Anda di halaman 1dari 51

TUGAS FARMASI INDUSTRI

VALIDASI DAN KUALIFIKASIDALAM INDUSTRI FARMASI PRODUK


SUSPENSI IBUPROFEN

Oleh :

KELOMPOK 11

ULFIMAWADATUR 192211101061

DINDA RIZQIYAH 192211101062

MAGHFIRAH IZZANI MAULANI 192211101063

DIAN AYU CHOTIMAH 192211101064

ANDREAN RONI 192211101065

ROCHMAN DWI SETIAWAN 192211101066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2

2019

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5
2.1 Suspensi .............................................................................................................. 5
2.2 Kualifikasi ........................................................................................................... 7
2.3 Validasi Proses ...................................................................................................... 8
2.4 Validasi Metode Amalisis ................................................................................ 11
2.5 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ...................................................... 14
BAB 3. PEMBAHASAN.............................................................................................. 15
3.1 Spesifikasi Produk Jadi ..................................................................................... 15
3.2 Kualifikasi Alat Produksi (Mixer) .................................................................... 16
3.2.1 Kualifikasi Mesin Filling Liquid ............................................................ 16
3.3 Validasi Proses .................................................................................................. 37
3.3.1 Formulasi .................................................................................................. 37
3.3.2 Cara Produksi ............................................................................................ 38
3.3.3 Parameter Kritis Produksi ......................................................................... 39
3.3.4 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 40
3.3.5 Cara Pengujian .......................................................................................... 42
3.4 Validasi Metode Analisis .................................................................................. 45
3.4.1 Penentuan Kadar Ibu Profen dalam Suspensi dengan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT)...................................................................................... 45
BAB 4. PENUTUP ....................................................................................................... 47
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 50
3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suspensi banyak digunakan karena mudah digunakan oleh pasien anak-
anak, bayi, dan juga untuk orang dewasa yang sukar menelan tablet atau kapsul.
Suspensi juga dapat diberi zat tambahan untuk menutupi rasa tidak enak dari zat
aktifnya. Untuk banyak pasien, bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat
(tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan
kemudahan dalam pemberian dosis, aman, mudah diberikan untuk anak-anak,
juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak. Suatu suspensi dari mulai
diolah sampai menjadi suatu bentuk produk yang pada akhirnya sampai ke pasien
membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, sediaan tersebut harus
tetap stabil, baik dalam penyimpanan maupun dalam penggunaan. Hal ini
dimaksudkan agar obat dalam bentuk, bau, dan rasanya dapat diterima pasien
dalam keadaan yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas fisik
suspensi adalah volume sedimentasi, sifat alir, dan ukuran partikel (Ansel, 2008).
Ibuprofen merupakan golongan obat anti inflamasi non steroid derivat
asam propionat yang mempunyai aktivitas analgetik. Mekanisme ibuprofen adalah
menghambat isoenzim siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2 dengan cara
mengganggu perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin. Enzim
siklooksigenase berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan
tromboksan asam arakidonat, sedangkan prostaglandin adalah molekul pembawa
pesan pada proses inflamasi atau peradangan. Efek analgetik ibuprofen adalah
sama seperti aspirin. Efek analgetik obat tersebut terlihat dengan memberikan
dosis 1200-2400 mg sehari (Wilmana dan Gan, 2007). Penggunaan ibuprofen
untuk mengurangi penyakit sebagai analgetik-antipiretik. Ibuprofen ketika
digunakan secara oral akan diabsorpsi secara cepat oleh usus dengan konsentrasi
puncak dalam plasma terjadi dalam waktu1-2 jam. Ibuprofen akanterikat oleh
protein plasma sekitar 90-99%. Metabolisme ibuprofen melalui hidroksilasi
maupun karboksilasi. Ekskresi ibuprofen sangat cepat sekitar lebih dari 90% pada
urin dalam bentuk metabolit (Tjay dan Raharja, 2002).
4

Seperti halnya obat-obat pada umumnya, penggunaan ibuprofen selain


memberikan efek terapetik juga dapat menghasilkan efek toksik bila dosisnya
berlebihan atau bahkan tidak berefek jika dosisnya kurang. Oleh karena itu,
pemberiannya harus dilakukan dengan benar agar kerja obat tersebut efektif dan
aman. Tercapainya keefektifan dan keamanan obat tersebut juga didukung oleh
kualitas dan mutu obat yang baik. Oleh karenanya, kontrol kualitas dan mutu obat
sangat penting untuk dilakukan. Salah satu langkah dalam kontrol kualitas dan
mutu obat adalah dengan melakukan validasi dan kualifikasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana spesifikasi produk jadi dari suspensi ibuprofen ?
b. Bagaimana kualifikasi alat produksi dari suspensi ibuprofen ?
c. Bagaimana validasi proses dari suspensi ibuprofen ?
d. Bagaimana validasi metode analisis penentuan kadar API dalam sampel
dari suspensi ibuprofen ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui spesifikasi produk jadi dari suspensi ibuprofen.
b. Untuk mengetahui kualifikasi alat produksi dari suspensi ibuprofen.
c. Untuk mengetahui validasi proses dari suspensi ibuprofen.
d. Untuk mengetahui validasi metode analisis penentuan kadar API dalam
sampel dari suspensi ibuprofen.
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus
dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus
segera terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan
disebut sebagai emulgator(Popa dan Ghica, 2011).
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase
kontinu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semipadat, dan fase
terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya
tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu (Wahyuni dan
Yunalti, 1994). Suspensi memiliki beberapa klasifikasi yakni suspensi kering dan
suspensi basah. Suspensi kering dapat juga disebut sirup kering merupakan
serbuk atau granul dalam botol yang perlu ditambah air kemudian dikocok akan
membentuk suspensi. Suspensi ini diperuntukkan bahan obat yang tidak stabil
dalam air. Suspensi basah adalah suspensi yang dari awal produksi hingga akan
dikonsumsi telah ditambahkan air. Dalam dunia farmasi suspensi digunakan
dengan berbagai cara yakni per oral, injeksi intra muscular, tetes mata, dan per
rektal.
Sediaan Suspensi memiliki beberapa komponen untuk menunjang stabilitas
dan terbentuknya suspensi itu sendiri. Bahan pokok yang harus ada dalam sediaan
suspens adalah sebagai berikut:
a. Zat aktif : Zat aktif merupakan zat yang memberikan efek
farmakodinamik ketika suspensi dikonsumsi. Zat aktif dalam suspensi
harus terdistribusi homogeny dengan ukuran partikel 1-50 µm, lebih baik
ukuran partikel seragam dan permukaan obat ionic sehingga mudah
dibasahi dan terdispersi.
6

b. Suspending agent : Suspending agent berfungsi untuk meningkatkan


viskositas dan menghambat terjadinya sedimentasi. Contohnya adalah
CMC Na, Xantan Gum, Gom Arab, dan Avicel.
c. Bahan Pembasah : Bahan ini bertujuan mengusir udara dari permukaan
partikel dan memisahkan partikel yang menggumpal. Umumnya berupa
surfaktan dengan mekanisme kerja yakni mengurangi tegangan
permukaan dari pembawa (aqueous), menyalut permukaan partikel
suspensi dan menyebabkan pembasahan setiap partikel. Contohnya adlaah
Tween 80, dan SLS.
d. Pemanis : Bahan pemanis ditambahkan dalam suspensi untuk
meningkatkan aseptabilitas dan memberikan rasa yang lebih enak dengan
menutupi rasa komposisi yang kurang baik. Bahan pemanis dapat
meningkatkan viskositas seperti gliserin dan sukrosa, contoh lain adalah
sorbitol, aspartame, dan sakarin
e. Pengawet : Sediaan suspensi mengandung banyak air, sehingga
memungkinkan bakteri dapat tumbuh sehingga memerlukan bahan
pengawet. Contoh pengawet adalah Na benzoat, propilen glikol, asam
benzoate dan paraben.
f. Pewarna dan odoris : Pemberian bahan tambahan ini untuk meningkatkan
aseptabilitas (Ansel, 2008; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2014).
Menurut Popa dan Ghica (2011)Joe, beberapa faktor penting dalam
formulasi sediaan obat bentuk suspensi adalah:
1. Derajat kehalusan partikel yang terdispersi.
2. Tidak tebentuk garam kompleks yang tidak dapat diabsorbsi dari saluran
pencernaan.
3. Tidak terbentuk kristal/hablur
4. Derajat viskositas cairan.
Menurut Ansel (2008), sifat-sifat yang diinginkan dalam semua sediaan
farmasi adalah:
7

 Sediaan suspensi harus mengendap secara lambat dan mudah rata apabila
dikocok.

 Karakteristik suspensi harus stabil dan tersuspensi kembali ketika


penyimpanan dalam waktu lama.
 Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.

2.2 Kualifikasi

Kualifikasi merupakan istilah yang digunakan untuk validasi terhadap


mesin, peralatan produksi maupun sarana penunjang. Jadi Kualifikasi diartikan
sebagai kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem yang
digunakan dalam suatu proses/sistem akan selalu bekerja sesuai dengan kriteria
yang diinginkan dan konsisten serta menghasilkan produk sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum memulai kegiatan validasi proses,
kualifikasi yang tepat terhadap peralatan kritis dan sistem penunjang hendaklah
diselesaikan. Kualifikasi biasanya dilaksanakan dengan melakukan kegiatan
berikut, baik masing-masing ataupun gabungan dari:
a. Kualifikasi Desain (KD): verifikasi terdokumentasi bahwa desain fasilitas,
peralatan atau sistem yang diusulkan sesuai dengan tujuan yang
dimaksudkan.
 Kualifikasi desain ini dibuat sebelum mesin datang, dengan
membuat kualifikasi pengguna mengajukan spesifikasi alat yang
dibutuhkan dan sesuai tujuan kepada pabrik pembuat mesin
tersebut.
b. Kualifikasi Instalasi (KI): verifikasi terdokumentasi bahwa peralatan atau
sistem yang dipasang atau dimodifikasi sesuai dengan desain yang telah
disetujui, rekomendasi pabrik pembuat dan/ atau kebutuhan pengguna.
 Kualifikasi instalasi ini bertujuan untuk memastikan alat yang
dirancang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan
tujuan. Alat yang dirancang sesuai dengan buku manual dan
protap.
8

c. Kualifikasi Operasional (KO): verifikasi terdokumentasi bahwa peralatan


atau sistem yang dipasang atau dimodifikasi bekerja sesuai tujuan dalam
semua rentang operasi yang diantisipasi.
 Kualifikasi operasional ini bertujuan untuk memastikan alat dapat
dioperasikan dengan baik sesuai dengan prosedur atau buku
manual.
d. Kualifikasi Kinerja (KK): verifikasi terdokumentasi bahwa peralatan dan
sistem penunjang yang terhubung secara bersama, dapat bekerja secara
efektif dan reprodusibel berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang
disetujui.
 Kualifikasi kinerja ini bertujuan untuk memastikan alat dapat
berfungsi dengan baik dan menghasilkan produk yang sesuai
standar secara konsisten.

2.3 Validasi Proses

Menurut CPOB 2018, validasi proses adalah tindakan pembuktian yang


didokumentasikan bahwa proses yang dilaksanakan dalam batas parameter yang
ditetapkan dapat seacara efektif dan berulang menghasilkan produk jadi yang
memenuhi spesifikasi dan atribut mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Macam – macam validasi proses berdasarkan waktu pelaksanaan antara
lain :
1. Validasi prospektif,
Validasi prospektif merupakan validasi yang dilakukan sebelum
pelaksanaan produksi rutin dari produk yang akan dipasarkan. Validasi
prospektif berlaku untuk :
a. Produk baru,
b. Modifikasi pada proses produksi yang dapat berdampak pada
karakteristik produk tersebut.Prasyarat lain adalah Laporan
produk transfer dari bagian R&D ke bagian Produksi.
2. Validasi konkuren
9

Validasi konkuren merupakan validasi yang dilakukan pada kondisi di


luar kebiasaan, dijustifikasi berdasar manfaat besar bagi pasien,
dimana protokol validasi dilakukan bersamaan dengan bets validasi
yang akan dipasarkan.

Persyaratan validasi retrospektif antara lain :


a. Dalam kondisi khusus, dimungkinkan tidak menyelesaikan
program validasi sebelum produksi rutin dilaksanakan misal :
produk yang ditransfer ke pihak toll manufacturer.
b. Dapat juga dilakukan untuk produk yang : – diproduksi sesekali
(orphan drug atau produk yang sangat jarang diproduksi), –
mempunyai kekuatan berbeda dari produk yang sudah
tervalidasi, perubahan bentuk tablet atau bilaprosesnya sudah
dimengerti
c. Keputusan untuk melakukan validasi konkuren harus
dijustifikasi, didokumentasikan dan disetujui oleh kepala bagian
Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu).
d. Prasyarat dan persyaratan dokumentasi untuk validasi konkuren
sama seperti validasi prospektif
3. Validasi retrospektif
Validasi retrospektif merupakan v alidasi dari suatu proses untuk suatu
produk yang telah dipasarkan berdasarkan akumulasi data produksi,
pengujian dan pengendalian bets.

Persyaratan validasi retrospektif antara lain :


a. Bukan metoda pilihan untuk validasi proses, dan dipakai hanya
untuk proses yang well‐established (mapan).
b. Review data sejarah catatan bets secara komprihensif
c. Jumlah data yang cukup untuk mendapatkan kesimpulanyang
signifikan secara statistik
10

d. Biasanya memerlukan data dari 10 (sepuluh) sampai 30 (tiga


puluh) bets berurutan untuk menilai konsistensi proses.
e. Bets yang dipilih seluruh bets yang dibuat selama
periodepengamatan, termasuk yang tidak memenuhi spesifikasi
f. Tidak bisa bila ada perubahan ( mis. peralatan, bahan awal,
formula, proses, metode)

Tujuan pelaksanaan validasi proses antara lain :


 Memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur produksi
yang berlaku dan digunakan dalam proses produksi (Batch
Processing Record), senantiasa mencapai hasil yang diinginkan
secara terus menerus.
 Mengurangi problem yang terjadi selama proses produksi.
 Memperkecil kemungkinan terjadinya proses ulang (reworking
process)
11

2.4 Validasi Metode Amalisis

Validasi Metode Analisis adalah tindakan dalam menilai parameter-


parameter berdasarkan percobaan laboratorium yang digunakan untuk
membuktikan bahwa parameter yang digunakan memenuhi persyaratan dalam
penggunaannya (Harmita, 2004). Menurut Food Drug Administration (2001) tipe
dan tingkatan validasi antara lain :
1. Validasi Lengkap (Full Validation) Validasi lengkap digunakan untuk proses
pengembangan dan implementasi metode analisis yang baru pertama
digunakan, biasanya pada obat-obat yang baru pertama ditemukan.
2. Validasi Parsial (Partial Validation) merupakan modifikasi dari metode
bioanalisis yang telah tervalidasi . akurasi dan presisi pada proses intra assay
sampai mendekati validasi penuh harus dilakukan dalm validasi ini.
3. Validasi Satuan (Cross Validation) adalah perbandingan parameter yang
digunakan pada dua atau lebih metode bioanalis untuk memperoleh data pada
studi sama ataupun berbeda.
Menurut ICH (International Conference of Harmonization) parameter
analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis antara lain
linieritas, spesifitas/selektivitas, batas deteksi, akurasi dan presisi.
a. Linieritas
Linieritas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk
memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit yang terdapat
pada sampel pada kisaran konsentrasi tertentu. Sedangkan rendang metode
pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat
ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan linieritas yang dapat diterima
(Ermer dan Miller, 2005). Linieritas suatu metode analisis ditentukan dengan
membuat satu seri konsentrasi analit dari sampel bebas. Rentang linieritas yang
diuji tergantung pada tujuan metode analisis. Kisaran rentang yang disarankan
menggunakan 5-10 macam konsentrasi dengan kisaran setara dengan 80-120%,
25-200% atau 50-150% dari konsentrasi uji yang diinginkan. Pengukuran nilai
linieritas dengan menggunakan koefisien korelasi (r) saja tidak direkomendasikan
12

lagi. Oleh karena itu untuk menunjukkan linieritas, dibutuhkan parameter lain
seperti nilai Vx0.
a. Spesifitas/Selektivitas
Selektivitas atau spesifitas merupakan kemampuan suatu metode yang
hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain dalam matriks sampel. Selektivitas dapat dinyatakan sebagai
derajat penyimpangan metode terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan seperti produk degradasi, cemaran, senyawa asing, dan senyawa
jenis lainnya yang kemudian dibandingkan dengan hasil analisis sampel yang
tidak mengandung bahan yang ditambahkan tersebut. Pada metode
kromatografi selektivitas ditunjukkan melalui nilai resolusi (Harmita, 2004).
Nilai resolusi antara analit dengan senyawa lain harusnya > 1,5. Jika
resolusinya < 1,5 maka perlu dilakukan optimalisasi lgi dari kondisi analisis
atau kondisi kromatografi yang dilakukan (Swartz dan Krull, 1997).
b. Batas Deteksi dan Batas Kuantitas
Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang
masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD
adalah batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit diatas atau
dibawah nilai tertentu. Batas kuantifikasi adalah konsentrasi analit terendah
dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat
diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Untuk melakukan
pengujian batas deteksi dapat dilakukan dengan membuat 8 titik konsentrasi
dengan konsentrasi dibawah konsentrasi linieritas (Rohman, 2009).
Terdapat beberapa metode dalam menentukan LOD dan LOQ untuk
metode HPLC. Metode yang sering digunakan adalah menentukan kadar
sampel yang menghasilkan rasio signal-to-noise 2:1 atau 3:1 untuk LOD dan
10:1 untuk LOQ. Cara yang lain adalah menentukan LOD dan LOQ dengan
standar deviasi dari respon dengan rumus LOD = 3.3(SD/S) dan LOQ =
10(SD/S) dimana SD adalah standar deviasi dari bank, standar deviasi
residual dari kurva kalibrasi, dan standar deviasi dari y-intersep dari kurva
kalibrasi dan S adalah slope dari kurva kalibrasi (Ahuja dan Dong, 2005).
13

c. Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menujukan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan
hasil analis sangat tergantung dengan sebaran galat sistematik didalam
keseluruhan tahapan analisis (Gandjar dan Rohman, 2014).
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan akurasi
suatu metode analisis yaitu:
1. Membandingkan hasil analisis denga CRM (certified refrence
material) dari organisasi internasional.
2. Uji perolehan kembali atau perolehan kembali dengan
memasukkan analit ke dalam matriks blanko (spoked placebo).
3. Penambahan baku pada matriks sampel yang mengandung analit
(standard addition method) (Gandjar dan Rohman, 2014).
d. Presisi
Presisi dari suatu metode analisis merupakan hasil yang diperoleh dari
analisis berulang kali pada suatu sampel yang homogen. Presisi umumnya
dinyatakan dalam coefficient of variation (CV) atau koefisien variasi (KV)
(Mulja dan Suharman, 2003).
Penentuan presisi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu
keterulangan (repeatability), presisi antara (intermediate precision), dan
ketertiruan (reproducibility). Keterulangan merupakan ketepatan yang
ditentukan pada laboratorium yang sama oleh satu analis serta menggunakan
peralatan dan dilakukan pada hari yang sama. Presisi antara merupakan
ketepatan pada kondisi percobaan pada laboratorium yang sama oleh analis,
peralatan, reagen, dan kolom yang berbeda. Ketertiruan mempresentasikan
presisi hasil yang dapat dilakukan pada tempat percobaan yang lain dengan
tujuan untuk memverifikasi bahwa metode akan menghasilkan hasil yang
sama pada fasilitas tempat yang berbeda (Yuwono dan Indrayanto, 2005)
14

