Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL 1

MODUL 1
Blok 1.3 SISTEM KARDIO-RESPIRASI

Modul : Sistem Hemato - Limfopoetik

Nama : Dei Anjelia Nisa Br Ginting

Nim : 200610041

Tutor : dr. Mulyati Sri Rahayu, M.Si

Kelompok : 3 (Tiga)

PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NEGRI MALIKUSSALEH
T.A. 2020/2021
MODUL 1 SISTEM HEMATO-LIMFOPOETIK

SKENARIO 1 : Andrew yang bingung

Andrew, mahasiswa kedokteran semester I sedang mengikuti briefing acara donor darah yang akan
diadakan oleh BEM FK Unimal. Mentor menjelaskan, bahwa donor darah tidak boleh dilakukan
setiap saat, ada kriteria yang harus dipenuhi dan harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu
untuk memberikan kesempatan kepada tubuh kita melakukan hematopoesis. Pendonor disyaratkan
tidak boleh memiliki penyakit gangguan kelainan darah. Sebelum melakukan donor darah,
pendonor juga harus diperiksa golongan darahnya terlebih dahulu terutama untuk sistem ABO dan
sistem Rhesus. Andrew teringat kepada tetangganya yang harus ditransfusi darah akibat penyakit
gagal ginjal kronik yang dideritanya sehingga dirinya termotivasi untuk ikut mendonorkan darah di
acara tersebut nantinya. Namun Andrew jadi ragu karena adiknya adalah penderita gangguan
kelainan darah hemofilia, apakah dirinya bisa menjadi pendonor walaupun adiknya adalah seorang
penderita hemofilia.
Bagaimana Anda menerangkan hal ini?
JUMP 1: TERMINOLOGI
1. Darah
Merupakan cairan jaringan tubuh yang berfungsi sebagai pengangkut jarak jauh,
transportasi masal bahan- bahan antara sel dengan lingkungan eksternal, atau diantara sel itu
sendiri
2. Donor darah
Donor darah merupakan suatu tindakan pengambilan darah dengan
volume tertentu melalui pembuluh darah. Darah merupakan medium
transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal
dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang
tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan serta keadaan jantung atau
pembuluh darah
3. Hematopoesis
Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan
perkembangan berbagai tipe sel darah dan elemen-
elemen yang terbentuk lainnya. Produk akhir dari proses
ini adalah sel darah merah, sel darah putih dan keeping darah
4. Transfusi
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti
darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan
mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi
5. Gagal ginjal kronik
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan
limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya
jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal.
6. Kelainan darah
Blood disorder atau penyakit kelainan darah adalah gangguan yang terjadi pada salah satu atau
beberapa bagian darah sehingga memengaruhi jumlah dan fungsinya.
7. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan hemostasis yang disebabkan oleh kekurangan faktor koagulasi
(penggumpalan/ pembekuan) dan menimbulkan kecenderungan perdarahan. Sebagian besar
hemofilia merupakan kelainan bawaan resesif pada kromosom X yang menyebabkan defisiensi
faktor koagulasi, yaitu defisiensi faktor VIII yang menyebabkan hemofilia A (hemofilia klasik)
dan defisiensi faktor IX yang menyebabkan hemofilia B (Christmas disease).
JUMP 2: RUMUSAN MASALAH
1. Berapa mimimal jarak untuk melakukan donor darah?
2. Apa saja syarat dari donor darah?
3. Apa saja penyakit gangguan kelainan darah?
4. Bagaimana cara menentukan golongan darah ABO dan rhesus?
5. Bagaimana proses hematopoesis terjadi?
6. Bagaimana proses pembekuan darah (hemostasis) terjadi?
7. Apa ciri ciri orang yang mengalami hemofilia?
8. Kenapa orang dengan ginjal kronik harus melakukan transfusi darah?
JUMP 3: HIPOTESA
1. Untuk pria, boleh donor darah setiap 12 minggu atau tiga bulan sekali. Sedangkan untuk wanita,
waktu donor darah dalam setahun adalah setiap 16 minggu atau empat bulan sekali. Kamu boleh
donor darah dalam setahun maksimal sebanyak lima kali dalam rentang waktu dua tahun. Sementara
waktu yang tepat untuk donor darah adalah delapan minggu setelah donor darah terakhir.
2.
• Usia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis
dari orangtua)
• Berat badan minimal 45 kg
• Temperatur tubuh 36,6 - 37,5 derajat Celcius
• Tekanan darah baik yaitu sistole = 110-160 mmHg, diastole = 70-100 mmHg
• Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50-100 kali/menit
• Hemoglobin perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk laki-laki minimal 12,5 gram
• Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan
sekurang-kurangnya 3 bulan

3.

• Limfoma
Limfoma merupakan kanker yang terjadi di kelenjar getah bening. Hal ini akan
menyebabkan sel darah putih akan berkembang secara berlebihan dan tidak terkontrol.
• Leukemia
Leukemia merupakan kanker darah yang ditandai dengan produksi sel darah putih yang
berlebihan di sumsum tulang.
• Myelodysplastic syndrome (MDS)
MDS merupakan kelainan sumsum tulang yang ditandai dengan banyaknya sel darah yang
belum matang. Hal ini menyebabkan sel blast (sel darah putih muda) meningkat jumlahnya.
MDS sering berkembang menjadi leukemia.
• Anemia, yaitu kelainan darah yang terkait dengan penurunan sel darah merah. anemia dapat
disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah kekurangan zat besi, kekurangan vitamin
B12, kekurangan asam folat, dan gangguan pada sumsum tulang (anemia aplastik).
• Polisitemia adalah salah satu jenis kelainan darah akibat kelainan darah. Darah menjadi
terlalu kental akibat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah merah.
• Leukopenia, merupakan kelainan darah yang terkait dengan penurunan jumlah sel darah
putih.
• Trombositopenia, yaitu kelainan darah terkait penurunan jumlah trombosit.

4. Cara mengetahui golongan darah bisa melalui tes golongan darah yang dilakukan di klinik atau
rumah sakit. Tes golongan darah dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel darah, kemudian
sampel ini akan dicampurkan dengan antigen darah untuk memastikan golongan darah yang Anda
miliki.

• Golongan darah A (memiliki antigen A)


• Golongan darah B (memiliki antigen B)
• Golongan darah AB (memiliki antigen A dan B)
• Golongan darah O (tidak memiliki antigen A maupun B)
Mengidentifikasi rhesus (Rh) darah dari seseorang. Caranya dengan mencampurkan antigen D dan
sampel darah. Setelah itu, akan diketahu tipe rhesus yang dimiliki.

• Rhesus positif (Rh+), jika terdapat antigen Rh di dalam sel darah merah. Orang yang
memiliki rhesus positif dapat menerima transfusi darah dari orang dengan Rh+ dan
Rh-

• Rhesus negatif (Rh-), jika tidak terdapat zat antigen Rh di dalam sel darah merah.
Orang yang memiliki rhesus negatif hanya bisa menerima transfusi darah dari orang
yang memiliki Rh- juga.

5. Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.Proliferasi sel menyebabkan peningkatan
atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel
darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan
beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.

Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :


• Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2,
dan Hb Portland.
• Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12
minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
• Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan
timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA,
granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus
yaitu limfosit, terutama limfosit T.
6. Proses hemostasis ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah,
agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang
melarutkan bekuan. Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang
mengalami kerusakan sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu.
hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
• Pembekuan pada proses pembentukan agregasi trombosit yang masih awal,
masihlonggar dan bersifat sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat
kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk
dalam kaskade peristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang
dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan
dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian melakukan proses agregasi untuk
membentuk sumbat hemostatik ataupun trombus.
• Pembentukan jaring atau benang-benang fibrin yang terikat dengan agregat trombosit
sehingga terbentuk sumbatan hemostatik atau trombus yang lebih kuat dan lebih stabil.
• Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombus oleh plasmin.
7.
• Perdarahan pada hidung (mimisan) yang sulit berhenti
• Perdarahan padal luka yang sulit berhenti
• Perdarahan pada gusi
• Perdarahan setelah sunat (sirkumsisi) yang sulit berhenti
• Ditemukannya darah pada urin dan feses (tinja)
• Mudah mengalami memar
• Perdarahan pada sendi yang ditandai dengan nyeri dan bengkak pada sendi siku dan lutut

8. Gangguan ginjal atau gagal ginjal kronik tahap akhir (sudah dilakukan cuci darah), berarti kedua
ginjal tidak mampu lagi berfungsi sempurna yang mengakibatkan tumpukan hasil sisa metabolisme
di dalam tubuh yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Pada gagal ginjal yang tahap akhir memang
obatnya hanya dengan cuci darah berserta diet yang tepat.
JUMP 4: SKEMA

SISTEM HEMATO-LIMFOPOITIK ANATOMI

HEMOSTASIS DARAH LIMFA

PEREDARAN PEREDARAN
STRUKTUR HEMATOPOISIS ORGAN LIMFOID
DARAH LIMFA

SEL-SEL DAN
PLASMA PENGGOLONGAN
DARAH DARAH

HOMEOSTASIS

GANGGUAN DAN
TERAPI FARMAKOLOGI
PENATALAKSANA
JUMP 5: LEARNING OBJECTIVES
1. Darah
2. Limfa
3. Hematopoetik
4. Hemostasis
5. Penggolongan darah
6. Gangguan sistem hemato-limfopoetik
LO 1 : Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah memiliki warna merah
yang berasal dari kandungan oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran
metabolisme di dalam tubuh. Viskositas/kekentalan darah lebih kental daripada air yang
mempunyai BJ 1,041-1,067, temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45.

A. Fungsi Darah
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh

B. Komposisi Darah
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat
besi)
4. Bahan organic :0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino).

C. Bagian-bagian Darah
1. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran butiran darah yang tidak berwarna
dalam darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen yang berguna
untuk menutup luka yang terbuka. Plasma darah juga mengandung berbagai macam zat
organik, anorganik, dan air.
2. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Fungsi Eritrosit:
• Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (oksihemoglobin).
• Mengangkut karbon-di-oksida dari jaringan ke paru-paru (karboksihemoglobin)
penyangga dan mengatur
• Hemoglobin bertindak sebagai konsentrasi ion hidrogen (keseimbangan asam basa)
• Membawa antigen golongan darah dan faktor Rh.
3. Sel Darah Putih (Leukosit)
Fungsi Leukosit
• Sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri
yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
• Tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe
• Sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus
melalui limpa terus ke pembuluh darah.

4. Sel Pembeku (Trombosit)/ Keping Darah


Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-
macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-
300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah (hemostasis). Jika
banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga
timbul perdarahan yang terus- menerus.

D. Proses roses Pembentukan Sel Darah


• Terjadi awal masa embrional, sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa. Pada
minggu ke 20 masa embrional mulai terjadi pada sumsum tulang.
• Semakin besar janin peranan pembentukan sel darah terjadi pada sumsum tulang
• Setelah lahir semua sel darah dibuat disumsum tulang, kecuali limposit yang juga dibentuk
dikelenjar limpe, thymus dan lien
• Setelah usia 20 tahun sumsum tulang panjang tidak memproduksi lagi sel darah kecuali
bagian proximal humerus dan tibia.

Sumber : http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/424/3/BAB%20II.pdf
LO 2 : Limfa

Limfa atau getah bening adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang berisi sel-sel darah
putih, keping darah, dan fibrinogen.
Pembuluh limfe pada dasarnya adalah saluran yang membawa cairan jelas atau keputih-
putihan, yang disebut getah bening. Cairan ini memasuki pembuluh dengan cara berdifusi ke dalam
kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada
dalam pembuluh limfatik, cairan ini disebut getah bening yang mana komposisinya hampir sama
dengan komposisi cairan interstisial. Getah bening ini membantu dalam kliring jaringan infektif
organisme, racun, dan lain-lain. Salurannya berbentuk tabung, mirip pembuluh darah yang
mencakup semua jaringan tubuh. Disepanjang pembuluh limfe terdapat organ yang disebut nodus
limfe (lymph node) yang menyaring limfe. Di dalam nodus limfe terdapat jaringan ikat yang
berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Nodus
limfatikus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda oval atau bulat kecil. Fungsi
nodus ini untuk menyaring antigen dari limfe dan menginisasi respon imun.

1. Peranan dan fungsi pembuluh limfe

Pembuluh limfe atau getah bening berperan dalam penyerapan cairan dan makromolekul dari
jaringan dan mengambil lipid pada usus. Bahkan, pembuluh limfe juga mengangkut antigen dan
leukosit diantara jaringan perifer atau jaringan paling luar, kelenjar getah bening, dan darah.
Karena hal itu, pembuluh ini penting dalam induksi dan regulasi respon sistem imun
Fungsi lain dari pembuluh limfe antara lain:
❖ Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisial, termasuk protein plasma ke darah,
sehinga membantu mempertahankan keseimbangan cairan (fluid balance)
❖ Mempertahakan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit (Anonim, 2009)
❖ Menyerap lemak dari intestinum dan membawa ke darah
❖ Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau kerusakan
jaringan
❖ Pembuluh limfe mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui
nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.

2. Faktor pendorong gerak cairan limfe

Cairan limfe merupakan cairan yang mirip dengan plasma dengan kadar protein lebih rendah.
Kelenjar limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar. Faktor
pendorong gerak cairan limfe:
➢ Pembuluh limfe mirip vena, memiliki katup yang bergantung pada pergerakan otot rangka
untuk memecah cairan ke jantung
➢ Perlawanan pertama yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan respon imun non-spesifik,
sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem limfatik
yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem imun seluler
➢ Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan protein dari
jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak cairan
limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah.

3. Komponen pembuluh limfe

o Kapiler getah bening


Merupakan pembuluh limfe terkecil, membentuk anyaman yang luas dan berakhir buntu. Kapiler
ini memiliki fungsi untuk menampung cairan limfe yang berasal dari masing-masing kapiler.
o Pembuluh limfe besar
Sistem limfatik tubuh terdiri dari sisterna kili, ductus thoraccus, kelenjar limfe dan pembuluh limfe.
Sisterna kili adalah sebuah kantong limfatik yang terletak sebelah anterior dari vertebra L-2 dan
sebelah posterolateral dari aorta abdominalis.
Proses jalannya cairan limfe

4. Perbedaan sirkulasi limfe dengan darah


Aliran limfe dalam pembuluh limfe ini dipengaruhi oleh kontraksi otot rangka. Jadi terdapat
perbedaan antara sirkulasi darah dengan sirkulasi limfe, perbedaan ini dapat dilihat dalam tabel
berikut.

No Hal Perbedaan Pembuluh Limfe Pembuluh Darah


1 Cairan yang diedarkan Getah Bening Darah
2 Warna Cairan Kuning muda Merah
3 Sistem sirkulasi Terbuka Tertutup
4 Penyebab aliran Disebabkan kontraksi Disebabkan oleh kontraksi jantung
otot rangka
5 Macam pembuluh Pembuluh limfa dada Arteri dan Vena
bagian kiri dan kanan
6 Kadar protein 3% 8%
7 Zat yang diangkut Lemak (asam lemak + Oksigen, CO2, monosakarida dan
gliserol) asam amino

Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/73d9fb2895e87bfe6b76b493abfbd28c.pdf
LO 3 : Hematopoetik

Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan perkembangan berbagai tipe sel darah dan elemen-
elemen yang terbentuk lainnya. Produk akhir dari proses ini adalah sel darah merah, sel darah putih
dan keeping darah. Para ahli biologi mengklasifikasikan sel punca hematopoietik menjadi sel
proliferasi dan nonproliferasi. Selproliferasiadalahsel-selpunca yangmempunyaisifat aktif
berkembang dan berdiferensiasi sedangkan sel nonproliferasi adalah sel punca yang tidak aktif
berkembang dan berdiferensiasi. Sel-sel nonproliferasi akan memasuki fase proliferasi dengan laju
nonlinier untuk akhirnya berkembang dan berdiferensiasi membentuk sel-sel darah yang matur.
Baik sel proliferasi maupun sel nonproliferasi dapat mengalami kematian karena adanya apoptosis.

1. Periode Homatopoesis Pada Manusia

▪ Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2,
dan Hb Portland.
▪ Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12
minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
▪ Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan
timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA,
granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus
yaitu limfosit, terutama limfosit T.

2. Macam – macam hematopoiesis

I. Seri Eritrosit (Eritropoesis)


Perkembangan eritrosit ditandai dengan penyusutan ukuran (makin tua makin kecil), perubahan
sitoplasma (dari basofilik makin tua acidofilik), perubahan inti yaitu nukleoli makin hilang, ukuran
sel makin kecil, kromatin makin padat dan tebal, warna inti gelap.

