Disusun oleh :
Suamah 010K
PADALARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukimia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya
akumulasi leukosit ganas dalam sumsum tulang dan darah (Hoffbrand,Pettit &
Moss, 2005). Mmeurut data WHO julah penderita kanker pada anak setiap
tahun terus meningkat jumlahnya mencapai 110 sampai 130 kasus per satu juta
anak. Di Indonesia, setiap tahun ada kira-kira 11.000 kejadian kanker anak, dan
TINJAUAN TEORITIS
2. Anatomi Fisiologi
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen
pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma).
Darah merupakan sejenis cairan jaringan tubuh yang berfungsi untuk
mengatur suhu tubuh, mengangkut oksigen dan zat-zat makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh ke seluruh jaringan tubuh. Darah juga
berfungsi sebagai pengangkut sisa sisa metabolisme tubuh, berfungsi
mengangkut bahan-bahan penyusun sitem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit serta mengedarkan
hormon-hormon dari sistem endokrin. Darah lebih berat dibandingkan
dengan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang
khas serta pH 7,4 (7,35-7,45).
Warna darah berfariasi dari merah terang sampaimerah tua
kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah
merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada pria dewasa dan
berkurang sedikit pada wanita dewasa.
Darah terdiri dari 4 bagian utama yaitu plasma darah, sel darah
merah, sel darah putih dan keping darah.
a. Plasma darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur
pokoknya sama dengan sitopasma. Plasma terdiri dari 92% air
dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik.
Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke dalam
sel dan membawa sisa pembakaran dari dalam sel ketempat
pembuangan. Plasma darah juga bermanfaat untuk menghasilkan
zat antibodi untuk menjaga kekebalan tubuh dari serangan
penyakit. Zat-zat dalam plasma darah ada 6 macam yaitu
fibrinogen yang bermanfaat untuk proses pembekuan darah,
garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, mineral dan lain-
lain) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan
osmotik, protein darah (albumin, globulin) yang dapat
meningkatkan viskositas darah dan juga menimbulkan tekanan
osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh, zat
makanan (asam amino, glukosa, lemak mineral, vitamin) hormon
yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh dan
antibody/antitoksin (Syaifuddin,2006).
Gambar plasma darah
b. Leukemia Kronis
1) Leukemia Mieloid merupakan leukemia granulositik
kronis/leukemia mieoid kronis (LGK/LMK).
LMK merupakan suatu penyakit mieloproliferatif yang
ditandai dengan produksi berlebihan seri geanulosit yang
relatif matang. LMK merupakan leukemia kronis dengan
gejala yang timbul perlahan-lahan dan sel leukimianya berasal
dari transformasi sel induk mieloid.
Epidemiologi : LMK merupakan 15-20% dari leukemia dan
merupakan leukemia kronis yang paling sering dijumpai di
Indonesia, sedangkan dinegara barat leukemia kronis lebih
banyak dijumpai dalam bentuk LLK. Insiden LMK dinegara
barat adalah 1-1,4/100.000/tahun. Umumnya LMK mengenai
usia pertengahan dengan puncak pada 40-50 tahun. Pada anak-
anak dapat dijumpai bentuk juvenille LMK. Abnormalitas
genetik yang disebut kromosom Philadelphia ditemukan pada
90-95% klien dengan LMK.
LMK terdiri atas enam jenis leukemia yaitu :
a) Leukemia mieloid kronis, Ph positif
b) Leukemia mieloid kronis< Ph negatif
c) Juvenille chronic myeloid leukemia
d) Chronic neuthrofilik leukemia
e) Eosinophilic leukemia
f) Chronic myelomonocytic leukemia
2) Leukemia Limfoid atau Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
Leukemia limfoid merupakan suatu proliferasi ganas
limfoblast.
Insiden : LLK merupakan 25% dari seluruh leukemia di negara
barat, tetapi amat jarang ditemukan di Jepang, Cina dan
Indonesia. Penderita laki-laki dua kali lebih sering ditemukan
dari pada wanita. Jarang sekali ditemukan pada usia kurang
dari 40 tahun. Kebanyakan mengenai usia lebih dari 50 tahun.
Klasifikasi : menurut Rai dkk (1978) LLK dapat dibagi menjadi 5
tingkatan penyakit secara klinis sebagai berikut :
Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah tepi
Menunjukkan adanya limfositosis 30.000-300.000/mm3,
anemia normositer normokromik dan trombositopenia.
b) Pemeriksaan sumsum tulang
Adanya infiltrasi “small well differentiated lymphocyte”
difus, dengan limfosite 25%-95% dari sel sumsum tulang
c) Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan ini penting untuk membedakan jenis
leukemia kronis seri limfoid
Penatalaksanaan
Leukemia adalah jenis gangguan pada sistim hematopoetik yang total dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukemia dan prosedurnya.
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah dapat
dikontrol sesuai kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel
darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat
berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel
leukemia memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh
terhadap infeksi. Sel leukemia juga merusak produksi sel darah lain dalam
sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel darah tersebut
berfungsi untuk menyuplai oksigen ke jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan kearah keganasan.
Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
menggangu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sum-sum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan yang menghasilakn sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga
bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hepar, limpa, keenjar getah
bening ginjal dan otak.
Proses patofisiologi leukemia akut dimulai dari transformasi ganas sel
induk hematologi atau turunannya. Proliferasi sel ganas induk ini
menghasilkan sel leukemia akan mengakibatkan :
NIC :
a) Monitor TTV
Rasional ; untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya infeksi
b) Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari
sumber infeksi.
c) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
mencuci tangan menggunakan tehnik mencuci tangan dengan
baik
Rasional : untuk menurunkan resko terjadinya kontaminasi
mikroorganisme dan meminimalkan paaran pada organisme
inefektif.
d) Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang / menurunkan
resiko infeksi.
e) Berikan diet lengkap nutrisis sesuai usia.
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuuh.
f) Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : mengobati dan mencegah penyebaran infeksi.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
anemia
NOC : Terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Kriteria hasil : klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
dengan bertahap.
NIC :
a) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang
diinginkan atau dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan
membantu pemilihan intervensi.
b) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk beraktivitas.
c) Berikan lingkungan yang tenang dan perlu istirahat tanpa
gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitass dan regenerasi
seluler atau penyembuhan jaringan
d) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampua.
3) Risiko tinggi cedera : perdarahan berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
NIC :
A. Kesimpulan
Leukemia adalah suatu poliferasi abnormal dari sel-sel darah putih
yaitu leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker atau merupakan
penyakit akibat proliferasi sel leukosit yang imatur dan berlebihan
sehingga dapat menggantikan umur sel yang normal, menyebabkan
anemia, trombositopenia, bahkan kematian dengan etiologi yang belum
jelas diketahui diduga sebagai penyakit virus atau genetik.
Sampai sekarang leukemia belum dapat dijelaskan secara
keseluruhan. Banyak para ahli menduga ada faktor infeksi yang sangat
berperan dalam etiologi leukimia.
Hitung darah lengkap dan diferensiasinya adalah indikasi utama
bahwa leukemia tersebut mungkin timbul. Semua jenis leukemia tersebut
didiagnosis dengan aspirasi dan biopsi sumsum tulang.
Penatalaksanaan pada pasien leukemia dapat dilakukan dengan
cemotherapi dan didukung terapi suportif.
B. Saran
Setiap mahasiswa keperawatan mempelajari tentang penyakit
leukemia dan mempelajari asuhan keperawatan pada pasien leukemia.
Supaya setiap mahasiswa keperawatan dapat merawat pasien dengan
penyakit leukemia dengan baik, sehingga setiap mahasiswa keperawatan
dapat berperan aktif lebih baik lagi dalam merawat pasien leukemia.
DAFTAR PUSTAKA
Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, FKUNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Susan Martin Tucker, Mary M. Canabbio, Eleanor Yang Paquette, Majorie Fife
Wells, 1998, StandarPerawatan Pasien, volume 4, EGC.
Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas
Kedokteran UI,Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
Japaries, Willie, Buku Ajar Onkologi Klinis edisi 2, cetakan 2, 2011, Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta
http:/diglib.unicus.ac.id
https://jtptunimus-gdl-novianaris-5138-2-bab2.pdf
http://www.academia.edu/22269307/Asuhan_Keperawatan_pada_pasien_Leukimi
a
http://www.academia.edu/20413574/ASKEP_LEUKIMIA
http://www.academia.edu/27463506/LEUKEMIA