
adalah komunikasi risiko pemberdayaan masyarakat (KRPM). KPRM merupakan komponen penting
yang tidak terpisahkan dalam penanggulangan tanggap darurat kesehatan masyarakat, baik secara
lokal, nasional, maupun internasional. Pesan kunci yang perlu disampaikan kepada masyarakat umum
supaya siap menghadapi wabah saat ini adalah: mengenali Covid-19 (penyebab, gejala, tanda,
penularan, pencegahan, dan pengobatan). Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain health advice
dan travel advice.

B. Peran dalam rapid assessment.


Asesmen pada kasus Covid-19 yang sudah ditetapkan sebagai krisis kesehatan dan bencana nasional
termasuk di dunia. Perlu sekali dipahami perawat dan tenaga kesehatan serta masyarakat mengenai
pentingnya asesmen cepat dalam penentuan kriteria prioritas Covid-19. Deteksi dini dan pemilahan
penderita yang berkaitan dengan infeksi Covid-19 harus dilakukan sejak pasien datang ke rumah sakit
merupakan garda terdepan dan titik awal bersentuhan dengan rumah sakit.
Selain itu, pengendalian pencegahan infeksi (PPI) merupakan bagian vital
terintegrasi dalam manajemen klinis dan harus diterapkan sejak triase dan
selama perawatan pasien melalui isolasi pasien di rumah atau rumah sakit.
Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan prinsip,
yaitu hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah
kontak langsung dengan pasien (darah atau cairan tubuh lainnya), pencegahan
tertusuk jarum serta benda tajam, manajemen limbah medis, pembersihan dan
disinfektan peralatan, serta lingkungan di rumah sakit.

C. Peran dalam pelayanan langsung kepada penderita.


Peran inilah yang utama dilakukan perawat. Penatalaksanaan Covid-19
dilakukan dengan memfokuskan pada penanganan infeksi virus dengan
meningkatkan imunitas tubuh penderita dan yang belum terinfeksi agar tidak
sampai menjadi penyakit. Sampai saat ini penyakit karena Covid-19 belum
ditemukan obat penangkalnya. Ilmuwan masih mempelajari karakteristik
virus dan mengujicobakan obat di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai