Anda di halaman 1dari 33

MODUL PRAKTIKUM

HEMATOLOGI I

NUR IRAWATI Amd.AK, S.Si, M.Biomed


HEMATOLOGI

PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM


MEDIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRIMA
INDONESIA BEKASI
`
IDENTITAS MAHASISWA
PRAKTIKUM HEMATOLOGI I

NAMA MAHASISWA : NIDHAL MIJWAN NAFIS


NIM : 22022013
SEMESTER/KELAS 3
ALAMAT MAHASISWA :
DOSEN PENGAMPU : NUR IRAWATI AMD.AK, S.SI, M.BIOMED
`
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum Hematologi I ini bagi
mahasiswa Program Studi D III Teknologi Laboratorium Medik Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Prima Indonesia Bekasi.

Modul praktikum Hematologi I ini bertujuan untuk memadukan antara materi


yang didapatkan dengan praktek sehingga siswa dapat lebih memahaminya dan dapat
mengimplementasikan pada dunia kerja.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya modul ini berkat dukungan


dan bantuan dari semua pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas
segala bantuannya. Akhirnya kami berharap mudah-mudahan modul ini dapat diambil
manfaatnya demikemajuan bersama.

Bekasi, .....

Penyusun
`
Daftar Isi
`
Morfologi Dan Fungsi Sel Darah

Definisi Darah
Darah adalah cairan yang ada manusia sebagai alat transortasi berfungsi untuk
mengirimkan zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Kinerja darah diatur oleh jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen, mineral,
protein, vitamin dan hormon yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan tubuh
seperti karbondioksida dibawa oleh darah ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen. Begitu
pula banyak racun dan bahan kimia yang tidak dikehendaki tubuh dibawa ke hati dan ginjal
untuk kemudian dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui feces atau urine.
`

A. Komposisi Darah

Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian Cair darah) dan 45% korpuskuler (bagian padat
darah).

B. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)

Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang
didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen.
Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.

Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

a. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik


b. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
c. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
`

Plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna
kuning, yang berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau
benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

C. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)

Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:


a. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu,
erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian
sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang
mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen
yang diserap dari paru- paru.

Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa ± 11,5-15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan
protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga
diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,
demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan
`

ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis
eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih.
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm.
Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah
lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel
darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah terdapat 5 juta sel darah
merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per miliketer kubiknya

sebanyak 4,5 juta.

Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dinamakan eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi
partikel- partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh
limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari
hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel
darah merah yang baru. Sumsummerah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi
sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang
disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakanpara atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping.
Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini
dinamakan
retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
`

b. Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel
3
darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm darah
terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki
inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat
menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa,
dan limpa.
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap
(ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.

Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:


1. Leukosit Bergranula (Granulosit)
• Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya
bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna
merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang
memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera
melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta
menghancurkannya.
`

• Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%.
Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh
cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua
apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari
eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan
membuang sisa-sisa sel yang rusak.

• Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar
1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan
basa,maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu,
basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.
`

2. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)


• Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar
dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun
sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu.
Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.

• Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau
bulatpanjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
`

Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya
tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen.
Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila
glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan
dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri
kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:

A. Sel Fagosit

Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit
terdiri dari dua macam:

1. Neutrofil, terdapat dalam darah

2. Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan


atau ronggatubuh

B. Sel Limfosit

Limfosit terdiri dari:

1. T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
2. B Limfosit (B Sel)
`

Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam
tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan
selaput lendiragar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel
tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang
terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan
virus.

c. Keping Darah (Trombosit)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil,
bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum
merah
3
yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 m m darah terdapat 200.000 – 300.000

butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari.
Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan
darah.

Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika
trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya
trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya.
Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di
dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang
fibrinogen untukmembuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera
membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
`

d. Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian –
bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah
adalah sebagai berikut:

a. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-
zat sisametabolisme, hormon, dan air.
b. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif
keorgan tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar
antara 36
o
– 37 C.
c. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
d. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit).

e. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah


Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Dibawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel –
sel darah :
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan
hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan
meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena
setiapsatu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat
menstruasi.
`

Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu
tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen

penambah darah.