2.5 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Salah satu kromatografi cair yang banyak digunakan didalam analisis


bidang farmasi yaitu kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau lebih dikenal
dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi merupakan teknik analisis kromatografi cair yang digunakan baik
dalam analisis kualitatif yaitu dalam bentuk pemisahan senyawa maupun dalam
analisis kuantatif yaitu penentuan jumlah senyawa didalam suatu larutan. Prinsip
KCKT yaitu sampel berupa larutan diinjeksikan kedalam kolom yang berisi fase
diam dan fase gerak, kemudian diberikan tekanan tinggi sehingga fase gerak dapat
mengelusi sampel keluar dari kolom dan terdeteksi oleh detector yang kemudian
dihasil kromatogram (Charde dkk, 2014).
Kelebihan dari teknik kromatografi cair kinerja tinggi diantara mempunyai
resolusi yang tinggi, kolom yang terbuat dari bahan gelas atau stainless stil dan
berdiameter kecil yang bisa memberikan hasil pemisahan yang sempurna, proses
analisis berlangsung cepat, tekanan yang diberikan oleh fase gerak relatif tinggi,
laju alir dapat diatur sesuai kebutuhan (Gupta dkk, 2012).
15

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Produk Jadi


PT. Indo Spesifikasi No.001 tanggal
Farma Suspensi Oral Ibuprofen 60 mL berlaku
kode produk 28 September 2019
DTL1910010033A3
Departemen Seksi
Pengawasan mutu
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
Andrean Roni Rochman Dwi Dinda Rizki NO.
26 September Setiawan 28 september
2019 28 September 2019 2019
Bentuk sediaan Suspensi Ibuprofen

Pemerian Larutan kental berwarna oranye, rasa seperti jeruk, keruh


dan tidak dapat meneruskan cahaya

Bahan aktif Produksi per batch 10.000 botol


obat Tiap botol dengan volume 60 mL
Tiap 5 mL mengandung Ibuprofen 100 mg

Karakteristik Karakteristik Kriteria Hasil


Fisis / kimiawi
Viskositas 15-25 poise 20 poise

Ph 4-5 4,5

Kerapatan partikel >1,00 g/ml 1,03 g/ml

Redispersi Terdispersi Terdispersi


sempurna sempurna
setelah setelah
dikocok 30 dikocok 30
detik detik

Karakteristik Total Mikroba aerobik tidak lebih dari 100 unitkoloni per
mikrobiologi ml. Memenuhi syarat uji bebas Escherichia coli

Spesifikasi Lihat spesifikasi DTL1910010033A3


kemasan dan
penandaan
16

Penyimpanan Disimpan ditempat sejuk dan kering serta terlindungi.

Masa simpan 36 bulan

3.2 Kualifikasi Alat Produksi (Mixer)


3.2.1 Kualifikasi Mesin Filling Liquid
Mesin Filling Liquid adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengemas
produk berupa cairan yang akan dimasukkan ke dalam wadah secara otomats.

Spesifikasi alat :

a. Nama alat :12 Nozel Automatic Cleaning Agent Liquid Filling


Machine
b. Jenis alat : pengisi cairan
c. Rentang pengisisan : 30 ml – 5000 ml
d. Kecepatan : 1500-3500 botol per jam
e. Presisi : < 1%
f. Daya : 220V
g. Energi : 1.5 kw
h. Dimensi : 2000mm × 1100mm × 2500mm
17

i. Berat mesin : 480Kg

Cara penggunaan mesin :

1. Persiapkan mesin pengisi botol , produk cairan, botol dan penutup botol
2. Atur mesin berdasarkan ukuran botol, volume, kecepatan pengisian
3. Masukkan produk cairan ke dalam wadah penampung
4. Hidupkan mesin pengisi botol dengan menekan tombol on
5. Letakkan botol ke konveyer
6. Jalankan mesin dengan menekan tombol run
7. Botol akan menempati posisi yang sesuai dengan nozzele atau corong pipa
berada
8. Setelah terisi secara otomatis, botol akan terbawa kembali oleh konveyer
ke arah penutup botol.
18

LAPORAN KUALIFIKASI DESAIN

PT. Sebelas Group


Bag produksi

No. Dokumen : 1 Halaman: 1/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

Maksud/tujuan :
Membuktikan secara tertulis bahwa mesin dapat dioperasikan dan mampu
menjaga kualitas produk secara konsisten.

Peralatan yang diperlukan :


Nozel Automatic Cleaning Agent Liquid Filling Machine adalah mesin yang
digunakan untuk pengisian liquid ke dalam botol.

Spesifikasi peralatan :
Nama alat :Nozel Automatic Cleaning Agent Liquid Filling Machine
Jenis alat : pengisi cairan
Rentang pengisisan : 30 ml – 5000 ml
Kecepatan : 1500-3500 botol per jam
Presisi : < 1%
Daya : 220V
Energi : 1.5 kw
Dimensi : 2000mm × 1100mm × 2500mm
Berat mesin : 480Kg

Parameter kritis :
1. Waktu
2. Kapsitas
3. Jumlah botol

Instrumentasi dan pengendalian :


Tidak perlu instrumentasi lain selain supply arus listrik yang telah
dispesifikasikan. Mesin dapat dioperasikan dalam stabilitas jangka panjang yaitu
24 jam dengan waktu operasi maksimal 5 jam.
19

Gambar:

Persyaratan fungsional:
 Proses : Nozel Automatic Cleaning Agent Liquid Filling Machine bekerja
mengisi produk liquid ke dalam botol dengan cepat dan akurat.
 Pengendalian : mesin dioperasikan dengan daya 220 volt
 Persyaratan khusus : proses terus dijaga selama proses pengisian
berlangsung. Apabila terdapat error, alarm akan berbunyi secara otomatis.
20

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI

PT. Sebelas Group


BagPemastian Mutu

No. Dokumen : 1 Halaman: 1/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

Disusun oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Andre Cupang Bagian Produksi 10 September
2019
Ulfi Mawadatur Bagian Pemastian 10 September
Mutu 2019

Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Cani Canay Bagian Teknik 12 September
2019
Dian ayu Bagian Pemastian 13 September
Mutu 2019
Dinda Din Bagian Produksi 14 September
2019
Rochman Dwi Bagian Teknik 14 September
2019

Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Subagyo Bagian Pemastian 15 September
Mutu 2019
21

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI

PT. Sebelas Group


BagPemastian Mutu

No. Dokumen : 1 Halaman: 2/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

Persyaratan Pemakai (“User Requirements”/UR): Tersedia / Tidak Tersedia


Maksud/ Tujuan:
Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang
diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen desain
pembelian, manual alat ybs. dan pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan.
Ruang Lingkup
Kualifikasi instalasi dilakukan pada waktu instalasi, modifikasi dan pemindahan
lokasi alat ybs..
Tanggung Jawab:
Personil yang bertanggung jawab pada instalasi peralatan melakukan kualifikasi
dan melakukan pencatatan.
Petugas Teknik bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi data dan laporan
kualifikasi.
Kepala Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui
Protokol dan Laporan Kualifikasi Instalasi.
Sistem / Alat: Kode No.
a. Uraian tentang sistem / alat yang sedang dipasang : uraian umum tentang
fungsi dan komponen utama alat.
Sebuah alat / mesin yang digunakan untuk mengemas produk berupa
cairan yang akan di masukkan ke dalam wadah. Mesin ini memiliki
beberapa noze tergantung kapasitas yang diinginkan.
 Noze adalah corong penghubung tampungan produk liquid
dengan botol
 Tombol on/off digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan mesin
 Tombol start/stop digunakan untuk memulai dan
menghentikan proses filling
22

 Tombol set digunakan untuk mengatur ketinggian noze dan


kapasitas pengisian liquid.
b. Daftar komponen utama
1 Noze kode 01
2 tombol on/off kode 02
3 tombol start/stop kode 03
4 tombol set/ent kode 04
5 mesin penutup botol kode 05

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI

PT. Sebelas Group


BagPemastian Mutu

No. Dokumen : 1 Halaman: 3/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

Prosedur:
1. Siapkan Daftar Periksa untuk semua komponen termasuk suku cadang sesuai
dengan spesifikasi pesanan dan pembuat alat.
2. Catat semua informasi dari tiap alat, komponen, alat dengan spesifikasi
pabrik pembuat alat.
3. Catat semua penyimpangan sistem dan peralatan.
4. Siapkan laporan tentang penyimpangan tersebut termasuk penyesuaian yang
dilakukan serta dampak yang timbul pada fungsi alat tersebut.
5. Siapkan laporan kualifikasi instalasi termasuk :
- tanggal mulai studi
- kelengkapan informasi
- lokasi data awal
- tanggal penyelesaian
- ringkasan dari laporan penyimpangan
- informasi lain yang berhubungan dengan studi - pengamatan yang dilakukan
- hasil pemeriksaan
23

- kesimpulan keabsahan instalasi


- masalah yang timbul
- data contoh (jika ada)
24

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI

PT. Sebelas Group


BagPemastian Mutu

No. Dokumen : 1 Halaman: 4/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1
Daftar Periksa
No. parameter Manual book/ Sesuai Tidak
pengamatan sesua
1 Identitas Nozel Automatic +
Cleaning Agent
Liquid Filling
merek STRPACK +
Type ISO CE +
Nomor fasilitas STR +
Tahun pembuatan 2015 +
pabrik Zhongly packaging +
machinery Co., Ltd
Alamat pabrik Cina +

2 Deskripsi
2.1 bagian bagian
mesin
- Wadah penampung
liquid +
- konveyer +
- corong pipa(noze) +
-alarm
2.2 panrl pada mesin
- tombol on +
-tombol off +
- tombol start +
- tombol stop
- tombol set
Data diambil oleh : Tanggal 15/9/2019
dinda R
Dicek oleh : Iwan S Tanggal 15/9/2019
25

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI


Sebelas Group
BagPemastian Mutu

No. Dokumen : 1 Halaman: 5/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

No Deskripsi Kondisi Keterangan


aktual (sesuai/tidak)
1 Nomor seri model Tersedia Sesuai
2 Spesifikasi Tersedia Sesuai
3 Manual Tersedia Sesuai
4 Gambar alat Tersedia Sesuai
5 Jaringan listrik Tersedia Sesuai
6 Daya Tersedia Sesuai
7 Protap pengoperasian Tersedia Sesuai
dan perawatan
8 Alat penguji Tersedia Sesuai
9 Daftar dan nama suku Tersedia Sesuai
cadang pemasok
26

LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI

PT. Sebelas Group


BagPemastian Mutu

No. Dokumen : 1 Halaman: 5/5


Nama Peralatan : Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

Laporan penyimpangan
Penyimpangan

Tidak Ada Penyimpangan

Penyesuaian yang dilakukan

Dampak terhadap operasi alat

Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
27

LAPORAN KUALIFIKASI OPERASIONAL

PT. Sebelas Group


BagPemastian Mutu

No. Dokumen: 2 Halaman: 1/5


Nama Peralatan: Mesin Filling Liquid No. Peralatan : 1

Disusun oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Setiawan Dwi Bagian Produksi 17 September


2019

Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Dinda Din Bagian Teknik 18 September


2019
Ulfi Mawadda Bagian Pemastian 19 September
Mutu 2019
Dian Ayu Bagian Produksi 20 September
2019
Andre Cupang Bagian Teknik 20 September
2019

Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Mahmudah Bagian Pemastian 21 September


Mutu 2019
28

PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL


Nama alat: Mesin Filling Liquid
Halaman: 2/5
Protokol Validasi Operasional
Mesin Filling Liquid
Protokol disusun oleh Setiawan Dwi Tanggal 17 September 2019
Disetujui oleh Departemen ybs. Dian Ayu Tanggal 20 September 2019
Disetujui oleh Dep. Pemastian Mutu Ulfi MawaddaTanggal 19 September 2019
Tujuan

Untuk menetapkan bahwa sistem / peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasi


dan untuk mencatat semua data informasi yang dapat menunjang bahwa alat
tersebut berfungsi sesuai dengan yang diharapkan
Cakupan

Kualifikasi operasional dilaksanakan setelah kualifikasi instalasi


Tanggung jawab

- Personil yang menggunakan alat / system melaksanakan kualifikasi operasional


dan mencatat hasilnya.
- Laporan Kualifikasi Operasional diperiksa oleh Supervisor dari Departemen
yang menggunakan alat yang bersangkutan. Supervisor mengawasi pelaksanaan
studi, melakukan verifikasi kelengkapan catatan, membuat Laporan
Penyimpangan dan Laporan KO.
- Laporan dan Protokol Kualifikasi Operasional diperiksa dan disahkan oleh
Kepala Departemen bersangkutan. Kepala Departemen Pemastian Mutu
melakukan penilaian ulang dan menyetujui Protokol serta Laporan KO.
29

Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 3/5


Nama Alat Mesin Filling Liquid
Daftar6: Specific Challenge peralatan atau system

Prosedur :
- Periksa dan catat data kalibrasi peralatan dan instrumen untuk kalibrasi
- Periksa dan catat kondisi operasional titik kontrol alarm
- Periksa dan catat hasil pemeriksaan
- Buat daftar persyaratan kalibarsi untuk sistem yang akan diuji dan catat
hasilnya
- Periksa dan catat hasil uji spesific challenge terhadap alat pada kondisi
normal dan terburuk
- Catat penyimpangan terhadap proseur pelaksanaan
- Siapkan laporan penyimpangan , pentesuaian sistem dan dampak yang
ditimbulkan pada operasi alat
- Siapkan laporan mencakup tanggal memulai, tanggal
penyelesaianpengamata, masalah yang timbul, dll

