Anda di halaman 1dari 11

CRP Sebagai Salah Satu Pemeriksaan

Pendukung diagnosa Suspek Covid-19

Disusun Oleh :

1.Dewi Setyawati ( 061711028 )


2.Elfrida Riani Sandi ( 061711035 )
3.Indrajati Puspita ( 061711056 )
4.Lilis Endah Wijayanti ( 061711063 )
5.Mimah Mulhimah ( 061711069 )
6.Nidya Saputri ( 061711081 )
7.Sutrisno ( 061711119 )
CRP

C-Reactive protein
adalah biomarker yang menjadi komponen utama pada reaksi inflamasi. Protein plasma ini
berasal dari hati, dimana konsentrasinya meningkat dengan cepat sehingga menjadi
sistemik marker selama cedera jaringan, inflamasi atau infeksi.

C-Reactive protein merupakan protein yang kadarnya pada serum dapat meningkat, tidak
hanya pada respon inflamasi akut, melainkan juga pada respon inflamasi kronik
Pada manusia, kadar CRP dalam plasma dapat meningkat
dengan cepat dan nyata, sebanyak 1000 kali lipat atau lebih,
setelah stimulus inflamasi akut, sebagian besar mencerminkan
peningkatan sintesis oleh hepatosit

Pembentukan protein fase akut oleh


hati saat terjadi peradangan
Pemeriksaan C-Reactive Protein

Prosedur Tes CRP dapat dilakukan secara manual menggunakan metode


aglutinasi atau metode lain yang lebih maju, misalnya sandwich imunometri.
Tes aglutinasi dilakukan dengan menambahkan partikel latex yang dilapisi
antibodi anti CRP pada serum atau plasma penderita sehingga akan terjadi
aglutinasi.
Tes sandwich imunometri dilakukan dengan mengukur intensitas warna
menggunakan Nycocard Reader.
PRINSIP

Sampel CRP berikatan dengan antibodi anti-CRP spesifik, yang telah teradsorpsi ke
partikel lateks dan menggumpal. Aglutinasi sebanding dengan jumlah CRP dalam
sampel. Konsentrasi aktual kemudian ditentukan dengan interpolasi dari kurva
kalibrasi yang dibuat dari kalibrator dengan konsentrasi yang diketahui.
PROSEDUR KERJA
ALAT CRP MISPA i-3
Pada fase awal pasien dengan COVID-19, dapat ditemukan hitung sel darah putih total yang normal
maupun menurun dan hitung limfosit yang menurun. Pada beberapa pasien dapat terjadi peningkatan
nilai enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin.
Sebagian besar pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan nilai C-Reaktif Protein dan
tingkat laju endap darah, sedangkan nilai Prokalsitonin normal. Pada pasien COVID-19, naiknya
CRP utamanya terjadi karena proses infeksi/inflamasi di paru yang akhirnya memicu banyak
pembentukan sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-6 dan lainnya termasuk akhirnya CRP.
Dari data pasien selama periode bulan Mei 2020 sampai dengan September 2020, pasien dengan
diagnosa suspek Covid-19 yang melakukan pemeriksaan CRP dan hasil konfirmasi pemeriksaan
SARS-COV-2 Real time PCR-nya ternyata positif tercatat sebanyak 350 pasien. Dari 350 pasien
tersebut didapat 223 pasien atau sebanyak 63,7% pasien yang mengalami kenaikan CRP.

Apabila kadar CRP belum mengalami peningkatan kemungkinan karena di dalam tubuh pasien
Covid-19 tersebut belum ada terjadinya inflamasi
Jika pun pasien yang dicurigai hasil C-Reactive Protein-nya meningkat, belum tentu karena
terinfeksi Covid-19. Sebagai contoh pasien dengan Diabetes Melitus (DM) yang sudah berat, maka
otomatis CRP akan meningkat karena pada DM juga terjadi inflamasi.
Sehingga pemeriksaan C-Reactive hanya dapat digunakan sebagai tes pendukung diagnosa saja,
tetapi tidak dapat digunakan sebagai patokan baku standar untuk pemeriksaan Covid-19 .
KESIMPULAN

C-Reactive protein (CRP) adalah biomarker yang menjadi komponen utama pada reaksi inflamasi.
Pada diagnosa pasien dengan suspek Covid-19, CRP hanya bisa digunakan sebagai pemeriksaan
pendukung saja. Hal ini dikarenakan pada pasien positif Covid-19 yang belum terjadi inflamasi
ditubuhnya, kadar CRP masih akan dalam batas normal. Begitu pun pada pasien yang dicurigai
Covid-19 belum tentu memang terinfeksi virus tersebut, karena CRP juga dapat meningkat akibat
inflamasi dari penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai