Anda di halaman 1dari 12

POLISITEMIA

NAMA:
FEBI TRIBAWANTI(0118016)
IVO PRAMAYSELLA(0118020)
WERDINI SAPITRI(0118043)
PENGERTIAN

 Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di


mana tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah
merah. Orang dengan polisitemia memiliki
peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel
darah merah di atas batas normal pada pria4,7-6,1 juta
,pada wanita 4,2-5,4juta dan pada anak 4,0-5,5juta
 Polisitemia di bagi menjadi dua yaitu polisitemia
sekender dan primer(vera)
Anatomi

Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan


kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum
tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah
dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin
bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang
terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit,
eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah
merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan
dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan
hati.
 
Etiologi

 Polisitemia Primer terjadi di sekitar 2 pada setiap


100.000 orang. Penyebabnya tidak diketahui.
Namun, polisitemia ini hadir saat lahir, biasanya
disebabkan oleh kelainan genetik warisan yang
abnormal menyebabkan tingkat tinggi prekursor sel
darah merah
 polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon
terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya
atau gangguan, seperti:
a.tumor hati,
b.tumor ginjal atau sindroma Cushing
c.peningkatan eritropoietin (EPO) produksi, baik dalam respon
terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor
mensekresi eritropoietin
d.perilaku, gaya hidup, seperti merokok, tinggal di tempat yang
tinggi, penyakit paru-paru parah, dan penyakit jantung.
Patofisiologi

 Terjadi peningkatan produksi semua macam sel,


termasuk eritrosit, leukosit, dan platelet. Volume dan
viskositas darah meningkat. Penderita cenderung
mengalami thrombosis dan pendarahan dan
menyebabkan gangguan mekanisme homeostatis
yang disebabkan oleh peningkatan sel darah merah
dan tingginya jumlah platelet.
Perjalanan klinis polisitemia yaitu :
1. Fase eritrositik atau fase polisitemia.
2. Fase brun out (terbakar habis) atau spent out (terpakai
habis ).
3. Fase mielofibrotik
4. Fase terminal
MANIFESTASI KLINIS

1) Hiperviskositas
2) Manifestasi kardiovaskular
3) Manifestasi perdarahan (terjadi pada 10-30% kasus)
4) Thrombosis vena atau tromboflebitis dengan
emboli (terjadi pada 30-50% pasien)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Fisik, yaitu ada tidaknya pembesaran


limpa dan penampilan kulit (eritema).
2. Pemeriksaan Darah
3. Pemeriksaan Sumsum tulang
PENATALAKSANAAN

Terapi PV
a) Flebotomi
b) Kemoterapi Sitostatika/ Terapi mielosupresif (agen
yang dapat mengurangi sel darah merah atau
konsentrasi platelet).
c) Fosfor Radiokatif (P32)
d) Kemoterapi Biologi (Sitokin)
KOMPLIKASI
Kelebihan sel darah merah dapat dikaitkan dengan komplikasi lain,
termasuk :

1. Perdarahan dari lambung atau bagian lain pada saluran pencernaan.


2. Batu Ginjal
3. Asam urat
4. Gagal jantung
5. Leukemia / leukositosis
6. Myelofibrosis
7. Penyakit ulkus peptikum
8. Trombosis (pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke atau
serangan jantung)
 

Anda mungkin juga menyukai