Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Idiopathic Thrombocytopenic Purpura adalah suatu gangguan autoimun
yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah
perifer kurang dari 150.000/mL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen
trombosit menyebabkan destruksi prematur trombosit dalam sistem
retikuloendotel terutama limpa. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura adalah
kelainan akibat trombositopenia yang tidak diketahui penyebabnya
(idiopatik), tetapi sekarang diketahui bahwa sebagian besar kelainan ini
disebabkan oleh proses imun karena itu disebut juga sebagai autoimmune
thrombocytopenic purpura. 'Kata trombositopenia menunjukan bahwa
terdapat angka trombosit yang rendah, sedangkan kata purpura berasal dari
suatu deskripsi akan kulit yang berwarna lebam karena simptom penyakit,
warna ungu pada kulit ini disebabkan oleh merembesnya darah di bawah
kulit.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) merupakan suatu penyakit
yang belum diketahui pasti penyebabnya. Penyakit ITP itu termasuk ke dalam
Trombocytopenia Akuisita Kelainan ini dahulu dianggap merupakan suatu
golongan panyakit dan disebut dengan berbagainama misalnya morbus
makulosus werlhofi, syndrome hemogenic, purpura trombocytolitic.
Dikatakan Idiophatic untuk membedakan kelainan trombosit yang dapat
diketahui penyebabnya dan biasanya disertai dengan kelainan hematologis
lain seperti anemia kelainan leukosit. Pada ITP biasanya tidak disertai anemia
atau kelainan lainnya kecuali bila banyak darahyang hilang karena
perdarahan.2

1.2 Rumusan Masalah

a . Apa pengertian dari penyakit ITP

b . Apa penyebab penyakit ITP


c . Bagaimana cara pencegahan dari penyakit ITP
d . Apa patofisiologi penyakit ITP

1
e . Apa etiologi dari penyakit ITP

1.3 Tujuan
1.3.1.Tujuan umum
Tujuan penulisan laporan pendahuluan ini adalah agar siswa atau
siswi lebih mengerti dan memahami tentang Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura dan cara pencegahannya
1.3.2.Tujuan khusus
a. Mengetahui apa yang itu penyakit ITP
b. mengetahui apa penyebab dari penyakit ITP
c. Mengetahui cara pencegahan dari penyakit ITP
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari ITP
e. Untuk mengetahui manifestasi dari penyakit ITP
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ITP
g. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit ITP
h. Untuk mengetahui etiolog dari penyakit ITP
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat individu
Sebagai bahan kajian dan informasi bagi siswa/siswi serta
menambah wawasan tentang penyakit Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura
1.4.2 Manfaat Untuk Sekolah
Supaya bisa menjadi pembelajaran atau referensi bagi siswa/siswi
di SMK YARSI MATARAM
1.4.3 Manfaat Masyarakat Luas
Untuk mengetahui dan memahami penyebab, bagaimana
mencegah penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Purpura Trombositopenia Idiopatik (ITP) adalah suatu gangguan
autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka
trombosit darah perifer kurang dari 150.000/n.L) akibat autoantibodi yang
mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi prematur dari trombosit
dalam sistem retikuloendotel terutama di limpa. Purpura Trombositopenia
Idiopatik (ITP) adalah suatu gangguan autoimun yang ditandai dengan jumlah
trombosit yang rendah dan perdarahan mukokutan.

2.2 Anatomi fisiologi

Macam macam sel darah :


1 Sel darah merah ( Eritrosit )
Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan jumlah sel
yang cukup banyak di dalam darah, dibandingkan kedua komposisi darah
lainnya, yaitu leukosit dan trombosit. Warna darah yang merah pekat salah
satunya disebabkan oleh keberadaan hemoglobin, protein yang bertugas
mengikat oksigen dalam darah. Selain hemoglobin, di dalam sel darah
merah juga terdapat hematokrit. Hematokrit adalah volume sel darah
merah dibandingkan dengan volume darah total (sel darah merah dan
plasma).