II. Seri Leukosit


a. Leukosit Granulosit / myelosit
Myelosit terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil yang mengandung granula spesifik
yang khas. Tahapan perkembangan myelosit yaitu :
1) Mieloblas
Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali dari seri granulosit. Diameter berkisar
antara 10-15μm. Intinya yang bulat dan besar memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua
anak inti.
2) Promielosit
Sel ini agak lebih besar dari mielobas. Intinya bulat atau
lonjong, serta anak inti yang tak jelas.
3) Mielosit
Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit. Pada proses diferensiasi timbul
grnula spesifik, dengan ukuran, bentuk, dan sifat terhadap pewarnaan yang memungkinkan
seseorang mengenalnya sebagai neutrofil, eosinofil, atau basofil. Diameter berkisar 10μm, inti
mengadakan cekungan dan mulai berbentuk seperti tapal kuda.
4) Metamielosit
Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih
kecil kemudian berhenti membelah. Sel-sel akhir pembelahan adalah
metamielosit. Karena sel-sel bertambah tua, inti berubah, membentuk lobus khusus dan jumlah lobi
bervariasi dari 3 sampai 5. Sel dewasa (granulosit bersegmen) masuk sinusoid-sinusoid dan
mencapai peredaran darah. Pada masing-masing tahap mielosit yang tersebut di atas jumlah
neutrofil jauh lebih banyak daripada eosinofil dan basofil.
b. Leukosit non granuler
1) Limfosit
Sel-sel precursor limfosit adalah limfoblas, yang merupakan sel berukuran relatif besar, berbentuk
bulat. Intinya besar dan mengandung kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok.
Sitoplasmanya homogen dan basofil. Ketika limfoblas mengalami diferensiasi, kromatin intinya
menjadi lebih tebal dan padat dan granula azurofil terlihat dalam sitoplasma. Ukuran selnya
berkurang dan diberi nama prolimfosit. Sel-sel tersebut langsung menjadi limfosit yang beredar.
2) Monosit
Monosit awalnya adalah monoblas berkembang menjadi
promonosit. Sel ini berkembang menjadi monosit. Monosit meninggalkan darah lalu masuk ke
jaringan, disitu jangka hidupnya sebagai makrofag mungkin 70 hari.

3. Seri Trombosit (Trombopoesis)


Pembentukan Megakariosit dan Keping-keping darah
Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100μm atau lebih). Inti berlobi secara kompleks dan
dihubungkan dengan benang-benang halus dari bahan kromatin. Sitoplasma mengandung banyak
granula azurofil dan memperlihatkan sifat basofil setempat. Megakariosit membentuk tonjolan-
tonjolan sitoplasma yang akan dilepas sebagai keping-keping darah. Setelah sitoplasma perifer
lepas sebagai keping-keping darah, megakariosit mengeriput dan intinya hancur.

3. Tempat terjadinya hematopoiesis pada manusia :

1. Embrio dan Fetus


a. Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel mesenchym di yolk sac.
Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun diganti organ-organ lain.
b. Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan : Menurun dalam waktu relatif singkat.
Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe
c. Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir, pembentukan di sumsum tulang :
Eritrosit, leukosit, megakariosit.
2. Bayi sampai dengan dewasa
Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi
di hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain.
a. Hematopoiesis Meduler (N)
Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah → sumsum tulang. Lebih dari 20 tahun : corpus
tulang panjang berangsur – angsur diganti oleh jaringan lemak karena produksi menurun.
b. Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN)
Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal: Eritroblastosis foetalis, An.Peniciosa, Thallasemia,
An.Sickle sel, Spherositosis herediter, Leukemia. Organ – organ Ekstrameduler : Limpa, hati,
kelenjar adrenal, tulang rawan, ginjal, dll.

Sumber : http://repository.uin-malang.ac.id/1818/2/1818.pdf
LO 4 : Hemostasis

Hemostasis berasal dari bahasa Yunani kuno, faal hemostasis dapat diartikan sebagai fungsi tubuh
untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan
menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga dapat mengurangi kehilangan darah saat
terjadinya kerusakan.

Mekanisme Hemostasis

1. Spasma Vaskular
o Segera setelah pembuluh darah terpotong atau robek, dinding pembuluh berkontraksi yang
bertujuan mengurangi aliran darah ke pembuluh darah yang robek
o Kontaksi disebabkan oleh refleks saraf dan otot lokal pembuluh darah
o Makin banyak pembuluh yang mengalami trauma, makin besar derajat spasmenya
o Spasme vaskular berlangsung sampai 20-30 menit setelah trauma.

2. Pembentukan sumbat Trombosit


o Mekanisme kedua pada hemostasis adalah tombosit yang menyumbat sobekan pada
pembuluh darah
o Trombosit : bebentuk lempeng bulat atau oval, ukuran 2 mikron, konsentrasi normal
200.000-400.000/mm3
o Umur 7-10 hari
o Produksinya diatur trombopoitin
o Trombopoitin dibuat hati dan ginjal.

❖ Mekanisme sumbat trombosit


o Bila trombosit bersentuhan dengan dinding pembuluh darah yang rusak maka trombosit
membengkak, bentuk tidak teratur dan lengket akan melekat pada serabut-serabut kolagen
o Sekresi ADP dan pembentukan tromboksan A dalam plasma akan mengaktifkan trombosit
yang berdekatan akan melekat pada trombosit yang mengaktifkannya peningkatan jumlah
trombosit yang menempel sumbat trombosit
o Jika celah pada pembuluh darah kecil, maka sumbat trombosit sudah dapat menghentikan
perdarahan
o Jika terdapat lubang/robekan yang besar, maka diperlukan bekuan darah untuk
menghentikan perdarahan
o Pembentukan sumbat trombosit ini penting dalam menutup ruptur kecil pada pembuluh
darah kecil, dapat terjadi ratusan kali dalam sehari.

3. Pembekuan Darah
o Mekanisme ke-3 pada hemostasis adalah pembentukan bekuan darah
o Bekuan mulai timbul 15-20 detik pada trauma yang berat dan 1-2 menit pada trauma yang
ringan
o Dalam waktu 3-6 menit setelah robeknya pembuluh darah, seluruh ujung pembuluh yang
terpotong akan diisi dengan bekuan
o Dalam 30 menit – 1 jam bekuan mengalami retraksi kemudian menutup pembuluh darah
o Trombosit juga berperan dalam retraksi bekuan

Faktor pembekuan Darah


Terdapat 2 jalan utama pembentukan aktivator protrombin :
1. Lintasan ekstrinsik yang dimulai dengan trauma terhadap dinding vaskular atau jaringan di luar
pembuluh darah
2. Lintasan instrinsik yang dimulai dari darah itu sendiri

Mekanisme pembekuan darah


o Pembentukan aktivator protrombin akibat robeknya pembuluh darah dan rusaknya darah
o Aktivator protrombin mengaktifkan perubahan protrombin menjadi trombin
o Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin
kemudian menyaring sel-sel darah merah dan plasma untuk membentuk bekuan.

Sumber : https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/59de0ca55284cef4663d8918243fa268.pdf
LO 5 : Penggolongan Darah

Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada atau
tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus(faktor Rh).

1. Penggolongan Darah Sistem ABO

Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner merupakan sistem yang paling penting dalam
bank darah dan ilmu kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya disebut A dan B, antibodi
utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya
aktivitas A atau B terletak di kromosom 9. Penetapan golongan darah menentukan jenis
aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan aglutinin yang ada dalam serum.

2. Penggolongan Darah Sistem Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki
faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di
permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh
pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
sering kali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling
umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa
daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan
Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D)
yang mengakibatkan hemolisis.

Sumber : http://repository.unimus.ac.id/2273/2/BAB%20II.pdf
LO 6 : Gangguan sistem hemato-limfopoetik

Anemia • Tubuh kekurangan Hb dan sel darah merah


• Faktor keturunan , menstruasi, dan kehamilan
• Rendahnya asupan gizi dan makanan
Dinyatakan anemia jika:
✓ Laki-laki dewasa Hb < 13gr/dl
✓ Perempuan dewasa Hb < 12gr/dl
✓ Perempuan hamil Hb < 11gr/dl

Hemangioma

• Pembuluh darah tambahan yang terbentuk karena


adanya pertumbuhan yang abnormal akan berkumpul
dan membentuk hemangioma
• Genetik ataupun faktor keturunan
• Kelahiran prematur

Thalasemia

• Rusaknya gen pembentuk hemoglobin (Hb)


• Penyakit anemia yang diturunkan, sering terdapat pada bayi dan
anak-anak
• Thalasemi bukan merupakan penyakit menular

Leukimia

• Jaringan yang seharusnya membentuk sel darah merah (eritrosit) justru


membentuk sel darah putih (leukosit)
• Jumlah sel darah putih akan melebihi normal, sedangkan jumlah sel darah
merah menurun
• Banyak sel darah putih ini menyebabkan sel darah putih menjadi ganas dan
dapat memakan sel darah merah
• Radiasi energi tinggi ( nuklir dan bom atom) dan kondisi genetik
Hemofilia

• Penyakit yang menyebabkan darah sulit membeku


bila luka
• Faktor keturunan
• Dapat kehilangan banyak darah akibat luka kecil saja

Varises

• Adanya penyumbatan darah di vena,


sehingga vena melebar dan terlihat menonjol
• Cacat/kerusakan pada vena sejak lahir
• Kelebihan berat badan
• Rusaknya kutub vena, berkurangnya
elastisitas dinding vena
• Sering memakai pakaian ketat, terlalu
banyak berdiri, kehamilan, sering memakai sepatu
hak tinggi, dan merokok

Sumber : https://id.scribd.com/presentation/428608677/Modul-1-Sistem-Hemato-
limfopoetik

Anda mungkin juga menyukai