2. Leukemia

Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan
dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah
keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi
berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia
bisa juga
`

melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi


sumsum tulang adalah proses yangcukup rumit karena memerlukan
pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup
tinggi.

3. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik),


maksudnya dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita
penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka
karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita
hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini
adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius,
misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia
bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku.
Sebaiknya
`

para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda- benda tajam


ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan
darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini
dibawa oleh perempuan.
`

PRAKTIKUM 1A

Tanggal Praktikum : 20 Oktober 2023


Judul : Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Latar Belakang : Hemoglobin (Hb), suatu protein yang mengikat zat besi (Fe2+),
merupakan komponen utama sel darah merah dan memiliki fungsi mengangkut
O2 dan CO2 serta memberikan warna merah pada darah (Susanti, 2020).
Penurunan total hemoglobin atau jumlah sel darah merah mengakibatkan
oksigenasi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh.,
yang dapat menyebabkan anemia (Nidianti et al., 2019). Tingginya kejadian
anemia pada remaja putri memberikan sumber zat gizi yang cukup yang
dibutuhkan tubuh, kebutuhan tubuh seperti asupan energi, asupan karbohidrat,
asupan lemak, asupan protein, vitamin C, terutama vitamin C karena asupan
makanan yang tidak memadai, tidak teratur dan tidak seimbang. kekurangan.
Makanan sumber zat besi dan asam folat (Fitria, 2020). Menurut Word Health
Organisation (WHO 2014) Remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10-
19 tahun yang diperkirakan berjumlah 1,2 miliar atau 18% dari populasi dunia di
dunia. Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016
menunjukkan bahwa jumlah remaja putri usia 10 hingga 20 tahun adalah
21.830.468 remaja putri (Simanjuntak, 2018). Di sisi lain, Prevalensi anemia di
Jawa Timur adalah 5,8%. Angka tersebut masih dibawah target nasional sebesar
28%. WHO telah mengklasifikasikan prevalensi anemia di masyarakat sesuai
dengan 2 tingkat keparahan masalahnya. 40% parah, 20% - 39,9% sedang, 5% -
19,9% ringan, 4,9% normal (Nidianti et al., 2019). Tes hemoglobin dirancang
untuk menentukan konsentrasi atau kadar Hb dalam darah. Di laboratorium klinis,
kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan beberapa cara, antara lain
cyanomethemoglobin yang direkomendasikan oleh International Committee for
Standardization in Hematology (ICSH) karena kesederhanaan dan kemudahan
penggunaannya. internasional bahwa Komite Standardisasi Hematologi (ICSH)
merekomendasikan penggunaan metode cyan methemoglobin karena kemudahan
penggunaan dan standar yang stabil (Susanti, 2020). Berdasarkan latar belakang
tersebut, ada dua cara untuk meningkatkan kadar
`

hemoglobin, yaitu secara farmakologi, yaitu minum 1 pil zat besi setiap hari
selama menstruasi. Karena kacang hijau dikemas dengan fitokimia yang
membantu proses hematopoietik, penggunaan kacang hijau dalam perawatan non-
obat dapat berperan dalam pembentukan sel darah merah dan pencegahan anemia.
Ini juga mengandung vitamin dan mineral. Kacang hijau kaya akan mineral seperti
kalsium, fosfor, zat besi, natrium dan kalium (Carolin et al., 2021)

Tujuan : Untuk Mengetahui Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode Sahli


