PENDAHULUAN
A. Definisi
Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu
banyak memproduksi sel darah merah atau peningkatan abnormal pada jumlah sel
darah merah yang diproduksi oleh sumsum tulang.
Polisitemia adalah suatu keadaan yang menghasilkan tingkat peningkatan
sirkulasi sel darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki
peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas
normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.
Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera( primer) dan polisitemia
sekunder.
Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia
benar") juga dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa
polisitemia tidak disebabkan oleh gangguan lain. Polisitemia Primer: Dalam
polisitemia primer peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang
melekat.
Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon
terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti
tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing..
Penyebab, gejala dan pengobatan dari dua kondisi berbeda-beda. polisitemia
vera lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi kritis lebih dari polisitemia
sekunder.
B. Etiologi
Sel darah tubuh diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang,
seperti tulang paha. Biasanya produksi sel darah diatur oleh tubuh sehingga jumlah
sel darah kanan baru dibuat untuk menggantikan sel-sel darah yang lama karena
mereka mati. Dalam polisitemia, proses ini tidak normal karena berbagai penyebab
dan menghasilkan terlalu banyak sel darah merah dan kadang-kadang sel-sel darah
lainnya. Hal ini menyebabkan penebalan darah.
vein thrombosis.
Splenomegali.
Hepatomegali.
Pruritus urtikaria.
Gout.
E. Komplikasi
1. Kelebihan sel darah merah dapat dikaitkan dengan komplikasi lain, termasuk
Kemungkinan Komplikasi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik, yaitu ada tidaknya pembesaran limpa dan penampilan
kulit (eritema).
2. Pemeriksaan Darah
Jumlah sel darah ditentukan oleh complete blood cell count (CBC), sebuah
tes standar untuk mengukur konsentrasi eritrosit, leukosit dan trombosit
atau
menimbulkan
sitopenia
problematic
Gejala sistemis yang tidak terkendali seperti pruritus yang sukar
dikendalikan, penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit
diatasi.
Terapi PV
1. Flebotomi
Flebotomi adalah terapi utama pada PV. Flebotomi mungkin satusatunya bentuk pengobatan yang diperlukan untuk banyak pasien, kadangkadang selama bertahun-tahun dan merupakan pengobatan yang dianjurkan.
Indikasi flebotomi terutama pada semua pasien pada permulaan penyakit,dan
pada pasien yang masih dalam usia subur.Pada flebotomi, sejumlah kecil darah
diambil setiap hari sampai nilai hematokrit mulai menuru. Jika nilai hematokrit
sudah mencapai normal, maka darah diambil setiap beberapa bulan, sesuai
dengan kebutuhan. Target hematokrit yang ingin dicapai adalah <45% pada
pria kulit putih dan <42% pada pria kulit hitam dan perempuan.
Kemoterapi Sitostatika/ Terapi mielosupresif (agen yang dapat
mengurangi sel darah merah atau konsentrasi platelet). Tujuan pengobatan
kemoterapi sitostatik adalah sitoreduksi. Lebih baik menghindari kemoterapi
jika memungkinkan, terutama pada pasien uisa muda. Terapi mielosupresif
dapat dikombinasikan dengan flebotomi atau diberikan sebagai pengganti
flebotomi. Kemoterapi yang dianjurkan adalah Hidroksiurea (dikenal juga
sebagai hidroksikarbamid) yang merupakan salah satu sitostatik golongan obat
antimetabolik karena dianggap lebih aman, tetapi masih diperdebatkan tentang
keamanan penggunaan jangka panjang. Penggunaan golongan obat alkilasi
sudah banyak ditinggalkan atau tidak dianjurkan lagi karena efek
ginjal.
Pruritus dan urtikaria dapat diberikan anti histamin, jika diperlukan
dapat diberikan Psoralen dengan penyinaran Ultraviolet range A
(PUVA).
3. Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat reseptor H2.
4. Antiagregasi trombosit Analgrelide turunan dari
Quinazolin.
5. Anagrelid
atau tambahan
ketika
Sakit kepala
Kepala terasa berputar
Gatal-gatal
Muncul tanda merah pada
kulit
Susah bernafas
Sakit pada dada
Cepat lelah
Gangguan keimbangan
dan koordinasi gerak tubuh
Keringat berlebihan
Gangguan penglihatan
Kehilangan berat badan
Polisitemia
primer
Polisitemia
Sekunder
penyusutan volume
plasma. Volume sel
darah total normal.
Polisitemia
Relatif
Polisitemia
Disebabkan oleh
kelainan
sifat sel
Polisitemia
tunasprimer
pada sumsum
tulang. Selain itu
terdapat sel batang
normal pada
sumsum tulang,
terdapat pula sel
batang abnormal
yang dapat
mengganggu atau
menurunkan
Polisitemia
Dimana proliferasi
sekunder
eritrosit
disertai
peningkatan kadar
eritropietin.
Peningkatan massa
sel darah merah
lama kelamaan akan
mencapai keadaan
hemostasis dan
kadar eritropoietin
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POLISITEMIA
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang
meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Penderita penyakit polisitemia vera
menampakkan gejala
mencakup
Pada
polisitemia
sekunder
menampakkan
gejala
kelesuan,
b.
Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Peningkatan warna kulit (sering kemerah-merahan) yang disebabkan
oleh meningkatnya Hb.
b. Gejala-gejala kelebihan beban sirkulasi (dispnea, batuk kronis,
peningkatan tekanan darah, takikardia, sakit kepala, dan pusing) yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah.
c. Gejala-gejala trombisis (angina, klaudikasi intermiten, tromboplebitis)
disebabkan oleh peningkatan viskositas darah.
d. Splenomrgali dan hepatomegaly
e. Gatal, khususnya setelah mandi air hangat yang diakibatkan oleh
hemolisis sel darah merah yang tidak matang.
f. Riwayat perdarahan hidung, ekimosis atau perdarahan saluran
pencernaan dari disfungsi trombosit.
Pemeriksaan Diagnostik:
Pemeriksaan darah lengkap
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera (asam urat meningkat)
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
C. Intervensi Keperawatan
10
11
Intervensi :
a) Kaji riwayat nutrisi.
b) Berikan intake nutrisi sedikit tapi sering.
c) Berikan informasi mengenai nutrisi dengan kandungan kalori, vitamin,
protein, dan mineral tinggi.
d) Konsultasi dengan ahli diet.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah melaksanakan intervensi keperawatan.
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu kategori dari
perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan kriteria hasil yang diperlukan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan membantu dan mengarahkan
kerja aktivitas kehidupan sehari-hari. Implementasi keperawatan sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat.
E. Evaluasi
Evaluasi dari masalah polisitemia yaitu:
a) Masalah teratasi
b) Masalah sebagaian teratasi
c) tidak teratasi
d) Muncul masalah baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Polisitemia adalah suatu keadaan yang menghasilkan tingkat peningkatan
sirkulasi sel darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki
peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas
normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.
Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera( primer) dan polisitemia
sekunder. Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia
benar") juga dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa
polisitemia tidak disebabkan oleh gangguan lain. Polisitemia Primer: Dalam
12
polisitemia primer peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang
melekat dalam proses produksi sel darah merah.
Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon
terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti
tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing.
B. Saran
Disarankan kepada penderita polisitemia sekunder untuk menghindari faktor
pencetus dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit bertambah parah. Seperti :
perilaku, gaya hidup, seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi.
BAB IV
STUDI KASUS
A. Diskripsi Kasus
Pada tanggal 11 agustus 2015 datang seorang pasien bernama Ny S umur 29
tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, alamat Perum Indah
Blok Z Ponorogo , nomor register 08 11 14 08, Keluhan utama yang dirasakan
adalah Sering mengeluh nafas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas.
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hematology,penyakit malabsorbsi.
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun maupun menular dari
keluarganya saat ini.Kemudian klien dibawa oleh keluarga ke RSU Asiyah
Ponorogo dan mendapatkan penanganan awal. TTV TD
110x/menit, P
: 18x/menit, S
: 37 C, RR
B. Pengkajian
a) Identitas Klien
Nama Klien : Ny. S
Tgl Lahir
: 16 maret 1986
Jenis Kelamin : P
13
: 140/95 mmHg, N
: 23x permenit.
Suku/bangsa : jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pensiunan
Alamat
: Perum Indah Blok Z Ponorogo
b) Riwayat Keperawatan
1.
Keluhan Utama
Sering mengeluh napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas.
2.
Riwayat Keperawatan Sekarang
Saat kita lakukan pengkajian yaitu pucat,cepat lelah,takikardi,palpitasi,dan takipnoe.
Gejala awl menunjukkan Pasien menderita anemia.
TD : 140/95 mmHg
N
: 110x/menit
P
: 18x/menit
S
: Normal
RR : 23x permenit
Lab : Hb: 16gr/dl, Hematokrit 63%, leukositosis, trombositosis.
P (Provocative)
Q (Quality)
R (Region)
S (Severity)
T (Time)
14
Tanda:
Tekanan darah : Peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan
nadimelebar, hipotensi postural.
Disritmia:abnormalitas EKG missal:depresi segmen ST dan pendataran atau
deresi gelombang T jika terjadi takikardi
2.
Sistim Neurosensori
Gejala:
Sakit kepala,berdenyut,pusing,vertigo,tinnitus,ketidakmampuan berkosentrasi
imsomnia,penurunan penglihatan dan adanya bayangan pada mata
kelemahan,keseimbangan buruk,kaki goyah,parestesia tangan /kaki
sensasi menjadI dingin
Tanda:
Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis.
Mental: tak mampu berespon.
Oftalmik Hemoragis retina.
3.
Sistim Pernafasan
Gejala:
napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas
Tanda:
Takipnea,ortopnea,Dispnoe
4.
Sistim Nutrisi
Gejala:
penurunana masukan diet,masukan protein hewani rendah
nyeri pada mulut atau lidah,kesulitan menelan(ulkus pada faring)
mual muntah,dyspepsia,anoreksia
adanya penurunan berat badan
Tanda :
Lidah tampak merah daging
Membran mukosa kering dan pucat.
Turgor kulit buruk kering, hilang elastisitas.
5.
Sistim Aktivitas/ Istirahat
Gejala:
keletihan,kelemahan,malaise umum
kehilamgan produktivitas,penurunan semangat untuk bekarja
toleransi terhadap latihan rendah
kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
Tanda:
Takikardia/takipnea,dispnea pada bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya.
15
Data Penunjang
Jumlah darah lengkap: Hb dan Ht menurun.
Jumlah eritrosit menurun.
Pewarnaan SDM : Menditeksi perubahan warna dan bentuk (mengidentifikasi
tipe anemia)
C. Diagnosa Keperawatan
ANALISA DATA
NS. DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
DEFINITION:
16
DIAGNOSIS
D. Intervensi Keperawatan
Inisial Pasien : ___________
Nama Mhs:___________________
Tanggal:_________________
Diagnosa Keperawatan
: Pernafasan dada
Definisi
:
NIC
INTERVENSI
NOC
AKTIVITAS
OUTCOME
Hipervolemia
17
Overload Cairan
INDICATOR
Penurunan keluaran
urin
Peningkatan serum
sodium
Tangan odem
Sakit kepala
No.
diagnosa
masalah
1.
Pernafasan
dada(3230)
Tgl/jam
Tindakan
paraf
5-5- 1.
Menentukan adanya kontraindikasi
2012/
untuk penggunaan terapi fisik dada
08.00
2.
Menentukan segmen paru perlu
09.00
dikeringkan
10.00 3.
4.
Menggunakan
bantal
untuk
Menggunakan
drainase
postural
perkusi
dengan
dengan
cupping
dalam
suksesi
menghasilkan
cepat
serangkaian
untuk
suara
berongga
6.
7.
8.
9.
18
Masalah
kep/kolaboratif
1.
Pernafasan
dada(3230)
Tgl/jam
Catatan perkembangan
5-5-2012/
08.00
09.00
10.00
11.00
Paraf
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar Asuhan keperawatan dengan gangguan system Hematologi- wiwik Handayanifile: III C:/User/BO/Handayani/google20Buku.html
Price, Wilson, 2005, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC
19