Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda
dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transport tubuh,
volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Keadaan jumlah darah pada setiap orang itu berbedabeda bergantung pada usia,
pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah (Handayani dan Haribowo, 2012).
Hematologi merupakan tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Darah
merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi tubuh manusia karena di
dalamnya terkandung berbagai macam komponen, baik komponen cairan berupa plasma
darah, maupun komponen padat berupa sel-sel (Firani, 2018). Darah merupakan jaringan
yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian
korpuskul. Darah juga memiliki peranan didalam tubuh makhluk hidup khususnya untuk
mengangkut zat-zat yang penting untuk proses metabolisme, proses metabolisme tubuh
akan terjadi gangguan jika darah mengalami gangguan. Kelainan pada darah adalah
kondisi yang mempengaruhi salah satu atau beberapa bagian dari darah sehingga
menyebabkan darah tidak dapat berfungsi secara normal.
Dampak kelainan darah akan mengganggu fungsi dari bagian-bagian darah
tersebut. Kelainan darah dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa, kelainan pada
darah diantaranya yaitu kelainan eritrosit seperti anemia, kelainan pada leukosit seperti
leukemia, kelainan pada trombosit seperti trombositopenia, dan kelainan hemostasis,
hemophilia. Dari beberapa contoh penyakit kelainan darah, salah satu penyakit masih
menjadi masalah yang belum terpecahkan bahkan sulit untuk diatasi dan harus
diperhatikan dalam perawatan bagi orang tua dan tenaga kesehatan dikarenakan
menyebabkan dampak yang cukup signifikan terhadap anak yaitu anemia.
Dampak anemia pada anak sekolah adalah meningkatnya angka kesakitan dan
kematian, terhambatnya pertumbuhan fisik dan otak, terhambatnya perkembangan
motorik, mental dan kecerdasan. Anak yang terkena anemia terlihat lebih penakut, dan
menarik diri dari pergaulan sosial, tidak bereaksi terhadap stimulus, lebih pendiam
(Dalam jurnal keperawatan Arifin, dkk yang meneliti tentang “Hubungan Asupan Zat
Gizi Dengan Anemia Pada Anak Sekolah” 2013 : 2) Anemia merupakan salah satu
masalah keperawatan diseluruh dunia terutama Negara berkembang yang diperkirakan
berjumlah lebih dari 600 juta manusia penduduk dunia menderita anemia.
Perkiraan prevalensi anemia secara global adalah sekitar 88%. Untuk balita
sekitar 25%, anak usia sekolah 32%, pria dewasa 11%, wanita tidak hamil 20% (Menurut
Arisman 2009, dalam jurnal keperawatan Arifin, dkk yang meneliti tentang “Hubungan
Asupan Zat Gizi Dengan Anemia Pada Anak Sekolah” 2013 : 5) Menurut Chandra, dkk
dalam jurnal penelitian “Pengaruh Pemberian Jajanan, Pendidikan Gizi Dan Status
Anemia Pada Siswa Sekolah Dasar” 2013) 3 Data di Indonesia menunjukan 3,5 juta anak
di Indonesia menderita anemia.
1.2 Rumusan Makalah
1.

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Darah


Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup. mulai dari binatang
primitive sampai manusia dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh
darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi da mekanisme hemostatis ( Baka,2007 ).
Darah manusia terdiri atas dua komponen, yakni cairan darah (plasma darah) dan
komponen padat (butir-butir padat atau platelet). Jika darah disentrifugasi kemudian
didiamkan sebentar, darah akan mengendap dan menunjukkan komponen-komponen
utamanya. Bagian paling atas merupakan plasma darah (cairan berwarna pucat) yang
jumlah berkisar 55% lapisan dibawahnya adalah buffy coat (lapisan kuning) yang
merupakan sel-sel darah putih . sisanya lebih kurang 45%, berupa sel-sel darah merah
(karmana 2006).
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa
jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia
keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan kedalam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan atau
sitras natrikus.
a. Fungsi darah :
1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.
2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus keseluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.
4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung
lekosit,antibodi, dan subtansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ satu ke organ lainnya.
6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7. Mengatur suhu tubuh.
8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotic.
9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh.
b. Tempat Pembentukan Sel Darah :
i. Pembentukan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional,
sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa.
ii. Dari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung
dalam 3 tahap, yaitu:
a) Pembentukan di saccus vitellinus,
b) Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan limpa.
c) Pembentukan di sumsum tulang.
iii. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20
masa embrionik.
iv. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi
pada sumsumtulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang.
v. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang, kecuali limfosit
yang jugadibentuk di kelenjar limfe, tymus, dan lien.
vi. Selanjutnya pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sumsum tulang
(extramedullary hemopoiesis) masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami
kerusakan atau mengalami fibrosis.

Anda mungkin juga menyukai