Pada Mahasiswa Semester III prodi D-III TLM di STIKES PRIMA INDOMESIA

Tinjauan Pustaka : Hemoglobin berasal dari dua kata yaitu: heme dan globin.
Hemoglobin mengandung besi protoporfirin dan globin. Sel darah merah
mengandung protein khusus yang disebut hemoglobin, yang digunakan dalam
proses pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida. Salah satu fungsi sel
darah merah adalah membawa oksigen (O2) ke jaringan dan karbondioksida
(CO2) keluar tubuh. Oleskan tisu ke tubuh Anda. kelahiran paru. Kadar
hemoglobin normal adalah 13,0 hingga 17,5 g/dl pada pria dan 12,0 hingga 15,5
g/dl pada wanita (Aliviameita & Puspitasari, 2019). Peningkatan dishemoglobin
disebabkan oleh konsumsi zat atau obat-obatan berbahaya. Ketidakmampuan
oksigen untuk bersaing dengan karbon monoksida menyebabkan hipoksia
jaringan, yang menyebabkan hipoksia jaringan. Hipoksia merangsang
pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) untuk memenuhi kebutuhan oksigen
darah dan memproduksi lebih banyak sel darah merah. (Ulandhary et al., 2020).
Ketika O2 dilepaskan, hemoglobin dapat langsung digabungkan dengan CO2, dan
sekitar 15% CO2 dalam darah diangkut langsung oleh molekul hemoglobin. CO2
bereaksi dengan gugus amino-terminal hemoglobin, membentuk karbamat dan
melepaskan proton. Untuk setiap 4 molekul O2 yang hilang, hemoglobin mengikat
2 proton dan menyebabkan darah berdarah. Proses ini terjadi secara terbalik di
paru-paru, ketika oksigen mengikat (mendeoksigenasi) hemoglobin tanpa adanya
oksigen, proton dilepaskan dan bergabung dengan bikarbonat untuk membentuk
asam karbonat. Asam karbonat membentuk karbon dioksida (dengan bantuan
karbonat anhidrase), yang kemudian dihembuskan (Aliviameita & Puspitasari,
2019).
`

Dalam metode Sahli, hemositometer (Sahli) terdiri dari kolorimeter, tabung


pengenceran, pipet darah (201) dan pipet pengencer darah. Kelemahan dari
metode ini termasuk kolorimetri visual yang tidak tepat, asam heme bukanlah
solusi yang cocok, dan ketidakmampuan untuk menstandarisasi oksimeter Sahli.
Juga, tidak semua jenis hemoglobin dapat diubah menjadi hemoglobin asam. B.
Karboksihemoglobin, methemoglobin, tiohemoglobin. Kesalahan juga dapat
disebabkan oleh perbedaan diskriminasi warna, sumber cahaya yang tidak
memadai, ketegangan mata, peralatan kotor, ukuran pipet yang salah, persyaratan
kalibrasi pipet, pemipetan yang tidak akurat, standar warna kaca pucat/kotor. Ada
alam. dapat dipicu. Selain itu, akurasi pencocokan warna dari solusi yang diuji
dengan komparator buruk. (Faatih et al., 2020).

Metode Sahli paling banyak digunakan di Indonesia dengan tingkat kesalahan


±10%. Meski metode ini tidak 100% akurat, metode Sahli dianggap cukup untuk
menentukan apakah seseorang menderita anemia. Prinsip deteksi Hb-nya dengan
metode Sahli adalah bahwa hemoglobin diubah menjadi heme coklat asam oleh
asam klorida (0,1 N). Encerkan noda heme dengan air suling sampai secara visual
sesuai dengan warna standar heme meter dan baca nilai Hb-nya dalam tabung
Sahli atau tabung pengenceran (Faatih et al., 2020).

Fungsi sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut oksigen dari
paru- paru ke jaringan dan kembali dalam darah vena dengan karbon dioksida
(CO2) ke paru- paru ketika molekul hemoglobin memuat dan melepas oksigen
(O2) masing- masing rantai globin dalam molekul hemoglobin mendorong satu
sama lain (A.V.Hofbrand. 1987)

Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu
berkisar antara 13,6 19,6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada
umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 - 12.5 g/dl. Setelah itu secara
bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar
pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar
hemoglobin
`

berkisar antara 13- 16 g/dl sedangkan pada wanita dewasa antara 12-14 g/dl.

Peningkatan kadar Hb tergantung oleh lamanya anoreksia, juga tergantung dari


respons individu yang berbeda-beda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan
kadar hemoglobin, mungkin hal ini disebabkan masuknya sejumlah eritrosit yang
tersimpan di dalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena hilangnya
plasma.