3
Eritrosit berbentuk bulat dilengkapi dengan cekungan (bikonkaf) di
bagian tengahnya. Tidak seperti sel lainnya, sel darah merah lebih mudah
berubah bentuk untuk menyesuaikan diri saat melewati berbagai pembuluh
darah di dalam tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut kadar normal sel
darah merah yang dapat dideteksi dengan tes darah lengkap:

Laki-laki: 4,32-5,72 juta sel per mikroliter darah


Perempuan: 3,90-5,03 juta sel per mikroliter darah
Sementara itu, kadar normal hemoglobin dan hematokrit normal adalah:
Hemoglobin: Sebesar 132-166 gram per liter (laki-laki) dan 116-150
gram per liter (perempuan)
Hematokrit: Sebesar 38,3-48,6% (laki-laki) dan 35,5-44,9%(prmpn)
Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin juga
bertugas dalam membantu eritrosit membawa oksigen dari paru-paru
untuk diedarkan ke seluruh tubuh, serta mengangkut kembali karbon
dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Persentase
volume darah keseluruhan yang terdiri dari sel-sel darah merah disebut
hematokrit.

Sel darah merah terbentuk di sumsum tulang belakang dan


dikendalikan oleh hormon yang terutama diproduksi oleh ginjal, yaitu
eritropoietin. Sel darah merah akan mengalami proses pematangan
selama tujuh hari di sumsum tulang baru kemudian dilepaskan ke aliran
darah.Umumnya, masa hidup sel darah merah hanya bertahan sekitar
empat bulan atau 120 hari.

2. sel darah putih


Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki
jumlah yang jauh lebih sedikit dalam seluruh komposisi. Meski begitu,
komponen darah ini mengemban tugas yang tidak main-main, yakni
melawan infeksi virus, bakteri, jamur yang memicu perkembangan
penyakit. Hal ini karena sel darah putih memproduksi antibodi yang akan
membantu memerangi zat asing tersebut.

4
Normalnya, jumlah sel darah putih pada orang dewasa adalah
3.400-9.600 sel per mikroliter darah, yang terdiri atas beberapa jenis.
Berikut jenis-jenis sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum
tulang, lengkap dengan persentase normalnya pada orang dewasa:
- Neutrofil (50-60 persen)
- Limfosit (20-40 persen)
- Monosit (2-9 persen)
- Eopsinofil (1-4 persen)
- Basofil (0,5-2 persen)
Semuanya memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem
kekebalan tubuh. Masa hidup sel darah putih pun cukup lama, bisa dalam
hitungan hari, bulan, hingga tahun, tergantung jenisnya.
3. Trombosit
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit
sebenarnya bukan sel. Trombosit atau kadang disebut juga keping darah
adalah sebuah fragmen sel berukuran kecil. Komponen darah yang satu ini
juga disebut sebagai keping darah.Trombosit memiliki peran penting
dalam proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya,
trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan perdarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan
baru di area luka.

Jumlah trombosit normal di dalam darah, yaitu antara 150.000-


400.000 trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi
dari kisaran normal, dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak
diperlukan. Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan
serangan jantung. Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit
dalam darah, maka akan menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit
membeku.

5
4 .Plasma Darah
Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan merah, trombosit
sebenarnya bukan sel. Trombosit atau kadang disebut juga keping darah
adalah sebuah fragmen sel berukuran kecil. Komponen darah yang satu ini
juga disebut sebagai keping darah.Trombosit memiliki peran penting dalam
proses pembekuan darah (koagulasi) saat tubuh terluka. Tepatnya,
trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin guna
menghentikan perdarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan
baru di area luka.

Jumlah trombosit normal di dalam darah, yaitu antara 150.000-


400.000 trombosit per mikroliter darah. Jika jumlah trombosit lebih tinggi
dari kisaran normal, dapat mengakibatkan pembekuan darah yang tidak
diperlukan. Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke dan
serangan jantung. Sementara, bila seseorang kekurangan jumlah trombosit
dalam darah, maka akan menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit
membeku.
2.3 Etiologi
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi
melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel
trombosit matix. Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana
tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam
kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri
atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP,
antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri
Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat, persediaan
trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada
sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.

6
Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan
sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui.2 ITP
kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi
makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas),
kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular
diseminata (KID), autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu
primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan penyakit dibedakan tipe akut
bila kejadiannya kurang atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada
anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umunnya terjadi pada orang
dewasa). Selain itu, ITP juga terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan obat-
obatan seperti heparin, minuman keras, quinidine, sulfonamides juga boleh
menyebabkan Rombositopenia.
Dalam kebanyakan kasus, penyebab ITP tidak diketahui. Seringkali
pasien yang sebelumnya terinfeksi oleh virus (rubella, rubeola, varisela) atau,
sekitar tiga minggu menjadi ITP. Hal ini diyakini bahwa tubuh, ketika
membuat antibodi terhadap virus, "sengaja" juga membuat antibodi yang dapat
menempel pada sel-sel platelet Tubuh mengenali setiap sel dengan antibodi
sebagai sel asing dan menghancurkan mereka. Itulah sebabnya ITP juga
disebut sebagai imuno thrombocytopenic purpura.
Sumsum tulang adalah jaringan lembut, kenyal yang berada di tengah
tulang panjang dan bertanggung jawab untuk membuat sel-sel darah, termasuk
trombosit. Sumsum tulang merespon rendahnya jumlah trombosit dan
menghasilkan lebih banyak untuk mengirim ke tubuh. Sel-sel di sumsum
tulang pada pasien dengan ITP, akan banyak trombosit muda yang telah
dihasilkan. Namun, hasil tes darah dari sirkulasi darah akan menunjukkan
jumlah trombosit yang sangat rendah. Tubuh memproduksi sel-sel normal,
tetapi tubuh juga menghancurkan mereka. Dalam kebanyakan kasus, tes darah
lainnya normal kecuali untuk rendahnya jumlah trombosit. Pada pasien ITP,
trombosit biasanya bertahan hanya beberapa jam, dibandingkan dengan
trombosit yang normal yang memiliki umur 7 sampai 10 hari. Trombosit
sangat penting untuk pembentukan bekuan darah.

7
2.4 Patofisiologi
Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8-10 hari.
Oleh karena faktor tertentu seperti autoimun (suatu kelainan pada sistem imun
yang disebabkan oleh produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga
jumlah trombosit menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan
mudah sekali pecah atau lisis), maka akan terjadi kerusakan trombosit.
Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1-3 hari atau kurang. Keadaan
ini yang kemudian menimbulkan berkurangnya trombosit dalam sirkulasi
darah (Cahyani, dkk, 2019). Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan
antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan
senyawa emas) atau oleh auto antibodi (antibodi yang bekerja melawan
jaringanya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama
hidup trombosit menjadi lebih pendek.

Gangguan-gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi


manusia palling sering menyerang unsurunsur darah, terutama trombosit dan
sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit trombositopenia, yang
memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit
hospes. Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak
menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam
sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG
lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa
reseptor membrane untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama
adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalahtumbuhnya petekie. Petekie
ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran
trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan
meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem
makrofag.

8
Agregasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan
penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler
dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan. Bukti yang mendukung
mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang
menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima
serum trombositopenia. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada
bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan trombositopenia, juga sesuai dengan
kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui
plasenta. Trombositopenia dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada
masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan
biasanya mereda setelah beberapa hariatau beberapa minggu

9
Pathway

10
2.5 Manifestasi klinis
Gejala utama ITP adalah munculnya ruam merah atau memar di
berbagai bagian tubuh dan perdarahan yang sulit dihentikan ketika luka.
Beberapa tanda dan gejala tambahan lain yang disebabkan oleh ITP adalah:
- Rasa lelah berlebihan
- Mimisan
- Bercak darah pada urine atau tinja
- Gusi berdarah

