Anda di halaman 1dari 32

Pemeriksaan

CRP
Chrisma Lumban
Tobing
2'C
C-Reactive Protein
(CRP)
C- Reaktif protein adalah salah satu dari protein fase
akut yang didapatkan dalam serum normal walaupun
dalam jumlah yang kecil. Pada keadaan-keadaan tertentu
dimana didapatkan adanya reaksi radang atau kerusakan
jaringan (nekrosis), yaitu baik yang infektif maupun
yang tidak infektif. Kadar CRP dalam serum dapat
mengikat sampai 1000 kali
C-reactive protein (CRP) bersama dengan
serum amyloid P component (SAP)
merupakan anggota dari protein golongan
pentraxins. Protein ini terdiri dari lima
subunit yang identik (homopentamer)
dengan berat subunit kurang lebih 23 kDa
yang berikatan secara non-kovalen dan
tersusun secara simetris.
Banyak protein plasma mengikat secara akut sebagai
respon terhadap penyakit, infeksi dan nekrosis
jaringan. Protein- protein ini mencakup glikoprotein
α-1-asam, α-1-anti tripsin, serum plasma
haptoglogin. Fibrinogen dan protein C- Reaktif
(CRP). Yang paling bermanfaat dari zat-zat tersebut
adalah CRP karena berdasarkan cepatnya
peningkatan sebagai respon terhadap penyakitakut
dan cepatnya pembersihan setelah stimulus mereda
CRP adalah globula alfa abnormal yang cepat
timbul adalah serum penderita dengan
penyakit karena infeksi atau karena sebab-
sebab lain. Protein ini tidak terdapat dalam
darah orang sehat. Protein ini dapat
menyebabkan pesipitasi hidrat arang C dari
Pneumococcus.
CRP merupakan fase, keadaannya
meningkat 24 jam pasca infeksi,
peradangan akut kerusakan jaringan.
Unsur pokok dari mikroorganisme
dan juga struktur sex manusia disebut
juga CRP karena mempunyai
kemampuan untuk berikatan dengan
C- pneumococcus polisakarida.
CRP memiliki 206 residu asam amino.
Dengan menggunakan mikroskop
elektron, terlihat gambaran cincin
(anular) molekul berbentuk donat.
Struktur pentamer CRP memiliki sifat
stabilitas molekul yang tinggi dan
ketahanan terhadap serangan
enzimatik.
CRP merupakan penanda inflamasi dan salah satu
protein fase akut yang disintesis di hati untuk
memantau secara non-spesifik penyakit lokal
maupun sistemik.
Kadar CRP meningkat setelah adanya trauma,
infeksi bakteri, dan inflamasi
Inflamasi adalah respon pertahanan tubuh terhadap
cedera atau infeksi.

Saat terjadi inflamasi, sistem kekebalan tubuh akan


mengeluarkan sel-sel dan zat-zat kimia ke area yang
terinfeksi untuk membantu mengurangi infeksi dan
mempercepat penyembuhan.
Sebagai biomarker, CRP dianggap sebagai respon
peradangan fase akut yang mudah dan murah untuk
diukur dibandingkan dengan penanda inflamasi
lainnya. CRP juga dijadikan sebagai penanda
prognostik untuk inflamasi.
Pemeriksaan CRP (C-Reactive
Protein)
Tes CRP (C-Reactive Protein) adalah tes yang dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya peradangan di dalam tubuh.
Melalui tes CRP (C-Reactive Protein) peradangan atau
infeksi di dalam tubuh bisa dideteksi, meskipun tidak bisa
diketahui lokasi peradangan secara spesifik. Beberapa
penyakit yang menggunakan tes CRP (C-Reactive Protein)
ini adalah penyakit lupus, jantung, atau penyakit autoimun.
Tes CRP diperlukan bagi Anda yang sedang mengalami
beberapa gejala, seperti demam, panas dingin, detak
jantung cepat, dan napas lebih cepat. Jika Anda telah
melakukan tes CRP (C-Reactive Protein) dan didiagnosis
mengalami infeksi atau penyakit kronis, maka tes ini akan
diperlukan lagi untuk memantau proses pengobatan Anda.
Apabila kadar CRP (C-Reactive Protein) menurun, maka
proses pengobatan Anda bisa dikatakan berhasil.
Kadar CRP (C-Reactive Protein) dalam
darahCRP (C-Reactive Protein) di dalam darah bisa di
Kadar
diagnosa melalui tes darah dengan melihat tingkat kadar
protein C-reactive. Mengukur kadar CRP di dalam darah
diperlukan untuk menemukan risiko dan faktor peradangan
seperti kolesterol, tekanan darah dan jantung. Tingkat CRP
(C-Reactive Protein) di dalam darah bisa dikategorikan
sebagai berikut:
1. CRP (C-Reactive Protein)
normal
Kadar CRP pada orang sehat adalah kurang dari 0,3 mg/L–
1,0 mg/L dengan ketentuan tidak ada gejala apapun yang
Anda rasakan. Namun perlu Anda ketahui kadar CRP
rendah dengan sedikit peningkatan di kemudian hari bisa
berisiko Anda terkena penyakit kardiovaskular.
2. CRP (C-Reactive Protein) tinggi
Nilai CRP tinggi berkisar antara 1,0 mg/L- 10mg/L, pada
kondisi ini Anda perlu berhati-hati, bisa jadi Anda terkena
penyakit jantung atau stroke. Nilai kadar protein C-reactive
yang meningkat hingga 3 mg/L bisa berisiko terkena
penyakit autoimun, lupus, dan kanker.
Hasil tes CRP (C-Reactive Protein) bisa Anda ketahui dalam
satuan milligram per liter (mg/L). Pemeriksaan CRP (C-
Reactive Protein) dalam darah ini perlu dilakukan dua kali
dalam seminggu karena kadar C-reactive protein dalam
tubuh bisa berubah dari waktu ke waktu. Secara rinci kadar
protein C-Reactive bisa Anda lihat dalam uraian berikut:
• Normal: Kadar CRP di bawah 10 mg/L
• Tidak normal: Kadar CRP lebih dari
10mg/L
• Risiko rendah: Kadar CRP di bawah 2
mg/L
Manfaat Pemeriksaan CRP
Tes C-RP seringkali dilakukan berulang-ulang untuk
mengevaluasi dan menentukan apakah pengobatan
yang dilakukan efektif.
C-RP juga digunakan untuk memantau penyembuhan
luka dan untuk memantau pasien paskah bedah
Manfaat pemeriksaan ini untuk menentukan faktor resiko
penyakit vascular, terutama Penyakit Jantung Koroner
(PJK).
Tujuan Pemeriksaan CRP
Tujuan pemeriksaan CRP adalah untuk membantu menemukan atau
memantau peradangan pada kondisi akut atau kronis, termasuk:
• Infeksi bakteri atau virus.
• Penyakit radang usus, gangguan pada usus yang meliputi
penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
• Gangguan autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan
vaskulitis.
• Penyakit paru-paru, seperti asma.
Prinsip Pemeriksaan CRP
CRP secara normal bersirkulasi pada konsentrasi sengat rendah,
tetapi pada proses inflamasi, infeksi atau cedera pada jaringan dapat
menyebabkan peningkatan sintesis CRP di hati. Sehingga merupakan
hal yang penting untuk melakukan pemeriksaan CRP (Agustin,
2016).
Pada penentuan CRP, maka CRP dianggap sebagai antigen yang
akan ditentukan dengan menggunakan suatu antibodi spesifik yang
diketahui (antibodi anti-CRP). Dengan suatu antisera yang spesifik,
CRP (merupakan antigen yang larut) dalam serum mudah
dipresipitasikan (Silalahi, 2013).
Metode Pemeriksaan CRP
Dalam pemeriksaan CRP, digunakan beberapa metode,
diantaranya:
1. Aglutinasi Tes aglutinasi dilakukan dengan menambahkan
partekel latex yang dilapisi antibodi anti CRP pada serum atau
plasma penderita sehingga terjadi aglutinasi. Untuk
menentukan titer CRP, serum atau plasma penderita
diencerkan dengan buffer glisin dengan pengenceraan
bertingkat (1/2.1/4,1/8,1/16 dan sterusnya) lalu direaksikan
dengan lateks. Titer CRP adalah pengenceran tertinggi yang
masih terjadi aglutinasi. Metode ini bersifat kualitatif dan semi
kuantitatif. Batas deteksi metoda aglutinasi terhadap
2. Sandwich ELISA Tes Sandwich ELISA untuk pemeriksaan
CRP dilakukan dengan mengukur intensitas warna
menggunakan Nycocard Reader. Berturut-turut sampel
(serum,plasma,whole blood) dan konjugat diteteskan pada
membrane tes yang dilapisi antibody monoclonal spesifik
CRP. CRP dalam sampel ditangkap oleh antibody yang terikat
pada konjugat gold colloidal particle. Konjugat bebas dicuci
dengan larutan pencuci (washing solution). Jika terdapat CRP
dalam sampel pada level patologis, maka akan tebentuk warna
merah-coklat pada area tes dengan intensitas warna yang
proposional terhadap kadar. Intensitas warna ukur diukur
secara kuantitatif menggunakan NycoCard reader II.
3. High Sensitivity C-Reactive Protein (Hs-CRP) Pemeriksaan
High Sensitive CRP (Hs-CRP) yaitu pemeriksaan secara
kuantitatif untuk mengukur kadar CRP yang lebih sensitive
dan akurat dengan menggunakan metode LTIA (Latex
Turbidimetry Immunoassay), dengan range pengukuran : 0,3 –
300 mg/L. Berdasarkan penelitian, pemeriksaan hs-CRP dapat
mendeteksi adanya inflamasi lebih cepat. Pemeriksaan hs-CRP
telah distandarisasikan pada berbagai laboraturium
4. Imunoturbidimetri Merupakan cara penentuan yang
kualitatif. CRP dalam serum akan mengikat antibodi spesifik
terhadap CRP membentuk suatu kompleks immun. Kekeruhan
(turbidity) yang terjadi sebagai akibat ikatan tersebut diukur
secara fotometris. Konsentrasi dari CRP ditentukan secara
kuantitatif dengan pengukuran turbidimetrik.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan CRP
CRP meningkat pada penyakit Demam rematik akut,
Rheumatoid arthritis, Infark Miokard Akut, Infeksi pasca
operasi, Infeksi bakteri, Infeksi virus, Penyakit Chron’s,
Sindrom Reiter’s, Sindrom vaskulitis, Lupus Eritematosus,
Nekrosis jaringan atau trauma.1,5 Obat-obatan yang dapat
menurunkan kadar CRP seperti colchicines dan statin
Prosedur kerja
Metode : Kualitatif (latex aglutinasi)
Prinsip : Reaksi antigen antibodi antar CRP dalam serum dengan
latex yang akan menimbulkan reaksi aglutinasi. Bila terjadi
aglutinasi hasil positif, jika tidak terjadi aglutinasi hasil negatif.
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya C-Reaktive Protein dalam serum
Alat : - slide test Bahan : - serum
- batang pengaduk - kontrol positif
- mikro pipet - kontrol negatif
- rotator - latex CRP
Prosedur kerja Kualitatif :

• Teteskan masing-masing 20μl control positif ke dalam lingkaran slide


ke-1, 20μl control negative kedalam lingkaran slide ke-2 dan 20μl
sample serum kedalam lingkaran slide ke-3
• Tambahkan 1 tetes reagen lateks ke dalam tiap lingkaran slide
• Kemudian homogenkan dengan batang pengaduk
• Goyang slide pada rotator untuk membantu homogenisasi
• Amati reaksi yang terjadi
Hasil Pemeriksaan CRP Kualitatif

negatif
positif
Metode : Kuantitatif
Tujuan : Untuk menentukan kadar atau titer C-RP dalam serum
Alat : - slide test Bahan : - serum
- batang pengaduk - larutan saline (NaCl 0,9)
- mikro pipet - latex CRP
- rotator

Cara kerja :
• Teteskan NaCl 0,9% sebanyak 50µl pada masing-masing lingkaran slide
• Tambahkan 50µl serum ke lingkaran pertama (pengenceran 1/2)
• Kemudianhomogenkan larutanpengencer dan sample serum pada lingkaran slide
pertama
• Ambil 50µl larutan dari lingkaran slide 1 kemudian campurkan
dengan NaCl 0,9% di lingkaran slide kedua (pengenceran 1/4)
• Homogenkan kemudian ambil 50µl larutan dari lingkaran slide
kedua kemudian campurkan dengan NaCl0,9% di lingkaran
ketiga (pengenceran 1/8) lakukan prosedur yang sama sampai
pada slide keempat (pengenceran 1/16)
• Pada lingkar slide ke-4 diambil sebanyak 50μl suspensi dan
dibuang
• Tambahkan 1 tetes reagen lateks CRP pada masing-masing
pengenceran
• Homogenkan larutan dengan batang pengaduk
• Goyang slide pada rotator untuk membantu homogenisasi
terjadi aglutinasi pada lingkaran slide pertama
(1/2)
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai