PADA ANAK
Disusun Oleh:
RUANG VIP
Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu yang unik,
yang mempunyai petensi untuk tumbuh dan berkembang.anak bukanlah meniatur orang dewasa,
melainkan individu yang berada pada pada proses tumbuh-kembang dan mempunyai kebutuhan
yang spesifik. Sepanjang rentang sehat sehat sakit, anak membutuhkan perawat baik secara
langsung maupun tidak langsung sihingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. .(Supartini
Yupi,2004)
Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita oleh individu adalah gangguan sistem
Leukemia yaitu faktor sosial budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan biologis. Leukemia
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor exogen seperti: sinar radiasi, bahan kimia (bensol, arsen,
preparat sulfat) dan faktor endogen seperti : ras, kelainan kromoson, dan herediter. (Asuhan
Menurut H.L. Bloem (1974), status kesehatan dipengaruhi oleh factor biologik, faktor
prilaku, faktor lingkungan dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor biologik merupakan faktor
yang berasal individu yang bersangkutan dan disebut faktor keturunan. Faktor keturunan ini
misalnya pada penyakit alergi, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan darah yang
kardiovaskular. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003, setiap tahun
timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun
kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita baru penyakit kanker
meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang diantaranya akan meninggal pada sepuluh
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 penyakit kanker
pernafasan dan pencernaan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevelensi tumor di masyarakat sebesar 4,3 per 1000 penduduk. Sedangkan Data statistik rumah
sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, menunjukkan bahwa kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap (19,64%), disusul kanker leher
rahim (11,07%), kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (8,12%), Limfoma non Hodgkin
(6,77%), dan Leukemia (5,93%). Leukemia merupakan kanker yang sering terjadi pada anak.
(http://www.depkes.go.id)
Menurut data badan kesehatan dunia(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di
dunia bertambah sekitar 6,25 juta orang. Tahun demi tahun, angka kejadian kanker pada anak
terus meningkat, jumlahnya mencapai 2-4% dan seluruh kejadian penyakit kanker pada manusia.
Sedangkan angka kejadiannya mencapai 110 hingga 130 kasus persejuta anak pertahun. Sebuah
laporan internasional bahkan menyatakan 10% kematian pada anak disebabkan penyakit kanker.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
Dan data RSCM yang tersedia, bahkan diketahui bahwa dua penyebab utama kematian
kanker anak di Indonesia adalah karena leukemia (kanker darah) dan retinoblastoma (kanker
mata). Bahkan ditengarai jumlah anak pengidap leukemia di Indonesia mencapai 25-30%.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
B. Tujuan Penulisan
Memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
2.1. Memperoleh pengalaman dalam pengkajian, analisa data, dan merumuskan diagnosa
keperawatan yang terjadi pada klien anak dengan gangguan sistem hematologi : Leukemia
2.2. Memperoleh pengalaman dalam merumuskan rencana asuhan keperwatan pada klien anak
2.3. Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien anak dengan
2.4. Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan evaluasi pada klien anak dengan gangguan sistem
hematologi : Leukemia.
2.5. Memperoleh pengalaman dalam mendokumentasikan pada klien anak dengan gangguan sistem
hematologi : Leukemia.
2.6. Menganalisa perbedaan yang terjadi antara teori dan kenyataan pada klien anak dengan
1. Pengertian
a. Leukimia adalah poliferasi sel darah putih yang masih imatur dala jaringan pembentuk darah.
b. Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas
serta sering disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya
c. Leukimia merupakan poliferasi tanpa batas sel darah putih yang imatur dalam jaringan tubuh
d. Leukimia adalah sekumpulan penyakit yang di tandai oleh adanya akumulasi leukosit ganas
1) Jumlah
Seseorang memiliki empat sampai enam liter darah dalam tubuhnya, yang bergantung
pada ukuran tubuhnya. Sekitar 38% sampai 48%, total volume darah dalam tubuh manusia
tersusun berbagai sel darah, yang juga disebut “elemen penyusun.” Sisanya, yaitu sekitar 52%
Anda mungkin berkata pada diri Anda, “tentu, warnanya merah!” Warna merah
disinggung di sini meskipun sebenarnya warna merahnya bervariasi. Darah arteri tampak merah
terang karena mengandung kadar oksigen tinggi. vena telah memindahkan kandungan
oksigennya ke jaringan sehingga memiliki warna yang lebih gelap. Hal ini bisa sangat penting
dalam pengkajian sumber perdarahan. Jika warna darah merah terang, kemungkinan darah
berasal dari arteri yang terobek, dan jika warna darah merah gelap, kemungkinan darah tersebut
3) pH
Kisaran pH normal darah adalah 7,35 sampai 7,45, yang cenderung agak basa Darah vena
biasanya memiliki pH yang lebih rendah daripada darah arteri karena mengandung karbon
4) Viskositas
Berarti pengentalan atau tahanan terhadap aliran darah. Darah lebih kental sekitar 3-5
kali dibanding air. Viskositas darah meningkat dengan adanya sel-sel darah dan protein plasma,
b. Plasma
Plasma adalah bagian cair darah, dan sekitar 91% merupakan air. Kemampuan
melarutkan air memungkinkan plasma rnengangkut berbagai substansi. Nutrien yang diserap dari
saluran pencernaan disirkulasi ke berbagai jaringan tubuh. Dan produk sisa dari jaringan
diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin diangkut oleh plasma menuju organ sasarannya, dan antibodi juga diangkut oleh
plasma. Sebagian besar karbon dioksida yang dihasilkan sel diangkut oleh plasma dalam bentuk
ion bikarbonat (HCO 3). Ketika darah memasuki paru CO2 dibentuk kembali, berdifusi ke dalam
Ada tiga macam sel darah: sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel-sel darah
diproduksi oleh jaringan hemopoietik, yang ada dua, yaitu: sumsum tulang merah yang terdapat
pada tulang pipih dan tulang tak beraturan, dan jaringan limfatik, seperti limpa, kelenjar getah
Disebut juga eritrosit, sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf, yang berarti bagian
tengahnya lebih tipis dari pada bagian tepinya. Nukleus sel darah merah mengalami disintegrasi
selama pematangan sel darah merah dan menjadi tidak dibutuhkan dalam menjalankan
fungsinya.
Jumlah sel darah merah berkisar antara 4,5 sampai 6 juta per mm3 darah (milimeter
kubik sekitar satu tetesan yang sangat kecil). Hitung sel darah merah pada laki-laki sering kali
berada di ujung atas kisaran ini sedangkan pada wanita sering kali berada di ujung bawah
kisaran. Cara lain untuk menentukan jumlah sel darah merah adalah dengan hematokrit.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memasukkan darah ke dalam tabung kapiler kemudian
mensentrifugasikannya sehingga sel darah terkumpul pada satu ujung. Setelah itu persentase sel
darah dan plasma dapat ditentukan. Karena sel darah merah adalah sel darah yang paling banyak,
total sel darah pada hematokrit normal sekitar 38% sampai 48%. Hitung sel darah merah dan
Sel darah merah mengandung protein Hemoglobin (Hb), yang memberi kemampuan
kepada sel darah merah untuk mengangkut oksigen. Setiap sel darah merah mengandung sekitar
300 juta molekul hemoglobin, yang masing-masing dapat mengikat empat molekul oksigen.
Pada kapiler di paru-paru sel darah merah akan rnengikat oksigen dan membentuk
oksigennya dan hemoglobin menjadi berkurang. Penentuan kadar hemoglobin juga termasuk
bagian pemeriksaan hitung darah total; kisaran normalnya sekitar 12-18 gram per 100 ml darah.
Sangat diperlukan pada pembentukan hemoglobin adalah mineral besi; terdapat empat atom besi
pada setiap molekul hemoglobin. Sebenarya atom besilah yang mengikat oksigen dan membuat
Sel darah merah dibuat di sumsum tulang merah pada tulang pipih dan tak beraturan.
Pada sumsum, tulang merah terdapat sel prekusor yang disebut Sel induk, yang secara terus-
menerus mengalami mitosis untuk memproduksi semua jenis sel darah, yang kebanyakan adalah
sel darah merah. Kecepatan produksinya sangat cepat (diperkirakan beberapa juta sel darah
merah baru setiap detik) dan faktor pengatur utamanya adalah oksigen. Jika tubuh dalam keadaan
hipoksia, atau kekurangan oksigen, ginjal akan memproduksi hormon eritropoietin, yang akan
menstimulasi sumsum tulang merah untuk meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah.
Keadaan ini akan muncul setelah hemoragi atau jika seseorang tinggal untuk suatu waktu pada
daerah dataran tinggi. Sebagai hasil aksi eritropoietin, akan semakin banyak sel darah merah
hanya dua tahap perkembangan yang terakhir yang akan kita bicarakan. Normoblas adalah tahap
terakhir yang masih memiliki nukleus, yang kemudian akan mengalami disintegrasi. Retikulosit
memiliki bagian retikulum endoplasma, yang akan terlihat ketika apusan darah diwarnai saat
diamati dengan mikroskop. Sel yang belum matang ini biasanya ditemukan pada sumsum tulang
merah meskipun sejumlah kecil retikulosit pada sirkulasi perifer dianggap normal. Apabila
terdapat retikulosit atau normoblas dalam sirkulasi darah dengan jumlah besar, itu berarti bahwa
jumlah sel darah merah matang yang ada tidak cukup untuk mengangkut okeigen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Keadaan seperti ini meliputi hemoragi, atau ketika sel darah merah
matang menjadi rusak, seperti pada penyakit Rh pada bayi yang baru lahir dan malaria.
Pematangan sel darah merah membutuhkan banyak nutrien. Protein dan besi dibutuhkan
untuk sintesis hemoglobin dan menjadi bagian molekul hemoglobin. Vitamin asam folat dan B12
dibutuhkan untuk sintesis DNA dalam sel induk sumsum tulang merah. Selama sel-sel ini
mengalami mitosis, sel tersebut secara terus-menerus momproduksi sel-sel kromosom baru.
Vitamin B12 juga disebut fakot ekstrinsik karena sumbernya berasal dari luar tubuh, yaitu
makanan. Sel parietal pada lapisan lambung memproduksi faktor intrinsik, suatu zat kimia yang
bergabung dengan vitamin B12 dan makanan untuk mencegahnya dicerna dan meningkatkan
absorpsinya pada usus halus. Defisiensi vitamin B12 atau faktor intrinsik akan mengakibatkan
anemia pernisiosa
Umur sel darah merah sekitar 120 hari. Ketika Sel Darah Merah (SDM) mencapai usia
ini, SDM mudah rusak dan dikeluarkan sirkulasi oleh sel dan sistem makrofag jaringan (biasanya
akan difagosit dan dicerna oleh makrofag. dan kandungan besinya akan dikembalikan ke dalam
aliran darah untuk kembali lagi ke dalam sumsum tulang merah yang digunakan untuk sintesis
hemoglobin baru.
Golongan darah kita diturunkan secara genetik yaitu, kita mewarisi gen-gen dari orang
tua kita yang akan menentukan golongan darah kita. banyak faktor atau golongan sel darah
merah; kita akan membahas dua yang paling penting, yaitu golongan ABO dan faktor Rh.
Golongan darah A, B, O
merah
A A Anti-B
B B Anti-A
merahnya, dan seseorang dengan golongan darah B memiliki antigen B. Golongan darah
AB berarti orang tersebut memiliki kedua antigen A dan B, dan golongan O berarti tidak
tidak ada dalam sel darah merah. Oleh karena itu, seseorang dengan golongan darah A
memiliki antibodi anti-B pada plasmanya; seseorang dengan golongan darah B memiliki
antibodi anti-A, golongan darah AB tidak rnemiliki antibodi anti-A maupun anti-B, dan
seseorang harus menerima darah dengan golongan darah yang sesuai dengan golongan
darahnya; hanya jika tidak tersedia golongan darah tersebut, baru dapat diberikan
golongan darah lain. Sebagai contoh, seseorang dengan golongan darah A membutuhkan
transfusi darah karena hemoragi. Jika diberikan darah dengan golongan B, apa yang akan
terjadi? Resipien dengan golongan darah A memiliki antibodi anti-B yang akan berikatan
dengan antigen golongan darah B sel darah merah donor. Sel darah merah golongan
yang akan menggagalkan tujuan transfusi. Akibat lain yang lebih serius adalah
hemoglobin dan eritrosit yang mengalami hemolisis akan menyumbat kapiler ginjal, yang
dapat menimbulkan kerusakan ginjal ataupun gagal ginjal. Oleh karena itu, penggolongan
darah dan pencocokan silang darah donor dan darah resipien di laboratorium rumah sakit
menjadi sangat penting sebelum melakukan transfusi. Prosedur ini membantu menjamin
bahwa darah donor tidak akan menyebabkan reaksi transfusi hemolitik pada resipien.
darah 0 adalah “donor universal”. Biasanya golongan darah 0 negatif bisa diberikan
kepada orang dengan golongan darah lain. Hal ini karena golongan darah 0 tidak
memiliki antigen A maupun antigen B pada sel darah merahnya, sehingga tidak akan
terjadi reaksi terhadap antibodi apapun yang dimiliki resipien. Istilah “negatif” digunakan
(2). Faktor Rh
Adalah tipe antigen lain (sering disebut D) yang mungkin terdapat pada sel darah
merah. Seseorang yang sel darah merahnya memiliki antigen Rh disebut Rh positif,
negatif tidak memiliki antibodi alami terhadap antigen Rh, oleh karena itu antigen ini
dianggap asing. Jika seseorang dengan Rh negatif menerima darah dengan Rh positif
antibodi ketika terdapat bakteri ataupun virus. Kesalahan transfusi yang pertama sering
selama perjalanan yang pertama. Namun, pada transfusi selanjutnya, ketika antibodi anti-
Rh sudah ada, akan terjadi reaksi transfusi, disertai hemolisis dan kernungkinan
kerusakan ginjal.
Sel darah putih juga dikenal dengan nama Leukosit. Ada lima macam sel darah putih;
semuanya memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel darah merah dan memiliki nukleus
ketika matang. Nukleus dapat berupa suatu bentuk tunggal ataupun muncul dalam beberapa
lobus. Dengan pewarnaan khusus untuk pemeriksaa mikroskopik, akan muncul gambaran khusus
10.000 per mm3. Perhatikan bahwa jumlah tersebut terbilang kecil bila dibanding hitung sel
darah merah normal. Sebagian besar sel darah putih tidak terdapat di dalam pembuluh darah,
Kelima macam sel darah putih bisa dikiasifikasikan ke dalam dua kelompok: granular
dan tidak bergranula. Leukosit bergranular diproduksi dalam sum- sum tulang merah; yaitu
neutrofil, eosinofil, dan basofil, yang akan terlihat dengan warna granula yang lebih terang ketika
diwarnai. Leukosit tidak bergranula adalah limfosit dan monosit, yang diproduksi pada jaringan
limfatik, limpa, kelenjar getah bening, dan timus, sebagaimana juga diproduksi pada sumsum
tulang merah. Hitung jenis sel darah putih (bagian hitung darah total) adalah persentase setiap
jenis leukosit. Kisaran normal ditunjukkan pada Tabel dibawah, disertai nilai normal hitung
Hemaktokrit 38-48%
Retikulosit 0%-1,5%
Neutrofil 55-70%
Eosinofil 1-3%
Basofil 0,5-1%
Limfosit 20-35%
Monosit 3-8%
Trombosit 150.000-300.000/mm3
c). Fungsi
Seluruh sel darah putih memiiki fungsi umum yang sama, yaitu melindungi tubuh dan
penyakit infeksi dan membentuk imunitas terhadap penyakit tertentu. Setiap jenis leukosit
memiliki suatu peranan untuk menjaga homeostasis yang sangat penting ini.
Neutrofil dan monosit memiliki kemampuan memfagosit patogen. Neutrofil adalah yang
paling banyak menjalankan fungsi ini, tetapi menjalankan fungsi ini dengan sangat efisien,
monosit berdiferensiasi menjadi makrofag, yang juga memfagosit jaringan yang sudah rusak
amati pada tempat cedera, yang membantu perbaikan jaringan menjadi mungkin.
Eosinofil dipercaya memiliki fungsi untuk mendetoksifikasi protein asing. Hal ini penting
terutama pada reaksi alergi dan infeksi parasit, seperti kinosis (parasit cacing). Basofil
mengandung gra heparin dan histamin. Heparin adalah suatu anti koagulan yang membantu
mencegah pembekan yang tidak normal dalam pembuluh darah. F mm, seperti yang Anda ingat,
dilepaskan sel bagian proses inflamasi, dan efeknya memiliki kapiler lebih permeabel, yang
memungkinkan jaringan, protein, dan sel darah putih berkumpul di daerah yang mengalami
kerusakan
3) Trombosit
Nama yang umum untuk platelet adalah trombosit, yang bukan merupakan sat lengkap,
melainkan fragmen atau pecahan sel. Hitung normal trombosit bagian dalam hitung darah
lengkap) adalah 150.000-300.000 / mm3 (batas atasnya bisa meningkat menjadi 500.000).
Sebagian sel induk pada sumsum tulang merah berdiferensiasi menjadi sel besar yang
dinamakan megakariosit, yang akan pecah menjadi bagian-bagian kecil yang memasuki
sirkulasi. Bagian yang terdapat di dalam sirkulasi mi adalah trombosit, yang bisa hidup
sekitar lima sampai 9 hari, jika tidak digunakan sebelum hari tersebut.
kehilangan darah. Ada tiga mekanisme yang terjadi, dan trombosit terkait dalam setiap
mekanismenya.
Ketika pembuluh darah besar, seperti arteri atau vena cedera berotot polos dinding
pembuluh darah tersi akan berkontraksi sebagai respons terhadap kerusakan yang terjadi (disebut
respons flagenik). Trombosit yang terdapat di dalam yang mengalami kerusakan akan
melepaskan konstriksi pembuluh darah. Diameter pembuluh darah tersebut akan segera
mengecil, dan lubang yang kecil tersebut akan segera tertutup oleh gumpalan darah. Jika
pembuluh darah tidak mengecil terlebih dahulu, bekuan darah yang terbentuk akan segera
Ketika suatu kapiler mengalami ruptur, kerusakan yang terjadi terlalu kecil untuk
memulai pembentukan bekuan darah. namun, permukaan luka yang kasar akan
menyebabkan trombosit Iengket dan melekat pada pinggiran luka dan saling melekat satu
sama lain. Trombosit tersebut akan membentuk suatu sawar rnekar atau dinding untuk
menutup kerusakan yang terjadi pada kapiler. Kerusakan kapiler cukup sering terjadi dan
pembentukan sumbat trombosit sekecil apapun sangat dibutuhkan untuk menutup kerusakan
tersebut.Apakah sumbat trombosit cukup efek untuk luka yang terjadi pada pembuluh darah
yang lebih besar? Jawabannya adalah tidak, karena sumbat trombosit tersebut akan tersapu
oleh aliran darah secepat pembentukannya, Apakah spasme vaskular cukup efektif pada
kerusakan kapiler? Sekali lagi, jawabannya adalah tidak, karena kapiler juga tidak memiliki
Rangsangan untuk pembekuan darah adalah permukaan yang kasar pada pembuluh darah,
atau kerusakan pada pembuluh darah, yang juga menciptakan permukaan yang kasar. Semakin
besar kerusakan yang terjadi, semakin cepat pembekuan darah yang terjadi, dan biasanya dimulai
Mekanisme pembekuan merupakan suatu rangkaian reaksi yang melibatkan zat kimia
yang dalam keadaan normal beredar dalam darah, dan zat-zat lain dilepaskan ketika pembuluh
3. Klasifikasi
Dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas, paling sering terjadi pada anak-
anak, dengan laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, dan puncak insidensi pada
Mengenal sistem sel hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid,
kelompok usia dapat terkena, insiden meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Merupakan Leukemia Nonlimfositik yang paling sering terjadi. (Muttaqin arif. 2009)
b. Leukimia Kronis
yang ditemukan pada orang tua (umur median 60 tahun) dengan perbandingan2:1 untuk
laki-laki. LLK dimanifestasikan oleh proliferasi dan akumulasi 30% limfosit matang
abnormal kecil dalam sumsum tulang, darah perifer, dan tempat-tempat ekstramedular,
dengan kadar yang mencapai 100.000+/mm3 atau lebih. Pada lebih dan 90% kasus, limfosit
abnormal adalah limfosit B. Karena limfosit B berperan pada sintesis imunoglobulin pasien
antibodi. Studi sitogenetik menunjukkan leblh dari 80% pasien mengalami berbagai
dan berbahaya dan sering ditemukan pada pemeriksaan darah rutin, yang memperlihatkan
peningkatan jumlah limfosit absolut atau karena limfadenopati dan splenomegali yang tidak
sakit. waktu penyakitnva berkembang, hati juga membesar. Pasien yang hanya menderita
limfositosis dan limfadenopati dapat bertahan 10 tahun atau lebih lama. Dengan terkenanya
trombosit rendah) bersama penggandaan waktu SDP pada kurang dari setahun
merefleksikan prognosis sangat buruk dengan harapan hidup median kurang dari 2 tahun.
Sekitar 10% pasien mengalami transformasi agresif serupa dengan sindrom Richter
(limfoma agresif).
trombositopenia atau keduanya, memerlukan intervensi dengan steroid atau agen kemoterapi
atau keduanya.
Pasien dengan penyakit derajat rendah diobservasi bertahun-tahun tanpa intervensi aktif
yang diperlukan selama beberapa tahun. Pengobatan diindikasikan bila pasien mengalarni
anemia dan trombositopenia akibat penggantian sumsum tulang, dan perubahan kualitas hidup
pansitopenia dan menghiiangkan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh pembesaran organ.
Beberapa pasien dengan anemia hemolitik autoimun yang secara medis tidak memberikan
kiorambusil dan sikiofosfarnid, aktif pada pengobatan LLK. Fludarabin antimetabolit purin,
diberikan 3-5 hari sebagai agen tunggal .juga efektif dan dapat digabung dengan agen aktif lain
seperti sikiofosfamid jika pasien menjadi refrakter. Pendekatan baru terhadap pengobatan
keganasan sel B seperti LLK adalah pemakaian terapi biologi, menggunakan antibodi
Leukemia Sel Berambut relatif jarang terjadi, leukemia limfositik sel B indolen. Nama
mengidentifikasi projeksi mikroskop seperti gelondong pada limfosit pada apusan darah
Juga dimasukkan dalam keganasan sel stem myeloid. Namun, lebih banyak
terdapat sel normal dibanding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.
sampai 95% klien dengan LMK. LMK jarang menyerang individu berusia dibawah 20
tahun, namun insidennya meningkat sesuai pertambahan usia. (Muttaqin arif. 2009)
terapeutik dan prognostik.Berikut ini merupakan uraian ringkas mengenai sistem klasifikasi
1. Morfologi
juga mengacu pada leukemia tipe limfoid.sinonim untuk tipe AML meliputi leukemia
2. Penanda(marker)sitokimia
meghadapi risiko 20 kali lipat untuk mengalami leukemia limfoid akut dibandingkan
anak-anak lain. Anak-anak yang memiliki lebih dari 50 kromosom pada sel-sel
menunjukkan prognosis yang baik seperti pada trisomi 4 dan 10,atau prognosis yang
kelas yang besar:ALL non-T, non-B memiliki prognosis yang paling baik,terutama jika
mereka mempunyai antigen leukemia limfosit akut yang umum, yang dikenal sebagai
Penyebab yang pasti belum di ketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi yang
a. Faktor genetic: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell Leukmia
lymphoma virus/HTLV)
e. Kelainan kromosom, misalnya pada Down Syndrome. (Asuhan keperawatan pada anak Edisi
2,Suriadi,S.Kp,MSN 2006)
5. Insiden
Menurut data badan kesehatan dunia(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di
dunia bertambah sekitar 6,25 juta orang. Tahun demi tahun, angka kejadian kanker pada anak
terus meningkat, jumlahnya mencapai 2-4% dan seluruh kejadian penyakit kanker pada manusia.
Sedangkan angka kejadiannya mencapai 110 hingga 130 kasus persejuta anak pertahun. Sebuah
laporan internasional bahkan menyatakan 10% kematian pada anak disebabkan penyakit kanker.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
Dan data RSCM yang tersedia, bahkan diketahui bahwa dua penyebab utama kematian
kanker anak di Indonesia adalah karena leukemia (kanker darah) dan retinoblastoma (kanker
mata). Bahkan ditengarai jumlah anak pengidap leukemia di Indonesia mencapai 25-30%.
(http://www.koalisi.orang/detail.com)
f. Patofisiologi
a. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia
dan trombositipenia.
c. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow daninfiltran organ, sistem saraf
pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak
pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
d. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:
g. Nyeri abdomen
h. Limphadenopathy
i. Hepatosplenomegaly
j. Abnormal WBC
2. Aspirasi sum-sum tulang (BMP):hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
4. Lumbal punksi untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi.
5. Rontgen dada dan biopsi kelenjar limfa:menunjukkan tingkat kesulitan tertentu.
Biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 gr % pada trombositopenia yang berat dan
b. Kortikosteroid yaitu prednison, kortison, dexametasone setelah mencapai remisi dosis dikurangi
d. Kemoterapi merupakan bentuk terapi utama dan pada beberapa kasus dapat menghasilkan
perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih. Obat yang biasanya digunakan meliputi
(purinethol).
j. Pengobatan
Setiap klinik mempunyai cara tersendiri, tergantung pada pengalamannya. Umumnya
pengobatan ditunjukkan terhadap pencegahan kambuh dan mendapatkan masa remisi yang lebih
lama.
Untuk mencapai keadaan tersebut, pada prinsipnya dipakai pola dasar pengobatan
sebagai berikut :
Dimaksudkan untuk mencapai remisi yaitu dengan pemberian berbagai obat di atas, baik
secara sistematik maupun intratekal sampai sel blas dalam sum-sum tulang kurang dari 5
%.hampir segera setelah diagnosis di tegakkan, terapi induksi dimulai dan berlangsung selama 4
hingga 6 minggu. Obat-obatan utama yang dipakai untuk induksi pada ALL adalah
Karena banyak di antara obat ini juga menyebabkan mielosupresi unsur-unsur darah yang
normal, periode waktu yang terjadi segera sesudah remisi merupakan periode yang sangat
menentukan. Tubuh pasien tidak lagi memiliki pertahanan dan sangat rentan terhadap infeksi dan
perdarahan spontan.
b. Konsolidasi
Yaitu agar sel tersisa tidak cepat memperbanyak diri.
Untuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya suatu masa remisi yang lama
Terapi rumatan dimulai sesudah terapi indukisi dan konsolidasi selesai dan berhasil
dengan baik untuk memelihara remisi dan selanjutnya mengurangi jumlah sel leukemia.
d. Reinduksi
Dimaksudkan untuk merubah relaps. Reinduksi biasanya dilakukan setiap 3 – 6
Adanya sel-sel leukemia dalam sumsum tulang, SSP atau testis menunjukkan
meliputi terapi reinduksi dengan prednisone dan vinkristin, di sertai pemberian kombinasi
obat lain yang belum digunakan. Terapi preventif SSP dan terapi rumatannya
dilaksanakan sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya dan dilaksanakan setelah
remisi.
Transpalansi sumsum tulang sudah dilakukan untuk penanganan anak-anak yang
menderita ALL danAML dengan hasil yang baik. Transpalansi ini tidak dikomendasikan
untuk anak-anak yang menderita ALL selama remisi yang pertama karena kemoterapi
yang menderita AML lebih buruk, transpalansi sumsum tulang alogenik biasa
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosial, spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dan mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Pelayanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemajuan menuju kepada
Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-
A. Pengkajian
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sering kali memberi tanda pertama yang
menunjukkan adanya penyakit neoplastik. Keluhan yang samar seperti perasaan letih, nyeri
pada ekstermitas, berkeringat dimalam hari, penurunan selera makan, sakit kepala, dan
1. Biodata
a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan pendidikan.
b) Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan,
b) Gejala awal biasanya terjadi secara mendadak panas dan perdarahan.
Riwayat imunisasi yang di dapatkan oleh klien yaitu BCG, DPT (I, II, III), Polio
(I, II ,III), Campak, Hepatitis, dan riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
seperti malnutrisi.
a. Pertumbuhan Fisik
Atau
1 tahun : 1,5 x TB lahir
Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi jantung, tekanan
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak, palpasi
abdomen apakah mengalami distensi dan auskultasi peristaltik usus adakah meningkat
atau tidak.
3) Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan menggunakan Gaslow Coma
Scale (GCS).
a) Nervus I (Olfaktorius) : Suruh anak menutup mata dan menutup salah satu
c) Nervus III (Okulomotorius) : Periksa ukuran dan reaksi pupil, periksa kelopak
kearah dalam.
e) Nervus V (trigemenus) : Lakukan palpasi pada pelipis dan rahang ketika anak
tentukan apakah anak dapat merasakan sentuhan di ats pipi (bayi muda
menoleh bila area dekat pipi disentuh), dekati dari samping, sentuh bagian
mata yang berwarna dengan lembut dengan sepotong kapas untuk menguji
secara lateral.
manis (gula), Asam (jus lemon), atau hambar (kuinin) pada lidah anterior. Kaji
fungsi motorik dengan meminta anak yang lebih besar untuk tersenyum,
dan menangis).
j) Nervus X (vagus) : Kaji anak terhadap suara parau dan kemampuan menelan,
melawan tahanan, minta anak untuk mengangkat bahu ketika bahunya ditekan
kebawah.
l) Nervus XII (hipoglosus) : Minta anak untuk mengeluarkan lidahnya. periksa
lidah terhadap deviasi garis tengah, (amati lidah bayi terhadap deviasi lateral
mengucapkan “r”. letakkan spatel lidah di sisi lidah anak dan minta anak untuk
6) Fungsi motorik : massa otot, tonus otot dan kekuatan otot
SDP : Mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP imatur (“menyimpang
mielomositik.
f) Copper serum : Meningkat
h) Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50% atau Lebih dari sel
i) Foto dada dan biopsy nodus limfe : Dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
NANDA) adalah “suatu penilalan klinis tentang respon individu, keluarga. atau kornunitas
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
Menurut Donna L Wong 2004 diagnosa pada anak dengan leukemia adalah:
trombosit
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping
agen kemoterapi
f. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
radioterapi, imobilitas.
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan.
leukemia.
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dan
Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut
Intervensi Rasional
b) Ternpatkan anak dalam ruangan khusus b) untuk meminimalkan terpaparnya anak dan
sumber infeksi
c) Anjurkan semua pengunjung dan staf c) untuk meminimalkan pajanan pada
d) Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk d) untuk mencegah kontaminasi silang atau
e) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat e) untuk intervensi dini penanganan infeksi
masalah gigi
Bersihkan mulut dengan baik f) rongga mulut adalah medium yang baik
Intervensi Rasional
a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan a) Menentukan derajat dan efek
b) Berikan lingkungan tenang dan perlu b) Menghemat energi untuk aktifitas dan
jaringan
c. Resiko terhadap cedera, perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
Intervensi Rasional
a) Gunakan semua tindakan untuk mencegah a) karena perdarahan memperberat kondisi
ekimosis
b) Cegah ulserasi oral dan rectal b) karena kulit yang luka cenderung untuk
berdarah
c) Gunakan jarum yang kecil pada saat c) untuk mencegah perdarahan
melakukan injeksi
f) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih f) untuk mencegah perdarahan
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Intervensi Rasional
a) Berikan antiemetik awal sebelum a) untuk mencegah mual dan muntah
dimulainya kemoterapi
b) Berikan antiemetik secara teratur pada b) untuk mencegah episode berulang
c) untuk mencegah episode berulang c) karena tidak ada obat antiemetik yang
d) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi secara umum berhasil hindari
dengan baik
kemoterapi
Intervensi Rasional
a) lnspeksi mulut setiap hari untuk adanya a) untuk mendapatkan tindakan yang segera
f) Hindari penggunaan larutan lidokain pada dan mencegah pecah pecah (fisura)
anak kecil
ditoleransi anak
i) Dorong masukan cairan dengan h) untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
menggunakan sedotan
j) Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen i) untuk membantu melewati area nyeri
k) Berikan obat-obat anti infeksi sesuai rnemecah protein dan dapat
mukositis
f. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,
Intervensi Rasional
a) Dorong orang tua untuk tetap rileks pada a) jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan
c) Berikan makanan yang disertai suplemen c) untuk memaksimalkan kualitas intake
d) Izinkan anak untuk terlibat dalam d) untuk mendorong agar anak mau makan
persiapan dan pemilihan makanan e) karna jumlah yang kecil biasanya
f) Dorong pasien untuk makan diet tinggi ditingkatkan begitu juga cairan untuk
g) Timbang BB, ukur TB dan ketebalan malnutrisi protein kalori, khususnya bila
kurang
g. Nycri yang berhubungan dengan efek fisiologis dan leukemia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterirna
anak
Intervensi Rasional
a) Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 a) informasi memberikan data dasar untuk
keefekti fan
imobilitas
Intervensi Rasional
a) Berikan perawatan kulit yang cermat, a) karena area ini cenderung mengalami
terutama di dalam mulut dan daerah ulserasi
perianal
d) Kaji kulit yang kering terhadap efek d) efek kemerahan atau kulit kering dan
e) Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk e) membantu mencegah friksi atau trauma
f) Dorong masukan kalori protein yang f) untuk mencegah keseimbangan nitrogen
g) Pilih pakaian yang longgar dan lembut g) untuk meminimalkan iritasi tambahan
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan
Intervensi Rasional
a) Dorong anak untuk memilih wig (anak a) untuk membaritu mengembangkan
perempuan) yang serupa gaya dan warna penyesuaian rambut terhadap kerontokan
b) Berikan penutup kepala yang adekuat b) karena hilangnya perlindungan rambut
selama pemajanan pada sinar matahari,
c) Anjurkan untuk menjaga agar rambut c) untuk menyamarkan kebotakan parsial
halus
d) Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh d) untuk menyiapkan anak dan keluarga
rias.
j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi
Intervensi Rasional
a) Jelaskan alasan setiap prosedur yang a) untuk meminimalkan kekhawatiran yang
b) Jadwalkan waktu agar keluarga dapat b) untuk mendorong komunikasi dan
terapi tambahan
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada f) untuk mencegah bertambahnya rasa
kekhawatiran keluarga
Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak
Intervensi Rasional
a) Kaji tahapan berduka terhadap anak dan a) pengetahuan tentang proses berduka
c) Berikan kontak yarg konsisten pada c) untuk meyakinkan bahwa harapan
terminal
E. Implementasi
dibuat untuk rnencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan hams dimiliki oleh setiap perawat sehingga
pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dan rencana yang telah
F. Evaluasi
4) Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
5) Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
7) Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunj ukkan bukti-bukti
9) Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
menerapkan metode mi dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
10) Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan