Trombosit atau platelet merupakan kepingan darah yang diproduksi oleh sumsum
tulang. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi perdarahan,
kepingan darah ini bekerja dengan cara saling menempel untuk membentuk gumpalan,
sehingga perdarahan tersebut berhenti.
Trombositosis adalah kondisi ketika jumlah trombosit dalam darah melebihi batas
normal. Meski jarang, kondisi ini dapat memicu terjadinya beberapa penyakit serius
akibat terbentuknya gumpalan darah yang tidak normal, seperti stroke dan serangan
jantung.
Penyebab Trombositosis
1. Trombositosis primer
Trombositosis primer terjadi karena adanya gangguan pada sumsum tulang, yang
membuat sumsum tulang memproduksi trombosit secara berlebihan. Kondisi ini lebih
sering dialami oleh orang yang berusia 50–70 tahun dan wanita yang berusia di bawah
40 tahun.
Belum diketahui secara pasti penyebab gangguan pada sumsum tulang tersebut. Akan
tetapi, pada beberapa kasus, kondisi ini terjadi karena adanya kelainan atau mutasi
genetik.
2. Trombositosis sekunder
Trombositosis sekunder terjadi karena adanya penyakit atau kondisi lain yang
mengakibatkan sumsum tulang memproduksi trombosit lebih banyak. Kondisi-kondisi
tersebut antara lain:
• Infeksi
Gejala Trombositosis
Jumlah normal trombosit dalam darah manusia adalah 150.000–450.000 per mikroliter
darah. Seseorang dinyatakan mengalami trombositosis jika jumlah trombositnya di atas
450.000 per mikroliter darah.
• Tubuh lemas
• Gangguan penglihatan
berapa pemeriksaan penunjang guna mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat.
Beberapa pemeriksaan tersebut adalah:
• Tes hapus darah tepi (blood smear), untuk melihat ukuran trombosit
Pencegahan Trombositosis
• Berhenti merokok
Apa itu platelet count tinggi? Trombosit tinggi adalah kondisi ketika jumlah trombosit di
dalam tubuh melebihi jumlah normal. Pada orang dewasa, batasan normal jumlah
trombosit adalah 150.000–400.000 per miktroliter darah. Trombosit tinggi bisa
disebabkan oleh beragam kondisi. Trombosit merupakan sel darah yang berperan dalam
proses pembekuan darah
LEUKOSIT
Leukosit atau sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dan didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Leukosit berfungsi menghasilkan antibodi yang
dapat melawan virus, jamur, bakteri, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke
dalam tubuh.
Bayi baru lahir umumnya memiliki jumlah leukosit antara 9.000-30.000 per mikroliter
(mcL) darah. Kisaran jumlah leukosit normal akan berubah seiring bertambahnya usia
hingga menjadi hanya 5.000-10.000 mcL pada masa dewasa.
Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih atau leukosit dikatakan tinggi bila mencapai
lebih dari 11.000 mcL.
Sel darah putih atau leukosit terdiri dari lima jenis, yaitu neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil. Jika dihitung berdasarkan persentase, leukosit disebut normal jika
terdiri dari 55-70% neutrofil, 20-40% limfosit, 2-8% monosit, 1-4% eosinofil, dan 0,5-1%
basofil. Namun, terkadang jumlahnya bisa bertambah.
Berikut ini adalah beberapa penyebab leukosit tinggi berdasarkan jenis leukositnya:
1. Neutrofil
Neutrofil adalah jenis sel darah putih yang paling melimpah di dalam tubuh. Neutrofil
dapat bergerak bebas melalui dinding pembuluh darah dan masuk ke jaringan tubuh
untuk melawan semua bakteri, virus, dan parasit penyebab infeksi.
Jumlah neutrofil dapat meningkat jika Anda mengalami beberapa kondisi berikut:
1. Infeksi bakteri
2. Cedera atau luka, misalnya selama pemulihan pasca operasi
3. Peradangan, misalnya pada penyakit radang usus , rheumatoid arthritis , atau
demam rematik
4. Kanker darah atau leukemia
5. Kehamilan, terutama ketika usia kehamilan telah mencapai trimester terakhir
atau sebelum melahirkan
6. Stres atau olahraga berlebihan
2. Limfosit
Ada dua jenis limfosit , yaitu limfosit sel B yang bertanggung jawab untuk memproduksi
antibodi dan limfosit T yang berperan dalam mengenali dan menangkap organisme atau
benda asing di dalam tubuh, serta menghancurkan sel yang telah terinfeksi.
1. Infeksi virus, seperti campak, cacar air, herpes, rubella, cytomegalovirus dan
hantavirus
2. Infeksi bakteri, seperti batuk rejan (pertusis) dan TBC
3. Kanker, seperti multiple myeloma , leukemia, dan limfoma.
4. Demam kelenjar atau mononucleosis
5. Hepatitis karena infeksi virus atau bakteri
3. Monosit
Di antara jenis leukosit lainnya, monosit adalah sel darah putih terbesar. Jenis leukosit
ini berperan dalam menangkap dan melawan bakteri, parasit, dan jamur yang masuk ke
dalam tubuh.
Endokarditis
Leukemia
penyakit Hodgkin
4. Eosinofil
Eosinofil adalah sejenis leukosit atau sel darah putih yang berfungsi untuk
menghancurkan virus, bakteri, dan parasit, serta memicu respons inflamasi, seperti pada
reaksi alergi, eksim, dan asma.
Jumlah eosinofil yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Infeksi cacing
Sindrom hipereosinofilia
Penyakit celiac
Kanker
5.Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang berperan dalam menghentikan pembekuan darah dan
menghasilkan reaksi alergi.
Jumlah basofil yang tinggi dapat disebabkan oleh:
Hipotiroidisme
Leukemia
1. Demam
2. Berdarah atau mudah memar
3. Badan terasa lelah dan lemas
4. Pusing atau sakit kepala
5. Lengan, kaki, atau perut terasa sakit atau kesemutan
6. Kesulitan bernapas, kesulitan berkonsentrasi, atau gangguan penglihatan
7. Penurunan berat badan tanpa alasan Karena bisa disebabkan oleh banyak
penyakit, leukosit tinggi merupakan kondisi yang perlu segera ditangani..
PLASMA
Plasma darah adalah cairan berwarna kekuningan yang bertugas membawa sel darah.
Tidak hanya sel darah, plasma darah juga membawa berbagai nutrisi penting guna
menunjang kesehatan tubuh dan proses pembekuan darah.PLASMA
Plasma darah adalah bagian terbesar dari darah itu sendiri, yaitu 55% dari seluruh
volume darah. Plasma darah sendiri terdiri dari 92% air dan 8% lainnya seperti protein,
glukosa, imunoglobulin, dan elektrolit.
1. Mengangkut limbah
Plasma darah bertugas membantu sel tubuh membuang limbah hasil metabolisme
untuk menghasilkan energi. Setelah itu, limbah akan dibawa plasma darah ke area
tubuh lainnya, seperti ginjal atau hati, untuk dibuang.
Plasma darah mengandung banyak protein, tapi komponen utama yang paling penting
adalah albumin dan fibrinogen. Nah, albumin berperan dalam menjaga keseimbangan
cairan tubuh. Protein ini juga bertugas untuk mempertahankan cairan dalam pembuluh
darah agar tidak merembes ke luar tubuh atau kulit.
Plasma darah juga mengandung fibrinogen yang membantu proses pembekuan darah.
Jika kadar fibrinogen dalam plasma darah rendah, darah akan sulit berhenti mengalir
saat terjadi perdarahan. Hal ini bisa menyebabkan tubuh kehilangan banyak darah.
Plasma darah juga berperan dalam menjaga suhu tubuh. Fungsinya ini dilakukan dengan
cara menyerap atau melepaskan panas sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5. Melawan infeksi
Imunoglobulin yang terkandung pada plasma darah berperan dalam sistem kekebalan
tubuh. Kehadirannya mampu membantu tubuh melawan infeksi yang disebabkan
bakteri dan virus.
Beberapa gejala yang menjadi tanda adanya gangguan pada komponen plasma darah
adalah mudah memar, kelelahan, sering kesemutan pada kaki, nafsu makan menurun,
nyeri pada tulang, tulang rapuh atau mudah patah, sering merasa haus dan ingin buang
air kecil, serta sering sakit.