Anda di halaman 1dari 29

PERAN FARMASI KLINIK

DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK


UNTUK MENINGKATKAN CLINICAL OUTCOME

Reni Yustiati Saksono

Disampaikan pada :
WS PPRA- PAMKI
22-23 Juni 2019
Hotel Tree Park - Banjarmasin
Curiculum Vitae :
NO URAIAN KETERANGAN

1 Nama Reni Yustiati Saksono, M.Sc., Apt.

2 Temp./Tgl.Lahir Nganjuk / 23 Pebruari 1972


3 Status Menikah

4 Pendidikan  S1 dan Apoteker Unhas Makassar


 S2 Farmasi Klinik UGM Yogyakarta
5 No. Hp/Email 0853 48 011150 / reniyustiati@gmail.com

6 Kantor Instalasi Farmasi RSUD Ulin Banjarmasin

7 Tugas  Farmasi Klinik di Ruang Anak & Hem-Onk Anak


 Kepala Unit Manajemen Mutu Inst Farmasi RS Ulin
 Koord Kendali Mutu dan Biaya Tim Pelaksana JKN
 Anggota Tim PPRA RSUD
 Anggota BAB Prognas
SHARING MATERI :
• LATAR BELAKANG/LANDASAN HUKUM
I.

• PERAN PROFESIONAL FARMASI


II.

• PERAN FARMASI KLINIK


DALAM PENGGUNAAN AB UNTUK
III. MENINGKATKAN CLINICAL OUTCOME
I. LATAR BELAKANG/LANDASAN HUKUM
PPRA :
Permenkes No.8/ 2015

6 PILAR PPRA :
* KLINISI/SMF
* KOMITE PPI
* KOMITE
FARMASI DAN
TERAPI
* KEPERAWATAN
* MIKROBIOLOGI
KLINIK
* INSTALASI
FARMASI
II. PERAN PROFESIONAL FARMASI KLINIK
Pharmaceutical Care :
The responsible provision of drug therapy for the purpose
of achieving definite outcomes that improve a patients
quality of life (Hepler & Strand 1990)
Peran Apoteker/Farmasi Klinis (PMK No.8 / 2015)
1. Mengelola ketersediaan dan
mutu AB (sesuai Form)

2. Berperan dalam tata laksana


penyakit infeksi : Panduan/
a. Pengakajian resep AB Pedoman,
b. Pengendalian CP/PPK,
penggunaan AB SOP,
c. Monitoring pemberian FORM,
AB AUTOMATIC
d. Visite (mandiri atau STOP/
bersama Tim) REVIEW
ORDER,
DLL
3. Memberikan informasi dan
edukasi penggunaan AB
yang benar

4. Melakukan evaluasi
penggunaan AB yang benar
(mandiri atau bersama Tim)
FORMULIR RM :
SOP PPRA :
1. PERMINTAAN ANTIMIKROBA :
(setiap akan diberikan AM/AB baru) 1. PROSEDUR PROGRAM
a. AB Kategori I (UMUM) PENATALAYANAN RISTRIKSI DAN
b. AB Kategori II (PENGENDALIAN) PREOTORISASI ANTIMIKROBA
c. AB Kategori III (PERSETUJUAN) 2. PROSEDUR PENATALAYANAN
2. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK : PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
a. 3-5 hari EMPIRIS & DEFINITIF
b. 7-10 hari (ada hasil kultur) 3. PROSEDUR PENATALAYANAN
c. Lama penggunaan melebihi PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
CP/PPK/ristriksi/jurnal PROFILAKSIS DI KAMAR OPERASI
3. PERMINTAAN ANTIBIOTIK PROFILKASIS (OK)
DI KAMAR OPERASI (OK) 4. DISKUSI KASUS
CONTOH
III. PERAN FARMASI KLINIK DALAM PENGGUNAAN
AB UNTUK MENINGKATKAN CLINICAL OUTCOME
A. Prosedur Pelayanan dan Peresepan sesuai SOP :

Strategi Pengendalian Resistensi (WHO; PMK No. 8/2015) :


B. Diskusi Kasus, Review AB :
C. Pengendalian Antibiotik :

1. Ketersediaan :
 Fornas/Formularium RS
 CP/ PPK
 Ketersediaan di pasaran
2. Mutu :
 Pemilihan/pengadaan
 Penyimpanan; stabilitas
 Pendistribusian
 Penyiapan/dispensing
 Pemberian
3. Kebijakan, SOP, Automatic
Stop Order, Ristriksi Fornas
4. PPAB, Pola Kuman
5. Monitoring dan Evaluasi; Audit
D. Pertimbangan Penggunaan Antibiotik : (Pada Px)

1. Jenis AB (PK/PD) :
 Concetrate Dependent Killing :
Contoh : dosis Gentamisin : 2 x 40 mg iv, bila ingin mengoptimalkan
daya bunuh kuman maka seharusnya dosis diubah menjadi:
Gentamisin 1 x 80 mg

Memberikan gentamisin 3 x 40 (meningkatkan frekuensi) tidak akan


meningkatkan daya bunuh kuman

 Time Dependent Killing :


• Contoh : dosis Cefotaxim: 2 x 500 mg iv, bila ingin mengoptimalkan
daya bunuh kuman maka seharusnya dosis diubah menjadi:
Cefotaxim 4x 250 mg atau 3x500 mg

Memberikan Cefotaxim1 x 1000 mg atau 2x750 mg (meningkatkan


dosis), tidak akan meningkatkan daya bunuh kuman
2. Faktor dalam Pemilihan AB :

 Spektrum Antibiotik
 Penetrasi Jaringan
 Resistensi AB
 Keamanan (ES + IO)
 Biaya
3. Faktor Penentuan Dosis :

 Gangguan Fungsi Ginjal


 Gangguan Fungsi Hati
 Gangguan Fungsi Ginjal dan Hati
 Model Ekskresi Antibiotik

4. Faktor Lainnya :

 Bakterisidal vs Bakteriostatik
 Monotherapi vs Kombinasi
 Cara Pemberian IV vs Oral
 Lama Terapi
Penetrasi antibiotik ke Jaringan (% rasio kadar di jaringan /serum)
Penutup :

1. Mengacu Peraturan dan Standar yang Ada


(Kefarmasian – PPRA – SNARS)

2. Peran Profesional Farmasi

3. Peran Farmasi Klinik : Peningkatan Outcome


 Prosedur Pelayanan dan Persesepan sesuai SOP
 Diskusi Kasus Terintegrasi, Review AB
 Pengendalian AB (Ketersediaan, Mutu, dst.)
 Beberapa Pertimbangan Penggunaan AB
Terima-kasih

Anda mungkin juga menyukai