Anda di halaman 1dari 14

 Dela Yorike

 Desi Sukma Melati


 Muhammad Syaiful Kahfi
 Nidya Saputri
 Nila Puspita. N
 Ribka Thalia. S
Adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah
akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang. Dengan
kata lain polisitemia dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang jarang terjadi
dimana tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah merah.
KLASIFIKASI POLISITEMIA
Polisitemia Vera Polisitemia Sekunder
Adalah suatu gangguan atau kelainan Umumnya terjadi sebagai respon
mieloproliferatif kronik yang terhadap faktor-faktor lain atau
ditandai dengan peningkatan sel kondisi yang mendasarinya seperti
darah merah (eritrositosis) sehingga tumor hati, tumor ginjal atau
terjadi hiperviskositas aliran darah. sindroma Cushing. Polisitemia
sekunder juga dapat disebabkan oleh
peningkatan eritropoietin dalam
respon terhadap hipoksia kronis
(kadar oksigen rendah).
Perbedaan sel darah merah
pada penderita polisitemia
dengan orang normal.
TANDA DAN GEJALA
a. Hiperviskositas
Sel darah merah yang berlebihan akan menambah volume darah dan
menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga lebih sulit mengalir
melalui pembuluh darah yang kecil.
b. Penurunan Shear Rate
Akan menimbulkan gangguan fungsi hemostasis primer yaitu agregasi
trombosit pada endotel. Hal tersebut akan mengakibatkan timbulnya
perdarahan, walaupun jumlah trombosit > 400 ribu/mL.
c. Trombositosis
Jumlah trombosit melebihi hitung normal yaitu > 400 ribu/mL
d. Basofilia
Adanya basofilia mengakibatkan meningkatnya kadar histamin dalam
darah dan ini menimbulkan terjadinya gastritis dan perdarahan lambung.
Lanjutan....
e. Splenomegali
Tercatat pada sekitar 75% penderita. Splenomegali terjadi sebagai akibat
sekunder hiperaktivitas hemopoesis ekstramendula.
f. Hematomegali
Dijumpai pada sekitar 40% penderita, juga merupakan akibat sekunder
hiperaktivitas hemopoesis ekstramendula.
g. Gout
Laju filtrasi glomerular menurun karena penurunan shear rate, dengan
demikian asam urat darah akan meningkat. Artritis Gout dijumpai pada
5-10% kasus polisitemia.
Lanjutan....
h. Defisiensi Vitamin B12 dan Asam folat
Hal ini dijumpai pada ± 30% kasus karena penggunaan untuk
pembuatan sel darah.
i. Muka Kemerah-merahan (plethora)
Gambaran pembuluh darah di kulit atau selaput lendir, konjungtiva
hiperemis sebagai akibat peningkatan massa eritrosit.
j. Keluhan Lain yang Tidak Khas
Seperti cepat lelah, sakit kepala, cepat lupa, vertigo, tinitus dan perasaan
panas.
Salah satu gejala
Polisitemia
PERJALANAN KLINIS
 Fase eritrositik atau fase polisitemia
Fase ini merupakan fase permulaan. Pada fase ini dibutuhkan flebotomi
secara teratur untuk mengendalikan viskositas darah dalam batasan
normal.
 Fase burn out (terbakar habis) atau spent put (terpakai habis)
Dalam fase ini kebutuhan flebotomi menurun sangat jauh, kadang-
kadang timbul anemia tetapi trombositosis dan leukositosis biasanya
menetap.
Lanjutan....
 Fase mielofibrotik
Jika terjadi sitopenia dan splenomegali progresif, perjalanan klinis
menjadi serupa dengan mielofibrosis dan metaplasia mieloid. Kadang-
kadang terjadi metaplasia mieloid pada limpa, hati, kelenjar getah
bening dan ginjal.
 Fase terminal
Pada kenyataannya kematian pasien diakibatkan oleh komplikasi
trombosis atau perdarahan. Kelangsungan hidup rerata pasien yang
diobati berkisar antara 8-15 tahun, sedangkan yang tidak mendapatkan
pengobatan hanya 18 bulan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik yaitu ada tidaknya pembesaran limpa dan
penampilan kulit kemerahan (eritema)

2. Pemeriksaan Darah jumlah sel darah di tentukan oleh complete blood


cell count (CBC), sebuah tes standar untuk
mengukur konsentrasi eritrosit, leukosit dan
trombosit dalam darah.

3. Pemeriksaan Sumsum meliputi pemeriksaan histopatologi dan analisis


Tulang kromosom sel-sel sumsum tulang
Hasil Laboratorium yang Ditemui pada
Polisitemia
 Eritrosit  Platelet
Jumlah eritrosit pada penderita biasanya Biasanya meningkat sekitar 1 juta/µL, tapi
berkisar antara 7-10 juta per mm3, bahkan dapat juga normal.
dapat mencapai 15 juta per mm3.  Asam urat
 Hemoglobin Dijumpai adanya peningkatan konsentrasi
Konsentrasi hemoglobin berkisar antara 18- asam urat di dalam darah yaitu berkisar
24cg/100 mL darah. Nilai hemoglobin yang antara 5-10 mg/dL.
rendah dapat terjadi setelah mengalami  Sumsum tulang
perdarahan yang hebat. Gambaran sumsum tulang merah gelap,
 Hematokrit hiperseluler dan ditemukan adanya
Kadar hematokrit dapat mencapai 55-80% hiperplasia.
dan mengakibatkan viskositas darah juga  Zat besi
meningkat. Berkurang bahkan tidak ada sama sekali
 Leukosit karena meningkatnya jumlah eritrosit.
Biasanya menunjukkan adanya suatu  Bentuk sel darah merah merah
peningkatan yaitu di atas 15.000/ mm3. Dijumpai berbentuk normokrom normositik.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta

Besa Emmanuel C, Woerman Ulrich, Polycythemia Vera.


http//www.Emidicine.Google.com. Emidicine Journal Volume 2 Number 6:2001

Hoffbrand AV, Pettit JE. Alih Bahasa Darmawan Iyan. Kapita Selekta Hematology
(Essential Hematology). ECG Penerbit Buku Kedokteran, 1996: Edisi 2

Anda mungkin juga menyukai