2. Hasil analisis

a. Data kalibrasi:

b. Pemeriksaan alarm control :

c. Pemriksaan pada situasi normal:

d. Pemeriksaan pada situasi khusus:


(a.l. Dijalankan setelah dimatikan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu
yang ditetapkan)

Dilaksanakan oleh: Setiawan Dwi, Apt Tanggal: 17 September 2019


Penyimpangan:
Diperiksa oleh : Ulfi Mawadda, Apt. Tanggal: 19 September 2019
30

Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 4/5


Judul Nama Alat Mesin Filling Liquid
Catatan Laporan Penyimpangan:

Penyimpangan:

Tidak ada penyimpangan

Penyesuaian yang dilakukan:

Dampak terhadap operasi alat:

-
31

Disusun oleh: Setiawan Dwi, Apt. Tanggal: 17 September 2019

Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 5/5


Nama Alat Mesin Filling Liquid
Laporan Kualifikasi Operasional:

Hasil:

Pada situasi khusus membutuhkan waktu untuk mencapai suhu yang ditetapkan,

Kesimpulan:

Mesin masih dalam keadaan normal

Disusun oleh : Setiawan Dwi, Apt. Tanggal : 17 September 2019


Disetujui oleh Dep. Pemastian Mutu : Ulfi Mawadda, Apt.
Tanggal: 19 September 2019
32
33

LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN FILLING LIQUID

PT. Sebelas Group

Bag pemastian mutu

No.Dokumen : 3 Halaman: 1/3

Nama Peralatan : Mesin Liquid filling No. Peralatan: 1

Disusun oleh

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Chotimah Dian Bagian teknik 24 September


2019

Mawaddatur Bagian produksi 25 September


2019

Rizqiyah Dinda Bagian pemastian 25 September


mutu 2019

Diperiksa oleh :

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Jungkook Bagian teknik 26 September 2019

Jisoo Bagian produksi 26 September 2019

Shun Oguri Bagian pemastian 26 September 2019


mutu

Disetujui oleh :
34

Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan

Wagiman Bagian pemastian 27 September


mutu 2019
35

LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN FILLING LIQUID

PT. Sebelas Group

Bag pemastian mutu

No.Dokumen : 3 Halaman: 2/3

Nama Peralatan : Mesin Liquid filling No. Peralatan : 1

Daftar Periksa Kelengkapan Tahap Kualifikasi sebelum KK

Tahap Kelengkapan Dokumen/ tanggal catatan

Persyaratan pemakai (URS) Lengkap / 27 September 2019

Kajian Risiko aspek CPOB Lengkap / 27 September 2019

Kualifikasi instalasi (KI) Lengkap / 27 September 2019

Kualifikasi operasional (KO) Lengkap / 27 September 2019

Protap pengoperasian Lengkap / 27 September 2019

Protap pemeliharaan Lengkap / 27 September 2019

Daftar dan hasil kalibrasi Lengkap / 27 September 2019

Protokol KK Lengkap / 27 September 2019

Tujuan : Laporan berisi kualifikasi kinerja mesin 12 Nozel Automatic Cleaning


Agent Liquid Filling Machine.

Uraian sistem/ peralatan : mesin ini digunakan untuk pengisian produk cairan ke
dalam wadah atau botol.

Kapasitas : 30 mL sampai 5000 mL.

Nama Protap/tanggal : RTY658 27 September 2019


36

LAPORAN KUALIFIKASI KINERJAMESIN FILLING LIQUID

PT. Sebelas Group

Bag pemastian mutu

No.Dokumen : 3 Halaman: 3/3

Nama Peralatan : Mesin Liquid filling No. Peralatan : 1

Persyaratan khusus : pastikan botol berjalan pada jalur yang sesua.

Metode pengendalian dan sistem alarm : apabila terjadi kesalahan dalam


pengisian botol, maka alarm khusus akan berbunyi.

Sarana penunjang :Sistem udara tekan memenuhi persyaratan cemaran mikroba,


kadar air dan bebas oli.
37

3.3 Validasi Proses


3.3.1 Formulasi
No. Nama Standar Kode Komposisi tiap formulasi
Bahan Baku produk
1 botol Kualtitas/L Kuantitas/batch
mg (g) (g)

1. Ibuprofen, FI V KD 1 1200 20 12000


densitas
rendah
2. Sukrosa FIV KD 2 15000 250 150000

3. Na-Benzoat FI V KD 3 120 2 1200

4. Gom Arab FI V KD 4 1500 25 15000

5. Sorbitol FI V KD 5 1200 20 12000


70%
6. Propilen FI V KD 6 1500 25 15000
glikol
7. CMC Na FI V KD 7 150 2,5 1500

8. Sunset FI V KD 8 60 1 600
yellow
10. Oleum Citri FI V KD 10 160 2,67 1602

11. Purified FI V KD 11 Qs ad 10.000 botol


Water 60 mL (600L)
38

3.3.2 Cara Produksi

Lakukan penimbangan bahan-bahan dengan timbangan dan jumlah yang sesuai

Campur sukrosa dengan sebagian purified water, aduk hingga homogen, waktu
pengadukan sekitar 20 menit
(Campuran 1)

Campurkan CMC Na dan gom arab pada purified water aduk hingga terbentuk
mucilago (Campuran 2)

Campurkan Na Benzoat pada sebagian Sorbitol, campurkan propilenglikol dan


sorbitol dan campuran sorbitol-Na Benzoat, aduk kemudian tambahkan bahan
aktif ibuprofen sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen
(campuran 3)

Campurkan campuran 2 kedalam campuran 1 aduk hingga homogeny kemudian


campurkan campuran 3 sembari diaduk, aduk hingga homogen

Setelah campuran tercampur homogen tambahkan pewarna, perisa dan odoris


untuk meningkatkan aseptabilitas, aduk hingga homogen
39

3.3.3 Parameter Kritis Produksi

BAHAN AWAL LANGKAH PARAMETER PARAMETER


PRODUKSI KRITIS PENGUJIAN

- Ibuprofen Penimbangan I a. Kebersihan a. Pengamatan


- Sukrosa
b. Kualitas bahan secara visual
- Na benzoat
- Sorbitol 70% baku b. Catatan kalibrasi
- Propile glikol
c. Kebenaran alat timbang
- Gom Arab
- CMC Na bahan c. Akurasi
- Sunset Yellow
d. Kebenaran penimbangan
- Oleum Citri
kuantitas bahan d. Label dan CoA
masing-masing
bahan

