Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN

KEPERAWATAN
LEUKIMIA
Dina Gustina Putri (211211839)
Miftahul Khairati (211211853)
Penyusun Nini Putri Ramadani (211211859)
Olivia Asra Davatja (211211861)
Silvia Atika Zuri (211211872)

Ns. Lenni Sastra,M.kep


Leukimia:
adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di susm sum tulang, yang
menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan
jenis sel lain (Reves, Charlene J etal,2001)

Leukimia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sekelompok


sel anak yang abnormal.Sel sel ini menghambat semua sel darah lain di sumsum
tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sumsum
tulang.
Klasifikasi Leukimia

Ada dua jenis kanker leukimia kronik yang diklasifikasikan berdasarkan


jenis sel, yaitu:
1. Leukimia Akut disebabkan oleh hambatan di dalam diferensiasikan sel
dalam lapisan sel hematopoietik. Akibatnya adalah akumulasi pasif sel
imatur, sel non fungsional atau blast di dalam sumsum tulang ataudi dalam
organ lainnya.
2. Leukimia Kronis disebabkan oleh proliferasi tak beraturan sel
hematopoetik atau gangguan kematian sel (apoptosis). Leukimia kronis
diklasifikasikan sebagai LMK atau LLK. LMK berasal dari sel induk
pluripoten. Pada awalnya, sumsum adalah hiperseluler dengan banyak sel
normal.
Anatomi dan Fisiologi

A. Anatomi

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh


darah yang warnanya merah. warna merah itu keaadaannya tidak tetap,
tergantung pada banyaknya oksigen dan karbondioksida didalamnya. adanya
oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna
pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.pada peristiwa
pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.

Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi
kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan inin
dapat dicegah dengan jalan mencampurkan kedalam darah tersebut sedikit
obat anti pembekuan atau sitras natrikus.
Karakteristik fisik darah meliputi :

Viskositass atau kekentalan darah : 4,5-5,5

Temperature : 38 C

pH : 7,37-7,45

Salinitas : 0,9 %

Berat : 8% dari berat badan

Volume : 5-6 liter (pria) dan 4-5 liter (wanita)


Fisiologi

Leukosit, meliputi :

1.Granulosit : Merupakan sel darah putih yang bergranula.

Neutrofil : Granula marah kebiruan, bersifat fagosit.

Basofil : Granula biru, fagosit

Eosinofil : Granula merah, fagosit

2.Agranulosit : Merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak


bergranula

Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat

Limphosit : Inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat bergerak.


Leukosit :

Leokosit yang merupakan sel-sel bergranula yaitu : Eosinfil, basofil,


neotrofil dan yang tidak bergranula yaitu : Limfosit T dan B, monosit,
makrofag. Limfosit B bersirkulasi dalam darah, saat ada antigen maka
limfosit B akan berikatan dengan antigen (Rx antigen-antibodi).

Limfosit T yang belum matang bermigrasi menuju thymus. Setelah


matang beredar dalam darah, jika bertemu antigen, limfosit T akan
mengeluarkan zat-zat kimia yang melawan mikroorganisme patogen
serta menstimulasi leukosit lainnya.
Etiologi

Etiologi LLA sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan


besar disebabkan oleh virus (virus onkogenik). Namun faktor lain yang
ikut peran adalah :

1.Faktor eksogen :

a.Efek dari penyinaran seperti : Sinar X, sinar radioaktif.

b.Hormon, bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat).

c.Infeksi (virus dan bakteri)


Etiologi

2.Faktor endogen :

a.Faktor ras (orang yahudi mudah menderita LLK).

b.Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (aberasi kromosom) pada


sindrom down.

c.Herediter : kasus leukimia pada kakak beradik/kembar satu telur,


angka kejadian pada anak lebih tinggi sesuai dengan usia maternal

d.Genetik : Virus tertentu mygx perubahan struktur gen (T.cell


leukimia-lymphoma virus/HTLV).
Menifestasi klinis

Manifestasi klinis yang dapat dilihat atau dilaporkan klien atau


keluarga secara langsung :

a.Pilek tidak sembuh-sembuh

b.Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c.Demam, anorexia

d.Berat badan menurun

e.Ptechie, memar tanpa sebab

f.Nyeri pada tulang atau persendian

g.Nyeri abdomen

(Brunner dan Suddarth, 2005)


Komplikasi

A.Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi.

B.Trombositopenia (Perdarahan) adalah kondisi saat jumlah keping darah


(trombosit) rendah atau di bawah normal.

