Anda di halaman 1dari 12

MODUL KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1

(NCA101)

MODUL SESI KE-2


APLIKASI CARING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN
PRAKTIK KEPERAWATAN SERTA PERBEDAAN CARING DAN
CURING

DISUSUN OLEH
Ety Nurhayati, S,Kp.,M.kep., Ns.Sp.Kep.Mat

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 15
2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 15
Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari dan praktik keperawatan, serta perbedaan
caring dan curing

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengaplikasikan Caring dalam kehidupan sehari-hari dengan benar


2. Menguraikan perbedaan Caring dan Curing dengan baik dan benar

B. Uraian dan Contoh

Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan dimana keperawatan
berperan penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan pelayanan sesuai standar asuhan keperawatan secara professional (Wulandari,
2015).
Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan
dan menjadi faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan.Salah satu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan adalah apakah pelayanan keperawatan tersebut berkualitas memuaskan
pasien atau tidak (Fitriyana, 2015)
Perilaku caring merupakan sentral praktik keperawatan, juga merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepuduliannya
terhadap pasien, dapat dilihat bahwa semakin baik perilaku caring perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien maka tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan akan semakin juga baik juga (Kusumaningrum, 2017)
Perilaku Caring perawat sangat penting dalam memenuhi kepuasan pasien, hal ini menjadi
salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit. Perawat adalah orang yang
menjadi salah satu kunci dalam memenuhi kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku caring
perawat dapat memberikan pengaruh dalam pelayanan yang berkualitas kepada pasien (Mailani
Fitri, 2017

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 15
Perawat sebagai salah satu tenaga medis yang berada 24 jam dengan pasien dan sebagai
pemberi asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien selama dirawat
memegang peranan penting dalam peningkatan kepuasan pasien. Pemberian pelayanan
keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan
pasien, namun juga dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit (Kurnia, 2017).
Perilaku caring yang ditunjukan perawat kadang kurang terlihat karena faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja perawat seperti pendidikan sebagai tempat menimba ilmu yang
menjadikan kualitas individu perawat yang bekerja di rumah sakit. Lama kerja dan umur
mempengaruhi terhadap rasa jenuh dan bosan karena sudah terlalu sering melakukan kegiatan
yang sama dan dilakukan secara terus menerus. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kualitas
pemberian asuhan, perempuan cenderung lebih sabar dan telaten daripada laki-laki dalam
memberikan perilaku caring, karena perawat cenderung sudah mempunyai basic sebagai
seorang ibu yang memberikan rasa aman, nyaman dan perhatian. Beban kerja dan imbalan
cenderung memberikan pengaruh dalam setiap pekerjaan, tentunya setiap karyawan dengan
beban kerja dan risiko yang tinggi berkeinginan mendapatkan insentif yang tinggi pula agar
karyawan mau bekerja dengan baik. kepribadian maupun motivasi cenderung bersifat individu
karena setiap perawat memiliki kepribadian yang berbeda-beda dan motivasi yang berbeda
dalam setiap menjalankan pekerjaan (Yudisthira,2018)
Faktor lain juga datang dari pasien sendiri dalam hal ini pasien memiliki sikap yang
berbeda-beda dalam menghadapi permasalahan yang ada pada dirinya, sehingga membuat
sikap yang kurang baik dan cenderung kurang sabar ketika menjalani proses asuhan
keperawatan. Rasa kurang nyaman dari pasien ini seharusnya perawat mampu bersikap lebih
baik dan mencerminkan perilaku caring dalam menghadapi persoalan dari pasien.
(Yudisthira,2018)

1. Aplikasi Caring Dalam Kehidupan Sehari-hari dan Praktik Keperawatan

Menurut Priyoto (2015), Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan
cara seseorang berpikir,berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik caring
merupakan jantung dari keperawatan, caring sangat penting bagi semua orang dimana berfokus
untuk pengembangan dan kesejahteraan antara lain ditunjukkan dengan aplikasi yang terarah
dari pikiran, tubuh dan jiwa menuju hasil maksimal yang positif dalam diri seseorang yang di
rawat.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 2/
15
Caring cukup luas tidak terbatas pada kasih sayang, perhatian, kehadiran, perlindungan,
kesejahteraan, memberikan sentuhan dan membina kedekatan dengan klien. Caring dalam
keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sendiri jika pasien mampu
atau memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan sehingga klien dapat melakukan aktivitas
sendiri dengan sesegera mungkin dalam pemenuhan kebutuhannya praktek caring sebagai inti
keperawatan, yang menggambarkan dasar dalam kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang
universal (kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain) caring
digambarkan sebagai moral ideal keperawatan. Hal ini meliputi keinginan untuk merawat,
dengan tulus yang meliputi komunikasi, tanggapan positif, dukungan atau interval fisik oleh
perawat.
Caring di pandang sebagai proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain
bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring
seperti sabar, jujur, rendah hati. Sedangkan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan
menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan
seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan berperasaan. Caring sebagai suatu
moral imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang
bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap klien, yang mempertahankan martabat dan
menghargai klien, bukan melakukan tindakan amoral pada saat melakukan tugas keperawatan.
Caring juga digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap klien
yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi klien.
Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka
bisa merawat klien. Keperawatan sebagai hubungan antar-manusia yang di sentuh dengan rasa
kemanusiaan dari orang lain. Dalam menampilkan asuhan sebagai inti dan modelnya,
menambahkan faktor caratif dengan tujuh asumsi utama berikut ini :
1. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekan secara interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor caratif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi
kebutuhan manusia atau klien.
3. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga
mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya. Lingkungan yang penuh
caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi
seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/
15
5. Caring lebih kompleks dari pada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan
biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan
derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit.
6. Caring merupakan inti dari keperawatan.