- Perdarahan berlebihan saat menstruasi


- pendarahan spontandarigusiatau hidung

2.6 Pemeriksaan Penunjang


1. pemeriksaandarah 1engkap
pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa Hb sedikit berkurang,
eritrositnormositer, bila anemia berat hypochrome mycrosyter. Leukosit
meninggi pada faseperdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya
abnormal Lymphositosis daneosinofilia terutama pada anak
2. Pemeriksaan darah tepi hematokrit normal atau sedikit berkurang
3. Aspirasi sumsum tulang/Biops
4. Bone marow
(BMp) dap at dila kukan jika segala cara telah dilakukan
pemberian obat dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan efek
kebaikan pada pasien, untuk menget ahui penyak it di dalam tubuhnya
memeriksa bonemarrow (pengambilan cairan sumsum tulang belakang)
karenadicurigai ada penyakit lain selain ITP Jumlah megakaryosit normal

2.7 Penatalaksanaan
1. Ringan: observasi tanpa pengobatan sembuh .
2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah
trombosit belum naik, maka berikan kortikosteroid.

11
3. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit
Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.atau sampai dengan 3 bulan Misal:
prednisone 2-5mg/kgBB/hari peroral. Bilatidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). Imunosupressan:
4. 6- merkaptopurin 2,5 - 5mg/kgBB/hari peroral
5. Azatioprin 2-4 mg/kgBB/hari per oral
6. Siklofosfamid 2,4 atau 2,5 mg/kgBB/hari per oral.

2.8 Pencegahan

1. Menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi


trombosit, seperti aspirin dan ibuprofen
2. Menghindari aktivitas berat, yang menimbulkan risiko cedera atau
perdarahan
3. Mewaspadai tanda-tanda infeksi, seperti demam, dan menghubungi dokter
segera apabila ditemukan tanda infeksi

2.9 Komplikasi
1. syok hipovolemik
2. penurunan curah jantung
3. splenomegali

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan keperawatan


dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pempulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dengan menginditifikasi status
kesehatan klien. Adapun yang perlu di perhatikan dalam pengkajian adalah :
a. Biodata
Identitas klien, nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, Pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register.

b. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien ITP adalah lemas dan mual muntah
c. Riwayat penyakit sekarang

Riwatan penyakit sekarang merupakan rincian keluhan atau


informasi yang di peroleh tenaga kesehatan dengan cara menanyakan
pertanyaa tertentu, dan pasien dapat memberikan jawaban yang sesuai
(dalam kasus ini, sering kali di sebut heteroanamnesa). Biasanya pasien
atau keluarga pasien akan mengatakan atau menceritakan sensasi tubuh
yang di rasakan.

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat Penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit fisik


maupun psikologi yang pernah di derita pasien sebelum nya. Biasanya
adanya riwayat penyakit terdahulu yang telah di derita, seperti hipertensi,
dll .

e. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Keluarga
merupakan catatan informasi kesehatan seseorang dan kerabat terdeka.
Biasanya adanya faktor atau penyakit keturunan.

13
f. Pemerikasaan bio-psiko- sosial–spitual
Pada pengkajian pola fungsi kesehatan menurut Gordon terbagi
menjadi beberapa pola, yaitu:

1.Pola fungsi persepsi dan tatalaksana hidup sehat.


Biasanya ada kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alcohol
dan kebiasaan olahraga, karena dapat mempengaruhi penyembuhan
luka/lesi yang ada.
2.Pola nurtrisi dan metabolisme.
Klien biasanya akan mengalani gangguan pemenuhan nutrisi akibat
terganggu rasa gatal dan ruam.
3.Pola Eliminasi
Pada pola eliminasi urine biasanya ditemukan penurunan daya
kontraksi kandung kemih, dikarenakan terjadinya kekurangan oksigen
dalam tubuh dan tubuh kurang terhidrasi.
4.Pola Aktivitas
Biasanya aktivitas di pengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak
karena rasa nyeri, aktivitas biasanya terbatas karena harus bedrest
beberapa waktu lamanya setelah pembedahan.
5.Pola sensorik dan kognitif
Biasanya pasien akan ditest dengan ada atau tidaknya gangguan
sensorik nyeri, pengelihatan serta pendengaran, kemampuan berfikir,
mengingat masa lalu, orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.
6.Pola tidur dan istirahat
Sensasi rasa gatal biasanya dapat menyebabkan rasa kurang nyaman
sehingga dapat mengganggu pola tidur klien.

7.Pola persepsi dan konsep diri


Biasanya Penderita menjadi ketergantungan dengan adanya
kebiasaan gerak segala kebutuhan harus dibantu. Klien mengalami
kecemasan tentang keadaan dirinya sehingga penderita mengalami
emosi yang tidak stabil.

14
8.Pola hubungan
Biasanya dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak
bisa melakukan peran, baik dalam keluarganya dan dalam masyarakat,
penderita mengalami emosi yang tidak stabil.
9.Pola Reproduksi
Biasanya faktor dehidrasi dan kekurangan oksigen menyebabkan
pola haid menjadi tidak teratur dan kehamilan sering berakhir
keguguran.
10. Pola Toleransi
Biasanya rentan mengalami stress dan emosi yang tidak stabil.

b.Pemeriksaan fisik
Biasanya tergantung pada kebiasaan, ajaran, dan aturan dari agama
1. Pemeriksaan Kulit
Inspeksi : Biasanya perawat inspeksi kebersihan, warna, pigmentasi,
lesi/pelukaan, pucat, sinosis, dan iktetik.
Palpasi : Biasanya perawat palpasi kelembapan, suhu permukaan kulit,
tekstur, ketebalan, turgor kulit dan edema.
2. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : Biasanya inspeksi distribusi rambut, bentuk kepala
simteris/tidak.
Palpasi : Biasanya palpasi ada nyeri tekan/tidak.
3. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : Biasanya lihat anatomi mata, terlihat anemis, sklera
ikterik/anikteris, bentuk simetris/tidak.
Palpasi : Biasanya perawat akan palpasi nyeri tekan ada/tidak.
4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : Biasanya inspeksi bentuk simetris/tidak, pernapasan cuping
hidung/tidak, penggunaan otot-otot pernapasan atau tidak.
Palpasi : Biasanya palpasi ada nyeri tekan/tidak.

15
5. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Biasanya inspeksi bentuk simetris/tidak, ada/tidak sumbatan
dan luka.
Palpasi : Biasanya palpasi ada nyeri tekan/tidak.
6. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi : Biasanya inspeksi bentuk simetris/asimetris, sianosis/tidak,
mukosa bibir kering/lembab, lidah bersih/tidak.
7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi : Biasanya inspeksi bentuk simetris/asimetris, ada/tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, apakah dicurigai fraktur cervical/tidak.
Palpasi : Biasanya palpasi ada/tidak ada nyeri tekan, ada/tidak
pembengkakan.
8. Pemeriksaan Dada (Thorak)
Inspeksi : Biasanya inspeksi bentuk simteris/asimetris, pergerakan
dinding dada, frekuensi pernapasan, memakai alat bantu pernapasan
atau tidak.
Palpasi : Biasanya perawat palpasi terdapat nyeri tekan/tidak ada dan
ada/tidak pembengkakan.
9. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Biasanya inspeksi bentuk simetris/tidak, ada/tidaknya
Palpasi : Biasanya perawat palpasi terdapat nyeri tekan/tidak ada dan
ada/tidaknya pembengkakan.
10. Pemeriksaan Genitalia dan Rektum
Inspeksi : Biasanya perawat menginspeksi bersih/tidak bersih,
ada/tidak kelainan, terpasang kateter/tidak.
11. Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi : Biasanya perawat menginspeksi simetris/tidak, terpasang
infus/tidak, fleksi dan ekstensi normal/abnormal, ada/tidak ada lesi.
h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
- pemeriksaan darah lengkap
- evaluasi apusan darah tepi

16
- pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
- Immature platelet fraction
3.2 Diagnosa keperawatan
a.ketidakseimbangan nutrisi
b. Gangguan intoleransi aktivitas
c. Kerusakan integritas kulit
3.3 Intervensi
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional1
Keperawatan Kereteria Hasil

1 Ketidak Tujuan : 1) Instruksikan 1) Mengetahui


seimbangan kepada penyebab
1) di harapkan
nutrisi,kurang pasien terjadinya
Klien tidak
dari kebutuhan mengenai mual
mengalami
kebutuhan muntah
gangguan
nutrisi 2) Membantu
kebutuhan
2) Tentukan menghilang
nutrisi kurang
jumlah kan Rasa
dari kebutuhan
kalori dan tidak
tubuh setelah
nutrisi yang nyaman
dilakukan
dibutuhkan dalam
tindakan
oleh Klien mulut yang
keperawata
untuk dapat
2) diharapkan
memenuhi memicu
Klien tidak
kebutuhan terjadinya
akan
gizi mual
mengalami
muntah
gangguan
keseimbangan
makanan dan
aktivitas
jasmani
setelah

17
dilakukan
tindakan
keperawatan

Kreteria hasil :

Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan nutrisi
klien di penuhi

2 Kerusakan 1) diharapkan 1.Gunakan alat 1. Untuk


integritas kulit Klien tidak pengkajian mengetahui
mengalami untuk sirkulasi kulit
kerusakan mengidentifi dan masalah
integritas kulit kasi pasien yang mugkin
setelah yang terjad.
dilakukan berisiko
2. Untuk
tindakan mengalami
mengetahui
keperawatan kerusakan
keadaan luka
kreteria hasil : kulit.
sehingga
Integritas
2. Monitor dapat
jaringan kulit
warna dan menentukan
dan membran
suhu kulit. tindakan yang
mukosa
tepat dalam
1. Perfusi jaringan 3 .Periksa
menengani
dari skala 2 pakaian yang
luka.
( banyak terlalu ketat.
terganggu di 3. Untuk
4. Monitor
Tingkat kan menghindari
kulit dan
menjadi skala 4) terjainya
selaput
infeksi pada
lender

18
2 . Integritas kulit terhadap luka.
dari skala 2 area
4.Meminimalan
(banyak perubahan
kerusakan
terganggu) di warna
jaringan kulit.
Tingkat kan
menjadi skala 4

3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kajian 1. Mengetahui


intoleransi tindakan tingkat batasan yang
aktivitas keperawatan kelemahan dapat
selama 6 hari klien dilakukan
toleransi aktivitas klien
2. Bantu klien
telah teratasi
melakukan 2. Dengan
aktivitas bantuan orang
yang dapat lain
dilakukan kebutuhan
ADL
terpenuhi

19
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Purpura Trombositopenia Idiopatik (ITP) adalah suatu gangguan
autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka
trombosit darah perifer kurang dari 150.000/n.L) akibat autoantibodi yang
mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi prematur dari trombosit
dalam sistem retikuloendotel terutama di limpa. Purpura Trombositopenia
Idiopatik (ITP) adalah suatu gangguan autoimun yang ditandai dengan jumlah
trombosit yang rendah dan perdarahan mukokutan.
5.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepan nya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu nya dapat di
pertanggung jawabkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu keperawatan Anak 1. Jakarta:

Salemba Medika.

$e% ily < ynn 8et? dan < india A! So2 den. "00#. 8uku Saku 7epera2 atan

Pediatrikalih bahasa Eni *eiliya Edisi 5. 6akarta: EB$

Eli? abeth! 6 ! $ or2 in. " 0 0 # . 8 ikusakuFatofisiologi. 6 akarta: EB$


Pier%e! A. Bra%e dan Neil ;! 8orley. "004. Ata Blan%e Ilmu 8edah. 6akarta:

Erlangga

8 eh rm an . " 00 4. Il mu K e s e ha ta nA na k N e ls on Ed is i 15 . E B$ :
6 ak ar ta
Santosa! 8udi. "004. PanduanDiagnosa 7epera2atan Nanda. Prima *edika
' offbrand! A . A ! Petit! 6 .E ! * oss! P .A .' . "0 05 . 7apita Selekta ' ematologi!

6 akarta

21
22

Anda mungkin juga menyukai