Nim : 210610029
Kelompok : 3 (Tiga)
1. Sistem Hemato-Limfopoetik
sistem yang terdiri dari 2 sistem yaitu sistem hemato atau sistem vaskular dan sistem
limfopoetik atau sistem limfe.
2. Vital Sign
atau biasa disebut tanda-tanda vital merupakan sekelompok dari empat hingga enam
tanda tanda medis paling penting yang menunjukkan fungsi vital tubuh.
3. Obat
adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah
penyakit,luka atau kelainan badania dan rohaniah pada manusia atau hewan,
memperelok badan atau bagian badan manusia (Anief, 2006).
4. PMI
Atau Palang Merah Indonesia adalah sebuah organisasi Palang Merah
Indonesia.Organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan.
5. Donor Darah
adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk maksud dan
tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan.
JUMP 1 & 3 : Rumusan Masalah dan Hipotesa
2. Mengapa darah akan lama berhenti dan menjadi kehitaman jika ada luka?
Darah mengental termasuk hal normal, terutama jika terjadi saat kamu
mengalami luka. Sebab, pembekuan darah ini bertujuan untuk
menghentikan perdarahan dan membantu proses penyembuhan
luka.HEMOFILIA adalah kelainan akibat gangguan pembekuan darah.
Luka kecil saja bisa menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan.
5. Apa efek samping dari tubuh jika terlalu sering memberikan darah?
Terlalu sering donor dapat membuat risiko kekurangan zat besi. Pasalnya,
meski sel darah merah bisa cepat tergantikan dengan yang baru, tidak
demikian dengan sediaan zat besi dalam tubuh. Kekurangan zat besi
merupakan dampak negatif dari donor darah. Kondisi tersebut dapat
membuat seseorang merasakan gejala, seperti:
1. Pusing
2. Lemas
3. Lesu
4. Tidak bertenaga
Gejala-gejala di atas bahkan dapat mengarah ke penurunan hemoglobin
dan risiko terkena penyakit anemia (penyakit kekurangan sel darah
merah) . Jika kondisi ini dibiarkan terus tanpa pengobatan, bisa berujung
pada anemia defisiensi besi..
JUMP 4 : Skema
•Melawan berbagai penyebab infeksi, seperti kuman, virus, jamur, dan parasit
•Mendeteksi keberadaan sel kanker dan mencegah pertumbuhannya
•Mengatur keseimbangan cairan tubuh
Menyerap sebagian lemak dari makanan di dalam usus
•Mendeteksi keberadaan antigen dan membentuk antibodi untuk
melawannyaUntuk menjalankan fungsinya tersebut, sistem limfatik tersusun dari
beberapa macam organ yang terdiri dari:
Sumsum tulang bertugas untuk menghasilkan berbagai jenis sel darah, seperti
sel darah merah, trombosit, dan sel darah putih (leukosit). Sementara itu, kelenjar
timus bertugas untuk menghasilkan sel limfosit yang disebut sel T. Sel ini berfungsi
untuk mendeteksi dan melawan bakteri maupun virus penyebab infeksi.
Limpa
Limpa merupakan organ terbesar di dalam sistem limfatik. Organ yang
terletak di sebelah kiri lambung ini bertugas untuk menyaring dan memonitor darah
dalam tubuh. Limpa juga berperan dalam produksi dan penyimpanan sel tubuh,
termasuk berbagai jenis sel darah putih.
Aliran cairan getah bening juga diatur oleh kelenjar getah bening. Kelenjar ini
juga bertugas untuk menyimpan sel-sel darah putih yang berperan dalam melawan sel
kanker dan mikroorganisme penyebab infeksi, seperti bakteri, virus, parasit, dan
jamur.
Kelenjar getah bening terletak di hampir seluruh bagian tubuh, termasuk leher,
dada, ketiak, perut, dan selangkangan.
