Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

1. Ira Monika Hong (2018.01.009)


2. Matilda Ladus Amal (2018.01.019)
3. Merry Indrawati Virmaska (2018.01.021)
4. Vernika Sara (2018.01.028)
Polisitemia adalah kelebihan sel darah merah
(eritrosit) yang ditandai dengan hematokrit
lebih dari 55%.
Pengertian lain dari polisitemia (eritrositosis)
adalah produksi berlebihan dari sel-sel darah
merah (SDM)
1. Polisitemia relatif
 Dibentuk dari hemokonsentrasi darah yang
berhubungan dengan dehidrasi,yang
mungkin disebabkan oleh penurunan
air,diare,muntah yantg berlebihan atau
peningkatajn penggunaan diuretik.
Umumnya kondisi ini akan berkurang atau
sembuh setelah kondisi yang mendasari
diterapi. polisitemia relatif terjadi akibat
kekurangan cairan, bukan kelebihan sel
darah merah.
2. Polisitemia Absolut

a. Polisitemia primer (polisitemia vera)


adalah gangguan sel induk atau sel puncak
dengan perubahan sum-sum tulang yang
hiperplastik dan neoplastik, yang ditandai
dengan produksi sel darah merah berlebih,
sel darah putih berlebih dan trombosit
yang berlebih.

b. Polisitemia sekunder adalah peningkatan


jumlah sel darah merah sebagai respon
terhadap sekresi eritopoitein yang berlebih
atau hipoksia lama. Polisitemia sekunder
merupakan bentuk polisitemia yang paling
sering ditemui.
1. Polisitemia primer (vera)

a. Manifestasi ini disebabkan oleh peningkatan volume dan


viskositas darah.
b. Hipertensi umum terjadi dan dapat menyebabkan keluhan
sakit kepala, pusing dan gangguan penglihatan dan
pendengaran.
c. Stasis vena menyebabkan pletora, warna merah gelap 2. Polisitemia sekunder
pada wajah, tangan, kaki, dan membran mukosa. Ini
sering kali disertai dengan gatal hebat yang nyeri pada jari
tangan dan jari kaki. Manifestasi polisitemia
d. Pembuluh retina dan serebral dapat bengkak. sekunder adalah serupa
Hipermetabolisme berkembang, menyebabkan penurunan
berat badan dan keringat malam. dengan manifestasi
e. Status mental dapat terganggu, menyebabkan mengantuk polisitemia primer.
atau delirium. Trombosis dan hemoragi adalah Namun, splenomegali
kemungkinan komplikasi pada PV. tidak berkembang.
f. Trombosis dapat menyebabkan serangan iskemik
sementara, angina, atau manifestasi penyakit vaskuler Gejala awal sering kali
perifer. tertutupi oleh
manifestasi gangguan
dasar.
 Sasaran pengobatan adalah untuk mengurangi
vikositas darah yang tinggi.
1. Flebotomi dilakukan secara berulang untuk
menjega hemoglobin dalam rentang normal.
2. Fosfor radioaktif atau preparat kemoterapeutik
digunakan untuk menekan fungsi sumsum
tulang (dapat meningkatkan resiko leukimia).
3. Alopurinol digunakan untuk mencegah serangan
pirai, jika terdapat peningkatan kadar asam urat.
4. Diberikan antihistamin untuk mengontrol
pruritus.
1. Riwayat atau adanya penyakit berkenan dengan hipoksia (penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK), penyakit jantung kronis, Hemoglobinopati ).
2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada survei umum (apendiks F) dapat
menunjukkan :
 Meningkatkan warna kulit (sering kemerah-merahan, penampilan
seperti kulit samak) disebabkan oleh peningkatan kadar hemoglobin.
 Gejala-gejala kelebihan beban sirkulasi (dispnea, batuk kronis,
peningkatan TD, takikardia, sakit kepala, pusing) disebabkan oleh
peningkatan volume darah.
 Gejala-gejala trombosis (angina, klaudikasi intermiten, tromboflebitis)
disebabkan oleh peningkatan viskositas darah.
 Splenomegali dan hepatomegali.
 Gatal, khususnya setelah mandi air hangat, diakibatkan dari hemolisis
sdm yang tak matang.
 Riwayat perdarahan hidung, ekimosis atau perdarahan gi disfungsi
trombosit.
...
3. Pemeriksaan diagnostik :

 JDL menunjukkan peningkatan sdm, hemoglobin,


hematokrit, SDP, dan jumlah trombosit. Pada polisitemis
sekunder, SDP jumlah trombosit tetap normal
 Alkalin fosfat leukosit meningkat
 Kadar B12 serum meningkat
 Kadar asam urat serum meningkat

