Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan Klien dengan

Tuberculosis paru

Virgianti NF
Definisi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu
kuman batang aerobik, tahan asam, dan
merupakan organisme patogen maupun
saprofit.
Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Myobacterium tuberkulosis
dan Mycobacterium bovis. Basil tuberkulosis
dapat hidup dan tetap virulen beberapa
minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam
cairan mati pada suhu 60 ° C dalam 15 – 20
menit.
TUBERKULOSIS
• Penyakit infeksi kronik jar. Tubuh yg disebabkan oleh
Mycobakterium tuberculosis
→ jar paru : TB Paru
→ non paru : TB ekstra paru = organ
• ETIOLOGI : M.tuberculosis → atipik
→ avian : unggas
→ bovine : kerbau, sapi, mns
→ human : mns
Sifat kuman : mudah menular, KBB Gr Ө , BTA (+)
mati pd pemanasan, sinar ☼ , bahan kimia
Pewarnaan : ZN, Kinyoun Gabett, Tan Thiam Hok
Biakan : LJ, Kudoh, Ogawa
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi
oleh mycobacterium tuberculosis :
• herediter
• jenis kelamin
• usia
• keadaan stress
• meningkatnya sekresi steroid adrenal
• anak yang mendapat terapi kortikosteroid
• nutrisi
• infeksi berulang,
• tidak memenuhi aturan pengobatan.
EPIDEMIOLOGI
• Cara Penularan : kontak person, droplet infx, minum susu sapi
(mdrt TB) → TB usus →nyebar.
• Bukan penyakit keturunan
• Faktor2 Resiko :
- umur : anak, ortu
- pemukiman kumuh banyak TB aktif
- komorbid : DM, HIV, hipoalbuminemi, defisiensi daya tahan
tubuh
- peny paru kronik sblmnya
• Permasalahan peny TB :
- Mrp peny rakyat, prevalensinya makin me ↑ karena :
kemiskinan, peny. Imunodefisiensi, peny lain, kasus resisten
OAT
Patofisiologi
a. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tuberkulosis mungkin
belum muncul pada infeksi awal, dan
mungkin tidak akan pernah timbul apabila
tidak terjadi infeksi aktif.
b. Komplikasi
• Komplikasi dini
• Komplikasi lanjut
Penatalaksanaan
• Pengobatan individu (tuberkulosis aktif)
memerlukan waktu lama
Terapi : kombinasi empat obat
• uji kulit tuberkulin positif  antibiotik selama
6-9 bulan
• Pengobatan terdiri atas 2 tahap :
tahap intensif : 2 bln
tahap lanjutan :4-6 bln
Obatnya:
 Rifampisin
 INH
 Streptomisin
 PAS
 Kortikosteroid.
DIAGNOSIS TB PARU
• GEJALA KLINIS : batuk > 4Mg dg/tanpa sputum, malaise, gejala
flu, demam sub febril, keringat malam hari, nafsu makan↓,
nyeri dada, hemoptisis

• PF : - tidak ada tanda khas


- tanda2 infiltrat (redup, bronkial, ronki basah)
- TB Paru milier : ronki (-), BTA sputum (-), gamb Ro jelas
PP :
• Lab DR : LED N/ ↑, limfositosis
• X Foto Thoraks PA dan Lateral : gambaran lesi di apeks atau apikal
lobus bawah, bygn berawan (patchy) atau berbercak (noduler),
kavitas, kalsifikasi, milier
• Px Sputum BTA
• Tes Tuberkulin/Mantoux (PPD 5u)
• Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase) →Ig G spesifik thd basil TB
Pemeriksaan Diagnostik
• Kultur sputum
• Ziehl – Neelsen
• Tes kulit
• Foto thorak
• Histologi atau kultur jaringan
• Biopsi jarum pada jaringan paru
• Elektrosit
• GDA
• Pemeriksan fungsi paru
KLASIFIKASI
TBP TDK
TBP TERSANGKA
KRITERIA TBP
AKTIF
(TBP LAMA)
AKTIF
AKTIF TDK AKTIF
Gambaran
klinik + + +/- -
Radiologik + + +/- -
Bakteriologik + - - -
Rencana Tx + + +/- -
TERAPI
• Dasar terapi TB :
a. kombinasi
b. kontinyu
c. lamanya
d. bila obat pertama sdh diganti, dianggap
telah resisten thd obat tsb
e. semua obat sebaiknya diberikan dlm dosis
tunggal, kec pirazinamid
• FIRST LINE DRUGS
INH, RIFAMPISIN, ETHAMBUTOL,
STREPTOMISIN, PZN
• SECOND LINE DRUGS
KAPREOMISIN, SIKLOSERIN, ETHIONAMIDE,
VIOMISIN, KANAMISIN
TAHAP TERAPI KATEGORI I KATEGORI II KATEGORI III KATEGORI IV

1. Intensif/Initial 2 RHZE (S) 2RHZES - 1 RHZE 2 RHZ / INH

      2 R3 H3 Z3 (seumur hidup)

         
2.
Lanjutan/Kon
tinyu 4 RH 5 RHE 4 RH INH

  4 R3 H3 5 R3 H3 E3 4 R3 H3 (seumur hidup)

        Obat lain/
secondary
  7 HE/   7 HE/ drugs

  7 HT   (T)  
         

u/ Kasus TB Baru Kasus kambuh Kasus BTA (-) dg TB kronik


Gagal Tx dgn BTA kelainan paru dan
  BTA (+) (+) luas  

      TBE selain kat I  


TBE/Tx tersangka
      aktif  
         
DOSIS OAT

PEMBERIAN TIAP HARI/mg PEMBERIAN 3 KALI


JENIS OBAT
/Mg/mg
BB < 50 Kg BB > 50 Kg
Rifampisin 450 600 600
INH 300 400 600
Pyrazinamid 1500 2000 2000
Etambutol 1000 1500 1500
Streptomisin 750 1000 -
Thiacetazon - - 100
TB Paru dlm kehamilan
• Kehamilan tdk byk mbrkn pengaruh thd cptnya
perjalanan peny ini, byk pdrt tdk mengeluh sama
sekali
• Diagnosis = pd yg tdk hamil
• PP = pd yg tdk hamil, janin perlu dilindungi dr sinar X
• Pengaruh TB paru pd bumil bila diobati dgn baik tdk
berbeda dg wnt tdk hamil.
• Pd janin jarang dijumpai TB kongenital, janin baru
tertular penyakit stlh lahir, krn dirawat atau disusui
ibunya
PENANGANAN
• TB Paru aktif →kdg perlu perawatan
• TB Paru yg tdk aktif, slm kehamilan tdk perlu dpt
pengobatan
• Penting : EDUKASI pasien
• ANC dpt dilakukan spt biasa
• Persalinan pd wanita yg tdk dpt pengobatan dan tdk
aktif lg dpt berlangsung spt biasa
• Pd pdrt TB paru aktif →tempat bersalin khusus, tdk
meneran, dg peringan kala II, diberi masker untuk
menutup mulut dan hidungnya
• Cegah perdarahan post partum spt pd pasien2 lain p.u
• Penderita dirawat di ruang observasi 6-8 jam, boleh
pulang. Diberi obat uterotonika, dan obat TB Paru
diteruskan, serta nasihat perawatan masa nifas
• Pdrt yg tdk mgkn dipulangkan harus dirawat di R.isolasi
• Bayi yg lahir oleh ibu pdrt TB Paru harus dilakukan dg
sebaik-baiknya agar tdk tertular, idealnya dipisahkan dr
ibunya sp ibunya tdk memperlihatkan tanda2 proses
aktif lg (Px sputum 3x : BTA (-)
• Segera berikan imunisasi BCG
• Penting : edukasi pd pdrt dan keluarga ttg kead peny yg
diderita, bahaya penularan ke anaknya
TB PARU
M. M. Bovis
Tuberkulosis

Tertiup melalui
udara

Menempel pada
bronchiole atau alveolus
WOC TUBERCULOSIS

Proliferasi sel epitel disekeliling basil dan membentuk


dinding antara basil dan organ yang terinfeksi (tuberkel)