Beragam Gangguan pada Sistem Limfatik
Di balik perannya yang sangat besar bagi tubuh, ada kalanya fungsi sistem
limfatik terganggu karena kondisi atau penyakit tertentu. Berikut ini adalah beberapa
gangguan atau penyakit yang dapat menyerang sistem limfatik:
1. Infeksi
Infeksi yang diakibatkan virus, bakteri, kuman, jamur, dan parasit dapat
memicu perlawanan dari sistem kekebalan tubuh, termasuk kelenjar getah bening.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peradangan kelenjar getah bening atau
limfadenitis.
2. Kanker
Limfoma merupakan kanker kelenjar getah bening yang terjadi ketika sel
limfosit tumbuh dan berkembang biak secara tidak terkendali. Kanker pada sistem
limfatik dapat membuat sel-sel limfosit tidak berfungsi dengan baik dan mengganggu
kelancaran aliran cairan getah bening pada pembuluh dan kelenjar limfatik.
3. Penyumbatan (obstruksi)
Penyumbatan atau obstruksi dalam sistem limfatik dapat menyebabkan
terjadinya pembengkakan akibat penumpukan cairan getah bening (limfedema).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada pembuluh
getah bening, misalnya karena cedera, radioterapi, atau operasi pengangkatan kelenjar
getah bening. Penyumbatan saluran limfatik juga dapat disebabkan oleh infeksi,
misalnya pada penyakit filariasis.
4. Penyakit autoimun
Selain berbagai penyakit di atas, sistem limfatik juga bisa terganggu akibat
adanya kondisi autoimun. Contoh penyakit autoimun yang dapat mengganggu kinerja
sistem limfatik adalah autoimmune lymphoproliferative syndrome (ALPS). Penyakit
ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dan trombosit, serta
kerusakan sel darah putih neutrofil.
Golongan darah ABO dan Rhesus adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu
kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat pada permukaan membran antigen warisan
karbohidrat dan protein sel darah merah Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis
tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah pada permukaan
membran sel darah merah penggolongan (faktor Rh).
Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner merupakan sistem yang paling
penting dalam bank darah dan ilmu kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya
disebut A dan B, antibodi utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan
ada tidaknya aktivitas A atau B terletak di kromosom 9. Penetapan golongan darah
menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan aglutinin yang ada
dalam serum.
1. ANEMIA
Adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah eritrosit, kuantitas
Hb, dan volume packed red blood cells (hematokrit).
Tanda dan gejala umum:
o Nilai eritrosit < 3,8 jt/mL
o Kadar Hb dlm darah < 10 g/dL
o Nilai Hct < 30%
o Pucat
o Kelemahan
o Hipoksemia yang mengakibatkan takikardi, takipnea pendek dan cepat, sakit
kepala, iskemik myocardium
o Syok dan penurunan kesadaran
KLASIFIKASI
Berdasarkan Morfologi
Mikro dan makro menunjukkan ukuran sedangkan kromik menunjukkan warna
o Normokromik Normositik
a) Kehilangan darah akut
b) Hemolisis
c) Penyakit kronis seperti infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal,
kegagalan sumsum tulang.
o Normokromik Makrositik
a) Gangguan sintesis deoksiribonukleat (DNA)
b) Defisiensi B12 (asam folat)
c) Pengobatan kemoterapi
o Hipokromik Mikrositik
a) Defisiensi zat besi
b) Kehilangan darah kronis
c) Gangguan sintesis globin seperti pada penyakit thalasemia
Berdasarkan Etiologi
o Peningkatan hilangnya eritrosit
a) Perdarahan
b) Hemoglobinopati, ex anemia sel sabit.
c) Gg sintesis globin, ex thalasemia.
c) Defisiensi enzim, ex defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase.
o Penurunan atau kelainan pembentukan sel
a) Carsinoma, ex limfoma, mieloma multiple
b) Pajanan zat kimia dan toksik
c) Radiasi
d) Defisiensi endokrin
e) Penyakit kronis pada ginjal dan hati.
ANEMIA APLASTIK
Sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel-sel darah dalam jumlah yang
cukup. Mengalami pansitopenia (kekurangan semua sel darah)
Penyebab :
a. Lupus Eritematosus Sistemik (autoimun)
b. Agen antineoplastik
c. Terapi radiasi
d. Antibiotik tertentu
e. Zat kimia, ex benzen, insektisida.
f. Penyakit oleh virus, ex HIV, hepatitis virus.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Termasuk ke dalam gol anemia makrositik normokromik
Tanda dan gejala:
a. Malnutrisi
b. Glositis berat (peradangan lidah berat)
Penyebab :
a. Defisiensi B12 dan asam folat
b. Malabsorbsi
c. Penyakit gastrointestinal
2. PENYAKIT SEL SABIT
Adl hemoglobinopati akibat kelainan struktur hemoglobin. Merupakan
gangguan genetik resesif autosomal (kedua orang tua mengalami penyakit sel sabit)
Disfungsi Hb - deoksigenasi (penurunan tekanan O2) - elongasi - eritrosit
kaku dan berbentuk sabit - penyumbatan pembuluh darah - infark organ.
3. POLISITEMIA
• Terjadi peningkatan produksi semua sel-sel darah, namun lbh dikenal dg
peningkatan produksi eritrosit.
• Hb < 16 g/dL, Ht < 60%
• Peningkatan viskositas dan volume darah - aliran darah melambat
• Volume plasma dan bentuk morfologi eritrosit biasanya normal.
• Leukositosis - reaksi hipersensitifitas
• Trombositosis - trombosis
4. LEUKOPENIA
Merupakan suatu kondisi dimana jumlah leukosit menurun dalam darah.
Jumlah leukosit < 4.000/mm3. Terjadi kegagalan pembentukan leukosit termasuk
akibat anemia aplastik.
5. LEUKEMIA
Leukemia adalah malignansi pada darah yang bersifat heterogen dan
disebabkan karena proliferasi tidak normal dari pembentukan sel darah pada sumsum
tulang. sel leukemia muda yang berproliferasi (blast) mengganggu pematangan dari
sel normal pada sumsum tulang belakang. Proliferasi dari sel leukemia yang belum
matang / immature (blast) yang sangat banyak menghambat pematangan pada sel-sel
normal di sumsum tulang.
Mengakibatkan :
• Anemia
• Neutropenia
• Trombositopenia
6. LIMFOMA MALIGNANT
Merupakan keganasan sistem limfatik. Penyebab pasti belum diketahui.
Faktor risiko:
• Immunodefisiensi
• Pajanan zat kimia, ex herbisida, pestisida, benzena
Tanda dan gejala:
• Pembesaran kelenjar getah bening.
• Penurunan berat badan
• Nyeri abdomen
• Hematemesis melena
7. MIELOMA MULTIPLE
Merupakan suatu kelainan sel plasma neoplastik yang berasal dari satu klon
(monoklonal) sel plasma. Proliferasi sel plasma imatur dan matur dalam sumsum
tulang. Terjadi kerusakan pada tulang dan penggantian unsur sumsum tulang normal
oleh sel abnormal. Insiden meningkat sesuai penambahan usia.
8. HEMOFILIA
Merupakan gg koagulasi herediter sehingga episode perdarahan intermiten.
Termasuk penyakit resesif terkait kromosom X.
Manifestasi klinis:
• Perdarahan jaringan lunak, otot, dan terutama sendi yg menopang berat badan
(hemarthrosis).
Diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
• Hemofilia A
Akibat defisiensi atau mutasi gen faktor VIII.
• Hemofilia B
Defisiensi atau tidak adanya aktifitas faktor IX
(Sumber: https://www.scribd.com/doc/293374366/Gangguan-Sistem-Hematologi )