POLISITEMIA VERA
A. DEFENISI
Polisitemia berasal dari bahasa Yunani yaitu poly (banyak), cyt (sel), dan hemia
(darah). Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang, yang mengakibatkan
peningkatan viskositas dan volume darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh
darah terhalang dan aliran kapilar tertutup. Orang dengan polisitemia memiliki
peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas normal
melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.
Sel darah tubuh diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang,
seperti tulang paha. Biasanya produksi sel darah diatur oleh tubuh sehingga jumlah sel
darah baru dibuat untuk menggantikan sel-sel darah yang lama karena mereka mati.
Dalam polisitemia, proses ini tidak normal karena berbagai penyebab dan menghasilkan
terlalu banyak sel darah merah dan kadang-kadang sel-sel darah lainnya. Hal ini
menyebabkan penebalan darah.
B. EPIDEMOLOGI
Kelainan ini paling sering ditemukan pada usia 50-an. Pria terkena sedikit lebih
banyak dibandingkan wanita. Dewasa muda juga terkena kelainan ini. Polisitemia
merupakan kelainan sel induk kronal. Massa sel darah merah tinggi dan separuh pasien
memiliki jumlah trombosit dan/atau sel darah putih yang meningkat; 40% memiliki
kelainan kariotipe sumsum tulang.
C. ETIOLOGI
Sebagai suatu penyakit neoplastik yang berkembang lambat, polisitemia terjadi
karena sebagian populasi eritrosit berasal dari satu klon induk yang abnormal. Berbeda
dengan keadaan normalnya, sel induk darah yang abnormal ini tidak membutuhkan
eritropoetin untuk proses pematangannya (eritropoetin serum, 4 mU/mL). Hal ini jelas
membedakannya dari eritrositosis atau polisitemia sekunder dimana eritropoetin tersebut
meningkta secara fisiologis (wajar sebagai kompensasi atas kebutuhan oksigen yang
meningkat), biasanya pada keadaan dengan saturasi oksigen arteiral rendah atau
eritropoetin tersebut meningkat secara non fisiologis (tidak wajar) pada sindrom
paraneoplastik manifestasi neoplasma lain yang mensekresi eritropoetin.
Di dalam sirkulasi darah tepi pasien polisitemia vera didpati peninggian
konsentrasi eritrosit terhadap plasma, dapat tercapai. 49% pada wanita (kadar Hb 16
mg/dL) dan 52% pada pria (kadar Hb . 17 mg/dL), serta didapati pula peningkatan jumlah
total eritrosit (hitung eritrosit >6 juta/mL). Kelainan ini terjadi pada populasi klonal sel
induk darah (sterm cell) sehingga seringkali terjadi juga produksi leukosit dan trombosit
yang berlebihan.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko lidah polisitemia berkembang:
1. Umur
Menurut, Paru, dan Darah Institute, National Heart polycythemia lidah lebih sering
terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dari 60. Ini jarang terjadi pada orang muda
dari 20.
2. Sex lidah polisitemia
Mempengaruhi laki-laki lebih sering daripada wanita.
3. Sejarah keluarga.
Dalam beberapa kasus, vera polycythemia tampaknya berjalan dalam keluarga,
menunjukkan bahwa faktor genetik lain selain JAK2 dapat menyebabkan penyakit.
E. KLASIFIKASI
Ada 3 jenis utama polisitemia yaitu:
1. Polisitemia Vera (Polisitemia Primer)
Polisitemia Vera lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi kritis lebih
dari polisitemia sekunder. Penyebab, gejala, dan perawatan dari dua kondisi yang
berbeda-beda. Polisitemia primer ( polisitemia vera) ditandai dengan peningkatan
jumlah trombosit dan granulosit serta sel darah merah, dan dan diyakini sebagai awal
terjadinya abnormalitas Penyebab, gejala, dan perawatan dari dua kondisi yang
berbeda-beda. Polisitemia primer ( polisitemia vera) ditandai dengan peningkatan
jumlah trombosit dan granulosit serta sel darah merah, dan dan diyakini sebagai awal
terjadinya abnormalitas Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai
"polisitemia benar") juga dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer
berarti bahwa polisitemia tidak disebabkan oleh gangguan lain Dalam polisitemia
primer peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang melekat.
Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, polisitemia vera biasanya tidak menimbulkan gejala apapun.
Namun, seiring dengan proses bertambah banyaknya sel darah merah, ada beberapa
gejala yang bisa dikenali seperti :
a. Sakit kepala
b. Kepala serasa berputar
c. Gatal-gatal, terutama ketika sedang mandi air panas
d. Muncul tanda merah pada kulit.
e. Susah bernafas atau nafas pendek-pendek
f. Susah bernafas, terutama ketika sedang dalam posisi berbaring
g. Sakit pada dada
h. Perasaan terbakar atau lemas dibagian tangan, kaki, atau lengan
i. Perasaan kembung atau eneg di perut sebelah kiri
j. Cepat lelah
k. Susah bicara secara mendadak. Ini bisa jadi akibat pembuluh darah ke otak sudah
tersumbat, sehingga mengakibatkan stroke.
l. Penglihatan terganggu/ganda
m. Gangguan keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh.
n. Mengalami masalah ingatan
2. Polisitemia Sekunder
Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon
terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti
tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing.
3. Polisitemia Relatif (‘stres’)
Polisitemia ‘stres’ atau pseudo-polisitemia, adalah akibat penyusutan volume
plasma. Volume sel darah total normal. Keadaan ini lebih umum dari polisitemia
vera. Paling banyak terjadi khusus pada laki-laki umur pertengahan dan dapat disertai
oleh problem kardivaskular, misalnya ikshemia miokard atau TIA (transient
ischaemic attacks) otak. Jika bersamaan dengan hipertensi ini dinamakan sindroma
Gaisbock. Terapi deuritik dan merokok berat sering bersamaan. Nilai setiap bentuk
pengobatan khusus belum ditentukan tetapi percobaan demngan venaseksi berulang
dengan atau tanpa pergantian plasma sedang dikembangkan.
A. Kesimpulan
Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang, yang mengakibatkan
peningkatan viskositas dan volume darah. Kelainan ini paling sering ditemukan pada usia
50-an. Pria terkena sedikit lebih banyak dibandingkan wanita.Sebagai suatu penyakit
neoplastik yang berkembang lambat, polisitemia terjadi karena sebagian populasi eritrosit
berasal dari satu klon induk yang abnormal. Klasifikasi dari polisitemia diantaranya
Polisitemia Vera (Polisitemia Primer), Polisitemia Sekunder dan Polisitemia
Relatif(‘stres’)
Rencana asuhan keperawatan untuk menangani pasien dengan polisitemia
meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan , perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Hal ini guna kesembuhan dan
kenyamanan dari pasien
B. Saran
Kita sebagai seorang perawat perlu mengetahui tentang gangguan sistem imun
polisitemia selain untuk menambah wawasan pengetahuan kita sebagai seorang perawat,
juga untuk berbagi kepada masyarakat tentang informasi tentang gangguan sistem imun
polisitemia. Makalah ini masih jauh dari sempurna, diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani.wiwik.Andi Sulistyo W.2008. Buku Ajar Asuhan Keperawataan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika:Jakarta
Soeoparman, Sarwono Waspadil. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta Gaya Baru
Spival J.L Polycythemia vera. Dalam : Fauci As dkk(Eds). Harriso’s Principles of internal
medicine 14thed. New York:MC graw