Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA POLISITEMIA
Virgianti Nur F, S.Kep, Ns
PENGERTIAN
 Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
produksi erytrocyt & volume darah ( Widmann,
1999 )
 Suatu keadaan dimana SDM lebih dari normal
yg mengakibatkan peningkatan viskositas &
volume darah (Price, 2000)
 Suatu keadaan diketemukan hitung Erytosit,
kadar Hb, Hct & volume total erytrosit melebihi
batas normal yg bermakna (Nelson, 1999)
Klasifikasi

1. Polisitemia Primer : adalah polisitemia


yg terjadi karena peningkatan produksi
erytosit & volume darah yg terjadi
secara spontan tanpa provokasi =
Polisitemia Vera.
2. Polisitemia Sekunder : Polisitemia
terjadi karena peningkatan produksi
erytrosit akibat rangsangan fisiologik yg
diketahu. Terdapat berbagai bentuk :
a. Polisitemia Palsu( Pseudo polisitemia,
Polisitemia Stress)
 Peningkatan Hct yg tdk disertai peningkatan eritrosit
disebabkan karena cairan keluar dari sirkulasi lebih banyak
dari pada eritrosit. Penyebab utamanya Dehidrasi :
1) Bertambahnya kehilangan cairan : Thx.
deuresis, muntah – muntah, luka bakar &
demam.
2) Penurunan intake cairan
3) Redistribusi cairan dari plasma ke
jaringan setelah luka yg menghancurkan.
b. Polisitemia Inappropriate

 Suatu keadaan dimana terjadi


peningkatan nilai Hematokrit yang
disebabkan produksi erytropoietin
yg disebabkan oleh sel-2
karsinoma. Dijumpai tertinggi pada
Hepatoma dg erytrositosis.
Pheocromocytoma & adenoma
kelenjar adrenal.
c. Polisitemia Reaktif
 Terjadi karena keadaan klinis berkaitan dg
berkurangnya kejenuhan oksigen arteri secara
kronis. Hal ini mengakibatkan peningkatan produksi
erytrosit, dpt terjadi pada :
1) Tinggal pada tempat tinggi ( Gunung )

2) Kelainan paru ( Emfisema, Atelektasis,


Brochiektasis)
3) Kelainan Jantung Syanotik ( Pencampuran darah
arteri & vena )
4) Penyakit gangguan hemoglobin.
Urgensitas

 Polisitemia mrpk keadaan yg serius,


karena komplikasi akibat perdarahan &
trombosis serta kematian yg tinggi
(50%)
 Polisitemia sekunder prognosa lebih
baik jika penyebab utamanya dapat
diketemukan dan diatasi.
Patofisiologi Polisitemia Vera
Mieoproliferasi progresif

Stem Cell Clonal ↑

Erytrositosis, Leukositosis&
Trombositosis ↑

Viskositas & Volume Darah ↑

Vasodilatasi ↑

Suplay Darah ke jaringan ↑

Pemecahan Darah ↑
Polisitemia Sekunder

Dehidrasi Malignansi Kejenuhan O2 rendah

Volume plasma Erytropoietin 

Viskositas darah
Stem Sel Clonal

Erytropoiesis 

Volume & Viskositasdarah


Pengkajian Data Dasar

1. Istirahat / Aktivitas
 Rasa lelah berkepanjangan,
Penurunan efisiensi tubuh, Nyeri
pada persendian.
 Faktor lain yg mengganggu tidur
adalah pruritus dan urtikaria akibat
sel basofil yg mengandung
histamin.
2. Sirkulasi : terjadi akibat hiperviskositas:

 Pletora (wajah merah bata), angina, vertigo,


dizziness, stroke, varises pada tungkai &
klaukadio intermiten
 Akral & selaput lendir konjungtiva syanotik.
 Tekanan darah meningkat, nadi penuh
pulsasi kuat.
 Epistaksis, ekimosis dan perdarahan saluran
cerna.
3. Neurosensori

 Akibat hipoksia jaringan saraf pusat :


Sakit kepala, Dizziness, Vertigo,
Tinitus, Diplopia, Mata Kabur dan
kurang dapat berkonsentrasi.
 Stroke dapat terjadi bila kompensasi
vasodilatasi mengalami kegagalan.
4. Nyeri & Kenyamanan

 Angina, Klaukadio intermiten, nyeri


pada persendian akibat penumpukan
urat & perdarahan sendi.
 Dizzines, Vertigo, Klaukadio
intermitten.
 Pruritus & urtikaria,Nyeri flebotomi.
5. Pernafasan

 Riwayat Bronkhiektasis, atelektasis,


PPOM dll
 Dispnoe de effort, peningkatan
frekuensi pernafasan.
6. Pencernaan

 Riwayat Hepatoma, perdarahan


saluran cerna.
 Mual & muntahdapat primer oleh
kerusakan jaringan atau akibat vertigo
yang berat.
7. Pemeriksaan Penunjang

 Darah tepi : Hct lebih 15%, Hb >18


g%, Erytrocyt > 6 juta/ mm3 , leukosit
> 12.000 – 25.000/ mm3 , Trombosit
> 450.000/ mm3 , Retikulosis.
 Sumsum Tulang : Hiperplasia Erytroid
(Hematopoiesis ekstrameduler,
Hiperceluler, Cadangan Fe menurun,
Retikulin meningkat.
 Kimia Darah : Asam urat meningkat,
Histamin darah & urin meningkat. Saturasi
O2arteri normal > 92%.
 Radiologi : Thoraks foto untuk mendukung
kemungkinan kelainan paru dan jantung &
Kemungkinan hyperplasia sumsum tulang.
 Echo Cardiografi : Mencari kemungkinan
penyakit kelainan jantung bawaan(jantung
syanotik).
Prioritas Keperawatan

 Memperbaiki perfusi jaringan


 Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman
 Mencegah komplikasi
 Pendidikan kesehatan tentang proses
penyakit, penatalaksanaan medik dan
keperawatan.
Diagnosa Keperawatan
 Perubahan perfusi jaringan cerebral, myocard, b.d
hipoksia jaringan sekunder terhadap
hiperviskositas darah.
 Resiko cidera b.d vertigo, diplopia, perdarahan
retina
 Nyeri akut b.d hipoksia jaringan, perdarahan
kapsula sendi, stagnasi aliran darah dll.
 Resti kerusakan integritas kulit b.d urtikaria,
pruritus sekunder peningkatan histamin dan
basofil.
 Kurang pengetahuan (keb. Belajar)ttg dll.
Intervensi Keperwatan
 Memperbaiki Perfusi Jaringan :
1. Observasi TTV dan perubahan warna wajah,
gangguan penglihatan
2. Kaji faktor penyebab peningkatan volume SDM &
viskositas darah
3. Awasi repon verbal yg melambat, mudah
terangsang, tanda defisit neurologis
4. Kolaborasi : Pemeriksaan darah berkala ,tindakan
Flebotomi.
5. Awasi upaya pernafasan yg meningkat, nyeri dada.
Mencegah Cidera

 Kaji tingkat kesadaran, keluhan vertigo &


tanda-tanda vertigo, penurunan tajam
penglihatan.
 Ciptakan lingkungan yang aman: pengaman
tempat tidur, orientasi lingkungan &
dekatkan alat-alat pd pasien.
 Ajarkan pertolongan saat serangan vertigo :
segera berbaring, mata terpejam, hindari
silau, berhenti beraktivitas, alih posisi yg
benar.
Mengatasi Nyeri Akut
 Kaji lokasi, intensitas, lama dan penyebaran
nyeri.
 Observasi petunjuk nyeri non verbal (gaya
berjalan, posisi tubuh, ekspresi wajah dll)
 Istirahatkan klien & organ yang mengalami nyeri
 Lakukan tindakan pengurangan nyeri dg
relaksasi, distraksi
 Kolaborasi : pemberian obat anal getik, anti
gout, angina.
 Pasang bebad elastik & stoking pd kaki
Kerusakan Integritas Kulit

 Kaji tempat & luas erupsi kulit


 Jaga agar kuku klien tetap pendek
 Gunakan sabun seperlunya saja
 Gunakan pelembab kulit, bedakyg
mengandung anti histamin
 Kolaborasi pemberian antihistamin &
stabilisasi sel mastosid
Pendidikan Kesehatan
 Penyebab, prognosis, penatalaksanaan & faktor
resiko yang dialami.
 Tindakan Flebotomi, kemoterapi yang harus
dijalani & efek samping yang dialami.
 Pembatasan pengunjung b.d Radioterapi yg
dijalani dg memasang Tanda Radioaktif.
 Tdk merubah ataumenghilangkan tanda lokasi
kemoterapi pd saat mandi untuk mencegah
deviasi radioterapi
 Reduksi stress, pengaturan diit & program terapi

Anda mungkin juga menyukai