Basil menyebar melalui kelenjar getah bening menuju kelenjar


regional

Inflamasi /infeksi <-- Lesi primer menyebabkan kerusakan


jaringan
- Demam
- Anoreksia
- Malaise Meluas keseluruh paru-paru (bronchiolus atau pleura)
- BB turun
-Batuk
Erosi pembuluh darah - Nyeri
- Pucat -Dada
MK : - Anemia -Haemaptue
Perubahan - Lemah - keletihan
nutrisi Basil menyebar kedaerah
yang dekat dan jauh

MK: Ggn pertukaran gas


- Demam
MK : Risiko tinggi infeksi Pola nafas tak efektif
- Kerusakan
Defisit perawatan diri
jaringan
DX: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
Defenisi: ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna
mempertahnkan jalan nafas yang bersih.
Batasan Karakteristik:
Subjektif: Dispnea
Objektif:
• Bunyi nafas tambahan ( Misalnya, ronki basah halus, ronki basah kasar, dan ronki kering).
• Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
• Batuk tidak ada atau tidak efektif
• Sianosis
• Kesulitan untuk bersuara
• Penurunan bunyi nafas
• Ortopnea
• Kegelisahan
• Sputum
• Mata terbelalak( melihat)
Faktor yang berhubungan
– Lingkungan: merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
– Obstruksi jalan nafas: spasme jalan nafas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya
jalan nafas buatan, terdapat benda asing pada jalan nafas, sekresi pada bronki, dan
eksudat pada alveoli.
– Fisiologis: disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK ( penyakit paru
obstruktif kronis), infeksi, asma, alergi jalan nafas dan trauma.
Hasil yang disarankan NOC

• Kontrol pernafasan
• Status pernafsan: kepatenan jaln nafas
• Status pernafasa: pertukaran gas
• Sattus pernafasan: ventilasi
NIC (INTERVENSI)
• Oxygen theraphy
Definisi: perintah terhadap Oksigen dan
pemeriksaan terhadap keefektifannya.
 
aktivitas:
• kendalikan kepatenan jalan nafas
• Monitor jumlah aliran Oksigen
• Periksa tingkat kecemasan pasien berhubungan
dengan kebutuhan terapi oksigen
• Konsultasi dengan tim perawatan kesehatan lain
tentang menggunakan tambahan oksigen ketika
beraktivitas dan atau tidur
• Respiratory monitoring
Definisi: Kesimpulan dan analis dari data pasien untuk kepatenan jalan nafas dan
pertukaran gas yang adekuat. 
Aktivitas
• Periksa jumlah, irama, kedalaman, kuat dari pernafasan
• Periksa bunyi pernafasan, seperti kokok atau dengkuran
• Periksa bentuk pernafasan: bradipneu, takhipneu, hiperventilasi, pernafasan
kussmaul, pernafasan Cheyne Stoke, Apneu BIOT, dan bentuk ataxic.
• Palpasi kesamaan ekspansi paru
• Perkusi bagian anterior dan posterior torak dari apikal sampai batas bilateralnya
• Auskultasi bunyi pernafasan
• Auskultasi bunyi paru setelah pengobatan untuk catatan hasil
• Periksa kemampuan klien dalam bentuk batuk efektif
• Periksa sekresi pernafasan klien
• Periksa laporan. Hasil X-ray dada
• Tempatkan pasien di posisi yang baik, sebagai indikasi. Untuk mencegah
aspirasi.
Nilai normal GDA
• pH : 7,35 – 7,45
• pO2 : 80 – 100
• pCO2 : 35-45
• HCO3 : 22 – 26 mEq/L
• SaO2 : >95%
• Bila pH rendah (asidosis), lihat pCO2 : bila
tinggi (respiratorik), bila rendah (metabolik)
• Bila pH tinggi (alkalosis), lihat HCO3 : bila
tinggi (metabolik), bila rendah (resiratorik)

Anda mungkin juga menyukai