Kadar hemoglobin yang kurang dari rujukan merupakan salah satu tanda dari
anemia. Menurut morfologi eritrosit di dalam sediaan darah apus, anemia dapat
digolongkan atas tiga golongan yaitu anemia mikrositik hipokrom, anemia
makristik dan anemia normostik normokrom. Untuk mencari penyebab suatu
anemia diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut. Bila kadar hemoglobin
lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan ini disebut polistemia. Polistemia
ada tiga macam yaitu polistemia vera, suatu penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya, polistemia skunder. suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat
berkurangnya saturasi oksgen misalnya kelainan jantung bawaan, penyakit paru-
paru, karena peningkatan kadar eritroprotein berlebih, dan polistemia relatif, suatu
keadaan yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma missal pada luka bakar. (R.
Dharma, 2004)

Penetapan Hb metode Sahli ini didasarkan atas pembentukan hematin asam


setelah darah ditambah dengan larutan HCI 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Digunakannya HCl karena asam klorida merupakan asam monoprotik
yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang
paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya.
Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun.
Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat
baik. Dengan penambahan HCI ke dalam darah maka HCl akan menghidrolisis
hemoglobin menjadi globin ferroheme, sedangkan HCl yang bersifat monoprotik
yang hanya dapat melepaskan satu ion H+ juga dapat membentuk ion CI .
Ferroheme yang terbentuk oleh O2 yang ada di udara dioksidasi menjadi
ferriheme, yang akan
`

segera bereaksi dengan ion CI membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut


hematin maka dari itu metode sahli juga dikenal dengan metode hematin asam.

Darah yang digunakan dalam pemeriksaan kali ini adalah darah EDTA, atau
darah. yang telah ditambahkan antikoagulan, sehingga darah tidak mengalami
pembekuan selama proses pemeriksaan. Pengambilan darah dari tabung sampel
dilakukan dengan pipet Sahli yang berukuran 20 uL dibantu dengan alat penyedot,
mengingat darah merupakan spesimen infeksius maka penyedotan sama sekali
tidak disarankan menggunakan mulut selain itu pada pengambilan darah ini harus
teliti agar tidak ada gelembung udara di dalam pipet yang dapat mempengaruhi
volume pemipetan. Selain itu untuk menghindari kesalahan akibat volume yang
kurang tepat, setelah dikeluarkan dari tabung wadah darah dan ketika akan
dimasukkan ke dalam tabung sahli, terlebih dahulu bagian luar pipet sahli yang
masih berisi bekas darah dibersihkan dengan tisu. Setelah 20 uL darah
dicampurkan dengan HCI, sampel dihomogenkan dengan batang kaca pengaduk
yang telah tersedia dalam alat haemometer. sahli sampai benar-benar homogen,
setelah itu larutan didiamkan selama kurang lebih sepuluh menit. Jangka waktu ini
diberikan dengan maksud agar pembentukan senyawa hematin asam terbentuk
dengan sempurna, jika lebih dari jangka waktu ini akan menyebabkan kerusakan
senyawa hematin asam yang terbentuk, sedangkan jika kurang dari batas waktu
yang ditentukan maka pembentukan asam hematin belum berjalan sempurna.

Metode : Sahli

Prinsip Pemeriksaan : Hemoglobin (Hb) dalam darah jika direaksikan dengan


HCl 0,1 N akan berubahmenjadi asam hematin. Kemudian kadar asam hematin
ini diukur denganmembandingkan warnanya secara visual dengan warna standar
yang ada

Nilai Rujukan : Bayi baru lahir, 13,6 19,6 g/dl.


Bayi umur 3 tahun 9,5 - 12.5 g/dl.
Pria dewasa 13- 16 g/dl
`

wanita dewasa antara 12-14 g/dl.

Nilai Kritis : Batas bawah <7


Batas atas >20

Alat :
1. Haemometer sahli
2. Pipet sahli
3. Pipet tetes
4. Batang pengaduk Hb sahli
5. Tissue

Bahan :

1. HCl 0,1 N
2. Darah
3. Aquadest

Prosedur Kerja :

1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda 2


2. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer
5. Isap kembali isi tabung ke dalam pipet kemudian tiupkan kembali isi
pipet ke dalam tabung, lakukan hal ini 2-3 kali agar sisa-sisa darah
terbilas ke dalam tabung. Jangan sampai ada gelembung!
6. Tambahkan aquadest, tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung sampai
di peroleh warna isi tabung sama dengan warna standar yang ada di
komparator. Setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan dibaca
pada jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari,
warna larutan di samakan dengan warna gelas standar. Tinggi larutan
sesuai dengan skala yang menunjukkan kadar Hb dalam gr% (lihat pada
dasar miniskus). Laporkan nilainya dalam gr% (=gr/100 ml = gr/dl).
`
`