2. Contoh Aplikasi Caring Dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Seorang Perawat


di Rumah Sakit Maupun di Komunitas

a. Aplikasi Caring dalam Praktik Keperawatan di Rumah Sakit.

Contoh Kasus: Perawat masuk ke kamar klien, beri salam hangat kepada
klien sambil menyentuh pundak klien, lakukan kontak mata, duduk beberapa
menit, dan tanyakan tentang apa yang menjadi pikiran dan perhatian klien,
dengarkan cerita klien, lihat cairan intravena yang tergantung, kaji klien beberapa
saat, dan kemudian periksa dan rangkuman tanda vital klien dalam layar
komputer sebelum meninggalkan ruangan. Contoh di atas menunjukkan perilaku
perawat yang lembut, sejalan dengan kontak mata, keperdulian terhadap masalah
klien, dan hubungan fisik mengekspresikan fokus pada individu merupakan
pendekatan yang nyaman.

b. Aplikasi Caring dalam Komunitas

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi


yang sama deagan di bawah pemerintahan yang sama. Komunitas di pandang
sebagai target pelayanan kesehatan sehingga di perlukan suatu kerjasama yang
melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, untuk itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang
di berikan perawat komunitas merupakan suatu upaya esensial atau sangat di
butuhkan oleh komunitas, perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan dan
klien sebagai penerima pelayanan kesehatan dapat membentuk kerja sama dan
untuk mendorong dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan
pelayanan kesehatan.
Klien merupakan anggota tetap team kesehatan. Individu dalam komunitas
bertanggung jawab untuk kesehatan sendiri dan harus didorong serta di didik
untuk berperan dalam layanan kesehatan. Di dalam komunitas, perawat tidak
bekerja sendiri tapi bekerja secara team. Contoh aplikasi casring dalam komunitas,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/
15
yaitu:
1) Penyuluhan terhadap masyarakat
2) Mengadakan seminar seminar kesehatan,
3) Melakukan pengabdian sepenuhnya kepada masyarakat,
4) Mengadakan home visit yang membutuhkan pelayanan kesehatan,
5) Memberikan motivasi kepada klien yang membutuhkan

3. Perbedaan Caring dan Curing


Menurut Priyoto (2015), mengemukakan sebagai seorang perawat, kemampuan care,
core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan
yang optimal untuk klien. Perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Core merupakan dasar
ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerjasama dengan
tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus
dipadukan. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Care
mendasari kujujuran, autonomi, dan keadilan serta etik dan moral yang penting sekali bagi
keperawatan,. Dalam melakukan askep yang harus dilakukan mencakup: sikap caring,
hubungan perawat klien yang terapeutik, kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain,
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan klien, kegiatan jaminan mutu pelayanan.
Aplikasi caring perawat seperti memperkenalkan diri serta membuat kontrak hubungan,
memanggil klien dengan namanya, menggunakan sentuhan, mengkaji lebih lanjut keinginan
klien, meyakinkan klien bahwa perawat akan membantu klien dalam memberikan askep,
memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas, menjelaskan setiap tindakan yang akan
dilakukan (inform consent), mendengarkan dengan penuh perhatian, bersikap jujur, bersikap
empati, dapat mengendalikan perasaan, selalu mendahulukan kepentingan klien, tidak
menerima uang dari klien, memberi waktu dan perhatian, bekerja dengan terampil, dan cermat
berdasarkan ilmu, kompeten dalam melakukan tindakan keperawatan, berespon dengan cepat
dan tanggap, mengidentifikasi secara dini perubahan status kesehatan klien, serta memberikan
rasa aman dan nyaman.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan
suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon
klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa
penyakit. Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5/
15
ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit
yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu
membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan
tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan,
dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan
pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat dipahami bahwa caring
memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing
menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan,
diantaranya:
a. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada
memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.

b. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan
caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
c. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah
caring dan ¼ nya adalah curing.
d. Caring bersifat lebih “Healthogenic” dari pada curing. Maksudnya caring lebih
menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya,
caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang
sakit.
e. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu
klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya,
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan
tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah
problem penyakit dan penanganannya.
f. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang
diderita sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah
dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6/
15
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh
kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari
caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring
dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring.
Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi
keperawatan itu sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7/
15
C. Latihan

a. Apa saja bentuk caring kepada keluarga pasien dan apa saja tindakan kooperatif
dalam caring?
b. Kenapa caring spiritual mempengaruhi fisik?
c. Hal sepele apa yang biasa dilupakan perawat dalam caring?
d. Perbedaan caring dan curing dalam penerapannya?

D. Kunci Jawaban

1. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang semua tindakan yang akan kita
lakukan, meminta keluarga pasien untuk memerhatikan saat kita memberitahu
pasien untuk meminum obat yang benar dan sesuai prosedur. Bertanya kepada
mereka yang menunggu pasien tersebut bahwa mereka termasuk keluarganya atau
bukan. Misalnya : “maaf ibu atau bapak, apakah keluarga dari pasien A?” Contoh
tindakan kooperatif dalam caring adalah berkomunikasi kepada pasien maupun
keluarga pasien tentang tindakan yang akan kita lakukan kepada pasien.

2. Spiritualitas seseorang membuat seseorang dapat mencintai, memiliki


kepercayaan dan harapan, mencari arti dalam hidup dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Sehingga kepercayaan dan harapan individu mempunyai
pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Hubungan caring yang dibangun
bersama klien menyangkut keterikatan antara perawat dan klien, sehingga Watson
menggambarkan hubungan pelayanan sebagai suatu perasaan sejiwa. Spiritual
menawarkan rasa dan keterikatan yang baik, intrapersonal (hubungan dengan
dirinya sendiri), interpersonal (hubungan dengan orang lain dan lingkungan), dan
transpersonal (hubungan dengan yang tidak terlihat, Tuhan, atau kekuatan
tertinggi). Dalam hubungan caring, klien dan perawat saling memahami satu sama
lain sehingga keduanya berpindah menjadi hubungan pemulihan, dengan
melakukan yang berikut:
a. Mengerahkan harapan bagi klien dan perawat
b. Mendapatkan interpretasi atau pengertian tentang penyakit, gejala, atau
perasaan yang dapat diterima klien
c. Membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau
spiritual
d. Memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.

3. Hal sepele yang terkadang dilupakan perawat dalam caring adalah berkomunikasi
kepada pasien. Berkomunikasi dalam artian memperkenalkan diri kita terhadap
pasien dan menanyakan keadaan pasien apakah sudah membaik atau belum,
menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan.

4. Perbedaan caring dan curing dalam penerapannya, yaitu:

a. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien
daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik
dengan perawat.
b. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan
tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
c. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya
adalah caring dan ¼ nya adalah curing.
d. Caring bersifat lebih “Healthogenic” dari pada curing. Maksudnya caring lebih
menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam
praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan
perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan
pelayanan bagi mereka yang sakit.
e. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan
membantu klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi
kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan
meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.
f. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang
diderita sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi
masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
E. Daftar Pustaka

1. Kusumaningrum, Aprilina Dian, Meri Oktariani, and Rufaida Nur Fitriana.


"Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Dokumentasi Keperawatan
Dengan Sikap Perawat Dalam Pendokumentasian Proses Keperawatan Di
Puskesmas Kartasura Dan Puskesmas Baki." (2015).
2. Kurnia, Desty Dwi, and Wiwik Puji Mulyani. "Peran Ibu Pekerja dalam
Perawatan Balita di Desa Selopamioro Kecamatan Imogiri Kabupaten
Bantul." Jurnal Bumi Indonesia 6.1 (2017): 228754.
3. Mailani, F., & Fitri, N. (2017). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan
Tingkat Kepuasan Pasien BPJS di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Rasidin
Padang. Jurnal Endurance, 2(2), 203-208.
4. Priyoto, 2015, Komunikasi dan sikap Empati dalam Keperawatan. Cetakan
Pertama, Graha Ilmu : Yogyakarta.
5. Wulandari, Febrianti Eka, and Rosa Delima Ekwantini. "AKTIVITAS FISIK
SEHARI-HARI PADA PENYANDANG DIABETES MELLITUS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II TAHUN 2015." Jurnal
Caring 4.1 (2015): 32-38.
6. YUDHISTIRA, RISALDY. HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT
DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK. IV KOTA
MADIUN. Diss. STIKES BHAKTI HUSADA MULIA, 2018.

Anda mungkin juga menyukai