Oleh :
KELOMPOK 11
ULFIMAWADATUR 192211101061
2019
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui spesifikasi produk jadi dari suspensi ibuprofen.
b. Untuk mengetahui kualifikasi alat produksi dari suspensi ibuprofen.
c. Untuk mengetahui validasi proses dari suspensi ibuprofen.
d. Untuk mengetahui validasi metode analisis penentuan kadar API dalam
sampel dari suspensi ibuprofen.
5
2.1 Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus
dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus
segera terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan
disebut sebagai emulgator(Popa dan Ghica, 2011).
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase
kontinu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semipadat, dan fase
terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya
tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu (Wahyuni dan
Yunalti, 1994). Suspensi memiliki beberapa klasifikasi yakni suspensi kering dan
suspensi basah. Suspensi kering dapat juga disebut sirup kering merupakan
serbuk atau granul dalam botol yang perlu ditambah air kemudian dikocok akan
membentuk suspensi. Suspensi ini diperuntukkan bahan obat yang tidak stabil
dalam air. Suspensi basah adalah suspensi yang dari awal produksi hingga akan
dikonsumsi telah ditambahkan air. Dalam dunia farmasi suspensi digunakan
dengan berbagai cara yakni per oral, injeksi intra muscular, tetes mata, dan per
rektal.
Sediaan Suspensi memiliki beberapa komponen untuk menunjang stabilitas
dan terbentuknya suspensi itu sendiri. Bahan pokok yang harus ada dalam sediaan
suspens adalah sebagai berikut:
a. Zat aktif : Zat aktif merupakan zat yang memberikan efek
farmakodinamik ketika suspensi dikonsumsi. Zat aktif dalam suspensi
harus terdistribusi homogeny dengan ukuran partikel 1-50 µm, lebih baik
ukuran partikel seragam dan permukaan obat ionic sehingga mudah
dibasahi dan terdispersi.
6
Sediaan suspensi harus mengendap secara lambat dan mudah rata apabila
dikocok.
2.2 Kualifikasi
lagi. Oleh karena itu untuk menunjukkan linieritas, dibutuhkan parameter lain
seperti nilai Vx0.
a. Spesifitas/Selektivitas
Selektivitas atau spesifitas merupakan kemampuan suatu metode yang
hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain dalam matriks sampel. Selektivitas dapat dinyatakan sebagai
derajat penyimpangan metode terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan seperti produk degradasi, cemaran, senyawa asing, dan senyawa
jenis lainnya yang kemudian dibandingkan dengan hasil analisis sampel yang
tidak mengandung bahan yang ditambahkan tersebut. Pada metode
kromatografi selektivitas ditunjukkan melalui nilai resolusi (Harmita, 2004).
Nilai resolusi antara analit dengan senyawa lain harusnya > 1,5. Jika
resolusinya < 1,5 maka perlu dilakukan optimalisasi lgi dari kondisi analisis
atau kondisi kromatografi yang dilakukan (Swartz dan Krull, 1997).
b. Batas Deteksi dan Batas Kuantitas
Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang
masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD
adalah batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit diatas atau
dibawah nilai tertentu. Batas kuantifikasi adalah konsentrasi analit terendah
dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat
diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Untuk melakukan
pengujian batas deteksi dapat dilakukan dengan membuat 8 titik konsentrasi
dengan konsentrasi dibawah konsentrasi linieritas (Rohman, 2009).
Terdapat beberapa metode dalam menentukan LOD dan LOQ untuk
metode HPLC. Metode yang sering digunakan adalah menentukan kadar
sampel yang menghasilkan rasio signal-to-noise 2:1 atau 3:1 untuk LOD dan
10:1 untuk LOQ. Cara yang lain adalah menentukan LOD dan LOQ dengan
standar deviasi dari respon dengan rumus LOD = 3.3(SD/S) dan LOQ =
10(SD/S) dimana SD adalah standar deviasi dari bank, standar deviasi
residual dari kurva kalibrasi, dan standar deviasi dari y-intersep dari kurva
kalibrasi dan S adalah slope dari kurva kalibrasi (Ahuja dan Dong, 2005).
13
c. Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menujukan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan
hasil analis sangat tergantung dengan sebaran galat sistematik didalam
keseluruhan tahapan analisis (Gandjar dan Rohman, 2014).
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan akurasi
suatu metode analisis yaitu:
1. Membandingkan hasil analisis denga CRM (certified refrence
material) dari organisasi internasional.
2. Uji perolehan kembali atau perolehan kembali dengan
memasukkan analit ke dalam matriks blanko (spoked placebo).
3. Penambahan baku pada matriks sampel yang mengandung analit
(standard addition method) (Gandjar dan Rohman, 2014).
d. Presisi
Presisi dari suatu metode analisis merupakan hasil yang diperoleh dari
analisis berulang kali pada suatu sampel yang homogen. Presisi umumnya
dinyatakan dalam coefficient of variation (CV) atau koefisien variasi (KV)
(Mulja dan Suharman, 2003).
Penentuan presisi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu
keterulangan (repeatability), presisi antara (intermediate precision), dan
ketertiruan (reproducibility). Keterulangan merupakan ketepatan yang
ditentukan pada laboratorium yang sama oleh satu analis serta menggunakan
peralatan dan dilakukan pada hari yang sama. Presisi antara merupakan
ketepatan pada kondisi percobaan pada laboratorium yang sama oleh analis,
peralatan, reagen, dan kolom yang berbeda. Ketertiruan mempresentasikan
presisi hasil yang dapat dilakukan pada tempat percobaan yang lain dengan
tujuan untuk memverifikasi bahwa metode akan menghasilkan hasil yang
sama pada fasilitas tempat yang berbeda (Yuwono dan Indrayanto, 2005)
14
BAB 3. PEMBAHASAN
Ph 4-5 4,5
Karakteristik Total Mikroba aerobik tidak lebih dari 100 unitkoloni per
mikrobiologi ml. Memenuhi syarat uji bebas Escherichia coli
Spesifikasi alat :
1. Persiapkan mesin pengisi botol , produk cairan, botol dan penutup botol
2. Atur mesin berdasarkan ukuran botol, volume, kecepatan pengisian
3. Masukkan produk cairan ke dalam wadah penampung
4. Hidupkan mesin pengisi botol dengan menekan tombol on
5. Letakkan botol ke konveyer
6. Jalankan mesin dengan menekan tombol run
7. Botol akan menempati posisi yang sesuai dengan nozzele atau corong pipa
berada
8. Setelah terisi secara otomatis, botol akan terbawa kembali oleh konveyer
ke arah penutup botol.
18
Maksud/tujuan :
Membuktikan secara tertulis bahwa mesin dapat dioperasikan dan mampu
menjaga kualitas produk secara konsisten.
Spesifikasi peralatan :
Nama alat :Nozel Automatic Cleaning Agent Liquid Filling Machine
Jenis alat : pengisi cairan
Rentang pengisisan : 30 ml – 5000 ml
Kecepatan : 1500-3500 botol per jam
Presisi : < 1%
Daya : 220V
Energi : 1.5 kw
Dimensi : 2000mm × 1100mm × 2500mm
Berat mesin : 480Kg
Parameter kritis :
1. Waktu
2. Kapsitas
3. Jumlah botol
Gambar:
Persyaratan fungsional:
Proses : Nozel Automatic Cleaning Agent Liquid Filling Machine bekerja
mengisi produk liquid ke dalam botol dengan cepat dan akurat.
Pengendalian : mesin dioperasikan dengan daya 220 volt
Persyaratan khusus : proses terus dijaga selama proses pengisian
berlangsung. Apabila terdapat error, alarm akan berbunyi secara otomatis.
20
Disusun oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Andre Cupang Bagian Produksi 10 September
2019
Ulfi Mawadatur Bagian Pemastian 10 September
Mutu 2019
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Cani Canay Bagian Teknik 12 September
2019
Dian ayu Bagian Pemastian 13 September
Mutu 2019
Dinda Din Bagian Produksi 14 September
2019
Rochman Dwi Bagian Teknik 14 September
2019
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Subagyo Bagian Pemastian 15 September
Mutu 2019
21
Prosedur:
1. Siapkan Daftar Periksa untuk semua komponen termasuk suku cadang sesuai
dengan spesifikasi pesanan dan pembuat alat.