Hasil
Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan uji sampel kepada pasien dengan
data sebagai berikut:

Nama : ROBERT

Jenis kelamin : Laki-laki

Golongan Usia: Dewasa

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar hemoglobin
pasien berada di bawah nilai rujukan untuk laki-laki dewasa. Nilai rujukan untuk
laki-laki dewasa berada dalam kisaran 13,0-16,0 g%, sedangkan kadar
hemoglobin pasien sebesar 10,9%. Berdasarkan teori yang ada dapat dicurigai
bahwa pasien menderita anemia. Untuk mengethui penyebab anemia pada pasien
sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang terkait.
`

Pembahasan
Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan
memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa
mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah
melewati pembuluh darah. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai
peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin
merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan
fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO₂ dari
jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan
hemoglobin yang biasa disebut anemia atau kelebihan hemoglobin yang sering
disebut polistemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung
dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak
bekerja secara maksimum sehingga mempengaruhi kesehatan.

Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan
memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa
mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah
melewati pembuluh darah. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai
peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin
merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan
fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO₂ dari
jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan
hemoglobin yang biasa disebut anemia atau kelebihan hemoglobin yang sering
disebut polistemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung
dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak
bekerja secara maksimum sehingga mempengaruhi kesehatan. Kadar hemoglobin
dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau metode. Dari
sekian banyak metode yang ada, pada praktikum kali ini dipraktikkan metode
Sahli. Metode Sahli termasuk metode yang tepat dalam mengukur besarnya kadar
hemoglobin karena didasarkan atas analisa kandungan besi dari molekul
`

hemoglobin. Metode ini pula didasarkan pada pengamatan secara langsung pada
warna darah dan menyamakan dengan batang standar buatan pada haemometer
sahli.

Penetapan Hb metode Sahli ini didasarkan atas pembentukan hematin asam


setelah darah ditambah dengan larutan HCI 0.1N kemudian diencerkan dengan
aquadest. Digunakannya HCl karena asam klorida merupakan asam monoprotik
yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang
paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya.
Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun.
Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat
baik. Dengan penambahan HCI ke dalam darah maka HCl akan menghidrolisis
hemoglobin menjadi globin ferroheme, sedangkan HCl yang bersifat monoprotik
yang hanya dapat melepaskan satu ion H+ juga dapat membentuk ion CI .
Ferroheme yang terbentuk oleh O2 yang ada di udara dioksidasi menjadi
ferriheme, yang akan segera bereaksi dengan ion CI membentuk ferrihemechlorid
yang juga disebut hematin maka dari itu metode sahli juga dikenal dengan metode
hematin asam.

Darah yang digunakan dalam pemeriksaan kali ini adalah darah EDTA, atau
darah. yang telah ditambahkan antikoagulan, sehingga darah tidak mengalami
pembekuan selama proses pemeriksaan. Pengambilan darah dari tabung sampel
dilakukan dengan pipet Sahli yang berukuran 20 uL dibantu dengan alat penyedot,
mengingat darah merupakan spesimen infeksius maka penyedotan sama sekali
tidak disarankan menggunakan mulut selain itu pada pengambilan darah ini harus
teliti agar tidak ada gelembung udara di dalam pipet yang dapat mempengaruhi
volume pemipetan. Selain itu untuk menghindari kesalahan akibat volume yang
kurang tepat, setelah dikeluarkan dari tabung wadah darah dan ketika akan
dimasukkan ke dalam tabung sahli, terlebih dahulu bagian luar pipet sahli yang
masih berisi bekas darah dibersihkan dengan tisu. Setelah 20 uL darah
dicampurkan dengan HCI, sampel dihomogenkan dengan batang kaca pengaduk
yang telah tersedia dalam alat haemometer. sahli sampai benar-benar homogen,
setelah itu larutan didiamkan selama kurang lebih sepuluh menit. Jangka waktu ini
diberikan dengan maksud agar
`

pembentukan senyawa hematin asam terbentuk dengan sempurna, jika lebih dari
jangka waktu ini akan menyebabkan kerusakan senyawa hematin asam yang
terbentuk, sedangkan jika kurang dari batas waktu yang ditentukan maka
pembentukan asam hematin belum berjalan sempurna
`

Kesimpulan
Berdasarkan pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan metode HB
sahli pada TN ROBERT didapat hasil 10,9 yang berada di bawah batasan normal,
kadar hemoglobin untuk laki-laki dewasa yaitu 13,0-16%. Maka dicurigai pasien
menderita anemia, untuk mengetahui penyebab anemia yang diderika disarankan
untuk menjalani pemeriksaan lanjutan
`

Daftar Pustaka
Alifah. (2017). Hubungan Status Gizi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Santriwati
Di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Bantul YOGYAKARTA. Kti.
El Shara, F., Wahid, I., & Semiarti, R. (2017). Hubungan Status Gizi dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMAN 2 Sawahlunto Tahun 2014.
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 202. https://doi.org/10.25077/jka.v6i1.671
Gandasoebrata, R. (2013). Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.
Nidianti, E., Nugraha, G., Aulia, I. A. N., Syadzila, S. K., Suciati, S. S., & Utami,
N. D. (2019). Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan Metode POCT (Point of
Care Testing) sebagai Deteksi Dini Penyakit Anemia Bagi Masyarakat Desa
Sumbersono, Mojokerto. Jurnal Surya Masyarakat, 2(1), 29.
https://doi.org/10.26714/jsm.2.1.2019.29-34
Faatih, M., Dany, F., Rinendyaputri, R., Sariadji, K., Susanti, I., & Nikmah, U. A.
(2020). Metode Estimasi Hemoglobin pada Situasi Sumberdaya Terbatas : Kajian
Pustaka Methods for Estimating Hemoglobin in Limited Resource Situations : A
Literature review. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan,
4(2), 23–31
Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar mikrobiologi dan Parasitologi untuk
Perawat.Jakarta: EGC
Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Alih bahasa: Brahim U. Pendit dan Dewi
Wulandari. Jakarta: EGC
Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik
Edisi 6.Alih bahasa: Sari Kurnianingsih. Palupi Widyastuti, Rohana
Cahyaningrum, Sri Rahayu. EGC: Jakarta.
`
Dosen Pembuat Laporan

Paraf

Nama Jelas NUR’IRAWATI Amd.AK, S.Si, NIDHAL MIJWAN NAFIS


M.Biomed
`

PRAKTIKUM 1B

Tanggal Praktikum :
Judul : Pemeriksaan kadar Hemoglobin

Latar Belakang
Tujuan :
Tinjauan Pustaka :
Metode : Cyanmethemoglobin
Prinsip Pemeriksaan :
Nilai Rujukan :
Nilai Kritis :
Alat :
 Tabung reaksi
 Pipet hemoglobin
 Pipet ukur 5 ml
 Spektrofotometer
Bahan :
 Larutan drabkin
 Sampel darah
Prosedur Kerja :
1. Persiapan Sampel
Blanko Standar Sampel
Larutan Drabkin 5 ml 5 ml 5 ml
Standar Hb - 20 μl -
Sampel - - 20 μl

 Bilas pipet dengan larutan drabkin dan campur sampai homogen.


 Inkubasi pada suhu kamar (25oC) selama 5 menit
 Baca absorbansi standar dan ampel terhadap blanko pada panjang
gelombang 540 nm
 Kompleks warna stabil dalam waktu 2 jam terlindung dari cahaya.
`

2. Pengaturan fotometer
 Panjang gelombang : 540 nm
 Faktor : 36,8
 Program : c/f
3.

Hasil :
Pembahasan :
Kesimpulan :
Daftar Pustaka :

 Sumber : https://medlab.id/penetapan-kadar-hemoglobin-metode-
cyanmethemoglobin/

Dosen Pembuat Laporan

Paraf

Nama Jelas NUR’IRAWATI Amd.AK, S.Si,


M.Biomed

Anda mungkin juga menyukai