C.Gagal organ Kondisi yang ditandai dengan tingkat metabolisme yang sangat
rendah.

D.Iron Deficiency anemia (IDA) Jenis anemia yang terjadi akibat tubuh
kekurangan zat besi.

E.Kematian Penghentian permanen dan tidak dapat dikembalikan dari semua


fungsi biologis yang menopang makhluk hidup.
Patofisiologi

Bila virus dianggap sebagai penyebabnya ( virus onkogenik yang


mempunyai struktur antigen tertentu), maka virus tersebut dengan
mudah aakan masuk ke dalam tubuh manusia jika struktur antigennya
sesuai dengan struktur manusia itu (hospes).

Bila struktur antigen virus tidak sesuai dengan struktur antigen


individu, maka virus tersebut akan ditolak, seperti penolakan pada
benda asing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur
antigen dari berbagai alat, terutama kulit dan selaput lendir yang
terletak di permukaan tubuh ( kulit disebut juga antigen jaringan )
atau HL-A ( Human Leucocyte locus A).
Pemeriksaan Penunjang

A.Pemeriksaan laboratorium

1)Darah tepi

2)Kimia darah

3)Sumsum tulang

B.Pemeriksaan lain :

1.Biobsi limpa

2.Lumbal punksi

3.Sitogenik
Penatalaksanaan

1. Keperawatan

a.Transfusi darah Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%.

b.Kortikosteroid (Prednison, kortison) deksametason dsb.

c. Sitostatika Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi


bersama-sama dengan prednison.

d.Imunoterapi Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi


diberikan jika telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup
rendah ( 10^5 – 10^6).
Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Biasanya meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pekerjaan,


status, perkawinan, alamat, penanggung jawab, tanggal masuk RS,
yang mengirim cara masuk RS, diagnosa medis (Ikawati,2016).

b. Riwayat Kesehatan

1.) Riwayat Kesehatan dahulu

2.) Riwayat Kesehatan Sekaranf

3.) Riwayat Kesehatan Keluarga

4.) Kebiasaan
Asuhan Keperawatan Teoritis
C. Pola Persepsi dan penanganan kesehatan

Presepsi klien dalam menilai/melihat dari pengetahuan klien


tentang penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam
merawat diri dan juga adanya perubahan dalam pemeliharaan
kesehatan.

D. Pola Nutrisi/Metabolisme

BB: biasanya pada pasien leukimia badan turun/kurang dari normal

TB: biasanya tinggi, badan pasien leukimia mempengaruhi

1. Pola makan

a. Sehat
Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pola Makan
a. Sehat
Biasanya makanan yang mengandung tinggi gula, garam, dan lemak.
b. Sakit

Biasanya klien dengan leukimia akan kehulangan nafsu makan, mual


dan muntah. sehingga nutrisi klien

2. Pola Minum
a. Dirumah

Biasanya klien dengan lekimia tidak mengalami perubahan pola minum

b. Dirumah Sakit
Asuhan Keperawatan Teoritis

E. Pola Eliminasi

Biasanya perubahan fisik akan dialami oleh penderita leukimia yaitu


sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami
perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.
a. BAB
Biasanya klien dengan leukimia mengalami kesulitan BAB
b. BAK
Biasanya klien dengan leukimia mengalami penurunan volume urin.

F. Pola Aktivitas/Latihan

Biasanya pola aktivitas/latihan klien terganggu karena kelelahan, kurang


istrahat, pada saat beraktivitas ataupun saat istirahat.
Asuhan Keperawatan Teoritis

G. Pola Istirahat tidur

Biasanya pola istirahat dan tidur pada kliendengan leukimia mengalami


gangguan, karena biasanya klien akan mengalami nyeri.

H. Pola Kognitif Persepsi

Biasanya pada klien leukimia akan mengalami gangguan pada kognitif


persepsi seperti pasien merasakan nyeri dan kelelahan.

I. Pengkajian fungsi fisik

1. pengkajian nyeri Metode SOCRATES

Site of Pain, Onset, Character, Radiation, Associated features, Timing,


Exacerbating and relieving factors, Severity
Asuhan Keperawatan Teoritis

J. Pola Peran Hubungan


Biasanya klien dengan leukimia akan mengalami perubahan peran
hubungan karena penyakit yang dideritanya.

K. Pola Seksualitas / Reproduksi

Biasanya klien dengan leukimia akan mengalami gangguan dalam


beraktivitas Karena adanya aktivitas yang berlebihan dapat memicu klien
kelelahan bahkan mimisan
Asuhan Keperawatan Teoritis

L. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri


a.Body image / gambaran diri d.Self Esteem/harga diri
b.Role / Peran e.Self Ideal/Ideal diri
c.Identity / Identitas Diri

M. Pola Koping-Toleransi Stress

Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi
kesehataan tubuhnya serta koping
Asuhan Keperawatan Teoritis

O. Pemeriksaan Fisik

Uraian Gambaran

Tanda Vital Suhu : biasanya suhu tubuh pasien dalam batas normal
Nadi : biasanya pasien leukimia mengalami takikardi (denyut
nadi lebih dari normal)
TD : Biasanya pasien leukimia tekanan darah normal ( >
100/90 mmHg)
RR: biasanya detakan jantung tidak berirama, atau jumlah
detakan lebih dari normal.

Intragumen a. Inspeksi : Biasanya ada gangguan pada kulit seperti


merah kebiru-biruan
b. Palpasi : Biasanya kulit teraba hangat
Asuhan Keperawatan Teoritis

O. Pemeriksaan Fisik

Uraian Gambaran

Kepala : Mata Hidung a. Biasanya simetris


Telinga Mulut b. Biasanya konjungtiva klien anemis
c. Biasanya adanya cuping hidung.
d. Biasanya bentuk simetris kiri dan kanan,tidak mengalami
serumen dan tidak ada gangguan pendengaran
e. Biasanya mulut terlihat bersih

a. biasanya tidak terdapat deviasi pada trakea


Leher : Trakea JVP b. biasanya terjadi distensi vena jugularis
Nodus limfe Tiroid c. biasanya tidak ada mengalami pembesaran getah bening
d. biasanya tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid
Asuhan Keperawatan Teoritis

O. Pemeriksaan Fisik

Uraian Gambaran

Dada Paru a. Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan


b. Palpasi : biasanya fremitus taktil normal
c. Perkusi : biasanya bunyi sonor
d. Auskultasi : biasanya suara napas vesikuler
Jantung a. Inspeksi : biasanya tidak barrel chest, ictus cordis tidak
terlihat.
b. Palpasi : biasanya sela iga tidak melebar, ictus cordis
tidak teraba.
c. Perkusi : biasanya bunyi redup
d. Auskultasi : biasanya bunyi jantung I dan II regular, tidak
terdengar murmur dan gallop.
Asuhan Keperawatan Teoritis

O. Pemeriksaan Fisik
Uraian Gambaran

Abdomen a. Inspeksi : biasanya perut terlihat datar, dan simetris


b. Palpasi :biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan normal
c. Perkusi : biasanya terdapat bunyi timpani
d. Auskultasi : biasanya bising usus normal
Ekstremitas a. Biasanya tidak ada gangguan pada ekstremitas pasien
dengan penyakit leukimia.

Neurologi : a. Biasanya kesadaran composmentis dengan GCS 15


Status mental/CGS b. Bisanya tidak ada gangguan
Saraf cranial Reflek c. Biasanya tidak ada gangguan
fisiologi (bisep, trisep) d. Biasanya reflek patologis normal
Reflek patologis
(babinski)
Asuhan Keperawatan Teoritis

O. Pemeriksaan Fisik

Uraian Gambaran

Payudara Biasanya bentuk simetris kiri dan kanan, tidak teraba adanya
masa, membesar sesuai dengan jenis kelamin

Genitalia Biasanya tidak ada gangguan

Rectal Biasanya tidak ada gangguan


Asuhan Keperawatan Teoritis

P. Pemeriksaan Penunjng

Leukemia berupa pemeriksaan hematologi seperti pemeriksaan


darah lengkap, apusan darah tepi, fungsi liver, fungsi pembekuan
darah, pungsi lumbal, serta aspirasi sumsum tulang. Pemeriksaan
sitogenetik dan immunophenotyping juga dapat dilakukan untuk
membantu diagnosis leukemia.
Diagnosa Keperawatan Teoritis

Diagnosa memiliki dua arti pertama diagnosa adalah tahap kedua dari
proses keperawatan yang mencangkup analisa data kedua diagnosa adalah label
spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan
kelainan dan keluarganya.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu


keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang aktual atau potensial diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan
intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat yang
bertanggung jawab diagnosa keperawatan adalah respon individu terhadap
rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan).
Diagnosa Keperawatan Teoritis

