Anda di halaman 1dari 47

Konsep Asuhan

Keperawatan Anak
Sylvi Harmiardillah, M.Kep
Definisi Keperawatan Anak
• Manusia (anak)
Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang
berusia antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses
tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan spesifik (fisik, psikologis,
sosial dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa.
• Kebutuhan fisik/ biologis anak
Meliputi makan, minum, udara, eliminasi, tempat berteduh dan
kehangatan
• Kebutuhan psikologis anak
Membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman dan bebas dari
ancaman
• Kebutuhan sosial anak
Membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasinya untuk
berinteraksi dan mengekspresikan ide/ pikiran dan perasaannya
• Kebutuhan spiritual anak
Membutuhkan penanaman nilai agama dan moral serta nilai budaya
yang dianut
Asuhan Keperawatan Anak

• Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang


berfokus pada kesejahteraan anak
• Asuhan keperawatan anak berfokus pada
optimalisasi tumbuh kembang anak melalui pendekatan
yang komprehensif untuk menyelesaikan permasalahan bio-
psiko-social-spiritual dalam rentang sehat maupun sakit
serta kondisi akut, kronik, maupun mengancam kehidupan
• Dalam mensejahterakan anak maka keperawatan selalu
mengutamakan kepentingan anak dan upayanya tidak
terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan
keluarga (Family Centered Care).
ASUHAN
KEPERAWATANPengkajian
Keperawatan
RIWAYAT KESEHATAN
• Keluhan utama FOKUS PENGKAJIAN BBL-
• Riwayat kesehatan saat ini
• Riwayat kesehatan dahulu NEONATUS
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat imunisasi • Riwayat persalinan
• Pengkajian tumbuh kembang
• APGAR SCORE (menit ke-1
PEMERIKSAAN • Aktivitas latihan
• Pola persepsi, dan ke-5 pasca bayi lahir)
POLA ADL sensori dan
• Nutrisi kognitif • Pemeriksaan fisik
• Eliminasi
• Istirahat tidur • Pemeriksaan neurologis dan
refleks
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan antropometri
• Pemeriksaan fisiologis (tanda2 vital)
• Penampilan umum (postur, mimic wajah, kebersihan
diri, status gizi, warna kulit)
• Pengkajian Head to toe
RIWAYAT KESEHATAN

 Apakah keluhan utama pasien?


 Bagaimana riwayat pemberian nutrisinya? ASI
 Bagaimana status kesehatan pasien saat ini? ekslusif/ pengganti ASI, MP-ASI atau bahan
makanan tambahan
 Apakah ada kelainan genetik atau riwayat masalah
kesehatan yang diderita oleh keluarga/ ibu? Seperti  Apakah ada riwayat alergi? Obat/ makanan/ alrgen
DM, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, lain seperti debu, bulu hewan, suhu, serangga dll?
penyakit kelamin, riwayat penganiayaan atau
abortus?  Bagaimana riwayat imunisasi yang sudah diberikan?
Imunisasi dasar (HB, Polio, BCG, DPT, Hib, Campak),
 Bagaimana jadwal ANC selama kehamilan? Apakah imunisasi tambahan/ lanjutan
ada riwayat perdarahan, pre eklamsi, infeksi,
perkembangan janin terganggu, diabetes  Apakah ada riwayat uji skrining yang pernah
gestasional, poli/ oligohidramnion? dilakukan sebelumnya? Pemeriksaan Denver,
DDTK, atau skrining kesehatan yang lain
 Bagaimana riwayat persalinan? Apakah ada riwayat
premature/ postdate/ partus lama/ gawat janin/
bblr?
PEMERIKSAAN POLA ADL
Aktivitas
Kegiatan sehari-hari
Terutama untuk usia anak atau remaja

Personal Hygine
Kemampuan melakukan kebersihan diri

Eliminasi
BAK/BAB, inkonintia, rasa nyeri
Output (warna, bau, konsistensi, jumlah, frekuensi)

Istirahat tidur
Aktivitas tidur (gangguan, kualitas, durasi istirahat tidur)

Nutrisi
Nafsu makan meningkat/ berkurang
Jenis dan jumlah intake
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan dapat dilakukan secara


Head to Toe atau persistem (tidak INSPEKSI
harus berurutan, tergantung kondisi
anak) PALPASI
• Buatlah tindakan pemeriksaan fisik bukan
hal yg menakutkan atau menyakitkan
• Memungkinkan untuk menggunakan model PERKUSI
atau gambar untuk mengurangi stress atau
ketakutan pada anak terutama anak usia
todler/ pra sekolah AUSKULTASI
• Libatkan orang tua anak untuk membangun
kerjasama
Inspeksi Palpasi
Proses pemeriksaan dengan metode Metode pemeriksaan untuk merasakan
pengamatan atau observasi menggunakan ukuran, sensasi, atau letak sesuatu dari
panca indra untuk mendeteksi bagian tubuh menggunakan jari-jari
masalah kesehatan telapak tangan

Perkusi Auskultasi
Metode pemeriksaan dengan cara Metode pemeriksaan dengan cara
mengetukkan bagian tubuh menggunakan mendengarkan suara di dalam tubuh
ujung jari menggunakan stetoskop
FOKUS PENGKAJIAN BBL - NEONATUS

Apgar Skor
 Pemeriksaan wajib untuk bayi baru lahir
 Dilakukan pada menit ke 1 dan ke 5 pasca bayi lahir
 Apgar skor normal 7-10, skor 4-6 mengindikasikan
asfiksia sedang, skor 1-3 mengindikasikan asfiksia berat
 Perlu resusitasi

Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Kulit Biru/ Pucat seluruh tubuh Ekstremitas biru, tubuh Seluruh tubuh dan ekstremitas
(Appearance) yg lain pink/ kemerahan pink/ kemerahan, tidak ada
sianosis
HITUNG Nadi (Pulse) Tidak ada nadi < 100x/menit ≥ 100x/ menit
SKORNYA
SESUAI Mimik (Grimace) Tidak ada respon Meringis saat diberikan Menangis saat diberikan
KONDISI meskipun diberi stimulasi stimulasi stimulasi
BAYI! Gerakan (Activity) Tidak ada Fleksi lengan/kaki Fleksi aktif melawan tahanan
Pernafasan Tidak ada Menangis lemah, nafas Menangis kuat
(Respiratory) lambat, irreguler
Diagnosis Keperawatan

Penilaian klinis mengenai respon


klien terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan baik aktual
maupun potensial
Diagnosis Medis

Diagnosis Keperawatan
Menguraikan proses patologis penyakit

Menguraikan respon individu


Berisfat konsisten (cenderung tetap mulai awal sampai akhir perawatan)

Sifatnya dapat berubah jika


Contoh diagnosis medis:
respon individu berubah
Contoh diagnosis keperawatan:
Gastroenteritis akut (GEA) Bergantung respon, keluhan yg
dirasakan pasien dan tanda gejala yg
Keduanya saling melengkapi ditunjukkan:
• Diare
• Hipovolemia/ risiko hipovolemia
• Risiko ketidakseimbangan elektrolit
• Hipertermia, dll
Jenis
DIAGNOSI
S
Diagnosis Negatif
…….menunjukkan klien dalam
kondisi sakit atau berisiko
mengalami sakit….sehingga
butuh tindakan yang sifatnya
penyembuhan, pemulihan dan
pencegahan. Diagnosis
tersebut terdiri atas: Aktual,
dan Risiko

Diagnosis aktual: Sudah timbul tanda


gejala, ditemui karakteristik
utama penyakit atau ada
keluhan yg sangat
mengganggu
Diagnosis Risiko: Belum muncul tanda
dan gejala namun sudah
Jenis
DIAGNOS
IS

Diagnosis Positif……
menunjukkan bahwa klien dalam
kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi yang lebih
sehat atau
optimal…..diagnosis
promosi kesehatan
Komponen

DIAGNOSI Label diagnosis keperawatan


Keperawatan
S Masalah
yang menggambarkan inti dan
respon klien terhadap kondisi
 Terdiri atas penyebab, tanda/gejala kesehatan
dan faktor risiko
 Penyebab (etiologi) merupakan
faktor yang mempengaruhi
perubahan yang mencakup 4 hal, Untuk membuat diagnosis
Indikator Diagnostik
a) fisiologis, biologis/psikologi, b) keperawatan perhatikan
efek terapi/tindakan, c) situasional keluhan utama/ gejala yang
(lingkungan atau personal), d) dirasakan pasien dan ditunjang
maturasional. dengan tanda, indikator atau
 Tanda (sign) dan gejala (symptom) karakteristik penyakit yang
….tanda merupakan data obyektif muncul
dari hasil pemeriksaan sedangkan
gejala merupakan data subyektif Tanda dan
dari anamnesa
Gejala
Komponen

DIAGNOSI
Keperawatan
S Masalah

Indikator Diagnostik
Tanda/gejala ada 2.
 Mayor….tanda/gejala ditemukan
sekitar 80-100% untuk validasi
 diagnosis.
Tanda Minor…tanda/gejala tidak
harus ditemukan, namun jika
ditemukan dapat mendukung
penegakkan diagnosis Tanda dan
Gejala
PROSES
DIAGNOSIS
RUMUSAN DIAGNOSIS
Masalah + Penyebab +
Tanda gejala
Atau
Masalah + Faktor resiko
 Fokus diagnosis merupakan masalah
utama atau aspek yang mengalami
gangguan

 Deskriptor merupakan keterangan yang


menerangkan masalah utama atau aspek
yang mengalami gangguan tersebut

 Contoh label diagnosis


1. Gangguan pertukaran gas
2. Penurunan curah jantung
3. Intoleransi aktivitas
4. Defisit pengetahuan
5. dll
MENENTUKAN PRIORITAS
DIAGNOSIS

√ MENGANCAM NYAWA
√ MENGANCAM KESEHATAN (YANG
PALING MENGGANGGU ACTIVITY
DAILY LIVING)
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI

22
CONTOH
KASUS Problem/masalah Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pasien Anak A, MRS dengan
Penyebab:
diagnosis Medis
Hipersekresi Jalan Nafas
Bronchopneumonia, setelah
perawat melakukan Gejala dan Tanda:
pengkajian didapatkan data Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi,
batuk tidak efektif, ada ada dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan pola
sputum, suara nafas nafas tidak teratur.
ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
berubah dan pola nafas tidak Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan
Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan dengan batuk tidak
teratur.
efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi, ada dyspnea,
gelisah, frekuensi napas berubah dan pola
Bagaimanakah Rumusan nafas tidak teratur.
Diagnosis Keperawatan?
Tahapan Penegakan Diagnosis dan
Penentuan Luaran serta Intervensi
Keperawatan
• Bandingkan data dengan nilai normal
1Analisis
Data • Kelompokkan data

2 Identifikasi
Masalah
• Masalah Aktual, Risiko, Promkes

3Perumusan
• Three part (Aktual)
Diagnosis • Two part (Risiko dan Promkes)

Diadaptasi dari:
4Penentuan
Luaran
• Label Luaran dan Kriteria Hasil

Standar Praktik Keperawatan Indonesia


(PPNI, 2005); Ackley, Ladwig & Makic
(2017); Berman, Snyder & Frandsen
(2015); Potter & Perry (2013)
5 Penentuan • Label Intervensi dan
Tindakan

Intervensi
STANDAR LUARAN
KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
DEFINISI
LUARAN Jenis Luaran
Keperawatan
Luaran Keperawatan merupakan
aspek yang dapat diukur dan
diobservasi meliputi kondisi,
perilaku atau persepsi pasien, Jenis Luaran Positif
keluarga dan komunitas sebagai Bersihan Jalan Nafas Jenis Luaran Negatif
respon terhadap intervensi Keseimbangan Cairan
keperawatan (Germini et al, 2010, Integritas Kulit dan Tingkat Nyeri Tingkat
ICNP, 2015) Jaringan Keletihan Tingkat
Citra Tubuh Anxietas Tingkat
PENTING!
Berduka
 Jenis luaran positif berarti indikatornya
semakin meningkat berdampak baik bagi
pasien
 Jenis luaran negatif berarti semakin Arahnya
meningkat berdampak buruk bagi pasien Meningkatkan/ Arahnya
sebaliknya jika menurun berdampak baik memperbaiki Menurunkan
bagi pasien
KOMPONEN
LUARAN Kondisi, perilaku atau persepsi pasien yang dapat
diubah atau diatasi dengan intervensi
keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
Labe 3 jam, maka bersihan jalan nafas Meningkat
l
Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
tercapai
Ekspektasi Ada 3 penilaian:
Meningkat
Digunakan
untuk luaran
Menurun
positif
Kriteria Digunakan untuk luaran negatif
Hasil
Membaik
Digunakan luaran yang tidak dapat diekspektasikan
menurun atau meningkat misalnya tanda2 vital
KOMPONEN
LUARAN

Indikator/Karakteristik:
Labe
Dari masing-masing kriteria hasil :
l Dapat dalam bentuk Skor dengan skala 1 sampai dengan
5
Contoh
Ekspektasi :
1 2 3 4 5
Menurun cukup menurun sedang cukup meningkat
Meningkat

Kriteria
Hasil
CONTOH Label:
KASUS Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 jam, maka bersihan jalan nafas

Ekspektasi:
Pasien Anak A, MRS dengan
Maka bersihan jalan nafas meningkat,
diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah
Kriteria Hasil:
perawat melakukan pengkajian Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
didapatkan data batuk tidak Produksi sputum menurun, ronchi menurun,
efektif, ada sputum, suara nafas sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
ronkhi, adanya dyspnea, gelisah, nafas membaik.
frekuensi napas berubah dan Maka, Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
pola nafas tidak teratur. menjadi:
Bagaimanakah Rumusan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
Luaran Keperawatan?
jam, maka bersihan jalan nafas meningkat dengan
kriteria hasil batuk efektif meningkat, produksi
sputum menurun, roncki menurun, sesak
menurun, frekuensi nafas membaik, pola nafas
membaik.
STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Penulisan Intervensi Keperawatan
LABEL INTERVENSI KEPERAWATAN

• Tahap selanjutnya setelah menentukan diagnosis dan luaran


• Label berupa kata benda (nomina), bukan kata kerja (verb)
• Contoh: Pemantauan  bukan Memantau
• Terdiri dari tiga kata atau kurang, namun tidak lebih dari enam kata
• Label mencakup sekitar 18 deskriptor
Penulisan Intervensi Keperawatan
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Setiap kalimat diawali dengan kata kerja (verb) bentuk
perintah
• Hindari menggunakan kata kaji, observasi dan evaluasi.
Dianjurkan menggunakan periksa, identifikasi, monitor.
• Hindari mengombinasikan dua ide dalam satu tindakan
• Susun tindakan-tindakan keperawatan secara sistematis
• Dapat dilakukan 3 hal (menambahkan,
menghilangkan atau memodifikasi) berdasarkan
kondisi pasien
• Namun selalu periksa konsistensi antara jenis tindakan
dengan makna label intervensi
DEFINISI INTERVENSI DAN
TINDAKAN
Klasifikasi Intervensi
Keperawatan (5 kategori
dan 14 sub kategori)
Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang dikerjakan
perawat yang didasarkan pada Fisiologis Perilaku
pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran yang di harapkan

Tindakan keperawatan Perilaku atau Psikologis Relational


aktivitas spesifik yang dikerjakan
perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
keperawatan
Lingkungan
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN

Ada 18 Deskriptor
Intervensi
1. Dukungan : menfasilitasi, memudahkan atau
Labe melancarkan
l 2. Edukasi : Mengajarkan atau memberikan informasi
3. Kolaborasi : Melakukan Kerjasama atau interaksi
4. Konseling : Memberikan Bimbingan
5. Konsultasi : Memberikan informasi tambahan atau
Definis pertimbangan
i 6. Latihan : Mengajarkan suatu keterampilan atau
kemampuan
7. Manajemen : mengidentifikasi atau mengelola
8. Pemantauan : Mengumpulkan atau menganalisa data
Tindaka 9. Pemberian : Menyiapkan dan memberikan