- Sukrosa Pembuatan II a. Waktu a. Organoleptis


- Purified water sirup simplex b. Homogenitas
pengadukan
b. Kecepatan
pengadukan
c. Suhu
pemanasan
d. Waktu
pemanasan
- Gom arab Pembuatan III a. Waktu a. Organoleptis
- CMC Na suspending b. Homogenitas
pengadukan
- Purified water agent
b. Kecepatan
pengadukan

- Ibuprofen Pencampuran IV a. Waktu a. Organoleptis


- Propilenglikol Bahan Aktif b. Homogenitas
pengadukan
- Sorbitol 70 % kadar bahan
b. Kecepatan aktif
pengadukan
40

- Campuran dari Pencampuran V a. Waktu a. Organoleptis


langkah II
pengadukan
- Campuran dari b. Homogenitas
langkah III b. Kecepatan
- Campuran dari kadar bahan aktif
pengadukan
langkah IV

- Campuran dari Pencampuran VI a. Organoleptis


langkah V
- Oleum Citri a. Waktu b. Homogenitas
- Sunset yellow pengadukan
- Na Benzoat kadar bahan aktif
b. Kecepatan
pengadukan c. Viskositas

d. Uji sedimentasi

e. Uji Redispersi

3.3.4 Cara Pengambilan Sampel

a. Langkah I : Penimbangan

Sampel diambil dari atas, tengah, dan dasar dari masing- masing tempat
penyimpanan bahan baku. Banyaknya sampel masing-masing 10 gram.

b. Langkah II : Pembuatan Sirup Simplex


Sampel diambil dari 10 tempat di dalam pengaduk sebagaimana gambar
di bawah dengan jumlah dari masing-masing tempat maksimum 10 mL.
41

Lokasi pengambilan sampel:


Tampak dari atas Tampak dari samping

S1, S2, S3 = Posisi atas pengaduk

S4, S5, S6 = Posisi tengah pengaduk

S7, S8, S9 = Posisi dasar / bawah pengaduk

S10 = Posisi bawah tengah pengaduk

D = Diameter

T = Tinggi

c. Langkah III : Pembuatan Suspending Agent

Langkah pengambilan sampel sama dengan Langkah II

d. Langkah IV: Pencampuran Bahan Aktif

Langkah pengambilan sampel sama dengan Langkah II

e. Langkah V : Pencampuran Campuran Bahan Aktif dengan Sirup


Simplex dan Suspending Agent

Langkah pengambilan sampel sama dengan Langkah II

f. Langkah VI : Pencampuran Campuran Langkah V dengan


pengawet, Corigen Coloris, Corigen Saporis, dan Pelarut

Langkah pengambilan sampel sama dengan Langkah II


42

3.3.5 Cara Pengujian

LANGKAH PARAMETER CARA PENGUJIAN


PRODUKSI PENGUJIAN

Penimbangan I Pengamatan secara Memeriksa secara visual permukaan


visual alat-alat penimbangan yang
bersentuhan langsung dengan bahan

Catatan kalibrasi Memeriksa dokumen terkait kalibrasi


alat timbang alat timbang

Akurasi Menghitung simpangan dari masing-


penimbangan masing penimbangan bahan dengan
cara membandingkan hasil
penimbangan dengan bobot teoritis
yang diinginkan

Pemeriksaan label - Memeriksa label bahan dan


dan CoA masing- memastikan bahwa bahan yang diambil
masing bahan adalah benar
- Memeriksa CoA dari masing-masing
bahan dan mengcross check bahwa
pemerian yang tertera pada CoA sama
dengan pemerian bahan secara kasat
mata
Pembuatan sirup II Organoleptis Mengamati warna secara visual ada
simplex atau tidaknya warna yang tidak merata

Homogenitas Mengamati secara visual ada tidaknya


sukrosa yang tidak terlarut

Pembuatan III Organoleptis Mengamati warna secara visual ada


43

suspending agent atau tidaknya warna yang tidak merata

Homogenitas Mengamati tampilan dan konsistensi


mucilago yang terbentuk

Pencampuran I Organoleptis Mengamati warna secara visual ada


Bahan Aktif V atau tidaknya warna yang tidak merata

Homogenitas - Melakukan penetapan kadar sesuai


kadar bahan aktif dengan metode analisis yang telah
divalidasi
- Menghitung nilai persen koefisien
variasi dari 10 titik sampling
Pencampuran V Organoleptis Mengamati warna secara visual ada
atau tidaknya warna yang tidak merata

Homogenitas - Melakukan penetapan kadar sesuai


kadar bahan aktif dengan metode analisis yang telah
divalidasi
- Menghitung nilai persen koefisien
variasi dari 10 titik sampling
Pencampuran V Organoleptis Mengamati warna secara visual ada
I atau tidaknya warna yang tidak merata,
bau, rasa

Homogenitas - Melakukan penetapan kadar sesuai


kadar bahan aktif dengan metode analisis yang telah
divalidasi
- Menghitung nilai persen koefisien
variasi dari 10 titik sampling
Viskositas - Masukkan sediaan suspensi sebanyak
50 mL ke dalam beaker glass
- Ambil spindle no. 2 dari dalam wadah
44

dan hubungkan dengan viskometer


- Tempatkan beaker glass yang telah diisi
dengan suspensi
- Turunkan viskometer hingga spindle
terendam dalam sampel pada batas
yang tertera pada spindel
Uji Sedimentasi - Suspensi sebanyak 10 mL dimasukkan
ke dalam gelas ukur bervolume 10 mL
- Suspensi dibiarkan selama 7 hari,
disimpan dalam suhu kamar serta
terlindung dari cahaya
- Suspensi diukur dari hari pertama (
menit ke 15, 30, 45, dan 60) hingga hari
ke-7 meliputi :
 Tinggi suspensi
 Tinggi sedimentasi
 Volume suspensi
 Volume akhir sedimentasi
Uji Redispersi - Tabung reaksi yang berisi suspensi
diputar 180 derajat
- Evaluasi berupa jumlah putaran yang
diperlukan untuk mendispersikan
kembali endapan agar kembali
tersuspensi
45

3.4 Validasi Metode Analisis


3.4.1 Penentuan Kadar Ibu Profen dalam Suspensi dengan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT)
Pada penelitian Alfi (2016), dilakukan validasi metode penetapan kadar
ibuprofen menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dalam
sediaan suspensi. Kondisi analisis yang digunakan yaitu :

Panjang gelombang 210 nm

Fase diam C18

Fase gerak Metanol : air (70 : 30, v/v)

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :


Parameter Hasil Persyaratan Pustaka

Presisi (%) %CV 0,36-0,73% %CV < 2% Harmita,


2004

Akurasi (%) 103.16-105.32% %recovery 98- Harmita,


102% 2004

Selektivitas/Spesifitas Baik Rs > 1,5 Swartz dan


Krull, 1997

Linieritas (r) 0,9997 (r) 0,9999 Yuwono dan


Vx0 < 5% Indrayanto,
2005

Kadar rata-rata (%) 95,82% 97-103% FI IV, 1995

Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai dari parameter yang didapatkan
memenuhi persyaratan nilai parameter validasi metode analisis yang dilakukan.
46

Pada parameter linieritas didapatkan nilai r sebesar 0,9997. Meskipun pada


literatur disebutkan nilai r yang baik adalah 0,9999 tetapi nilai r yang didapatkan
pada penelitian masih dikatakan baik, karena nilai r mendekati 0,9999 atau lebih
besar dibanding nilai r tabel.
47

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :

 Formulasi dari suspensi ibuprofen yaitu : Ibuprofen, densitas rendah,


Sukrosa, Na-Benzoat, Gom Arab, Sorbitol 70%, Propilen glikol, CMC
Na, Sunset yellow, Oleum Citri, dan Purified Water dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan.
 Kualifikasi merupakan bagian (subset) proses validasi yang akan
memverifikasi modul dan kinerja system sebelum suatu instrumen
diletakkan secara on line (atau diletakkan pada tempatnya dalam suatu
laboratorium). Adapun kualifikasi yang dilakukan meliputi kualifikasi
desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan kualifikasi
kinerja
 Pada tahap proses pembuatan terdapat parameter kritis yang perlu
divalidasi. Parameter kritis proses produksi pada tahap penimbangan
meliputi kebersihan, kualitas bahan, kebenaran bahan, dan kebenaran
kuantitas bahan. Adapun parameter kiritis pada tahap pembuatan sirup
simplex meliputi waktu dan kecepatan pengadukan, serta waktu dan
suhu pemanasan. Parameter kritis tahap pembuatan suspending agent
sampai proses pencampuran yaitu waktu dan kecepatan pengadukan.
 Cara pengujian berfungsi untuk membuktikan bahwa parameter kritis
tiap tahap proses pembuatan senantiasa dapat dikendalikan.
 Validasi metode analisis bertujuan untuk menunjukkan bahwa metode
yang digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu
memberikan hasil yang dapat dipercaya. Parameter analisis yang harus
dipertimbangkan dalam validasi metode analisis antara lain linieritas,
spesifitas/selektivitas, batas deteksi, akurasi dan presisi.
48

Pertanyaan

1. Apa parameter kritis dari kualifikasi desain ?


- Waktu
- Kapasitas
- Jumlah botol
2. Apa perbedaan antara kualifikasi desain, instalasi, opersional dan kinerja?
e. Kualifikasi Desain (KD): verifikasi terdokumentasi bahwa desain fasilitas,
peralatan atau sistem yang diusulkan sesuai dengan tujuan yang
dimaksudkan.
 Kualifikasi desain ini dibuat sebelum mesin datang, dengan
membuat kualifikasi pengguna mengajukan spesifikasi alat yang
dibutuhkan dan sesuai tujuan kepada pabrik pembuat mesin
tersebut.
f. Kualifikasi Instalasi (KI): verifikasi terdokumentasi bahwa peralatan atau
sistem yang dipasang atau dimodifikasi sesuai dengan desain yang telah
disetujui, rekomendasi pabrik pembuat dan/ atau kebutuhan pengguna.
 Kualifikasi instalasi ini bertujuan untuk memastikan alat yang
dirancang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan
tujuan. Alat yang dirancang sesuai dengan buku manual dan
protap.
g. Kualifikasi Operasional (KO): verifikasi terdokumentasi bahwa peralatan
atau sistem yang dipasang atau dimodifikasi bekerja sesuai tujuan dalam
semua rentang operasi yang diantisipasi.
 Kualifikasi operasional ini bertujuan untuk memastikan alat dapat
dioperasikan dengan baik sesuai dengan prosedur atau buku
manual.
h. Kualifikasi Kinerja (KK): verifikasi terdokumentasi bahwa peralatan dan
sistem penunjang yang terhubung secara bersama, dapat bekerja secara
efektif dan reprodusibel berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang
disetujui.
49

 Kualifikasi kinerja ini bertujuan untuk memastikan alat dapat


berfungsi dengan baik dan menghasilkan produk yang sesuai
standar secara konsisten.
50

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, S., dan Dong, M, W, Eds. 2005. Handbook of Pharmaceutical Analysis by


HPLC, Edisi Pertama, Elsevier, Inc: United Kingdom.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta

Ansel, H. . 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi 4. Jakarta:


Universitas Indonesia

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018. Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Tentang Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta :
BPOM RI

Charde MS, AS Welankiwar, Jitendra K. 2014. Methode Development by Liquid


Chromatography with Validation. International Jurnal of Pharmaceutical
Chemistry. 4(2): 57 – 61.

Choiro, A. I. 2016. Validasi Metode Penetapan Kadar Ibuprofen Menggunakan


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dan Aplikasinya dalam Sediaan Suspensi.
Skripsi Thesis. Universitas Wahid Hasyim: Semarang

Ermer, J. H., Miller, McB. 2005. Method Validation in Pharmaceutical Analysis.


A Guide To Best Practice. Edisi Kedua Willey – Vch: Weinheim.

Food and Drug Administration. 2001. Guidance for industry bioanalytical method
validation. U.S. Department of Health and Human Service

Gandjar, G. I., dan Rohman, A., 2014, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Belajar,
Yogyakarta.

Gupta, V., Ajay DKJ., NS Gill, Kapil, G. 2012. Development and Validation of
HPLC Method: A Review, Int. Res. J. Pharm. 2(4): 17 – 25.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.


Majalah Ilmu Kefarmasian. 117(33). 117-135

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi 5.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Mulja, H.M dan Suharman. 2003. Analisis Instrumental. Universitas Airlangga:


Surabaya

Popa, L. dan M. . Ghica. 2011. Ibuprofen pediatric suspension design and


51

optimized by responce surface. Journal of Physical and Colloidal Chemistry.


4:500–506.

Rohman, A., 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat, Graha Ilmu: Yogyakarta.

Swartz and Krull. 1997. Chromatographic Analysis of Pharmaceutical Edisi


Kedua. Marcel Dekker, USA.

Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta

Wahyuni, R. dan S. Yunalti. 1994. Formulasi dan evaluasi stabilitas fisik suspensi
ibuprofen menggunakan kombinasi polimer serbuk gom arab dan natrium
karboksimetilselulosa

Yuwono, M., Indrayanto, G., 2005, Valdation of Chromatographic Method of


Analysis, Profile of Drug Substances, Excipients, and Related Methodologi,
Vol. 32, PP. 243 – 259.

Anda mungkin juga menyukai