MODUL 1
Blok 1.3 SISTEM KARDIO-RESPIRASI
Nim : 200610041
Kelompok : 3 (Tiga)
PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NEGRI MALIKUSSALEH
T.A. 2020/2021
MODUL 1 SISTEM HEMATO-LIMFOPOETIK
Andrew, mahasiswa kedokteran semester I sedang mengikuti briefing acara donor darah yang akan
diadakan oleh BEM FK Unimal. Mentor menjelaskan, bahwa donor darah tidak boleh dilakukan
setiap saat, ada kriteria yang harus dipenuhi dan harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu
untuk memberikan kesempatan kepada tubuh kita melakukan hematopoesis. Pendonor disyaratkan
tidak boleh memiliki penyakit gangguan kelainan darah. Sebelum melakukan donor darah,
pendonor juga harus diperiksa golongan darahnya terlebih dahulu terutama untuk sistem ABO dan
sistem Rhesus. Andrew teringat kepada tetangganya yang harus ditransfusi darah akibat penyakit
gagal ginjal kronik yang dideritanya sehingga dirinya termotivasi untuk ikut mendonorkan darah di
acara tersebut nantinya. Namun Andrew jadi ragu karena adiknya adalah penderita gangguan
kelainan darah hemofilia, apakah dirinya bisa menjadi pendonor walaupun adiknya adalah seorang
penderita hemofilia.
Bagaimana Anda menerangkan hal ini?
JUMP 1: TERMINOLOGI
1. Darah
Merupakan cairan jaringan tubuh yang berfungsi sebagai pengangkut jarak jauh,
transportasi masal bahan- bahan antara sel dengan lingkungan eksternal, atau diantara sel itu
sendiri
2. Donor darah
Donor darah merupakan suatu tindakan pengambilan darah dengan
volume tertentu melalui pembuluh darah. Darah merupakan medium
transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal
dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang
tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan serta keadaan jantung atau
pembuluh darah
3. Hematopoesis
Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan
perkembangan berbagai tipe sel darah dan elemen-
elemen yang terbentuk lainnya. Produk akhir dari proses
ini adalah sel darah merah, sel darah putih dan keeping darah
4. Transfusi
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti
darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan
mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi
5. Gagal ginjal kronik
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan
limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya
jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal.
6. Kelainan darah
Blood disorder atau penyakit kelainan darah adalah gangguan yang terjadi pada salah satu atau
beberapa bagian darah sehingga memengaruhi jumlah dan fungsinya.
7. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan faktor koagulasi
(penggumpalan/ pembekuan) dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Sebagian besar
hemofilia merupakan kelainan bawaan resesif pada kromosom X yang menyebabkan defisiensi
faktor koagulasi, yaitu defisiensi faktor VIII yang menyebabkan hemofilia A (hemofilia klasik)
dan defisiensi faktor IX yang menyebabkan hemofilia B (Christmas disease).
JUMP 2: RUMUSAN MASALAH
1. Berapa mimimal jarak untuk melakukan donor darah?
2. Apa saja syarat dari donor darah?
3. Apa saja penyakit gangguan kelainan darah?
4. Bagaimana cara menentukan golongan darah ABO dan rhesus?
5. Bagaimana proses hematopoesis terjadi?
6. Bagaimana proses pembekuan darah (hemostasis) terjadi?
7. Apa ciri ciri orang yang mengalami hemofilia?
8. Kenapa orang dengan ginjal kronik harus melakukan transfusi darah?
JUMP 3: HIPOTESA
1. Untuk pria, boleh donor darah setiap 12 minggu atau tiga bulan sekali. Sedangkan untuk wanita,
waktu donor darah dalam setahun adalah setiap 16 minggu atau empat bulan sekali. Kamu boleh
donor darah dalam setahun maksimal sebanyak lima kali dalam rentang waktu dua tahun. Sementara
waktu yang tepat untuk donor darah adalah delapan minggu setelah donor darah terakhir.
2.
• Usia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis
dari orangtua)
• Berat badan minimal 45 kg
• Temperatur tubuh 36,6 - 37,5 derajat Celcius
• Tekanan darah baik yaitu sistole = 110-160 mmHg, diastole = 70-100 mmHg
• Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50-100 kali/menit
• Hemoglobin perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk laki-laki minimal 12,5 gram
• Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan
sekurang-kurangnya 3 bulan
3.
• Limfoma
Limfoma merupakan kanker yang terjadi di kelenjar getah bening. Hal ini akan
menyebabkan sel darah putih akan berkembang secara berlebihan dan tidak terkontrol.
• Leukemia
Leukemia merupakan kanker darah yang ditandai dengan produksi sel darah putih yang
berlebihan di sumsum tulang.