n
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Ada 18 Deskriptor
Lab
Intervensi
el 1. Pemeriksanaan : Mengobservasi dengan teliti
1. Pemeriksanaan : Mengobservasi dengan teliti
2. Pencegahan : Meminimalkan risiko atau komplikasi
2.
3.
Pencegahan : Meminimalkan risiko atau komplikasi
Pengontrolan : Mengendalikan
4.3. Pengontrolan
Perawatan : Mengendalikan
: Mengidentifikasi dan merawat
5.4. Perawatan
Promosi : Mengidentifikasi dan merawat
: meningkatkan
Definis 6. Rujukan : Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut
5. Promosi : meningkatkan
i 7. Resusistasi : Memberikan tindakan secara cepat untuk
6. Rujukan : Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut
mempertahankan kehidupan
7. Resusistasi : Memberikan tindakan secara
8. Skrining
cepat: Meendeteksi secara dini
untuk mempertahankan kehidupan
9. Terapi : Memulihkan kesehatan dan atau menurunkan risiko
Tindaka 8. Skrining : Meendeteksi secara dini
n 9. Terapi : Memulihkan kesehatan dan atau
menurunkan risiko
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Labe
l Ada 4
1. Tindakan Observasi
Jenis
2. Tindakan Terapeutik
3. Tindakan Edukasi
Definis
4. Tindakan Kolaborasi
i

Tindaka
n
CONTOH
KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Pasien Anak A, MRS dengan Bersihan Jalan Tidak efektif
diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah Rumusan Luaran Keperawatan (SLKI)
perawat melakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
pengkajian didapatkan data jam, maka bersihan jalan nafas meningkat Dengan
batuk tidak efektif, ada kriteria hasil Batuk efektif meningkat, Produksi
sputum, suara nafas sputum menurun, roncki menurun, sesak menurun,
ronkhi, adanya dyspnea, frekuensi nafas membaik, pola nafas membaik.
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Intervensi Keperawatan :
teratur. Lihat level Intervensi (SIKI) : ada 2 level, yaitu
. intervensi utama dan intervensi Penunjang

Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan?
CONTOH Pilih sesuai kondisi
KASUS pasien, diagnosis dan
Intervensi Utama : luaran yg ingin dicapai!!!
Pasien Anak A, MRS dengan Latihan Batuk efektif
diagnosis Medis Manajemen Jalan Nafas
Bronchopneumonia, setelah Pemantauan respirasi
perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Intervensi
batuk tidak efektif, ada Penunjang:
sputum, suara nafas Dukungan Kepatuhan program pengobatan
ronkhi, adanya dyspnea, Edukasi Fisioterapi dada
gelisah, frekuensi napas Edukasi pengukuran
berubah dan pola nafas tidak respirasi Fisioterapi dada
teratur. Konsultasi via
telephon Manajemen
Bagaimanakah Intervensi Asma Manajemen
Keperawatan? alergi Manajemen
anafilaksis
Manajemen Isolasi
Continue… Pilih sesuai kondisi
pasien, diagnosis dan
Intervensi Penunjang: luaran yg ingin dicapai!!!
Manajemen ventilasi mekanik
Pasien Anak A, MRS dengan
Manajemen jalan nafas buatan
diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah
Pemberian obat inhalasi
perawat melakukan Pemberian obat interpleural
pengkajian didapatkan data Pemberian obat intra dermal
batuk tidak efektif, ada Pemberian obat nasal
sputum, suara nafas Pencegahan aspirasi
ronkhi, adanya dyspnea, Pengaturan posisi
gelisah, frekuensi napas Penghisapan jalan nafas
berubah dan pola nafas tidak Penyapihan ventilasi mekanik
teratur. Perawatan tracheostomi
Skrining tuberculosis
Bagaimanakah Intervensi Stabilisasi jalan nafas
Keperawatan?
Terapi oksigen
CONTOH Dari kasus disamping maka Intervensi Keperawatan
KASUS dapat dirumuskan:
3 Intervensi utama yaitu latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan respirasi
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah 1. Latihan Batuk efektif
perawat melakukan Observasi
pengkajian didapatkan data • Identifikasi kemampuan batuk
batuk tidak efektif, ada • Monitor adanya retensi sputum
sputum, suara nafas • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor input dan output cairan (jumlah
gelisah, frekuensi napas dan karakteristknya)
berubah dan pola nafas tidak
teratur. Terapeutik
• Atur posisi semi fwler atau fowler
Bagaimanakah Intervensi • Pasang perlak dan bengkok dipangkuan
Keperawatan? pasien
• Buang secret pada tempat sputum
CONTOH
KASUS