2. Catat semua informasi dari tiap alat, komponen, alat dengan spesifikasi
pabrik pembuat alat.
3. Catat semua penyimpangan sistem dan peralatan.
4. Siapkan laporan tentang penyimpangan tersebut termasuk penyesuaian yang
dilakukan serta dampak yang timbul pada fungsi alat tersebut.
5. Siapkan laporan kualifikasi instalasi termasuk :
- tanggal mulai studi
- kelengkapan informasi
- lokasi data awal
- tanggal penyelesaian
- ringkasan dari laporan penyimpangan
- informasi lain yang berhubungan dengan studi - pengamatan yang dilakukan
- hasil pemeriksaan
23
2 Deskripsi
2.1 bagian bagian
mesin
- Wadah penampung
liquid +
- konveyer +
- corong pipa(noze) +
-alarm
2.2 panrl pada mesin
- tombol on +
-tombol off +
- tombol start +
- tombol stop
- tombol set
Data diambil oleh : Tanggal 15/9/2019
dinda R
Dicek oleh : Iwan S Tanggal 15/9/2019
25
Laporan penyimpangan
Penyimpangan
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
27
Disusun oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Prosedur :
- Periksa dan catat data kalibrasi peralatan dan instrumen untuk kalibrasi
- Periksa dan catat kondisi operasional titik kontrol alarm
- Periksa dan catat hasil pemeriksaan
- Buat daftar persyaratan kalibarsi untuk sistem yang akan diuji dan catat
hasilnya
- Periksa dan catat hasil uji spesific challenge terhadap alat pada kondisi
normal dan terburuk
- Catat penyimpangan terhadap proseur pelaksanaan
- Siapkan laporan penyimpangan , pentesuaian sistem dan dampak yang
ditimbulkan pada operasi alat
- Siapkan laporan mencakup tanggal memulai, tanggal
penyelesaianpengamata, masalah yang timbul, dll
2. Hasil analisis
a. Data kalibrasi:
Penyimpangan:
-
31
Hasil:
Pada situasi khusus membutuhkan waktu untuk mencapai suhu yang ditetapkan,
Kesimpulan:
Disusun oleh
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
34
Uraian sistem/ peralatan : mesin ini digunakan untuk pengisian produk cairan ke
dalam wadah atau botol.
8. Sunset FI V KD 8 60 1 600
yellow
10. Oleum Citri FI V KD 10 160 2,67 1602
Campur sukrosa dengan sebagian purified water, aduk hingga homogen, waktu
pengadukan sekitar 20 menit
(Campuran 1)
Campurkan CMC Na dan gom arab pada purified water aduk hingga terbentuk
mucilago (Campuran 2)
d. Uji sedimentasi
e. Uji Redispersi
a. Langkah I : Penimbangan
Sampel diambil dari atas, tengah, dan dasar dari masing- masing tempat
penyimpanan bahan baku. Banyaknya sampel masing-masing 10 gram.
D = Diameter
T = Tinggi
Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai dari parameter yang didapatkan
memenuhi persyaratan nilai parameter validasi metode analisis yang dilakukan.
46
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018. Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Tentang Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta :
BPOM RI
Food and Drug Administration. 2001. Guidance for industry bioanalytical method
validation. U.S. Department of Health and Human Service
Gandjar, G. I., dan Rohman, A., 2014, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Belajar,
Yogyakarta.
Gupta, V., Ajay DKJ., NS Gill, Kapil, G. 2012. Development and Validation of
HPLC Method: A Review, Int. Res. J. Pharm. 2(4): 17 – 25.
Rohman, A., 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat, Graha Ilmu: Yogyakarta.
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta
Wahyuni, R. dan S. Yunalti. 1994. Formulasi dan evaluasi stabilitas fisik suspensi
ibuprofen menggunakan kombinasi polimer serbuk gom arab dan natrium
karboksimetilselulosa