Diagnosa memiliki dua arti pertama diagnosa adalah tahap kedua dari
proses keperawatan yang mencangkup analisa data kedua diagnosa adalah label
spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan
kelainan dan keluarganya.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu


keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang aktual atau potensial diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan
intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat yang
bertanggung jawab diagnosa keperawatan adalah respon individu terhadap
rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan).
Diagnosa Keperawatan Teoritis

N Diagnosa SLKI SIKI


o Keperawatan
1. Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Edukasi Pencegahan Infeksi
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam, O:
dengan penurunan maka diharapkan tingkat -Periksa kesiapan dan kemampuan
hemoglobin kesehatan membaik dengan menerima informasi
kriteria hasil: T:
1. Demam menurun -Siapkan materi,media tentang faktor-
2. Nyeri menurun faktor penyebab,cara identifikasi dan
3. Kadar sel darah putih menurun pencegahan resiko infeksi di rumah
sakit maupun di rumah
E:
-siapkan materi,media tentang faktor-
faktor penyebab,cara identifikasi dan
pencegahan resiko infeksi di rumah
sakit maupun di rumah
Diagnosa Keperawatan Teoritis

N Diagnosa SLKI SIKI


o Keperawatan

2. Keletihan b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Aktivitas dan Istirahat
tidur keperawatan selama 1x24 jam, O:
maka diharapkan tingkat -Identifikasi kesiapan dan kemampuan
keletihan membaik dengan menerima informasi
kriteria hasil: T:
1.Verbalisasi lelah lesu -sediakan materi dan media
membaik pengaturan aktivitas dan istirahat
2. Pola istirahat membaik E:
3. Pola napas membaik -Jelaskan pentingnya melakukn akifitas
fisik
-anjurkan terlibat dalam tivitas bermain
atau aktifitas lainnya
-anjurkan menyusun jadwal aktifitas
dan istirahat
Diagnosa Keperawatan Teoritis

N Diagnosa SLKI SIKI


o Keperawatan

3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi


berhubungan dengan keperawatan selama O:
ketidakmampuan 1x24jam ,maka diharapkan - Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi nutrient peran pemberi asuhan - Identifiasi alergi dan intoleransi
membaik dengan kriteria hasil : makanan
1.porsi makan yang di T:
habiskan meningkat - Berikan Makanan tinggi serat untuk
2.Berat badan indeks masa mencegah konstipasi
tubuh meningkat - Berikan suplemen makakan jika perlu
3.Sikap terhadap - Berikan makanan tinggi kalori dan
makanan/minuman sesuai tinggi protein.
dengan tujuan kesehatan E:
membaik -Anjurkan posisi duduk jika mampu
Catatan Perkembangan

Implementasi

Setelah rencana tindakan di susun secara sistematik,selanjutnya tindakan tersebut di


terapkan dalam tindakan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan yang diharapkan.

Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah penilaian terakhir keperawatan yang didasarkan pada


tujuan keperawatan yang ditetapkan. Biasanya berisi tentang bagaimana pengaruh tindakan
yang diberikan apakah mengurangi gejala yang dialami klien atau tidak
Kesimpulan

Leukemia adalah suatu penyakit keganasan sel darah putih yang berasal dari sumsum
tulang yang ditandai dengan akumulasi proliferasi leukosit dan sel abnormal dalam sumsum
tulang dan darah. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti namun faktor resiko seperti
genetic, lingkungan, radiasi, infeksi dan keadaan imunosupresi memiliki hubungan dengan
angka kesakitan leukemia.

Leukemia pada anak 97% adalah akut dimana 85% ialah LLA dan 17% LMA,
sementara leukemia kronik hanya 2% pada anak. Leukemia perlu dibedakan dengan reaksi
leukemoid dimana hanya terjadi peningkatan leukosit tanpa ada perubahan morfologi. Perlu
juga disingkirkan penyebab demam dan kegagalan sumsum tulang.
Saran

1. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat sesama tenaga kesehatan
lainnya agar terapi yang diterima yang tepat, efektif dan aman.

2. Perlu adanya monitoring dan evaluasi pada pasien dengan penyakit jantung
koroner dikarenakan obat-obatan yang digunakan berpotensi mengalami
interaksi.

3.Bagi peneliti selanjutnya yang meneliti dengan judul yang sama sebaiknya
menggunakan metoda atau subjek penelitian yang berbeda dan parameter
outcome klinis yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M. 2009. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 8.


Singapura: Salemba Medika

Doengoes, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

PPNI (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia : definisi dan indikator


diagnostik, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia : definisi dan tindakan


keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar luaran keperawatan Indonesia : definisi dan kriteria hasil
keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Thank You

Anda mungkin juga menyukai