• Myelodysplastic syndrome (MDS)
MDS merupakan kelainan sumsum tulang yang ditandai dengan banyaknya sel darah yang
belum matang. Hal ini menyebabkan sel blast (sel darah putih muda) meningkat jumlahnya.
MDS sering berkembang menjadi leukemia.
• Anemia, yaitu kelainan darah yang terkait dengan penurunan sel darah merah. anemia dapat
disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah kekurangan zat besi, kekurangan vitamin
B12, kekurangan asam folat, dan gangguan pada sumsum tulang (anemia aplastik).
• Polisitemia adalah salah satu jenis kelainan darah akibat kelainan darah. Darah menjadi
terlalu kental akibat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah merah.
• Leukopenia, merupakan kelainan darah yang terkait dengan penurunan jumlah sel darah
putih.
• Trombositopenia, yaitu kelainan darah terkait penurunan jumlah trombosit.
4. Cara mengetahui golongan darah bisa melalui tes golongan darah yang dilakukan di klinik atau
rumah sakit. Tes golongan darah dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel darah, kemudian
sampel ini akan dicampurkan dengan antigen darah untuk memastikan golongan darah yang Anda
miliki.
• Rhesus positif (Rh+), jika terdapat antigen Rh di dalam sel darah merah. Orang yang
memiliki rhesus positif dapat menerima transfusi darah dari orang dengan Rh+ dan
Rh-
• Rhesus negatif (Rh-), jika tidak terdapat zat antigen Rh di dalam sel darah merah.
Orang yang memiliki rhesus negatif hanya bisa menerima transfusi darah dari orang
yang memiliki Rh- juga.
5. Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.Proliferasi sel menyebabkan peningkatan
atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel
darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan
beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
8. Gangguan ginjal atau gagal ginjal kronik tahap akhir (sudah dilakukan cuci darah), berarti kedua
ginjal tidak mampu lagi berfungsi sempurna yang mengakibatkan tumpukan hasil sisa metabolisme
di dalam tubuh yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Pada gagal ginjal yang tahap akhir memang
obatnya hanya dengan cuci darah berserta diet yang tepat.
JUMP 4: SKEMA
PEREDARAN PEREDARAN
STRUKTUR HEMATOPOISIS ORGAN LIMFOID
DARAH LIMFA
SEL-SEL DAN
PLASMA PENGGOLONGAN
DARAH DARAH
HOMEOSTASIS
GANGGUAN DAN
TERAPI FARMAKOLOGI
PENATALAKSANA
JUMP 5: LEARNING OBJECTIVES
1. Darah
2. Limfa
3. Hematopoetik
4. Hemostasis
5. Penggolongan darah
6. Gangguan sistem hemato-limfopoetik
LO 1 : Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah memiliki warna merah
yang berasal dari kandungan oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran
metabolisme di dalam tubuh. Viskositas/kekentalan darah lebih kental daripada air yang
mempunyai BJ 1,041-1,067, temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45.
A. Fungsi Darah
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
B. Komposisi Darah
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat
besi)
4. Bahan organic :0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino).
C. Bagian-bagian Darah
1. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran butiran darah yang tidak berwarna
dalam darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen yang berguna
untuk menutup luka yang terbuka. Plasma darah juga mengandung berbagai macam zat
organik, anorganik, dan air.
2. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Fungsi Eritrosit:
• Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (oksihemoglobin).
• Mengangkut karbon-di-oksida dari jaringan ke paru-paru (karboksihemoglobin)
penyangga dan mengatur
• Hemoglobin bertindak sebagai konsentrasi ion hidrogen (keseimbangan asam basa)
• Membawa antigen golongan darah dan faktor Rh.
3. Sel Darah Putih (Leukosit)
Fungsi Leukosit
• Sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri
yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
• Tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe
• Sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus
melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sumber : http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/424/3/BAB%20II.pdf
LO 2 : Limfa
Limfa atau getah bening adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang berisi sel-sel darah
putih, keping darah, dan fibrinogen.
Pembuluh limfe pada dasarnya adalah saluran yang membawa cairan jelas atau keputih-
putihan, yang disebut getah bening. Cairan ini memasuki pembuluh dengan cara berdifusi ke dalam
kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada
dalam pembuluh limfatik, cairan ini disebut getah bening yang mana komposisinya hampir sama
dengan komposisi cairan interstisial. Getah bening ini membantu dalam kliring jaringan infektif
organisme, racun, dan lain-lain. Salurannya berbentuk tabung, mirip pembuluh darah yang
mencakup semua jaringan tubuh. Disepanjang pembuluh limfe terdapat organ yang disebut nodus
limfe (lymph node) yang menyaring limfe. Di dalam nodus limfe terdapat jaringan ikat yang
berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Nodus
limfatikus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda oval atau bulat kecil. Fungsi
nodus ini untuk menyaring antigen dari limfe dan menginisasi respon imun.
Pembuluh limfe atau getah bening berperan dalam penyerapan cairan dan makromolekul dari
jaringan dan mengambil lipid pada usus. Bahkan, pembuluh limfe juga mengangkut antigen dan
leukosit diantara jaringan perifer atau jaringan paling luar, kelenjar getah bening, dan darah.
Karena hal itu, pembuluh ini penting dalam induksi dan regulasi respon sistem imun
Fungsi lain dari pembuluh limfe antara lain:
❖ Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisial, termasuk protein plasma ke darah,
sehinga membantu mempertahankan keseimbangan cairan (fluid balance)
❖ Mempertahakan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit (Anonim, 2009)
❖ Menyerap lemak dari intestinum dan membawa ke darah
❖ Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau kerusakan
jaringan
❖ Pembuluh limfe mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui
nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.
Cairan limfe merupakan cairan yang mirip dengan plasma dengan kadar protein lebih rendah.
Kelenjar limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar. Faktor
pendorong gerak cairan limfe:
➢ Pembuluh limfe mirip vena, memiliki katup yang bergantung pada pergerakan otot rangka
untuk memecah cairan ke jantung
➢ Perlawanan pertama yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan respon imun non-spesifik,
sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik
yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem imun seluler
➢ Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan protein dari
jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak cairan
limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah.
Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/73d9fb2895e87bfe6b76b493abfbd28c.pdf
LO 3 : Hematopoetik
Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan perkembangan berbagai tipe sel darah dan elemen-
elemen yang terbentuk lainnya. Produk akhir dari proses ini adalah sel darah merah, sel darah putih
dan keeping darah. Para ahli biologi mengklasifikasikan sel punca hematopoietik menjadi sel
proliferasi dan nonproliferasi. Selproliferasiadalahsel-selpunca yangmempunyaisifat aktif
berkembang dan berdiferensiasi sedangkan sel nonproliferasi adalah sel punca yang tidak aktif
berkembang dan berdiferensiasi. Sel-sel nonproliferasi akan memasuki fase proliferasi dengan laju
nonlinier untuk akhirnya berkembang dan berdiferensiasi membentuk sel-sel darah yang matur.
Baik sel proliferasi maupun sel nonproliferasi dapat mengalami kematian karena adanya apoptosis.
▪ Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2,
dan Hb Portland.
▪ Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12
minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
▪ Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan
timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA,
granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus
yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Sumber : http://repository.uin-malang.ac.id/1818/2/1818.pdf
LO 4 : Hemostasis
Hemostasis berasal dari bahasa Yunani kuno, faal hemostasis dapat diartikan sebagai fungsi tubuh
untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan
menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga dapat mengurangi kehilangan darah saat
terjadinya kerusakan.
Mekanisme Hemostasis
1. Spasma Vaskular
o Segera setelah pembuluh darah terpotong atau robek, dinding pembuluh berkontraksi yang
bertujuan mengurangi aliran darah ke pembuluh darah yang robek
o Kontaksi disebabkan oleh refleks saraf dan otot lokal pembuluh darah
o Makin banyak pembuluh yang mengalami trauma, makin besar derajat spasmenya
o Spasme vaskular berlangsung sampai 20-30 menit setelah trauma.
3. Pembekuan Darah
o Mekanisme ke-3 pada hemostasis adalah pembentukan bekuan darah
o Bekuan mulai timbul 15-20 detik pada trauma yang berat dan 1-2 menit pada trauma yang
ringan
o Dalam waktu 3-6 menit setelah robeknya pembuluh darah, seluruh ujung pembuluh yang
terpotong akan diisi dengan bekuan
o Dalam 30 menit – 1 jam bekuan mengalami retraksi kemudian menutup pembuluh darah
o Trombosit juga berperan dalam retraksi bekuan
Sumber : https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/59de0ca55284cef4663d8918243fa268.pdf
LO 5 : Penggolongan Darah
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada atau
tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus(faktor Rh).
Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner merupakan sistem yang paling penting dalam
bank darah dan ilmu kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya disebut A dan B, antibodi
utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya
aktivitas A atau B terletak di kromosom 9. Penetapan golongan darah menentukan jenis
aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan aglutinin yang ada dalam serum.
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh
pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
sering kali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling
umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa
daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan
Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D)
yang mengakibatkan hemolisis.
Sumber : http://repository.unimus.ac.id/2273/2/BAB%20II.pdf
LO 6 : Gangguan sistem hemato-limfopoetik
Hemangioma
Thalasemia
Leukimia
Varises
Sumber : https://id.scribd.com/presentation/428608677/Modul-1-Sistem-Hemato-
limfopoetik