Edukasi
Pasien Anak A, MRS dengan • Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
diagnosis Medis • Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung
Bronchopneumonia, setelah selama 4 detik, ditahan selama 2 detik kemudian
perawat melakukan keluarkan dan mulut dengan bibir dibulatkan
pengkajian didapatkan data selama 8 detik
batuk tidak efektif, ada • Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam hingga
sputum, suara nafas 3 kali
ronkhi, adanya dyspnea, • Anjurkan batuk dengan kuat langsung
gelisah, frekuensi napas setelah Tarik napas dalam yang ke tiga
berubah dan pola nafas tidak
teratur. Kolaborasi
• Kolaborasi pemberikan mukolitik atau ekspektoran
Bagaimanakah Intervensi jika perlu
Keperawatan?
CONTOH
Intervensi Utama :
KASUS
2. Manajemen jalan nafas

Pasien Anak A, MRS dengan Observasi


diagnosis Medis • Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman dan
Bronchopneumonia, setelah usaha napas)
perawat melakukan • Monitor bunyi nafas tambahan
pengkajian didapatkan data • Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas Terapeutik
ronkhi, adanya dyspnea, • Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head
gelisah, frekuensi napas tilt atau chin lift(jaw thrust jika curiga trauma
berubah dan pola nafas tidak servical)
teratur. • Posisikan posisi semi fowler atau fowler
• Berikan minum hangat
Bagaimanakah Intervensi • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keperawatan? • Lakukan penghisan lendir kurang dari 1 5 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrachea
CONTOH
KASUS
Terapeutik
Pasien Anak A, MRS dengan • Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
diagnosis Medis endotracheal
Bronchopneumonia, setelah • Keluarkan Sumbatan benda padat dengan
perawat melakukan forcep McGill
pengkajian didapatkan data • Berikan oksigen jika perlu
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas Edukasi
ronkhi, adanya dyspnea, • Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
gelisah, frekuensi napas tidak kontra indikasi
berubah dan pola nafas tidak • Ajarkan Teknik batuk efektif
teratur.
Kolaborasi
Bagaimanakah Intervensi • Kolaborasi pemberian
Keperawatan? bronchodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
CONTOH
KASUS
Intervensi Utama :
3. Pemantauan Respirasi
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Observasi
Bronchopneumonia, setelah • Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
perawat melakukan upaya nafas
pengkajian didapatkan data • Monitor pola nafas
batuk tidak efektif, ada • Monitor kemampuan batuk efektif
sputum, suara nafas • Monitor adanya produksi sputum
ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor adanya sumbatan jalan nafas
gelisah, frekuensi napas • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
berubah dan pola nafas tidak • Auskultasi bunyi nafas
teratur. • Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai analisis gas darah
Bagaimanakah Intervensi • Monitor hasil x ray toraks
Keperawatan?
CONTOH
KASUS

Pasien Anak A, MRS dengan


diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah
perawat melakukan Terapeutik
pengkajian didapatkan data • Atur interval pemantauan respirasi sesuai
batuk tidak efektif, ada kondisi pasien
sputum, suara nafas • Dokumentasikan hasil pemantauan
ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Edukasi
teratur. • Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
• Informaikan hasil pemantauan jika perlu
Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan?
IMPLEMENTASI
 Tidak ada aturan khusus yang mengatur penulisan implementasi
 Implementasi BERBEDA dengan TINDAKAN KEPERAWATAN yang ada di intervensi (SIKI)
 Implementasi merupakan bentuk aplikatif dari rencana tindakan keperawatan yang ada di intervensi
 Implementasi diwujudkan dalam bentuk kata kerja (verb)

Intervensi Utama :
1. Latihan Batuk efektif Implementasi

• Identifikasi kemampuan batuk • Mengidentifikasi kemampuan batuk


• Monitor adanya retensi sputum • Memonitor adanya retensi sputum
• Monitor tanda dan gejala infeksi saluran • Memonitor tanda dan gejala infeksi
nafas saluran nafas
• Monitor input dan output cairan • Memonitor input dan output cairan
(jumlah dan karakteristknya) (jumlah dan karakteristknya)
• Atur posisi semi fwler atau fowler • Mengatur posisi semi fwler atau fowler
• Pasang perlak dan bengkok • Memasang perlak dan bengkok
dipangkuan pasien dipangkuan pasien
• Buang secret pada tempat sputum • Membuang secret pada tempat
sputum
Klik Link berikut untuk
mengikuti Quiz

https://forms.gle/Wcg7ZQCWXmhUMkMN9

Anda mungkin juga menyukai