4. Kaji pemanhaman pasien tentang kondisi dan rencana


tindakan

5. Kaji perasaan pasien tentang mengalami kondisi kronis.


1. kelebihan volume cairan berhubungan dengan
kelebihan SDM dan volume darah
– karakteristik : mudah lelah pada penggerahan tenaga
minimal disertai dengan takikardia dan takipnea; SDM,
hemoglobin, dan hematokrit diatas batas normal; rales
dapat diauskultasi.; TD diatas rentang normal; natrium
serum dibawah rentang normal.
– hasil pasien (kolaboratif): mendemostrasikan hilangnya
kelebihan volume cairan
– evaluasi : berpartisipasi dalam AKS tanpa mengalami
takipnea, takikardia, dan kelelahan; JDL dan natrium serum
dalam batas normal; bunyi nafas bersih; penurunan berat;
TTV dalam batas normal.
Intervensi :
1. Dx : kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan SDM
dan volume darah
a. Sebelum dan setelah pemantauan flebotomi :
• TD, Nadi, dan Pernapasan
• Hasil laporan elektrolit serum, khususnya natrium
• Hasil laporan JDL
• Berat badan
b. Atur terhadap flebotomi sesuai ketentuan. Konsul dokter bila ttv,
hemoglobin, hematokrit, dan natrium serum tetap tinggi setelah
jumlah darah yang ditentukan telah dialirkan
c. Batasi masukan cairan bila gejala-gejala kelebihan cairan: rales,
hipertensi, nadi kuat, peningkatan frekuensi pernafasan.
d. Berikan obat-obatan yang diberikan untuk mengontrol profilerasi
dari sel-sel darah dan evaluasi keefektifannya.
2. risiko tinggi terhadap perubahan perfusi
jaringan: perifer berhubungan dengan
pembentukan trombosit sekunder terhadap
polisitemia
– karakteristik : peningkatan hematokrit. Riwayat
perdarahan berlebihan tak biasanya, melaporkan
mudar memar, melaporkan riwayat tromboflebitis
– hasil pasien (kolaboratif): perfusi jaringan perifer
tetap adekuat
– evaluasi : tak ada perdarahan berlebihan, tak ada
tanda-tanda tromboflebitis
Intervensi :
2. Dx : risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan: perifer
berhubungan dengan pembentukan trombosit sekunder terhadap
polisitemia
a. Pantau :
• Hasil laporan JDL, khususnya hematokrit
• Status vaskular perifer (apendiks E) setiap 8 jam
b. Anjurkan latihan rentang gerak aktif bila perawatan dirumah sakit
dan ditempatkan pada tirah baring
c. Anjurkan masukkan cairan pada tak adanya gejala-gejala kelebihan
beban cairan.
d. Beritahu dokter bila terjadi pembentukan trombus :
• Angina pektoris
• Klaudikasi intermiten
• Tromboflebitis
3. risiko tinggi terhadap perubahan penatalaksaan
pemeliharaan rumah berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan
rencana tindakan, kesulitan penyesuaian terhadap
kondisi kronis.
– karakteristik : mengungkapkan kurang pemahaman,
melaporkan riwayat ketidakpatuhan, dapat
mengungkapkanj perasaan depresi
– hasil pasien (kolaboratif): mendemostrasikan
keinginan untuk memenuhi rencana tindakan
– evaluasi : mengungkap pemahaman tentang kondisi
dan rencana tindakan, mengungkapkan rencana-
rencana untuk menggabungkan rencana tindakan
kedalam gaya hidup baru.
3. Dx : risiko tinggi terhadap perubahan penatalaksaan pemeliharaan rumah
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan rencana
tindakan, kesulitan penyesuaian terhadap kondisi kronis.
a. Evaluasi pemahaman pasien tentang kondisi. Berikan informasi tentang :
• Sifat kondisi. Tekankan bahwa polisitemia vera adalah kondisi kronis yang
memerlukan tindakan seumur hidup
• Tujuan tindakan-tindakan yang ditentukan
• Obat-obatan yang diresepkan, termasuk nama, dosis, jadwal, tujuan, dan efek
samping yang dapat dilaporkan.
• Tanda-tanda trombosis ekstremitas
b. Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang mengalami penyakit
kronis. Berikan jawaban yang benar untuk menghilangkan adanya keselahan
konsepsi.
c. Instruksikan pasien untuk mencari pertolongan medis bila gejala-gejala
kelebihan bebab sirkulasi atau terjadi pembentukan trombus.
d. Jamin pasien mempunyai perjanjian tertulis untuk kunjungan evaluasi dan
instruksi tertulis untuk aktivitas perawatan diri.
e. Pertahankan pasien mendapatkan informasi tentang hasil pemeriksaan JDL.

Anda mungkin juga menyukai